MAKALAH DASAR–DASAR PENDIDIKAN “Landasan Dan Asas–Asas Pendidikan”
BAB I
A.
Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahhkan asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Untuk
Indonesia, pendidikan diharapkan mengusahakan pembentukan manusia pancasila
sebagai manusia pembangun yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri dan
pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Landasan- landasan pendidikan tersebut akan memberikan pijakan dan
arah terhadap pembentukan manusia Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung perkembangan masyarakat,
bangsa dan negara. Sedangkan asas-asas pokok pendidikan akan memberi corak
khusus dalam penyelenggaraan pendidikan itu, dan pada gilirannya, memberi corak
pada hasil-hasil pendidikan itu yakni manusia dan masyarakat Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
2.
Apa
saja landasan-landasan pendidikan itu?
3.
Apa
yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan?
4.
Apa
saja asas-asas pendidikan tersebut?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa itu landasan pendidikan
2.
Untuk
mengetahui apa-apa saja landasan pendidikan itu
3.
Untuk
mengetahui apa itu asa-asas pendidikan
4.
Untuk
mengetahui apa-apa saja asas-asas pendidikan itu
BAB II
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
A.
Landasan Pendidikan
1.
Pengertian Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasr pijakan.[1]
landasan pendidikan adalah dasar yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan dan kajian pendidikan. Landasan dalam pendidikan terdiri dari
berbagai macam sudut pandang yang ikut menentukan tujuan dan arah pencapaian
pendidikan.[2]
2.
Macam-Macam Landasan Pendidikan
Landasan
Pendidikan ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
a.
Landasan Filosofi
Landasan Filosofi merupakan landasn yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan yang beusaha menelaah masala-masalah pokok
seperti : apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang
menjadi tujuan nya dan sebagainya.[3]
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan
dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang
lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme.
a) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang
mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
Berdasarkan elektisisme tersebut maka esensialisme tersebut menitik beratkan
penerapan prinsip idealisme atauu realisme dengan tidak meleburkan
prinsip-prinsipnya.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan
bahan ajaran Pragmatisme konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta
kepada kebaikan universal.
c) dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang
segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional,sekolah
merupakan lembaga masyarakat yang bertugas memilih dan menyederhanakan unsur
keduanya yang dibutuhkan oleh individu,belajar harus dilakukan oleh siswa
secara aktif dengan cara memecahkan masalah
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Individu tidak
hanya belajar tentang
pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah, tetapi haruslah memplopori
masyarakat ke arah masyarakatan baru yang diinginkan
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan
Nasional. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978
tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan
dasar negara Indonesia.
b.
Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan,
kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan
meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2) Hubungan kemanusiaan.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara
5) sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
c.
Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan
perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah
pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan.
Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi
kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di
setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal
ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dalam
kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai
sisi ketunggalikaan.
d.
Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip
belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin
memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki
kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang
pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta
tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting
sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan
atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara
efektif dan efisien.
e.
Landasan Ilmiah dan Teknologis
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa
tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi
ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan
proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional
dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam
pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon
pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan
kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus
mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil
perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.[4]
B. Asas-Asas Pendidikan
Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus
komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang
Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang
berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus
informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang
bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan
disintegrasi bangsa.
Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan
teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran
kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya
alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.
1. Pengertian Asas Pendidikan
Asas pendidikan
merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.Khusus di Indonesia , terdapat
sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu.[5]
Asas-asas tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tut wuri
handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu
dari asas 1922 yakni: tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa
(didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar
Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan
menambahkan dua semboyan yaitu: Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun
Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani
merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan
umum.[6]
Agar diperoleh latar keberlakuan awal dari asas tut wuri handayani, perlu dikemukakan ketujuh asas Perguruan Nasional Taman
Siswa. Ketujuh asas tersebut merupakan asas perjuangan untuk menghadapi
pemerintah kolonial Belanda sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan sifat yang nasional dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam berkehidupan umum.
b. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekatan diri.
c. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh
rakyat.
d. Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup lahir maupun batin hendaklah
diusahakan dengan kekuatan sendiri.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan
anak-anak.
