1

loading...

Friday, November 2, 2018

MAKALAH ISU-ISU AKTUAL DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH ISU-ISU AKTUAL DALAM PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk mencapai segala tujuan kehidupan. Salah satu sistem pendidikan yang terkemuka di Indonesia adalah pondok pesantren. Pondok pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang diakui oleh masyarakat, dengan sistem asrama dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah.
Di dalam sejarah Pendidikan Nasional, pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sangat besar pengaruh dan peranannya dalam pendidikan moral bangsa. Sebagai lembaga tafaqquh fi al-din yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu-ilmu atau syari’at agama Islam, pesantren hingga sekarang mempunyai daya tarik tersendiri, baik dari sosok luarnya, kehidupan sehari-harinya, potensi dirinya, isi pendidikannya, sistem dan metodenya, semua menarik untuk dikaji.
Pesantren tumbuh dari bawah, atas kehendak masyarakat yang terdiri atas: kiai, santri, dan masyarakat sekitar termasuk, dan terkadang perangkat desa. Diantara mereka, kiai memiliki peran paling dominan dalam mewujudkan sekaligus mengembangkannya. Akhirnya, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam paling otonom yang tidak bisa diintervensi pihak-pihak-pihak luar kecuali atas izin kiai.
 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendidikan Pesantren
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan proses pelatihan.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Istilah pondok pesantren pertama kali dikenal di Jawa, di Aceh dikenal dengan rangkah dan dayah, di Sumatra Barat dengan surau.
Beberapa tokoh berpendapat mengenai pengertian pesantren antara lain yaitu, menurut A. H. Johns, kata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji. Sedangkan C.C. Berg berpendapat bahwa santri berasal dari bahasa India, yaitu: “shastri” yang berarti buku suci, buku-buku agama tentang pengetahuan. Kata pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata pondok juga mujngkin juga berasal dari bahasa Arab, “funduq” yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan pesantren menurutpengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri,dengan demikian, perkataan pesantren adalah berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri.
Pendapat di atas diperkuat dengan pendapat Soegarda Poerbakawatja yang menjelaskan bahwa pesantren berasal dari kata santri, yaitu seorang yang belajar agama islam, sehingga pesantren dapat disimpulkan sebagai tempat berkumpulnya untuk belajar agama Islam. Sedangkan menurut Manfred Ziemek asal etimologi pesantren adalah pe-santri-an, “tempat santri”.
a.    Jenis-Jenis Pondok Pesantren
Menurut Prof. Dr. H.M Ridlwan Nasir, M.A. ada lima klasifikasi pondok pesantren yaitu:
1.    Pondok pesantren salaf/klasik yaitu pondok pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) salaf.
2.    Pondok pesantren semi berkembang yaitu pondok pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum.
3.    Pondok pesantren berkembang yaitu pondok pesantren seperti semi berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang kurikukulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum. Disamping itu juga diselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan penambahan diniyah.
4.    Pondok pesantren khalaf/modern yaitu pondok pesantren yang hamper sama dengan pondok pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain diselenggarakannya sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktek membaca kitab salaf), perguruan tinggi (baik umum maupun agama), bentuk koperasi dilengkapi denga takhasus (bahasa Arab dan Inggris)
5.    Pondok pesantren ideal yaitu sebagaimana bentuk pondok pesantren modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap, terutama bidang keter ampilan yang meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan dan benar-benar memperhatikan kualitasnya dengan tidak menggeser ciri khusus kepesantrenannya yang masih relevan dengan kebutuhan masyarakat/ perkembangan zaman. Dengan adanya bentuk tersebut diharapkan para alumni pondok pesantren benar-benar berpredikat khalifah fil ardli.
6.    Pondok pesantren yang ideal adalah pondok pesantren yang mampu mengantisipasi adanya pendapat yang mengatakan bahwa alumni pondok pesantren tidak berkualitas. Oleh sebab itu, sasaran yang diperbaruhi adalah mental, yakni mental manusia dibangun hendaknya diganti dengan mental membangun.
b.    Tujuan Pesantren
Tujuan umum dari pesantren dilihat dari segi otonominya adalah untuk melatih para santri memiliki kemampuan mandiri.sedangkan dari sudut keterpaduan aspek perilaku dan intelektual adalah membentuk kepribadian ,memantapkan akhlak dan melengkapinya dengan pengetahuan.
Sekarang ini tujuan dari pesantren sudah diperluas,yaitu untuk mendidik para santri agar kelak dapat mengembangkan dirinya menjaddi”ulama intelektual” (ulama yang mengetahui pengetahuan umum) dan “intelektual ulama”(sarjan dalam bidang pengetahuan umum yang juga menguasai pengetahuan islam.
Adapun tujuan khusus pesantren ialah sebagai berikut:
1.        Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT ,berakhlak mulia,memiliki kecerdasan ,keterampilan,sehat lahir batin sebagai warga negNegarang berpancasila,
2.        Mendidik santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas tabah dan mengamalkan sejarah islam secara utuh dan dinamis.
3.        Mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusioa-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.
4.        Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro(keluarga) dan regional(masyarakat lingkungannya)
5.        Mendidik santri aagar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sector pembangunan ,khususnya pembangunan mental-spiritual.
6.        Mendididk santri untuk membantu menngkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.
Tujuan yang dimiliki pesantren tidak dirumuskan secara tertulis ,namun hanya ada dalam angan-angan.hal ini dikarenakan pengaruh budaya yang berkembang dipesantren diman kegiatan menulis(terutama menulis ilmiah) belum menjadi tradisi dikalangan kyai ,ustad maupun santri.

