1

loading...

Wednesday, November 28, 2018

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM PADA MASA NASIRUDDIN THUSI, SHAH WALIULLAH DAN MUHAMMAD IQBAL


SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM PADA MASA NASIRUDDIN THUSI, SHAH WALIULLAH DAN MUHAMMAD IQBAL

Abstrack

Abstrack :Perkembangan Ekonomi Islam saat ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah pemikiran muslim tentang ekonomi dimasa lalu. Keterlibatan pemikir muslim dalam kehidupan masyarakat yang komplek dan belum adanya pemisahan disiplin keilmuwan menjadikan pemikir muslim melihat masalah masyarakat dalam konteks yang lebih integratif. Berdasarkan catatan sejarah dari berbagai sumber, pemikiran- pemikiran Ekonomi islam telah muncul sejak islam diturunkan melalui nabi Muhammad SAW. Yang kemudian dilanjutkan pada masa kepemimpinan Khalifah Rasyidin, pada saat itu islam sudah berpengaruh penjuru dunia,karena berbagai cara khalifah melakukan peruasan wilaya islah keluar dari daerah Arab, setelah kepemimpinan Khalifah Rasydin dilanjutkan oleh masa daulah bani umayyah dan bani abbasiyah. Kemudian dilanjutkan oleh tokoh pemikir Ekonomi Islam yaitu Nasiruddin Thusi, Shah Waliullah, dan Muhammad Iqbal.
Kata kunci : Pemikiran Ekonomi Islam masa Nasiruddin Thusi, Shah Waliullah, dan Muhammad Iqbal.


PENDAHULUAN
Dalam literature islam, sangat jarang ditemukan Tulisan tentang sejarah pemikiran ekonomi islam. Buku-buku sejarah islam atau peradapan islam sekalipun tidak menyentuh sejarah pemikiran ekonomi klasik. Pemikiran yang khusus tentang sejarah pemikiran ekonomi islam khusunya terhadap intelektual yang dilakukan ilmuan barat yang menyembunyikan peranan ilmuan islam dalam mengembangkan pemikiran ekonomi, mengekibatkan kontribusi pemikiran ekonomi islam tidak begitu terlihat pengaruhnya terhadap ekonomi modern.
Sejarah membuktikan bahwa ilmuan muslim pada era klasik telah banyak menulis dan mengkaji ekonomi islam tidak saja secara normative, tetapi juga secara empiris dan ilmiah dengan metedologi yang sistematis. Seperti pemikiran Nasiruddin Thusi, Shah Waliullah dan Muhammad Iqbal. Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang riwayat hidup dan pemikiran ekonomi ketiga tokoh  tersebut.
PEMBAHASAN
A.      Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam masa Nasiruddin Thusi (W. 485 H/ 1093 M)
1.      Biografi Nasiruddin Thusi
Julukan “ilmuwan sebabisa” (multi talent) amat pantas disandang Nasiruddin at-Thusi.Sumbangannya bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern tak ternilai besarnya. Selama hidupnya, ilmuwan muslim dari Persia itu mendedikasikan diri untuk membangun beragam ilmu seperti, astronomi, biologi, matematika, kimia, filsafat, kedokteran, hingga ilmu agama islam.
Nasiruddin termasuk tokoh pemikir ekonomi islam fase kedua pada abad 11-15 Masehi. [1]Sarjana muslim yang kemashyurannya setara dengan teologdan filsuf besar sejarah gereja, Thomas Aquinas, memiliki nama lengkap Abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad al-Hasan Nasiruddin At-Thusi. Ia lahir pada 18 Februari 1201 M di kota Thus yang terletak di dekat Mashed, sebelah timur laut Iran. Sebagai seorang ilmuwa yang amat kondang pada zamannya, Nasiruddin memiliki banyak nama antara lain: Muhaqqiq At-Thusi, Khuwaja Thusi, dan Khuwaja Nasir.