Asas tutwuri handayani merupakan inti dari asas pertama yang menegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengikat tertibnya
persatuan dalam peri kehidupan umum. dari asas inilah lahirnya “sistem among”
dimana guru memperoleh sebutan “pamong” yaitu sebagai pemimpin yang berdiri
dibelakang dengan bersemboyan Tutwuri Handayani yaitu tetap mempengaruhi dengan
memberi kesempatan kepada anak-anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak
terus menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. Disisi lain, pendidik setiap saat memberi uluran
tangan apabila diperlukan oleh anak. Ing ngarso sung tulada adalah hal yang
baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Ing madya mangun karsa
diterapkan dalam situasi kurang bergairah. Sehingga perlu diupayakan untuk
memperkuat motivasi[7]
b. Asas Belajar sepanjang
hayat
Istilah belajar
sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO
Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur
hidup adalah pendidikan yang harus:
1. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2. Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan
secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment)
setiap individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi,
termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar
pendidikan seumur hidup yaitu: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan
efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar
mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.
Akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat
pesat, maka terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan.
Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana merancang dan
mengimplementasikan suatu program belajar-mengajar sehingga mendorong
terwujudnya belajar sepanjang hayat.
Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat harus
dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi (Hameyer, 1979:
67-81, Sulo Lipu Lasulo, 1990: 28-30) sebagai berikut :
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, antara lain pengkajian tentang :
1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.
2) Kurikulum dan perubahan sosial-kebudayaan.
3) “The forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum berdasarkan
suatu prognosis, baik tentang perilaku peserta didik pada saat menamatkan
sekolah.
4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.
5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab, baik tentang diri sendiri maupun
dalam bidang sosial.
6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
7) Untuk mempertahankan motivasi belajar secara permanen peserta didik harus
dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkannya dengan tetap mengikuti
pendidikan itu.
b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.
2) Memperluas kegiatan belajar ke luar sekolah.
3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar mengajar.
Implikasi dari kemampuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah
seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat. Dengan kemauan
dan kemampuan untuk dapat belajar sepanjang hayat, maka konsep belajar tidak
lagi sekedar belajar untuk tahu (learning to know) dan mampu (learning
todo) akan tetapi belajar sepanjang hayat yang menuntut kemauan dan
kemampuan seseorang guna belajar untuk menjadi (learning tobe).
2.
Penerapan Asas Pendidikan.
Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam
kegiatan pembelajaran, setidaknya terdapat tiga masalah yang perlu mendapat
perhatian yakni masalah cara berkomunikasi dan peranan guru dalam pembelajaran
serta tujuan pembelajaran.
a. Keadaan yang ditemui
Dalam kaitan asas
belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang antara lain sebagai berikut:
a) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin
banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal dan informal, berbagai jenis pendidikan
dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi.
b) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan
pada semua jalur, jenis dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional. Serta dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan
diseluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam
negeri maupun luar negeri.
c) Usaha pembaruan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan
agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan.
d) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat, ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, sarana pelatihan dan
keterampilan. Sarana pendidikan jasmani.
e) Pengadaan buku ajar yang diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan
masyarakat yang bertujuan :
Ø Meningkatkan sumber penghasilan
Ø Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya.
f) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi mudah kepemimpinan dan
keterampilan, kesegaran, jasmani dan daya kreasi kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g) Usaha mengadakan berbagai program peningkatan peran wanita dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam mewujudkan keluarga sehat, peningkatan
IPTEK, keterampilan serta ketahanan mental.
Pemerintah telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang
hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya
manusia yang menunjang.
Dalam penerapan asas
tut wuri handayani dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang
yakni :
Ø Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan
yang diminatinya disemua jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang disediakan
oleh pemerintah.
Ø Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminati agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dibidang
tertentu yang diinginkan.
Ø Peserta didik yang memiliki kemampuan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan keterampilan sesuai dengan gaya dan irama
belajarnya.
Ø Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang
agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
Ø Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki
kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri.
b. Permasalahan Yang Dihadapi
1. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan
kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan
harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan.
Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan antara lain :
Ø Pembinaan guru dan tenaga pendidikan disemua jalur, jenis dan jenjang
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan.
Ø Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Ø Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan
nilai-nilai budaya bangsa.
Ø Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK serta
perkembangan budaya bangsa.
2. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan
Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya
dengan ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak geografis Indonesia yang
luas dan pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional.
Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi
penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien yakni:
1)
Meningkatkan kemudahan dalam komunikasi
informasi antara pusat-daerah.
2)
Inovasi pendidikan, kelembagaan, sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara
terpadu.
3)
Peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi
masukkan dalam upaya peningkatan relevansi pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan
relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya yaitu sebagai berikut :
Ø Usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan pesert didik yang beragam.
Ø Usaha pemanfaatan ruang belajar, ruang khusus yang menunjang kegiatan
pembelajaran.
3. Pengembangan Penerapan Asas-Asas Pendidikan
Dalam penerapan asas-asas pendidikan ada 3
masalah yang perlu mendapat perhatian antara lain sebagai berikut :
a. Pendekatan Komunikasi oleh Guru
Dewasa ini masih terdapat kecendrungan bahwa pendidik masih terikat oleh
penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dalam mengadakan
metode ceramah. Dalam komunikasi yang demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam
kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Akibatnya rendah kemungkinan
umpan balik dari peserta didik, dan cendrung hanya menghasilkan perubahan
pengetahuan (Rogers dan Schoemaker, 1981; Depdikbud, 1983). Komunikasi yang
demikian memberi implikasi yang negatif terhadap out-put pendidikan, yakni
membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri.
b. Peranan Pendidik
Institusi pengajaran (sekolah dan sejenisnya)
bukan satu-satunya sumber informasi, akan tetapi berbagai institusi dapat
menjadi sumber informasi. Misalnya media massa dengan sengaja jenisnya seperti
: televisi, majalah, koran, radio dan internet.
Dengan demikian amatlah penting untuk mendorong peserta didik guna berupaya
mencari informasi sendiri yang dapat dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan
bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya,
sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju
pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pendidikan sebagai
usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan
serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut
adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang
peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah
dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan
DAFTAR PUSTAKA
Ahman. 2001. Pengantar
Pendidikan. Bogor: Universitas Terbuka.
Tirtarahardja,
Umar. Dkk. 2005. Pengantar Pendidika cetakan kedua. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Sukirno, Sadono. 2006. Pendidikan Anak Disekolah Dasar. Jakarta: PT. Cipta Media.
Todaro. 1997.Asas
Pendidikan. Surabaya: graha Cipta.
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/07/landasan-dan-azas-azas-pendidikan-serta.html
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr...Wb...
Puji syukur penulis
ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam penulis mohonkan kepada Allah agar senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Dalam penulisan
makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak untuk itu
penuliskan ucapkan terima kasih kepada pihak yang tela membantu penulis tanpa
terkecuali.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat
kesalahan-kesalahan, untuk itu penulis minta kritikan dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr...Wb...
Bengkulu,
April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................... 1
C.
tujuan
Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Landasan–Landasan
Pendidikan............................................... 2
1.
Pengertian
landasan pendidikan.......................................... 2
2.
Macam-macam
landasan pendidikan
B.
Asas–asas
Pendidikan................................................................ 5
1.
Pengertian
asas pendidikan.................................................. 6
2. Penerapan Asas Pendidikan................................................. 9
3. Pengembangan Penerapan Asas-Asas Pendidikan............... 12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................... 14
B.
Daftar
Pustaka..........................................................................
[1]https://ml.scribd.com/doc/40986273/Pengertian-Landasan-Pendidikan
[2]http://www.lihatdisini.com/definisi-dan-pengertian/definisi-atau-pengertian-landasan-pendidikan
[3]Umar Tirtarahardja dkk. Pengantar
Pendidika cetakan kedua. Jakarta. PT Asdi Mahasatya. 2005. hal 83
[4]Sadono sukirno. Pendidikan Anak
Disekolah Dasar. Jakarta: PT. Cipta Mwdia. 2006. Hal.134-135
[5] Todaro,
M.P. Asas Pendidikan. Surabaya: graha Cipta. 1997. Hal.207.
[6] Ahman. Pengantar Pendidikan. Bogor: Universitas Terbuka.2001
[7]
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/07/landasan-dan-azas-azas-pendidikan-serta.html
[8]
http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/07/landasan-dan-azas-azas-pendidikan-serta.html
No comments:
Post a Comment