MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN IPA
PENDAHULUAN
Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa menciptakan tercapainya suatu
tujuan pembelaran, sehingga anak didik kita menjadi individu yang aktif,
kreatif, efektif dan selalu mempunyai gagasan pemikiran yang kritis terhadap
suatu keadaan baik intern maupun ekstren,. Tapi pada kenyataannya sangat
minim sekali para guru yang bisa menciptakan demikian, terkadang guru merasa
mengajar akan tetapi siswa tidak merasa belajar. Itu merupakan suatu masalah
bagi guru maupun siswa.
Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang mengenal dalam masalah
macam-macam metode pengajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelaran
terhambat. Tapi bagaimanapun kehadiran metode tidak lepas dari kelebihan
dan kekurangan, demi tercapainya tujuan pembelajaran, hendaklah sang guru
mencermati masing-masing dari metode tersebut.
1.
Apa yang dimaksud penggunaan metode belajar?
2.
Apa saja syarat penggunaan meetode pembelajaran?
3.
Jelaskan Macam- Macam metode pembelajaran?
4.
Bagaimana fungsi dan manfaat penggunaan media
pembelajaran ?
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
·
Untuk memahami penggunaan metode belajar
·
Agar dapat mengetahui syarat- syarat penggunaan
metode, serta fungsi penggunaan media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
digunakan oleh sang guru atau instruktur. Pengertian lain teknik
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar. Baik secara individual atau kelompok/klasikan,
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Makin baik metode mengajar makin efektif pula pencapaian tujuan.
1. Metode mengajar yang diguanakan harus dapat membangkitkan motif, minat dan
gairah siswa
2. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribdian
siswa
3. Kegiatan mengajar yang diguanakan harus dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat dapat merangsang keiginan siswa
untuk belajar lebih lanjut, melakukan explorasi dan pembaruan.
5. Metode mengajar yang diguanakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat berbalistis
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata.
7. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai dan sikap yang berjalan dalam kehidupan sehari-hari
Metode pengajaran tentunya sangat bermacam-macam dan dan mempunyai
langkah-langkah yang berbeda, tapi dalam makalah kami ini hanya sebagian
metode saja yang kami paparkan karena terbatasnya fasilitas bahan yang ada.
Diantaranya
1. Metode Ceramah
Metode ceramah sering kali disebut metode tradisional, karena disitu
mempergunakan alat komunikasi lisan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
a.
Mudah dan mudah untuk dilakukan
b.
Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas
c.
Dapat memberikan pokok- pokok materi yang
ditonjolkan\
d.
Guru dapat mengontrol kelas
e.
Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih
sederhana
Kelemahan :
a.
Materi yang dikuasai siswa terbatas
b.
Mengakibatkan verbalisme
c.
Membosankan
d.
Sulit Mengetahui apakah siswa trelah memahami
materi
2.
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetpi
dapat pula dari siswa kepada guru.
Metode disajikan kepada siswa guna memecahkan permasalahan yang
problematis, sehingga disitu siswa dapat berperan aktif secara menyeluruh.
Didalam diskusi hendakalah guru mengelompokkan siswa yang tidak akrab dengan
temannya, agar siswa tersebut terbiasa berhungan dengan orang asing.
4. Metode Pemberian Tugas Belajar
Sering disebut
metode pekerjaan rumah yaitu dimana murid diberi tugas diluar jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya
di rumah,tetapi dapat di perpustakaan, di kebun percobaan, dan sebagainya untuk
pertangung jawabannya kepada guru.
5. Metode Eksperimen
Metode
eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan
aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi
pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang
berdasarkan pengalaman yang ia alami.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, yang sering disertai dengan lisan, dengan demonstrasi
proses penerimaan pelajaran akan berkesan secara mendalam, sehingga membemtuk
pengertian yang sempurna.
7.
Metode Tutorial/Bimbingan
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik
secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam
pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metode ini banyak
sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja
kelompok.
8.
Metode Pembelajaran Efektif
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia
merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya
akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital,
maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan.
Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa
kita persiapkan.
9.
Metode Debat
Suatu perdebatan dapat
menjadi sebuah metode berharga untuk mengembangkan pemikiran dan fefleksi,
khusunya jika para peserta didik diharapkan mengambil posisi yang bertentangan
dengan pendapatnya. Ini adalah sebuah strategi untuk suatu perdebatan secara
aktif melibatkan setiap peserta didik dalam kelas-bukan hanya orang-orang yang
terlibat.
10. Metode Role Playing
Adalah suatu
cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa”. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal ini bergantung kepada apa yang diperankan.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha –
usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya.
12. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based
Instruction (PBI) memusatkan pada
masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar
diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Skrip kooperatif adalah
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi /
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat /
menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan
materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
·
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan,
·
Setiap siswa mendapat peran,
·
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain
dengan lisan.
Kekurangan:
·
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
·
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan
seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan
menjadi urutan logis.
langkah-langkah:
1. Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,Menyajikan materi sebagai pengantar,
2. Guru
menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi,Guru
menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis,
3. Guru
menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut,
4. Dari
alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai,
Kesimpulan / rangkuman.
Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa,
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa,
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang
pasif.
Numbered Heads Together
adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat
suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
langkah-langkah:
1.
Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor,
2.
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya,
3.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya,
4.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka,
5.
Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain,
Kelebihan:
·
Setiap siswa menjadi siap semua,
·
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh,
·
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai.
Kelemahan:
·
Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi
oleh guru,
·
Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh
guru.
Paling sulit
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa
sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya
melalui investigasi.
Metode ini menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan
metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan
minat terhadap suatu topik tertentu.
para siswa memilih
topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai
subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan
di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah
metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi Topic
mahasiswa memilih
berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan
lebih dahulu oleh guru, Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi
kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang
beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan Kerjasama
Para siswa beserta guru
merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang
konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a)
di atas.
c. Suatu Rencana Kemajuan
Parasiswa melaksanakan
rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan
berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para
siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan Sintesis
Parasiswa menganalisis
dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan
merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di
depan kelas.
e. Penyajian Hasil Akhir
Semua kelompok
menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif
yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa
melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas
sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu
atau kelompok, atau keduanya.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak
dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Proses
belajar mengajar di kelas, Media berarti sebagai sarana yang berfungsi
menyalurkan pengetahuan dari Gurukepada peserta didik. Kelancaran Aplikasi Model
Pembelajaran sedikit banyak
ditentukan pula oleh Media
Pembelajaran yang digunakan.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran dalam penelitian Kuantitatif maupun Kualitatif juga menjadi ukuran penting dalam proses pembuktian hipotesa.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya
alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
1.
Fungsi Media Pembelajaran
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat
peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu
pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi
pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan
nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran).
Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan
singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik,
meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai
bahan ajar online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1.
Fungsi
atensi,
2.
Fungsi
afektif,
3.
Fungsi
kognitif,
4.
Fungsi
kompensatoris.
1.
Fungsi
Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti,
yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik
dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran
yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media
gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat
menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka
terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi
pelajaran semakin besar.
1.
Fungsi
Afektif
Media
visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
2.
Fungsi
Kognitif
Fungsi
kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
3.
Fungsi Kompensatoris
Fungsi
kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton
(1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
1.
Memotivasi
minat atau tindakan,
2.
Menyajikan
informasi,
3.
Memberi
instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media
pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang
diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar
untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau
memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap,
nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran
dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.
Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar,
ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula
berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton
bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari
siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara
mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak
atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran
dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis
dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang
efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.
2.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media pendidikan mempunyai
kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
·
Objek yang terlalu besar, bisa digantikan
dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
·
Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor
mikro, film bingkai, film, atau gambar;
·
Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat,
dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
·
Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa
lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun
secara verbal;
·
Objek yang terlalu kompleks (misalnya
mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
·
Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa
bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
BAB
III
KEISMPULAN
Pengertian Metode pengajaran ialah penmgetahuan tentang sang guru
untuk mengajar, semakin baik metode mengajar semakin efektif pula tercapainya
tujuan, syarat-syarat
penggunaan metode diantaranya metode pengajaran yang digunakan, membangkitkan
semangat, memperkembangkan kepribadian, mewujudkan hasil karya, merangsang
keinginan, mandiri didalam belajar, meniadakan sifat verbalistis, membentuk
kepribadian siswa.
Macam-macam Metode pengajaran sangatlah banyak tapi dalam makalah ini hanya
sebagian saja yang kami paparkan Diantaranya ialah kooperatif yang
merupakan metode penekanan pada kelompok. Metode kooperatif mempunyai
banyak tipe yang langkah-langkahnya berbeda seperti jigsaw yang
disitu ada kelompok asal dan ahli , kooperatif skrip dimana siswa
bergantian memainkan peran dan diskusi. Kemudian metode karya
wisata dimana siswa dengan metode ini, diajak keluar kelas untuk
memperdalam materi dengan melihat kenyataan sesuai dengan materi, Metode
Demonstrasi ialah metode pengajaran dimana siswa memperagakan materi yang
sedang dipelajari, Metode Ceramah yang biasa disebut metode
tradisional, siswa lebih banyak pasif sedangkan guru serba aktif, Metode
Aktif Debat adalah metode untuk mengembangkan pemikiran dan fefleksi,
khusunya jika para peserta didik diharapkan mengambil posisi yang bertentangan
dengan pendapatnya. Metode pemberian tugasbelajar (resitasi) sering
disebut metode pekerjaan rumah yaitu dimana murid diberi tugas diluar jam
pelajaran. Metode Produktif adalah metode yang menuntut gagasan
siswa melalui berbicara dan menulis.
Cara memilih metode yang tepat adalah menyesuaikan dengan kondisi siswa
karena metode bersifat strategis atau fleksibel yang terpenting metode tersebut
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dan sebelum kita menentukan metode yang
dipakai hedaklah diperhatikan efektivitas dari pada metode tersebut
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah
daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka
makalah.
Abdul
Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Walid, Ahmad, 2017. Strategi Pembelajaran IPA. Pustaka Pelajar
Ningrum,
Epon. 2013. Pengembangan Strategi Pembelajaran. Putra Setia : Bandung.
Joseph, M.R. 2010. Ethnoscience
and Problems of Method in the Social Scientific Study of Religion.
Oxfordjournals. 39/3 : 241-249.
National Research Council (NRC).
( 1996). National Science Education Standards. Washington: National Academy Press
Rochmad. 2011. Model Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA. Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
No comments:
Post a Comment