B.     Metode Pembelajaran Di Pondok Pesantren
Metode pembelajaran di pondok pesantren erat kaitannya dengan tipologi  pondok pesantren sebagaimana yang di tuangkan dalam ciri-ciri pondok pesantren sebagaimana yang telah di utarakan terlebih dahulu. Berangkat dari pemikiran dan kondisi pondok pesantren yang ada, maka ada beberapa metode pembelajaran pondok pesantren yang dapat di kemukakan di sini.
1.         Metode Pembelajaran Yang Bersifat Teradisional
Pemahaman yang bersifat teradisional adalah kebalikan dari metode yang modern. Metode tradisional , adalah berangkat dari pola pembelajaran yang sangat sederhana dan sejak semula timbulnya, yakni pola pembelajaran sorongan, bandongan dan wetonan dalam mengkaji kitab-kitab agama yang di tulis oleh para ulama zaman abad pertengahan dankitab-kitab itu di kenal dengan istilah ”kitab kuning”.
a.       Sorongan
Dalam metode ini, santri yang pandai mengajukan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca di hadapan kyai. Metode sorongan ini terutama dilakuakan oleh santri-santri khusus yang memiliki kepandaian lebih. Di sinilah seorang santri bisa dilihat kemahirannya dalam membaca kitab dan menafsirkannya atau sebaliknya.
b.      Wetonan
Metode pembelajaran dengan wetonan dilaksanakan dengan jalan kyai membaca suatu kitab dalam waktu tertentu dan santri dengan membawa kitab yang sama mendengarkan dan menyimak bacaan kyai. Dalam metode semacam ini tidak dikenal absensinya. Artinya, santri boleh datang boleh tidak, juga tidak ada ujian.
c.       Bandongan
Metode pembelajaran yang serangkai dengan metode sorongan dan watonan adalah bandongan yang dilakuakan saling kait mengait dengan yang sebelumnya. Metode bandongan, seorang santri tidak harus menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang sedang di hadapi. Para kyai biasanya membaca dan menterjemahkan kata-kata yang mudah.
d.      Muhawarah
Muhawarah adalah suatu kegiatan becakap –cakap dengan bahasa arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di pondok. Di beberapa pesantren, latihan muhawarah atau muhadathah tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu hari atau dua hari dalam seminggu,  yang di gabungkan dengan latihan muhadharah khithabah, yang tujuannya adalah melatih para santri berpidato.
e.       Mudhakarah
Mudhakarah merupakan suatu pertemuan ilmiah yang secara sepesipik membahas masalah spesifik membahas masalah diniyah, seperti ibadah dan akidah serta masalah-masalah agama pada umumnya. Pada saat mudhakarah inilah para santri menguji keterampilannya mengutip sumber-sumber argumentasi dalam kitab-kitab klasik.Mereka dinilai kyai cukupm atang untuk menggali sumber-sumber referensi.
f.       Majelis Ta’lim
Majelis ta’lim adalah suatu media penyampaian ajaran islam yang bersifat umum dan terbuka. Para jama’ah terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki latar belakang pengetahuan yang bermacam-macam, dan tidak dibatasi oleh tingkatan usia maupun perbedaan kelamin.
2.         Metode Pembelajaran Yang Bersifat Modren
Di dalam perkembangannya, pondok pesantren tidaklah semata-mata tumbuh atas pola lama yang bersifat teradisional dengan keenam metode pembelajaran di atas, melainkan di lakukan suatu inovasi dalam pengembanagan suatu sistem. Di samping metode tradisional yang termasuk ciri pondok-pondok salafiyah, maka gerakan khalafiyah telah memasuki tahap perkembangan pondok pesantren. Ada beberapa metode pembelajaran modern yang di terapkandisini, antara lain:
a.       Kelasikal
Metode pembelajaran dengan cara kelasikal adalah dengan pendirian sekolah-sekolah, baik kelompok yang mengelola pengajaran agama maupun ilmu yang dimaksudkan dalam kategori umum, dalam arti termasuk di dalamdisiplin ilmu-ilmu kauni (“ijtihadi”= hasil perolehan manusia) yang berada dengan agama yang sifatnya tauqifi (dalam arti kata langsung ditetapkan bentuk dan wujud ajarannya).
b.      Kursus-Kursus
Metode pembelajaran yang ditempuh melalui kursus (“takasus”) ini di tekankan pada pengembangan keterampilan berbahasa inggris, disamping itu diadakan keterampilan yang menjurus kepada terbinanya kemampuan psikomotorik seperti kursus menjahit, komputer, sablon, dan keterampilan lainnya.