Nasiruddin lahir pada awal abad ke13 M, ketika dunia islam tengah mengalami masa-masa sulit. Pada saat itu kekuatan militer Mongol yang begitu kuat menginvasi wilayah kekuasaan islam yang amat luas. Kota kota islam dihancurkan dan penduduknya dibantai habis tentara Mongol dengan sangat kejam. Hal itu dipertegas J.J. O’Connor dan E.F. Robertson bahwa pada masa itu, dunia diliputi kecemasan.Hilangnya rasa aman dan ketenangan itu membuat banyak ilmuwan sulit untuk mengembangkan pengetahuan.Nasiruddin pun tak dapat mengelak dari konflik yang melanda negerinya. Sejak kecil, Nasiruddin digembleng ilmu agama oleh ayahnya yang berprofesi sebagai seorang ahli hukum di sekolah Imam kedua belas.
Selain digembleng ilmu agama disekolah itu, at-Thusi mempelajari fiqh, ushul, hikmah dan kalam, terutama Isyarat-nya ibnu sina, dan Mahdar Farid Ad-din Damad, dan matematika dari Muhammad Hasib, di Naisabur.Dia kemudian pergi ke Baghdad dan disana dia mempelajari ilmu pengobatan dan filsafat dari Qutb Ad-Din, matematika dari Kamal Ad-din Ibn Yunus dan fiqh beserta ushul dari Salim ibnBadran.
Pada tahun 1220 M, invasi militer Mongol telah mencapai Thus dan kota kelahiran Nasiruddin pun dihancukan. Ketika situasi keamanan tak menentu, penguasa Islamiyah Nasiruddin Abdurrahin mengajak sang ilmuwan itu untuk bergabug. Tawaran itu tak disia-siakannya. Selama mengabdi di istana itu, Nasiruddin mengisi waktunya untuk  menulis beragam karya yang penting tentang logika, filsafat, matematika, serta astronomi. Karya pertamanya adalah kitab Akhlaq-I Naisiri yang ditulisnya pada 1232 M.
Pasukan Mongolyang dipimpin Hulagu Khan- cucu Jengis Khan- pada tahun 1251 M akhirnya menguasai Istana Alamut dan meluluh lantakkannya. Nyawa Nasiruddin selamat karena Hulagu ternyata sangat menaruh minat terhadap ilmu pengetahuan.Hulagu yang dikenal bengis dan kejam memperlakukan Nasiruddin dengan penuh hormat.Hulagu mengangkat Nasiruddin menjadi penasihat dibidang ilmu pengetahuan. Meskipun telah menjadi penasihat pasukan mongol, Nasiruddin tidak mampu menghentikann ulah dan kebiadaban Hulagu khan yang membumihanguskan kota metropolis intelektual dunia, Baghdad, pada tahun 1258 M. terlebih, saat itu dinasti Abbasiyah berada dalam kekuasaan Khalifah Al-Musta’sim yang lemah. Terbukti, militer Abbasiyah tak mampu membendung gempuran pasuan Mongol.
Meskipun tak mampu mencegah terjadinya serangan bangsa Mongol, aling tidak Nasiruddin bisa menyelamatkan dirinya dan masih berksempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. “Hulagu snagat bangga karena berhasil menaklukkan Baghdad dan lebih bangga karena berhasl ilmuwan terkemuka seperti At-Thusi bisa bergabung bersamanya.” Papar O’Connor dan Robertson dalam tulisannya tentang sejarah Nasiruddim sebagaimana dalam tulisan Heri Ruslan.[2]
2.      Pemikiran Ekonomi Islam Nasiruddin Thusi
Karyanya dalam bidang ekonomi terutama ditemukan dalam kitabnya yang berjdudl Akhlaq-e-e Nasiri (Nasirian Ethics)
Thusi menyebut ekonomi sebagai political economy, sebagaimana terungkap dalam kata, siyasah -e- mudun” yang ia gunakan. Kata ini berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu “siyasah” (politik) dan “mudun” (kota dan struktur perekonomiannya). Ia menciptaka surplus ekonomi sehingga memungkinkan terciptanya kerjasama dalam masyarakat untuk saling menyediakan barang dan jasa kebutuhan hidup. Hal ini merupakan tuntutan alamiah sebab seorang tidak dapat menyediakan semua kebutuhannya sendirri sehingga menimbulkan ketergantungan satu dengan lainnya. Akan tetapi, jika proses ini dibiarkan alamiah, kemungkinan manusia akan saling bertindak tidak adil dan menuruti kepentingannya sendiri-sendiri. Orang yang kuat akan mengalahkan yang lemah. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi (siyasah/politik) yang mendorong manusia untuk saling bekerjasama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.
