1

loading...

Thursday, November 1, 2018

MAKALAH LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi penolong bagi umat manusia. Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan.
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan ekonomi .

B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud landasan pendidikan ?
3. Apa mengajar, mendidik, dan belajar ?
4. Penggambaran pendidikan seumur hidup ?
C. Tujuan
1.    Mengetahui Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2.    MengetahuiApa yang dimaksud landasan pendidikan ?
3.    Mengetahui  Apa itu mengajar, mendidik, dan belajar ?
4.    MengetahuiPenggambaran pendidikan seumur hidup ?

BAB II
PEMBAHASAN


A.          Pendidikan dan Landasan Pendikaan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi. Upaya memanusiakan mannusia melalui pendidikan diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup sosial budaya setiap masyarakat. Pemahaman tentang landasan pendidiakan sangat penting untuk digunakan dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dalam pendididkan. Hal ini penting karena hasil pendidikan tidak segera nampak sehingga setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan harus diuji kebenarannya.

1.             Landasan sosiologis
Kegiatn pendidikann merupakan suatu proses interaksi antar dua individu (pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kajian sosiologis tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan tersebut. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang denagn sengaja dibentuk oleh masyarakat dengan perrencanaan dan pelaksanaan yang mantap. Disamping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga dipengaruhi oleh kelompok kecil dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan Ke-Bhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran).

2.             Landasan kultural
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia menjadi anggota masyarakat dan pendukung budaya. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timabal balik. Kebudayaan dapat diwariskan ke generasi selanjutnya melalui pendidikan. Sistem pendidikan kita juga berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila dan UUD ’45. Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

3.             Landasan Psikologis
Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.

4.             Landasan Ilmiah dan Teknologis
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.

B.          Konsepsi Mengajar, Mendidik dan Belajar

Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang pendidik (Guru) kepada Siswa, sehingga terjadi proses belajar. Ciri-ciri hasil pengajaran yang baik adalah hasil belajar tahan lama, dan hasil belajar merupakan pengetahuan yang asli dan otentik.
Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Hasil mendidik tidak dapat dilihat dalam waktu yang instan. Contoh seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik.

Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan Kognitif, Afektif dan Psykomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Agar anak didik dapat mengikuti perubahan dalam pola kehidupan, serta dalam menjalain kerjasama, maka anak didik harus dapat :
a)        Belajar untuk mengenal (learning to know) cara dan sarana untuk memahami pengetahuan lebih lanjut.
b)        Belajar berkarya (learning to do) untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas dan profesionalisme.
c)        Belajar membentuk jati diri (learning to be) dengan mengembangkan semua potensi yang ia miliki.
d)       Belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together) dengan mengembangkan pemahaman atas sejarah, tradisi dan nilai-nilai warga lain yang didasarkan atas pengakuan saling ketergantungan dalam menghadapi tantangan masa depan.
Tiap proses dalam pendidikan memliki berbagai keterbatasan, yaitu :
1.  Batas-batas Pendidikan pada peserta didik.
Intinya tiap peserta didik memiliki perbedaan kemampuan yang tidak sama sehingga hal tersebut dapat membatasi kelangsungan hasil pendidikan, solusinya pendidik harus mencari metode-metode pembelajaran sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin.
2.  Batas-batas pendidikan pada pendidik
Para pendidik sendiri memiliki berbagai keterbatasan ada yang sifatnya relatif masih bisa di tolerir dengan cara pendidik sendiri mengupayakan mengatasi keterbatasannya, namun permasalahannya jika tidak dapat di tolerir berdampak pada peserta didik itu sendiri, mereka akan tidak memahami apa yang disampaikan pendidik.
3.  Batas-batas pendidikan pada lingkungan dan sarana pendidikan
Lingkungan dan sarana pendidikan merupakan salah satu penentu kualitas akhir pendidikan. Lingkungan dan sarana yang tidak memadai, akan menghambat berlangsungnya proses pendidikan. Disini pendidik harus lebih kreatif dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber proses pembelajaran.
C.          Pendidikan Seumur Hidup
Life Long Education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Melalui pendidikan ada ranah dalam diri manusia yang akan dikembangakan pada anak didik yaitu lingkup afeksi (rasa/perasaan dan kemauan), lingkup kognisi yaitu cipta otak (pikiran), dan lingkup psikomotor yaitu keterampilan. Pendidikan dapat dipandang suatu kegiatan kehidupan sebagai bimbingan dan latihan. Secara konseptual, pendidikan adalah suatu fasilitator yang bertumpu  pada prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”.
Ø  Pendidikan dari masyarakat, maksudnya pendidikan hanya terjadi dalam masyarakat karena pendidikan hanya berjalan dalam proses interaksi dengan orang lain. Hanya dengan pendidikan manusia dapat mempertahankan kehidupannya dan pengembangan yang telah dicapai.
Ø  Pendidikan oleh masyarakat, maksudnya masyarakatlah yang melakukan kegiatan pendidikan atau belajar adalah anak itu sendiri karena anak itu sendirilah yang sadar akan diri dan lingkungannya sehingga anak tersebut akan berusaha untuk mengembangkan dirinya sendiri untuk mencapai aktualisasi diri.
Ø  Pendidikan untuk masyarakat, maksudnya bahwa kegiatan pendidikan itu untuk pencapaian perkembangan secara maksimal akan potensi yang dimiliki. 
Pada konteks ini, masyarakat dituntut peran dan partisipasi aktifnya dalam setiap program pendidikan. Secara singkat dikatakan, masyarakat perlu diberdayakan, diberi peluang dan kebebasan untuk mendesain, merencanakan, membiayai, mengelola dan menilai sendiri apa yang diperlukan secara spesifik.
Life Long Education memerlukan adanya perpaduan antara pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ini berarti  pendidikan menjadi sebuah realita yang terjadi dimana-mana dan sangat mempunyai arti penting bagi perkembangan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai macam pendidikan itu sangat penting bagi peningkatan kualitas hidup manusia,  mensejahterakan dan memfungsikan hidup manusia itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.          Kesimpulan

1.      Pendidikan adalah aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri dan belajar dibawah bimbingan pengajar.
2.      Pendidikan sebagai proses transformasi budaya (pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya).
3.      Landasan pendidikan dapat dilihat dari sudut pandang filosofis, sosiologis, kultural, dan psikologis.
4.      Mengajar adalah perbuatan yang dilakukan pendidik kepada anak didik, sehingga terjadi proses belajar.
5.      Mendidik adalah penggunaan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
6.      Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuannya.
7.      Pendidikan seumur hidup adalah sistem konsep-konsep pendidikan yang menerangakan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
8.      Proses pendidikan seumur hidup berlangsung kontinu dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal.

B.  Saran

1.        Seorang pendidik sebaiknya  dapat mendidik anak didiknya agar pengetahuan yang mereka miliki dapat seimbang dengan sikap dan moral.
2.        Janganlah lelah untuk mengejar pendidikan karena pendidikan dapat terus berlangsung selama proses dalam hidup kita tetap berjalan. 
3.        Proses pendidikan seharusnya ditunjang dengan pendidik yang berkompeten sehingga pendidikan dapat membentuk kepribadian anak didik menjadi baik.

DAFTAR PUSTAKA


Meilanie,Sri Martini.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. PengantarPendidikan. Jakarta :RinekaCipta.
http://www.indonesia-admin.blogspot.com/.../konsep-pendidikan-seumur-hidup/
www.kompas.com: Diakses pada tanggal 4 mei 2016

No comments:

Post a Comment