c.       Pelatihan
Di samping metode pembelajaran klasikal dankursus-kursus, dilaksanakan juga metode pelatihan yang menekankan pada kemampuan psikomotorik. Pola pelatihan yang dikembangkan adalah termasuk menumbuhkan kemampuan praktis seperti: pelatihan pertukangan, perkebunan, prikanan, manajemen koperasi dan kerajinan-kerajinan yang mendukung terciptanya kemandirian integrative. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan lain, yang cenderung lahirnya santri intlek dan ulama yang mumpuni.
d.      Karya Wisata
Metode Karyawisata adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan jalan mengajak anak didik keluar kelas untuk dapat memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan pelajaran.
e.       Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan murid untuk melakukan percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.
f.       Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
g.      Simulasi
Metode simulasi menekankan pada kemampuan siswa untuk dapat berimitasi sesuai dengan obyek yang diperankan. Dalam metode ini siswa diharapkan mampu mendapatkan kecakapan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
h.      Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
Wujud sistem pendidikan terpadu pondok pesantren terletak pada tiga komponen dasar yaitu:
1.          Belajar, yakni mempelajari jenis-jenis ilmu, baik yang berkaitan dengan ilmu umum dan titik tekannya dengan ilmu yang berkaitan dengan masalah-masalah ajaran agama, yang pada akhirnya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat atau warga pesantren di dalam pondok pesantren.
2.          Pembinaan, yang dilakukan dalam masjid sebagai wadah pengisian rohani.
3.          Praktek, maksudnya mempraktekkan segala jenis ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh selama belajar, dan adanya pembinaan yang dilakukan dalam masjid memungkinkan mereka untuk memanifestasikannya dalam pondok.
C.     Problem Pendidikan Agama di Pesantren
a.    Problem-problem di pendidikan pesantren
1.         Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang tidak mempehatikan  masalah agama.pendidikan islam saat ini menghadapi masalah serius yang bekaitan dengan perubahan masyarakat yang terus menerus semakin cepat lebih-lebih perkembangan ilmu pengetahuan yang ahmpi tidak mempedulikan system suatu agama. Kondsi sekarang ini pendidikan islam berada pada posisi deteminisme historic dan realism. Dalam artian bahwa satu sisi umat islam berada pada romantisme histois diman mereka bangga karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan besar dan mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan peradaban dan ilmu pengetahuan dunia sertamenjadi transmisi bagi khazanah Yunani, namun di sisi lain mereka menghadapi sebuahkenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dihadapkan kepada realitas masyarakatindustri dan teknologi modern. Hal ini pun didukungdengan pandangan sebagian umat Islam yang kurang meminati ilmu-ilmu umum dan bahkan sampai pada tingkat “diharamkan”.
2.         Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
3.         banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
4.         Rendahnya Kualitas Guru
5.         kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 tentang Sisdiknas yaitu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
6.         Timbulnya isu-isu bahwa pendidikan pesantren akan menimbulkan ajaran-ajaran terorisme.
7.         Rendahnya Kesejahteraan Guru
kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen
b.    Solusinya
1.         Solusi terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang tidak memperhatikan masalah agama.
2.         Untuk menyelesaikan masalah ini, penulis kira pendidikan islam harus segera menguasai pendidikan berbasis teknologi, agar pendidikan islam tidak jauh tertinggal dalam pendidikan
3.         khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik dan kesejahteraan guru berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonominya. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
4.         solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru.

Daftar Pustaka




No comments:

Post a Comment