1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR “PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN ”

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR  “PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN ”
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekertayaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara istilah, budaya adalah hasil cipta karsa manusia yang dihasilkan melalui proses belajar dan dijadikan milik bersama.
Wujud dari kebudayaan ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan ini sendiri berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu:
1.      Apakah pengertian dari kebudayaan dan ISBD?
2.      Dalam problematika kebudayaan apa saja hambatan-hambatan kebudayaan yang terjadi?
3.      Apasaja problematika yang terkait dengan kebudayaan?
4.      Apakah yang dimaksud dengan pewarisan, perubahan, dan penyebaran kebudayaan?
5.      Bagaimana sikap Etnosantrisme dan tradisionalisme?
6.      Bagaimanakah problematika kebudayaan di Indonesia?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini untuk mengetahui makna kebudayaan, apa saja problematika kebudayaan, apasaja hambatan yang terjadi dalam kebudayaan, serta bagaimana problematika kebudayaan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian ISBD
ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar mahasiswa yamg memiliki kemampuan personal.Kemampuan personal merupakan kaitan dengan kemampuan individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masuyarakat yang tidak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri.
ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan yang lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya.
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta Indonesia.

B.    Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama’ dari kata Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa Latin berasal dari kata ColeraColera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat di pengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih konpleks.
C.    Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusian (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar persekutuan hidup manusiadari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.
Bahwa dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan sesama,masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup manusia sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu:
1.      Pewaris kebudayaan yaitu proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian dari generasi ke generasi
2.      Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya
3.      Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaa dari suatu kelompok ke kelompok yang lain atau dari masyarakat ke masyarakat yang lain.
            Berikut beberapa promblematika yang berkaiatan dengan kebudayaan:
1.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem kepercayaan. Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun di yakini sebagai peberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalakankampong halamannya atau beralih pola hidup hidup sebagai petani, padahal hidup mereka umumnya miskin.
2.      Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Contonhnya: Program keluarga KB semula di tolak masyarakat, mereka beranggapan banyak anak banyak rezeki.
3.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologo atau kejiwaan. Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini di sebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yamg baru hidup mereka lebih sengsara di bandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
4.      Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas. Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena pengetahuan serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program pembangunan.
D.    Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan mmelaluiekulturasi dan sosialisasi, enkulturasi, atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses enkulturasi di mulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas.
Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya budaya barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima sekarang ini.
E.     Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya katidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran) bukan progres (kemajuan); perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
F.     Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difuusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat (Negara-Negara Eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dsan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.
Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh dari kebudayaan barat.
Kedua, kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit di terima oleh orang timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi merupakan lapis luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain. Unsure teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya yang menjadi sebab tumbuhnya Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur tengah.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dapat negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonism, pragmatis, dan individualistic. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya, divusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun masing-masing memperlihatkan unsure-unsur budayanya. Asimilasi berarti peleburan antar kebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karna proses yang berlangsung lama dan intensiif antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.
G.    Sikap Etnosantrisme
     Sikap Etnosantrisme yang mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan menganggap rendah suku budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara. Yakni pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan.
1.      Sikap tradisionalisme
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh: Nuklir dan Bom di buat justru untuk saling menyakiti bahkan saling membunuh bukan untuk melestarikan generasi. Dan obat-obatan diciptakan dalam salah gunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan mengandung unsur antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa, pengetahuan, Teknologi, Sistem sosial, Kekerabatan, penanggalan, Tata pemukiman. Berkembangnya kebudanyaan dikarenakan adanya kesadarn manusia, kondisi masyarakat dan hubungan dan kebudaan lain.
Aktivitas Kebudayaan
     Terminologi yang menunjukanaktifitas kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain. Kebudayaan itu memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain kebudaaan itu hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan terjadi karena manusia yang dulu hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan – baik secara sadar atau tidak – kebudayaan itu, biasanya, karena ketertarikan kepada kebudayaan lain.Manusia adalah “jiwa” kebudayaan.Ketika manusia meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut kematian bagi sebuah kebudayaan.
Keunggulan kebudayaan Indonesia
1) Kekayaan akan keragaman kebudayaan daerah Indonesia
2) Sumber daya alam yang melimpah dan berkualitas
3) Wilayah yang strategis
H.    Problematika Kebudayaan Indonesia
Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena yang lazim dihidupi yaitu, ke-rendah-diri-an masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri. Ke-rendah-diri-an ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia, Barat yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak inferior.Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesia, dan pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat. Namun, dari beberapa sebab tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah pencitraan. Dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan tersebut.
Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren, funky, dan gaul adalah ungkapan yang menujukkan kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut seringkali dilekatkan kepada kebudayaan Barat, sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya jauh dari ungkapan–ungkapan tersebut. Hal ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat memang memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian kebudayaan Barat lebih superior dan kemudian fenomena masyarakat Indonesia meninggalkan kebudayaan yang sudah lama dihidupi, tentu menjadi suatu masalah. Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena dicitrakan tidak ilmiah, keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki keunggulan–mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan juga masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri-yang terlihat lewat gairah dan ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka.
Secara singkat, dapat dikatakan permasalahan ini muncul karena pencitraan dan harus juga diselesaikan dengan pencitraan. Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan kebudayaan Barat, hanya saja kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an. Tentu, usaha untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara Indonesia.Pengenalan ini merupakan salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Minimnya pengenalan ini, merupakan salah satu faktor yang membuat rendahnya rasa kepemilikan dan keinginan untuk mengembangkan kebudayaan. Mengembangkan kebudayaan, adalah hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Problematika Kebudayaan“ maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
Problematika itu adalah hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam mengebangkan pola pikir dan pola hidup dalam masyarakat. Di Negara kita, Indonesia juga sering di jumpai hal-hal yang menghambat atau hal-ahal yang berkaitan dengan problematika kebudayaan.
B.     Saran 
Marilah kita menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi milik kita tidak di a mbil alih oleh Negara lain, karna apa yang menjadi milik kita harus kita jaga dengan sepenuhnya, jangan setelah di ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.

DAFTAR PUSTAKA
Hermanto.,Winarno.(2011).Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.
Puturistik(2010).problematikakebudayaan.from http://puturistik.blogspot.com/2 010/06/promatika kebudayaan.html
Yahwaki,(2011).problematikakebudayaan.from 

No comments:

Post a Comment