1

loading...

Tuesday, October 30, 2018

Makalah Bahasa Daerah “AKSARA KA GA NGA DI INDONESIA”


Makalah  Bahasa Daerah
“AKSARA KA GA NGA DI INDONESIA”


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................1
B.     Rumusan Masalah............................................................................1
C.     Tujuan Penulisan..............................................................................1
D.    Manfaat penulisan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Persebaran Aksara Ka Ga Nga di Indonesia....................................3
B.     Teknik Baca dan Tulis Aksara Ka Ga Nga......................................4

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................8
B.     Kritik dan Saran .............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu dari berbagai cara manusia membudayakan dirinya ialah dengan bahasa, yang merupakan alat komunikasi antar sesama. Bahasa itu kemudian diungkapkan juga dengan simbol atau lambang sebagai bahasa tulis disamping bahasa lisan. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri.
 Tulisan, merupakan salah satu cara untuk memberitahukan sesuatu pada orang lain selain dengan tuturan. Budaya tulisan merupakan sebuah kebudayaan baru, yang menjadi pemisah antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah. Pada awalnya, tulisan-tulisan ini masih berupa simbol-simbol yang digambar di sembarang tempat, seperti di dinding gua. Manusia mengalami sesuatu dengan melihat, kemudian mendengar. Melalui daya ingat dan penglihatan, maka timbulah bahasa gambar. Bahasa gambar pun berkembang tatkala manusia berbahasa lisan, dari bahasa lisan manusia mengungkapkan gambar-gambar tadi menjadi simbol atau gambar abstrak yang menjadi huruf-huruf sebagai alat penyampaian pesan kepada manusia lain secara tidak langsung.
           Perlahan-lahan budaya tulisan ini mengalami perkembangan sesuai dengan daerahnya masing-masing, meskipun berasal dari satu induk yang sama. Begitu juga halnya di Indonesia. Budaya tulisan berkembang dengan seiringnya waktu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana persebaran aksara Ka Ga Nga di Indonesia?
2.      Bagaimana teknik baca dan tulis aksara Ka Ga Nga?

C.    Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui persebaran aksara Ka Ga Nga di Indonesia.
2.      Untuk mengetahui teknik baca dan tulis aksara Ka Ga Nga.

D.    Manfaat
1.      Makalah ini bermanfaat untuk mahasiswa, sebagai bahan pembelajaran mengenai aksara Ka Ga Nga di Indonesia.
2.      Makalah ini bermanfaat untuk masyarakat, agar mengetahui tentang aksara Ka Ga Nga di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persebaran Aksara Ka Ga Nga di Indonesia
Aksara Kaganga Produk Budaya Adiluhung Leluhur. Aksara Kaganga merupakan sebuah nama kumpulan  beberapa aksara yang berkerabat yang digunakan oleh suku  bangsa dan etnik budaya di Sumatra bagian selatan. Aksara-aksara yang termasuk kelompok ini adalah antara lain aksara Rejang, Kerinci, Lampung, Rencong dan lain-lain. Aksara Batak atau Surat Batak juga berkerabat dengan kelompok ini. Diperkirakan jaman dahulu di seluruh pulau Sumatra dari Aceh di ujung utara sampai Lampung di ujung selatan, menggunakan aksara yang berkerabat dengan kelompok aksara Kaganga ini. Kecuali di Aceh dan di daerah Sumatra Tengah (Minangkabau dan Riau), yang dipergunakan sejak lama adalah huruf Jawi. Aksara kaganga disebut juga dengan aksara ulu karena  banyak berkembang dalam masyarakat yang tinggal di hulu sungai di pedalaman. Para peneliti asing kerap menyebutnya kaganga karena pedoman aksaranya menggunakan huruf ka ga, nga, dan seterusnya. Aksara ini memiliki 19 huruf tunggal dan sembilan huruf pasangan (ngimbang). Berikut aksara kaganga yang tersebar di Indonesia yaitu:

1.      Aksara Rencong
Aksara rencong adalah istilah yang mula-mula digunakan oleh para peneliti belanda untuk merujuk pada aksara surat ulu yang digunakan di kawasan ulu (pegunungan) sumatra, khususnya di kerinci, bengkulu, sumatra selatan, dan lampung. Bersama dengan aksara-aksara daerah lain di sumatra, surat ulu merupakan turunan dari aksara pallawa. Pada masa lalu surat ulu dituliskan pada bambu, tanduk kerbau, dan kulit kayu. Aksara ulu yang kadang-kadang juga dinamakan aksara kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan abjadnya, masih serumpun dengan surat batak (aksara batak).

