MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM MUSLIM DI BARAT DAN INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini manusia tidak dapat lepas
dari sejarah/ pengalaman hidup. Sejarah merupakan kunci untuk kita dapat
memperbaiki kehidupsn kita di masa depan, oleh karena itu mengetahui sejarah
atau memahami sejarah merupakan cara untuk kita mengetahui apa yang harus kita
lakukan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini kami akan mengangkat sebuah
pembahasan tentang sejarah perkembangan studi islam di timur, barat, dan
indonesia. Da beberapa hal yang harus kita ketahui berama dalam memahami
pembahasan tersebut yang pertama yaitu mengetahui pola pembelajaran yang ada
pada konteks terdahulu sampai sekarang baik di timur, barat maupun
indonesia.yang kedua adalah dampak positif dan negatif yang terdapat dalam
studi islam yang di laksanakan pada masa terdahulu hingga sekarang baik di
timur, barat, dan indonesia. Dan yangterakhir inti dari pembahasan ini
merupakan pemahaman tentang sudi studi islam pada masa terdahulu hingga
sekarang dan selanjutnya memmenerapkan hal hal yang di anggap tepat ntuk
sekarang dan diharapkan juga ddapat menemukan inspirasi baru untuk memajukan
studi studi islam pada era saat ini baik di timur, barat, dan indonesia.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim hal
ini yang seharusnya di amati perjalanan sejarah studi
islam, baik dari masa awal masuknya islam hingga saat ini. Jika di lihat dari
awal masuknya islam hingga sekarang, Perkembangan studi Islam di Indonesia
dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga/ sistem pendidikan Islam di Indonesia
memiliki tahapan-tahapan sebagai seperti,Sistem langgar, Sistem kelas dan
perguruan tinggi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Perkembangan Studi Islam di Barat.
Kontak Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase,
yakni: pada masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad
13 M, dan pada masa renaissance / runtuhnya muslim, dimana bangsa Barat yang
berjaya (selama abad ke 16 M) sampai sekarang.
a. Fase
Kejayaan Muslim
kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak
perguruan tinggi, sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan
tinggi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam
belahan timur, perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad dan di Kairo,
sementara di belahan barat berada di Cordova.
Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama
adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M
hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14,
berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab itu,
terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat.
Apalagi sesudah aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai
alam pikiran di Barat dan berkembangnya observasi dan eksperimen.
b. Fase
Renaissance / Runtuhnya Muslim
Kedatangan muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilatar
belakangi oleh dua alasan pokok, yaitu alasan politik dan alasan ekonomi.
Alasan politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas
penjajah, sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis
mempunyai kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas
jajahannya boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanglah muslim
dari Afrika Barat dan Afrika Utara, khususnya dari Algeria ke Perancis.
Adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan
negara-negara Eropa Barat. Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia, Jerman, Belanda
merekrut buruh dari Turki, Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya,
sementara Inggris mendatangkan dari negara-negara bekas jajahannya. Adapun
kategori Muslim yang ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatang (migran) dan penduduk
asli.
2.2 Sejarah Perkembangan Studi
Islam di Indonesia.
Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa
lembaga / sistem pendidikan islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan
langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan
di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.
Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan
di langgar, surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat
elementer, yakni mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh
‘alim, mudin, lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau
sekaligus menjadi tukang baca do’a. pengajaran dengan sistem langgar ini
dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan sorogan, yakni seorang murid
berhadapan secara langsung dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah
dengan cara halaqah, yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.
Adapun sistem pendidikan di pesantren, dimana seorang kyai mengajari santri
dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran / pendidikan dan didukung oleh
pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan dua cara yakni
sorogan dan halaqah. Hanya saja sorogan di pesantren biasanya dengan cara si
santri yang membaca kitab sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika
ada kesalahan.
Sistem pengajaran berikutnya adalah pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam,
yang dimulai dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan
di majlis ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al-Syafi’i.
Pada akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di Indonesia mulai
lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler. Sekolah khusus
bagi ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara Belanda. Di
samping itu ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan
sekolah-sekolah Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa.
Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20 muncul madrasah-madrasah dan
sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU,
Jama’at al-Khair, dan lain-lain.
Pada level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan
tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia
untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan
April 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama,
dan cendekiawan. Setelah persiapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal
27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan
resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita
mengenal UII, IAIN, UIN, STAIN dsb.
BAB 3
PENUTUP
3.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan studi Islam di dunia barat, disebabkan oleh adanya
kontak langsung antara orang barat dengan orang islam, adanya pelajar barat
yang belajar kedunia islam dan adanya gerakan penerjemahan kitab.
Islam lebih dikenal didunia barat adalah sebagai Sains dari pada
Studi. Salah satu contoh kemajuan ilmu pengetahuan dunia barat adalah adanya
Ekspedisi Napoleon ke Mesir.
Perkembangan peradaban barat yang berkembang begitu pesat, dimulai
sejak periode pertengahan, dimana peradaban umat Islam pada saat itu mengalami
stagnasi. Dari perkembangan studi Islam yang berkembang di dunia barat, membawa
dampak yang positif dan negatif. Hasil perkembangan studi Islam di Dunia Barat,
membuat para ilmuwan Barat banyak tertarik untuk mengkajinya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan , Andi dkk. 2005. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Hasbullah. 1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Lintas
Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Joesoef sou’yb. 1985. Orientalisme
dan Islam .Jakarta : bulan bintang.
Murodi. 2003.Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga.Jakarta:
Karya Toha Putra.
Nanji,Azim. 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru
Kajian Islam di Barat. Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru
[2] Andi darmawan, M.Ag dkk, Pengantar Studi Islam, (Pokja Akademik UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2005), hlm. 37
[4] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga,
(Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 65
[5] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga,
(Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 149
[7] Azim Nanji, Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru
Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003). hlm. 3-5
[8] Hasbullah, Sejarah Pendidikan
Islam di Indonesia, Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan(Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada, 1995), hlm. 21-22
No comments:
Post a Comment