At-Thusi menekankan pentingnya tabungan dan mengutuk konsumsi yang berlebihan serta pengeluaran-pengeluaran untuk asset-aset  yang tidak produktif, seperti perhiasan dan penimbunan tanah tidak produktif. Ia memandang pentingnya pembangunan pertanian sebagai fondasi pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Ia juga merekomendasikan pengurangan pajak, di mana berbagai pajak yang tidak sesuai dengan syariah islam harus dilarang.[3]
B.       Sejarah pemikiran ekonomi islam masa Syah Waliulah (1114-1176 H/ 1703-1762 M)
1.      Biografi Shah Waliullah
Shah wali ullah (21 februari 1703- 20 agustus 1762) nama lengkapnya Qutd Ad-Din Ahmad Ibn Abd Al-Rahim Shah Wali’allah, lahir di Delhi dari keluarga Syufi dan Ulama. Konon, ia adalah keturunan ulama besar India, mujaddid alfi sani syeikh ahmad Syir Hindi. Banyak kalangan jenius lahir dari keluarga ini yang merupakan ulama dan tokoh syufi dan yang telah mewarnai kehidupan islami muslim india. Syah Waliullah seseorang yang jenius.Sementara dari jalur ibunya, maka ia akan sampai pada musa Al kazim, imam ke tujuh dari golongan syiah isna asyariah. Dengan demikian ia termasuk keturunan ali bin Abi Thalib, memantu Rasulullah.[4]
Pada masa muda dia belajar pada ayahnya dan kemudian pada banyak sarjana delhi. Dia belajar sastra Arab dan Persia, tafsir, aqaid, sejarah islam, filsafat, hukum, dan logika. Dia juga memepelajari ilmu social dan mengkaji sejarah, dunia ibn kaldun termasuk juga memepelajari poitik. Inilah mengaa, kendatipun dia seorang sarjanah dan ulama konservatif  besar, tulisan-tulisannya mengandung gagasan politik segar dan pandangan tajam dalam menganalisis problem politik india dan dunia islam.
Pada usia 16 atau 17 tahun, syah Waliullah menjadi seorang ahli hadist di madrasah Rahimia yang didirikan oleh ayahnya. Ia menjadikan madrasah itu institusi ideal dengan pengajaran yang berdedikasi dan system pendidikan yang di reformasi. Kemudian dia melakukan ibadah haji dan belajar di mekah dibawah bimbingan syah abu Tahir, seorang ulama mekah terkenal. Setelah kembali dari mekah pada tahun 1730 pada usia 27 tahun, dia mulai mengajar lagi. Syah Waliullah menempuh seluruh hidupnya di Delhi dekat dinasti Mughal tetapi dia tidak pernah datang ke mahkamah Mughal untuk tujan popularitas atau keuntungan duniawi kendatipunn begitu, pengikutnya yang datang setiap hari mengaharap bantuan spiritual berjumlah ribuan mulai dari para raja, bangsawan, kalangan syufi, ulama, dan pengemis. Akan tetapi, dia tidak perduli pada popularitas keuntungan duniawi, dia lebih tertarik mengabdikan dirinya dengan memberikan instruksi spiritual kepada pengikutnya dan beribadah kepada Allah.
