PEMBAHASAN
A.
Sejarah Singkat Pisikologi Perkembangan
Perhatian
dan pengamatan anak-anak oleh para filsuf sebenarnya sudah sejak abad ke-5
Sebelum Masehi. Hal ini dapat dibuktikan apabila secara teliti mempelajari
pendapat pendapat antara lain: Plato (427-347 Sebelum Masehi). Orang pertama
kali yang menyususn teori pendidikan secara teratur, Aristoteles (384-322 SM).
Orang yang menghendaki pendidikan agar menciptakan kehidupan nasional sehingga
ia menitikberatkan perkembangan individu. Scorates (469-399 SM) ia adalah
sebagai eletak abad-abad itu di Yunani dan Romawi. Walaupun kebanyakan mereka
itu masih menganggap sama antara anak-anak da orang dewasa, perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada ukuran fisiknya belaka.
Akan
tetapi setidak-tidaknya perhatian dan anggapan mereka terhadap anak-anak itu,
menunjukkan bukti bahwa pemikiran tentang perkembangan anak pada zaman itu.
Pemikiran dan pendapat para filsuf terhadap anak pada waktu itu masih menyatu
dengan filsafat (induk dari segala ilmu), belum merupakan suatu ilmu yang
berdiri sendiri.
Baru
pada akhir abad ke-18 pisikologi perkembangan menyusul sebagai suatu ilmu yang
berdiri sendiri. Lahirnya ilmu ini diawali dengan timbulnya aliran
philanthropinisme, suatu paham yang mencintai sesama manusia terutama terhadap
anak-anak, pendiri aliran ini adalah Johan Bernhard Basedow (1723-1970 Jerman).
Pendapat yang paling penting dari aliran ini adalah:
a.
Pengajaran
harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak.
b.
Manusia
itu pada dasarnya baik.
c.
Pengajaran
harus dimulai dengan bendanya (peragaan).
d.
Pengajaran
harus mengembirakan dan menarik.
Pengikut aliran
ini antara lain : Rochim Heinrich Campe (1746-1818) Christian Gotthilf Salzman
(1744-1811) Gust-muths (1759-1839) karena pendapatnya tersebut, aliran philanthropinisme
inilah yang lahirnya pisikologi perkembangan. Yang diseponsori oleh wilhelem
preyar,(1842-1897) yang berkarya meneliti selama tiga tahun dan menulisnya
hasil penelitian tersebut secara sistematis
dengan judul : Die Seele Des Kindes (The minf of the child) yang berarti
jiwa anak, dan diterbitkan pada tahun 1882. Disebabkan buah karya ilmiahnya
itulah ia dikenal sebagai bapak pisikologi perkembangan.
B. Metode
Pisikologi Perkembangan[1]
Teknik dan cara
penyelidikan yang dipakai dalam pisikologi perkembanagan, pada prinsipnya sama
dengan cara penelitian yang di gunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya, sehingga
banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini,
antara lain :
a.
Metode
eksperimen dan tes
Penerapan metode ini yakin dengan
mengadakan percobaan-percobaan kepada seorang anak untuk selanjutnya
disimpulkan hasilnya. Dan biasanya diadakan percobaan ulan untuk mendapatkan
hasil untuk dicocokan dengan hasil pertama (di tes) melalui setandar atau
ukuran-ukuran tertentu. Metode ini pernah dilakukan oleh A. Binet, A. Gesell,
Simon, dan lain-lain.
b.
Metode
klinis
Metode
ini ditetapkan dalam rangka untuk memperoleh kesimpulan adanya kelainan jiwa
untuk selanjutnya, dapat diberikan pengobatan biasanya dilakukan melalui
percakapan, pemberian tugas, permainan. Umumnya metode ini digunakan di rumah
sakit bagi pasiennya yang dilakukan oleh para pisikiater. Metode ini pernah
dilakukan oleh Jean Piaget.
c. Metode observasi
Pada
dasarnya metode ini adalah metode yang paling dasar dilakukan dari semua metode
yang ada. Yakni mengamati secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan
adanya keluwesan tertentu (tidak kaku). Agar semua kativitas anak yang
diselidiki selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi dengan pencatatan hasil secara
teliti dari gejala yang ada. Metode ini
pernah digunakan oleh : Wilhelem Preyer, William Stern bersama istrinya dan
lain-lain.
d. Metode cross section methode
Pelaksanaan
metode ini dengan meneliti seseorang atau sekelompok anak yang setaraf dalam
waktu tertentu untuk selanjutnya hasilnya dibandingkan dengan staraf lainnya,
dan kemudian disimpulkan sebagai wujud hasil akhir penelitian. Metode ini
pernah digunakan oleh Arnold Gesell.
e. Metode longitudinal – method
Oprasionalisasi
dari metode ini adalah dengan cara meneliti seseorang atau beberapa orang anak
tertentu dimulai dari dalam kandungan, sampai lahir hinga dewasa, tanpa
diadakan cross(silang). Di dalam metode ini perlu diingat akan kemungkinan
gangguan kontinuitas penelitian, antara lain, pindah tempat, meninggal dunia,
sakit, dan lainnya. Metode ini pernah digunakan oleh Willard C.Olson.
