Makalah Manajmen
Pendidikan
Keuangan Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Sekolah adalah sebuah aktifitas
besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen
yang di maksud adalah Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan
didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan
independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa
sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat
pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena
keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis
mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi
kebutuhan anak didik.
Salah satu unsur yang penting
dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik
yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen keuangan sekolah sangat penting
hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah. Ada beragam sumber dana yang
dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika
dana masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya mengalir masuk, harus
dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang professional dan jujur.
Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah dilakukan dengan baik oleh
semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya yang beragam antara sekolah
yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini bergantung kepada besar
kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah. Pada sekolah-sekolah
biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan
keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa yang
daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja
pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini
dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin
banyak dituntut oleh masyarakatnya.
- Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Manajmen
2. Apa Pengertian Manajmen Keuangan
3. Apa Prinsip-Prinsip Manajmen
4. Apa Tujuan Manajmen Keuangan
5. Apa Tugas Manajmen Keuangan
6. Bagaimana Manajmen Keuangan Sekolah
7. Apa Saja Sumber Keuangan Sekolah
- Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengartian Manajmen
2. Untuk Mengetahui Pengertian Manajmen
Keuangan
3. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip
Manajmen Keuangan
4. Untuk Mengetahui Tujuan Manajmen
Keuangan
5. Untuk Mengetahui Tugas Manajmen Keuangan
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Manajmen
Sekolah
7. Untuk Mengetahui Sumber Keuangan Sekolah
- Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini
diharapkan pembaca dapat memperoleh
informasi mengenai Manajemen Keuangan Pendidikan, dengan demikian semoga
mahasiswa akan dapat memahami lebih jauh dan tidak buta akan manajemen
pendidikan yang ada di lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Manajmen
Pada pertengahan
tahun 1950-an Koontz
mempopulerkan konsep fungsi-fungsi
manajemen dengan
mengelompokkan tugas-tugas yang
dilakukan oleh manajemen
ke dalam lima
fungsi manajemen, yang mencakup:
a)Perencanaan (planning)
b)Pengorganisasian (organizing)
c)Pengisian staf (staffing)
d)Memimpin (leading)
e)Pengendalian (controlling)
Pengembangan model
fungsi manajemen di
atas mengacu kepada
pembagian fungsi manajemen yang
dirumuskan oleh Henry
Fayol pada tahun
1916.Fayol membagi fungsi manajemen ke dalam lima fungsi, yakni:
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (pemberian komando),
coordinating
(pengkoordinasian), dan controlling (pengendalian). Koontz
menyatakan bahwa fungsi adalah
sekumpulan pekerjaan yang
dapat dibedakan secara nyata dari kumpulan pekerjaan lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, fungsi-fungsi manajemen
disusutkan menjadi empat fungsi, yang mencakup planning,
organizing, leading dan controlling. Penyusutan fungsi terebut terjadi karena
sebagian ahli manajemen berpendapat bahwa fungsi pengisian staf (staffing)
telah tercakup dalam fungsi pengorganisasian (organizing).
Berdasarkan paparan
di atas, manajemen
dapat didefinisikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, keemimpinan dan
pengendalian dari berbagai
sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Definisi manajemen tersebut
dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1) Manajemen merupakan
sebuah proses. Artinya,
seluruh kegiatan manajemen yang dijabarkan ke
dalam empat fungsi
manajemen dilakukan secara
berkesinambungandan semuanya bermuara kepada pencapaian tujuan perusahaan.
2) Pencapaian tujuan
perusahaan dilakukan melalui
serangkaian aktivitas yang dikelompokkan ke
dalam fungsi-fungsi manajemendan mencakup
fungsi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, serta pengendalian.
3) Pencapaian tujuan
dilakukan secara efektif
dan efisien. Efektivitas
menunjukkan tecapainya tujuan yang
diinginkan melalui serangkaian
tindakan yang dilakukan perusahaan. Sedangkan
efisiensi menunjukkan pencapaian
tujuan secara optimal
dengan menggunakan sumber daya yang paling minimal.
- Pengertian
Manajmen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah
satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di
substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan
dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen
keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan
dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban.
Menurut Depdiknas (2000) bahwa
manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang
meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan
pelaporan Dengan demikian, manajemen
keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan
pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu:
Pemerintah, Orang tua atau peserta didik, masyarakat, baik mengikat maupun
tidak mengikat.
Berkaitan dengan peneriman keuangan
dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat dan orang tua.
Adapun dimensi pengeluaran meliputin biaya rutin dan biaya pembangunan.
Biaya rutin adalah biaya yang harus
dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan non guru),
serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat
pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan, misalnya,
biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau
rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain unutk
barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi MBS, manajemen
komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap
penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan
secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari
penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.
Komponen utama manajemen keuangan
meliputi:
1. Prosedur anggaran;
2. Prosedur akuntansi keuangan;
3. Pembelajaran, pergudangan dan prosedur
pendistribusian;
4. Prosedur investasi;
5. Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya manajemen
keuangan ini menagnut azas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator
dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator
adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran
atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah
ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya
yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.
Kepala sekolah dalam hal ini,
sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator
untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan,
disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator
untuk menguji hak atas pembayaran.
- Prinsip-prinsip
Manajmen Keuangan
1. Transparansi
Transparan berarti adanya
keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam
mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang
transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian
penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan
pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan
sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan
pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.
Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.
Beberapa informasi keuangan yang
bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana
anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa
saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang
tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang
tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini
menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi
seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya.
Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka
pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban
dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar
utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar
kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana
kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah,
biaya yang murah dan pelayanan yang cepat
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan
sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan
efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti
sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan
dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative
outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan
dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu
kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs”(Garner,2004).