Pada tahun 1737, dia menerjemahkan al quran ke bahasa Persia utuk peratama kalinya di india. Karena hal ini para ulama dehi berkampanye menentangnya dan dia terpaksa  meninggalkan delhi untuk smentara. Putranya, Abdul Qodir, menerjemahkan al quran ke urdu untuk pertamakalinya di india. Berdasarkan penerjemahan urdu inilah, girish Chandra Sen dari Bengal menerjemahkan al quran ke bahasa Bengal untuk pertama kalinya. Meskipun sibuk, syah waliullah tidak lupa pada situasi politik  yang sedang terjadi di sekitarnya. Dua dari bukunya yang penting dalam ha ini yaitu : Fuyuz Al-harammayn (kemenangan mekah dan madinah) dan Tafhima Al-ilahiyah (memahami Tuhan) adalah contoh yang jelas dari kepeduliannya yang murni atas nasib umat.
2.      Pemikiran Ekonomi Shah Waliulllah
Pemikiran ekonomi shah waliullah dapat ditemukan dalam karyanya yang terkenal berjudul, Hujjatullah al-Baligha.Dia banyak menjelaskan rasionalitas dari aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan pembangunan masyarakat.Menurutnya, manusia secara alamiah adalah makhuk social sehingga harus melakukan kerjasama antara satu orang dnegan orang lainnya. Kerja sama ini msalnya dalam bentuk pertukaran barang dan jasa, kerjasama usaha (mudharabah, musyarakah), kerjasama pengelolaan pertanian, dan lain-lain.  Islam melarang kegiatan-kegiiatan yang merusak semangat kerja sama ini misalnya perjudian dan Riba. Kedua kegiatan ini mendasarkan pada transaksi yang tidak adil, eksploitatif, mengandung ketidakpastian yang tinggi, beresiko tinggi, dan karenya memberikan kontribusi pada kehidupan manusia.[5]
Shah waliullah menekankan perlunya pembagian faktor-faktor  ekonomi yang bersifat alamiah secara lebih merata, misalnya tanah. Ia menyatakan bahwa semua tanah sebagaimana  masjid atau tempat peristirahatan diberikan kepada Wayfarers. Benda-benda tersebut dibagi berdasarkan prinsip siapa yang pertama datang dapat memanfaatkannya (first come First served). Kepemilikan terhadap tanah akan berarti hanya jika orang lebih dapat memanfaatkannya dari pada orang lain.
Untuk pengelolaan Negara, diperlukan adanya suatu pemerintahan yang mampu menyediakan sarana pertahanan, membuat hukum dan menegakkannya, menjamin keadilan, serta menyediakan berbagai sarana public seperti jalan dan jembatan.Untuk berbagai keperluan ini, Negara dapat memungut pajak dari rakyatnya.Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan kegiatan Negara yang penting, tetapi harus memerhatikan pemanfaatnya dan kemampuan masyarakat untuk membayarnya.
Berdasarkan pengamatannya terhadap perekonomian di kekaisaran Mughal india, waliullah mengemukakan 2 faktor utama yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Pertama, keuangan Negara dibebani dengan berbagai pengeluaran yang ttidak produktif.Kedua, pajak yang dibebankan kepada pelaku ekonomi trlalu berat sehingga menurunkan semangat berekonomi.menurutnya, perekonomian dapat tumbuh jika terdapat tingkat pajak yang ringan yang didukung administrasi yang efisien.[6]

C.      Pemikiran Ekonomi Islam Masa Muhamma Iqbal (1289-1357 H/ 1873-1938 M) [7]
1.      Biografi Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab, India pada tanggal 9 November 1877 (India Inggris) sekarang Pakistan[8] dan meninggal di Lahore pada tanggal 21 April 1938 pada umur 61 tahun. Beliau dikenal juga sebagai Allama Iqbal, seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20.Iqbal dikenal sebagai Shaire-e-Mushriq yang berarti "Penyair dari Timur".Ia juga disebut sebagai Muffakir-e-Pakistan ("The Inceptor of Pakistan") dan Hakeem-ul-Ummat ("The Sage of the Ummah"). Di Iran dan Afganistan ia terkenal sebagai Iqbāl-e Lāhorī "Iqbal dari Lahore", dan sangat dihargai atas karya-karya berbahasa Persia-nya. Pemerintah Pakistan menghargainya sebagai "penyair nasional", hingga hari ulang tahunnya merupakan hari libur di Pakistan. Iqbal adalah seorang putra dari keluarga yang berlatar belakang dari sebuah kasta Brahma Kasymir yang telah memeluk Islam sejak tiga abad sebelum ia dilahirkan. Kakeknya adalah Muhammad Rafiq, seorang sufi terkenal. Dan ayahnya Muhammad Nur seorang muslim yang sangat disiplin dalam kehidupan sufi. 128 Iqbal memulai pendidikan pada masa kanak-kanaknya pada ayahnya. Kemudian ia dimasukkan di sebuah maktab (surau) untuk belajar al-Qur’an. Setelah itu Iqbal dimasukkan di Scottish Mission School, Sialkot. Sejak saat itu, hingga selesai belajar di Scottish Mission School, ia dibawah bimbingan Mir Hasan.