f. Metode interview
Mengunakan
metode ini sangat lazim dan praktis digunakan oleh para orang tua. Pendidik
untuk menyelidiki kondisi anak-anak didiknya dengan mengadakan tanya jawab atau
wawancara. Walaupun tampanya sederhana metode ini membutuhkan adanya
ketrampilan tersendiri dan menghindari kesan yang dibuat-buat, sehingga
menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data yang asli.
g. Metode questionnaire atau angueto
Pengunaanya
cukup dengan menyodorkan pertanyaan yang sudah sistematis sedemikian rupa dan
diselaraskan dengan tujuan penelitian, untuk dijawab secara tepat dan benar. Yang
perlu diperhatikan pada metode ini antara lain bahasa untuk dapat dimengerti oleh
anak. Setelah jawaban diperoleh, selanjutnya menarik kesimpulan.
h. Metode colection
Ini
dapat dikerjakan dengan mengumpulkan segala sesuatu yang merupakan karya atau
kegemaran anak-anak, antara lain : surat-surat catatan harian (dairy),
karangan, perangko, lukisan foto, dan lainya. Dari bahan tersebut sangat
bermanfaat unyuk dipelajari selanjutnya dianalisis serta diambil kesimpulan.
Kegiatan ini pernah dilakukan oleh J. Sully dan lain-lain.
Setelah
mengunakan metode-metode tertentu sebagaimana telah diterangkan di atas, akan
memperoleh sejumlah data yang di perlukan. Untuk selanjutnya dianalisis dalam
rangka memperoleh kesimpulan hasil penyelidikan gejala jiwa anak. Agar dapat
diperoleh hasi yang lebih baik, mka penelitian dapat melakukan hal-hal sebagai berikut
:
1.
Mampu
mendeskripsikan atau mengasosiasikan keadaan gejala jiwa yang timbul pada diri
anak.
2.
Menganalisi
atau menelaah gejala jiwa tersebut, dengan mendasarkan pada teori-teori
pisikologi, secara cermat.
3.
Menarik
kesimpulan, untuk dapat menentukan alternatif kebijaksanaan penyelesaian yang
harus segera di ambil.
C. Pengertian Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi.
Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu
“psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani
“psyche”, yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang berarti
Ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology” berarti “ilmu jiwa.[2]
Sedangkan perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu
atau organism menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (Maturation)
yang berlangsung secara sitematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (Rohaniah).
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan
adalah sebagai berikut:
1) Sistematis, berarti perubahan
dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan
yang harmonis.
2) Progresif, berarti perubahan yang
terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif
(fisik) maupun kualitatif (psikis).
3) Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berkangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan
atau loncat-loncat.
Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada secara
keseluruhan proses perubahan dan potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru.dalam istilah
perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan
berakhir dengan kematian.
Beberapa definisi Psikologi perkembangan menurut beberapa Ahli:
1. Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. knoers, dan Prof. Dr. Siti
rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah suatu Ilmu yang lebih
mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan
(perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan
pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
2. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi anak: psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan
masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai masa dewasa.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat
diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang pengertian Psikologi
Perkembangan Yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang
gejala-gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun
kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
D. Objek Psikologi Perkembangan
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan
pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila
memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek
material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau
diselidiki atau suatu unsur yang ditentukan, sesuatu yang
dijadikan sasaran pemikiran. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal
yang konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci
Objek material pada fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok yang
nyata dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan.j
Objek formal adalah cara memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya.
Jadi sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek formal. Dengan
demikian kita bisa menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara
ilmu yang satu dengan yang lain.[3]
Jadi intinya, objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia
sebagi person. Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai
seberapa jauhkah perkembangan masyarakatya. Perkembangan pribadi manusia ini
berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah
proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke
depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia
E. Ruang
Lingkup Psikologi Perkembangan
Jika
dipahami secara cermat dari penjelasan pengertian tentang psikologi
perkembangan sebagaimana telah dibeicarakan di muka, maka dapatlah dimengerti
tentang ruang lingkup dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi perkembangan
merupakan:
a. Cabang dari
psikologi
b. Objek
pembahasannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang
c. Tahapannya
dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan
psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1. Psikologi Anak (mencakup masa bayi) bayi lahir sampai bayi
berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini
merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan.
Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a.
Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh
periode perkembangan.
b.
Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/
perkembangan janin.
c.
Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d.
Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan
lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi.
Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian
karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa
ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak
berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok
karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD. Kemudian akhir masa kanak-kanak
atau masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun.
Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah
ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun
Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di
mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat
timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi
inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian
untuk bersekolah.
2. Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun
akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau
12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0. Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan
permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan
basah malam pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa
puber, yaitu:
a. Perubahan besarnya tubuh.
b. Perubahan proporsi tubuh.
c. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2007.
Sobur, Alex, Psikologi umum, Bandung:
Pustaka Setia, 2003.
Baharuddin.
Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media. 2009.
No comments:
Post a Comment