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran
(out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga,
pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Didlihat dari segi penggunaan waktu,
tenaga dan biaya
b. Dilihat dari segu hasil
- Tujuan
Manajmen Keuangan
Melalui kegiatan manajemen keuangan
maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan
manajemen keuangan adalah:
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan
keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
keuangan sekolah.
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana,
menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban
keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
Tujuan utama manajemen keuangan adalah:
1.Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan
untuk kegiatan harian sekolah dan
menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali.
2.Memelihara barang-barang (aset) sekolah
3.Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik
penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.
- Tugas
Manajmen Keuangan
Dalam pelaksanaannya, manajemen
keuangan menganut asas pemisahan tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan
Bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah
pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan,
dan pengeluaran uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.
Kepala Sekolah, sebagai manajer,
berfungsi sebagai Otorisator dan dilimpahi fungsi Ordonator untuk memerintahkan
pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi Bendaharawan karena berkewajiban
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan Bendaharawan, di samping mempunyai
fungsi-fungsi Bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak
atas pembayaran.
Manajer keuangan sekolah berkewajiban untuk
menentukan keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur sekolah
serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Tugas manajer keuangan antara lain:
1.
Manajemen untuk perencanaan perkiraan.
2.
Manajemen memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan
pembiayaannya
3.
Manajemen kerjasama dengan pihak lain
4.
Penggunaan keuangan dan mencari sumber dananya
- Manajmen
Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu
berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Persoalan yang
menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan
yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan
sarana dan sebagainya.
Di bawah ini kami kemukakan
beberapa instrumen (format-format) yang mencerminkan adanya kegiatan manajemen
keuangan sekolah tersebut.
1. Manajemen Pembayaran SPP
Dasar hukum penyusutan SPP adalah
keputusan bersama tiga menteri yaitu:
- Menteri P&K (No.0257/K/1974)
- Menteri dalam negeri (No.221 Tahun 1974)
- Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974)
tertanggal: 20 Nopember 1974
SPP dimaksudkan untuk membantu
pembinaan pendidikan seperti yang ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut
yakni membantu penyelengaraan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana
dan kegiatan supervisi.
Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah ialah:
- Pengadaan alat atau bahan manajemen
- Pengadaan alat atau bahan pelajaran
- Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu
pribadi, rapor dan STTB
- Pengadaan perpustakaan sekolah
- Prakarya dan pelajaran praktek
Selanjutnya pada pasal 18
dinyatakan bahwa kedudukan kepala sekolah dalam pengelolaan SPP adalah
bendaharawan khusus yang bertanggungjawab dalam penerimaan, penyetoran dan
penggunaan dana yang telah ditentukan terutama dan penyelenggaraan sekolah.
2. Manajemen Keuangan Yang Berasal Dari
Negara (Pemerintah)
Yang dimaksud keuangan dari Negara
ialah meliputi pembayaran gaji pegawai atau guru dan belanja barang. untuk
pertanggungjawaban uang tersebut diperlukan beberapa format sebagi berikut:
a. Lager gaji (daftar permintaan gaji)
b. Buku catatan SPMU (Surat Perintah Mengambil Uang)
3. Lain-lain
Sudah menjadi hal yang umum bahwa
guru atau karyawan sering mempunyai sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan
terutama gaji. Dalam hubungan ini misalnya kegiatan arisan di sekolah koperasi
antar guru dan lain-lain
Oleh karenanya kepala sekolah
sebagai pemimpin lembaga wajib mengetahui dengan jelas berapa gaji bersih yang
diterima oleh anak buahnya, usaha pembinaan kesejahteraan pegawai kiranya perlu
diperhatikan data tersebut.
Maka penyusunannya hendaknya mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas
pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian
program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
- Sumber-sumber
Keuangan Sekolah
1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan
melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang
dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim
disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan
berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnya dana
untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan Pemerintah di dalam DIK.
Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus
benarbenar sesuai dengan mata anggara tersebut.
Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang
digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.
2. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini
dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar
oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana
Komite terdiri atas :
a.
Dana
tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa
di sekolah
b.
Dana
incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali
selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).
c.
Dana
sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.
4. Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah
yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena
merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.Dana ini ada yang
diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari
badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta.
5. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk
membantu peningkatan mutu sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya
buku-buku, alat dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh
sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
mereka yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatankegiatan
demi kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung
dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum
sekolah.
5. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa
sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan
tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa
Inggris atau keterampilan lainnya.
6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang
mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan
hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj dilakukan
oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazaar
tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah
menyelenggarakan sistem pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif
kurang dilaksanakan. Ketidak disiplinan dalam penggunaan anggaran, serta
pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan
kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju keseimbangan antara
sistem yang ada dalam mendistribusikan sumbersumber dana pendidikan di
Indonesia.
- Saran
Masalah keuangan harus dipecahkan
secara bersama jika kita ingin mendapatkan peluang yang maksimal bagi semua
sekolah agar dapat berkembang. Usaha dan pendanaan mandiri merupakan cara
pemecahan yang sangat hakiki bagi sekolah yang benar-benar ingin berkembang.
Jika berkaitan dengan masalah keuangan, maka sebaiknya digunakan sistem
manajemen terbuka. Dengan manajemen terbuka, maka semua keadaan sekolah baik
atau buruk bisa diketahui oleh siapa saja.
DAFTAR PUSTAKA
Suryobroto,
Manajemen Pendidikan Di Sekolah. 2004. Jakarta. Rineka Cipta.
Mulyasa,
Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung. Remaja Rosda Karya
No comments:
Post a Comment