Selepas dari sekolah menengah, pada tahun 1893, Iqbal memperoleh beasiswa ke perguruan tinggi.Pada tahun 1895 Iqbal menyelesaikan pelajarannya di Scottish dan pergi ke Lahore. Di sini ia melanjutkan studi di Government College dan berguru kepada Sir Thomas Arnold, seorang orientalis asal Inggris yang ketika itu menjabat sebagai guru besar di Universitas Aligarh dan Government College di Lahore.[9]Di sisnilah untuk pertamakalinya, Iqbal berkenalan dengan filsafat Barat lewat gurunya Arnold.Arnold mendorong Iqbal untuk lebih jauh melanjutkan pendidikannya di Eropa129.Pada tahun 1905 Iqbal pun akhirnya berangkat ke Inggris.Ia melanjutkan program Magister di Cambridge University. Setelah di Cambridge, kemudian Iqbal pergi ke Jerman untuk melanjutkan studi program doktoralnya. Pertama-pertama ia belajar bahasa dan filsafat Jerman di universitas Heidelberg dari Fraulent Wagnastdan Faraulein Senecal. Kemudian dia belajar di Fakultas Filsafat Universitas Ludwig-Maximilians, Munich.Di bawah bimbimngan Friedrich Hommel, Iqbal menyelesaikan disertasi doktornya yang berjudul “The Development of Metaphysics in Persia”.
Setelah menyelesaikan program doktornya, Iqbal kembali ke kota Lodon dan diangkat menjadi guru besar bahasa Arab di Universitas London dan enam bulan kemudian dia dipercaya menjadi Ketua Jurusan Filsafat dan keusastraan Inggris. Ia kembali ke tanah airnya pada tahun 1908. Di negerinya ini ia menjalankan profesinya sebagai pengacara, guru besar di universitas dan penyair sekaligus. Ia memberi kuliah mengenai filsafat, sastra Arab, dan sastra Inggris. Pada tahun 1926, Iqbal mulai aktif dalam politik dan membuat konsep pendirian Negara Islam Pakistan.Pada 1927, Iqbal duduk di DPR Punjab dan setahun kemudian menjadi Ketua Liga Muslimin.Dalam konferensi Meja Bundar, ia menjadi anggota dalam komisi-komisi yang meneliti tentang masalah perbaikan pendidikan di India.
2.      Karya-karya Muhammad Iqbal
Karya-karya Iqbal ditulis dalam berbagai bentuk, diantaranya: karya filsafat, agama, ceramah-ceramah yang dibukukan, diantaranya:
 a. ‘Ilm al-Iqtisad ( ilmu ekonomi ) Merupakan karya M. Iqbal yang dipublikasikan sebagai hasil karyanya dengan menggunakan bahasa Urdu. Dalam buku ini ia menegaskan pentingnya mempelajari ilmu ekonomi, terutama di India, karena kemiskinan yang ada di negara tersebut. Menurutnya, negara yang tidak mau meningkatkan keadaan ekonomi dan masyarakatnya sama saja menuju kehancuran bagi negara itu sendiri.