2.      Aksara Batak
Sistem tradisi penulisan didalam bahasa batak toba diduga telah ada sejak abad ke-13,dengan aksara yang mungkin berasal dari aksara jawa kuno, melalui aksara sumatera kuno. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis. Jumlah lambang /tanda itu sebanyak 19 buah huruf yang disebut juga induk huruf dan ditambah 7 jenis anak huruf.
Pada dasarnya huruf /ka/ tidak pernah ditemukan dalam bahasa batak toba, misalnya orang batak toba pada mulanya bila menyebutkan kopi adalah hopi, dan hoda [bukan kuda]. Tetapi sekarang ini orang batak tidak lagi menyebutnya hopi melainkan kopi, itulah perubahan pelafalan dalam bahasa batak toba.



3.      Aksara Lampung
Aksara lampung yang disebut dengan had lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara pallawa dari india selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.

4.      Aksara Sunda
Aksara sunda kuna merupakan aksara yang berkembang di daerah Jawa Barat pada abad xiv-xviii yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan bahasa sunda kuna. Aksara sunda kuna merupakan perkembangan dari aksara pallawa yang mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah lontar pada abad xvi.

5.      Aksara Jawa
Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan (bahasa sunda) adalah aksara turunan aksara brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa jawa, bahasa madura, bahasa sunda, bahasa bali, dan bahasa sasak.
Aksara jawa modern adalah modifikasi dari aksara kawi dan merupakan abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili dua buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara ha yang mewakili dua huruf yakni h dan a, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “hari”. Aksara na yang mewakili dua huruf, yakni n dan a, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata “nabi”. Dengan demikian, terdapat penyingkatan cacah huruf .dalam suatu penulisan kata apabila dibandingkan dengan penulisan aksara latin.

6.      Aksara Bali
Aksara bali adalah huruf tradisional masyarakat bali dan berkembang di bali. Aksara bali merupakan suatu abugida yang berpangkal pada huruf pallawa. Aksara ini mirip dengan aksara jawa. Perbedaannya terletak pada lekukan bentuk huruf.

7.      Aksara Bugis/Lontara
Sejarahnya lontara mempunyai dua pengertian dalam bahasa bugis,yakni lontara sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan dan lontara sebagai tulisan. Kata lontara berasal dari bahasa bugis yang berarti daun lontar karena awalnya ditulis dalam daun lontar. Daun lontar ini memiliki lebar kira-kira 1 cm sedangkan panjangnya disesuaikan dengan panjangnya tulisan. Tiap – tiap daun lontar disambungkan dengan menggunakan benang lalu digulung pada
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Aksara Ka Ga Nga di Indonesia yaitu:
1.      Perebaran aksara Ka Ga Nga di Indonesia meliputi aksara Rejang, aksara Batak, aksara Lampung, aksara Sunda, aksara Bali dan aksara Bugis/Lontara
2.      Teknik baca dan tulis aksara Ka Ga Nga yaitu sebagai berikut:
      Penggunaan tanda baca aksara kaganga merupakan huruf yang melambangkan bunyi suku kata yang bersifat konsonan. Menurut jenisnya tanda baca aksara kaganga dapat dibedakan menjadi
a.       Tanda baca berbunyi huruf hidup (vocal) yaitu i, u, o, e, e', ei, ai, au.
b.      Tanda huruf mati (konsonan) yaitu n, m, r, h, ng, eak.
c.       Tanda baca mati.
d.      Tanda baca ganda. 1.
e.       Tanda baca huruf hidup (vokal) yaitu i, u, o, e, e', ei, ai, au.
f.       Tanda baca huruf mati yaitu n, m, r, h, ng, eak
Penulis menyebut metode ini dengan metode Galananya.
a.       Dengan cara mengingat urutan aksara setiap baris sambil membayangkan perubahan bentuk aksara kita dapat menguasai keseluruhan aksara kaganga secara cepat. Urutan bunyi aksara kaganga metode galananya: ga-la-na-nya-nga-ngga-gha ta-ra-ja-nja-nta  pa-ha-ya-ma-mpa ba-mba-da-nda ka-a-ngka sa-wa- ca-nca
b.      Teknik menulis kaganga dimulai dengan menarik garis lurus dari kiri ke kanan dengan kemiringan sudut 45 derajat, kemudian bergerak kebawah atau keatas sesuai bentuk yang diinginkan hingga aksara terbentuk. Dengan menggunakan program CorelDRAW(12) dapat dikuti tahapan langkah/gerakan mengalir dalam penulisan aksara kaganga

B.     Saran
Kami sebagai penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca. Kita ketahui bahwa sekarang ini masyarakat sudah tidak mengetahui tentang aksara-aksara sebagai peninggalan sejarah tulisan di Nusantara. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA







No comments:

Post a Comment