1

loading...

Sunday, January 6, 2019

MAKALAH KORELASI KOEFISIEN KONTINGENSI


                                                                                    MAKALAH
 Korelasi Koefisien Kontingensi
BAB I
                                                              PENDAHULUAN         
   A.    LATAR BELAKANG
         Telah sama-sama kita ketahui bahwasanya dalam setiap kita melakukan penelitian,maka kita telah mendapatkan data yang belum tersusun atau tertata dengan baik boleh dikatakan masih berbentuk data yang belum sempurna, maka dari itu dibutuhkan prosos lanjut salah satunya mengubah data data kedalam bentuk yang diinginkan dengan menggunakan teknik analisis korelasional.
         Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas. Karena merupakqan hal yang sangat merugikan apa bila kita sebagai peneliti tidak mengetahui apa arti dan bagaimana cara mengolah data yang telah kita dapatkan agar menjadi data byang bisa memberikan informasi yang jelas.

    B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Korelasi Kontingensi?
2.      Apa Kegunaan Korelasi Kontingensi?
3.      Bagaimana Rumus Korelasi Kontingensi?
4.      Contoh Penggunaan Korelasi Kontingensi?
5.      Cara Menguji Hipotesis Korelasi Kontingensi?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari korelasi kontingensi.
2.      Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana keguanaan dan rumus dari korelasi kontingensi.
3.       Mahasiswa mampu mengetahui cara penggunan dan mampu menguji hipotesis korelasi kontingensi

BAB I
PEMBAHASAN

    A.    Pengertian Korelasi Kontingensi
        Teknik korelasi koefisien kontingensi (contingency coefficient correlation) adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat,yang dua buah variable yang akan di korelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya tingkat pendidikan: tinggi, menengah, rendah: permasalahan terhadap ajaran agama islam: baik, cukup, kurang dan sebagainya.[1]
       Apabila variable itu hanya menjadi dua kategori, dan kedua kategori itu sifatnya diskrit(terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka selain menggunakan teknik analisis korelasioanl koefisien kontigensi, dapat pula dipergunakan teknik analisis korelasional Phi koefisien. Akan tetapi apa bila kategori itu lebih dari dua buah, maka teknik analisis korelasional Phi koefisien tidak dapat di terapkan disini.
  B.     Kegunaan Korelasi Kontingensi
       Koefisien Kontingensi adalah uji korelasi antara dua variabelyang berskala data nominal. kegunaanya adalah untuk mengetahui asosiasi atau relasi antara dua perangkat atribut. Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien korelasi lainnya, seperti koefisien korelasi phicramer, lambda, uncertainty, spearman, kendall tau, gammaSommer’s. Namun dalam hal ini, Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data berskala nominal. Selain itu uji ini juga paling sering atau lazim digunakan dibandingkan uji koefisien korelasi data nominal lainnya.
      Uji ini sangatlah erat kaitannya dengan uji chi-square. Sebab berdasarkan rumus uji koefisien ini, bahwa tidaklah mungkin koefisien ini dapat dihitung tanpa terlebih dahulu mengetahu nilai dari chi-square. Jadi, logikanya adalah hitung terlebih dahulu chi-square, baru kemudian hitung koefisien kontingensi.
  C.    Rumus Korelasi Kontingensi
       Rumus yang akan digunakan untuk mencari koefisien kontingensi adalah

Dimana:
     untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien kontingensi maka terlebih dahulu harga koefisien kontingensi( c atau koreksi)  harus diubah menjadi phi.

   D.    Contoh Penggunan Korelasi Kontingensi
     Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara semangat berolah-raga dan kegairhan belajar. Sejumlah 200 orang subjek ditetapkan sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukkan angka. Karena angka indeks korelasi kontingensi Catau KK itu harus dihitung dengan kai kuadrat, maka langkah pertama yang harus kita tempuh adalah mengetahui besarnya kai kuadrat tersebut.
     TABEL.5.19. Data mengenai semangat berolah raga dan kegairahan belajar dari sejumlah 200 orang subjek.

Semangat berolahraga dan gairah belajar

Besar
Kecil
Sedang
Jumlah
Besar
18
12
10
40
Sedang
34
43
33
110
Kurang
10
10
30
50
Jumlah
62
65
73
200=N
Setelah harga kai kuadrat kita ketahui, maka selanjutnya kita substitusikan kedalam rumus koefisien kontingensi.[2]

      E.     Cara Menguji Hipotesis Korelasi Kontingensi
    Suatu penelitian ingin mengetahui: “apakah ada perbedaan diantara mahasiswa Fakultas A dalam hal kesukaannya terhadap beberapa jenis musik?”
Hasil hitung: X2 = 8,5
Yang akan dibuktikan:
Ha  -> C  ≠ 0
H0  -> C  = 0:           
Besarnya koefisien kontingensi:

:           

             Signifikansi Koefisien Kontingensi

             Uji signifikansi :
1.      X2  = 8,5 -> signifikan pada ∂ = 0,02
2.      C = 0,285
3.      Jadi C ≠ 0
4.      Dengan demikian mahasiswa menurut jurusan dan jenis musik yang digemari berhubungan didalam populasinya.
    Dengan mempelajari tutorial di atas, diharapkan para pembaca memahami sebanarnya cara perhitungan atau rumus uji dalam tutorial ini. Selanjutnya dalam prakteknya, para peneliti atau pembaca dapat langsung menggunakan aplikasi SPSS.
     Dengan menggunakan SPSS, kita bisa langsung menilai tingkat signifikansi atau kemaknaan nilai koefisien. Yaitu, apabila nilai signifikansi < 0,05 atau batas kritis, maka dapat diartikan bahwa: terima H1 atau bermakna secara statistik.
 BAB III

PENUTUP
   A.    Kesimpulan
      korelasi koefisien kontingensi (contingency coefficient correlation) adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat,yang dua buah variable yang akan di korelasikan adalah berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Koefisien ini fungsinya sama dengan beberapa jenis koefisien korelasi lainnya, seperti koefisien korelasi phicramer, lambda, uncertainty, spearman, kendall tau, gammaSommer’s. Namun dalam hal ini, Kontingensi C adalah uji korelasi yang spesifik untuk data berskala nominal. Selain itu uji ini juga paling sering atau lazim digunakan dibandingkan uji koefisien korelasi data nominal lainnya.
B.     Saran
       Makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu kami meminta kritik atau saran yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk memperbaiki makalah ini


[1] Sudijono Anas,2017. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:  Pt. Rajagrapindo Persada. Hal .252.

[2] Hartono, 2004. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 255.


No comments:

Post a Comment