b. The Development of Metaphisics in Persia. Merupakan kontribusi M. Iqbal dalam sejarah filsafat muslim, buku ini adalah hasil desertasi dari tingkat doktoral dalam filsafat muslim di Universitas Munich di Jerman. Mencakup perkembangan metafisik di Persia, aspek metafisik dalam filsafat dan sebuah karya besar dari seorang pelajar filsafat.Diterbitkan tahun 1908 di Luzac, Lodon.
c. The Recontruction of Religious Thaught in Islam. Diterbitkan oleh Kapoor, Lahore, 1930.Didalamnya banyak ditemukan amanat spiritual Iqbal pada masanya.Pada awal penerbitannya sudah menarik perhatin dunia, utamanya dari kalangan kaum sarjana, seperti Sir Dennisan Ross dan Lord Lathian.Buku ini merupakan kumpulan ceramah-ceramah Iqbal di Madras, Hyderabad, dan Aligard dalam perjalanannya ke India Selatan tahun 1928. d. Stray Reflection ( buku harian Iqbal ) Sebuah catatan harian Iqbal yang diedit oleh Dr. Javid Iqbal putra Dr. M. Iqbal pada tahun 1961. Merupakan dokumen luar biasa yang membawa ke mata dunia oleh Javid.Banyak hal-hal unik yang menggambarkan perkembangan pemikiran M. Iqbal, dan juga perkembangan terakhir filsafat beliau.Didalamnya terdapat bervariasi dari filsafat, sastra, ilmiah, politik, agama, dan budaya. e. Asrar-i-Khudi. Inilah buku pertama Iqbal yang memuat tentang filsafat agama yang pertama dalam bentuk puisi f. Rumuz-i-Bekhudi, tulisan filosofis kedua yang terbit pada tahun 1918. g. Payam-i-Masyriq, yakni berisi pesan dari timur h. Bang-i-Dara ( Lonceng Kafilah), tulisan ini berisi puisi-puisinya selama dari dua puluh tahun. Diantaranya puisi sebelum keberangkatan ke Eropa, puisi selama di Eropa, dan setelah kembalinya dari Eropa. i. Zabur-i-‘Azam ( Mazmur Persia) yang berisi suntikan untuk semngat dunia baru kepada kaum muda dan masyarakat timur.
3.      Pemikiran Ekonomi Muhammad Iqbal
Pemikiran ekonomi Muhammad Iqbal tidak berkisar tentang hal-hal teknis dalam ekonomi, tetapi lebih kepada konsep-konsep umum yang mendasar. Dalam bukunya yang pertama ialah 'Ilm-ul-iqtisad (Ilmu Ekonomi), diterbitkan di Lahore pada tahun 1903, tebalnya 216 halaman yang merupakan risalah ekonomi yang ditulis Iqbal atas anjuran Thomas Arnold berisi penjelasan akan pentingnya ilmu ekonomi serta hubungan dagang, sistem moneter, pembelanjaan serta konsumsi. Ia menegaskan pentingnya mempelajari ilmu ekonomi, terutama di India, karena kemiskinan yang ada di negara tersebut. Menurutnya, negara yang tidak mau meningkatkan keadaan ekonomi dan masyarakatnya sama saja menuju kehancuran bagi negara itu sendiri. Selain itu juga ia mencontohkan respon Islam terhadap kapitalisme barat dan reaksi ekstrim dari komunisme Uni Soviet.
Iqbal menganalisis dengan tajam kelemahan kapitalisme, komunisme dan menampilkan sesuatu pemikiran “poros tengah” yang dibuka oleh Islam.Iamengajak umat untuk berpegang teguh dan tidak ragu mengambil intisari dari perjalanan sejarah manusia. Menurutnya, semangat kapitalisme yaitu memupuk capital atau materi sebagai nilai dasar sistem yang bertentangan dengan semangat islam. Demikian pula semangat komunisme yang banyak melakukan paksaan kepada masyarakat juga bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Iqbal sangat prihatin kepada petani, buruh dan masyarakat lemah lainnya, ia menganggap semangat kapitalis yang eksploitatif menjadi asing bagi Islam. Keadilan sosial merupakan aspek yang mendapat perhatian besar dari Iqbal dan ia menyatakan bahwa negara memiliki tugas yang besar untuk mewujudkan keadilan sosial. Zakat yang hukumnya wajib dalam Islam dipandang memiliki posisi yang strategis bagi penciptaan masyarakat yang adil130 Dapat disimpilkan bahwa pemikiran ekonomi pada masa Muhammad Iqbal ( w 1357 H/ 1938 M) meliputi : 1. Kritis atas kapitalisme dan sosialisme. 2. Keadilan sosial dari sebuah negara. 3. Zakat yang wajib memiliki posisi strategis bagi penciptaan masyarakat yang adil.[10]


PENUTUP
    A.    Kesimpulan
1.      Nasiruddin Thusi
Julukan “ilmuwan sebabisa” (multi talent) amat pantas disandang Nasiruddin at-Thusi.Sumbangannya bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern tak ternilai besarnya. Selama hidupnya, ilmuwan muslim dari Persia itu mendedikasikan diri untuk membangun beragam ilmu seperti, astronomi, biologi, matematika, kimia, filsafat, kedokteran, hingga ilmu agama islam.Nasiruddin lahir pada awal abad ke13 M, ketika dunia islam tengah mengalami masa-masa sulit.Karyanya dalam bidang ekonomi terutama ditemukan dalam kitabnya yang berjdudl Akhlaq-e-e Nasiri (Nasirian Ethics).
2.      Shah Waliullah
Shah wali ullah (21 februari 1703- 20 agustus 1762) nama lengkapnya Qutd Ad-Din Ahmad Ibn Abd Al-Rahim Shah Wali’allah, lahir di Delhi dari keluarga Syufi dan Ulama. Konon, ia adalah keturunan ulama besar India, mujaddid alfi sani syeikh ahmad Syir Hindi.Pemikiran ekonomi shah waliullah dapat ditemukan dalam karyanya yang terkenal berjudul, Hujjatullah al-Baligha.Dia banyak menjelaskan rasionalitas dari aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan pembangunan masyarakat.Menurutnya, manusia secara alamiah adalah makhuk social sehingga harus melakukan kerjasama antara satu orang dnegan orang lainnya.
3.      Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab, India pada tanggal 9 November 1877 (India Inggris) sekarang Pakistan[11] dan meninggal di Lahore pada tanggal 21 April 1938 pada umur 61 tahun. Beliau dikenal juga sebagai Allama Iqbal, seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20.Iqbal dikenal sebagai Shaire-e-Mushriq yang berarti "Penyair dari Timur".Ia juga disebut sebagai Muffakir-e-Pakistan ("The Inceptor of Pakistan") dan Hakeem-ul-Ummat ("The Sage of the Ummah").Karya-karya Iqbal ditulis dalam berbagai bentuk, diantaranya: karya filsafat, agama, ceramah-ceramah yang dibukukan

      B.     Saran
Demikian makalah ini kami susun dengan harapan semoga makalah ini Bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Apabila ada kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,  kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dan memotivasi.


[1]Maftukhatushalikha, (2016).Mengembangkan penelitian sejarah pemikiran ekonomi islam Hlm. 3
[2]Hendi Suhendi, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 313
[3]Hendi Suhendi, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 315
[4]Nirwan Hamid, (2016). Pembaruan islam di indiaVol 7. Hlm. 65
[5]Ahmad Maulidzen, (2017). Pemikiran dan kontribusi pemikir ekonomi islam. Vol 1 No 1. Hlm. 50
[6]Hendi Suhendi, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 317
[7]Ahmad  Maulidzen, (2017). Pemikiran dan kontribusi pemikir ekonomi islam. Vol 1 No 1. Hlm. 52
[8]Fhrur Ulum, (2013).Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGold an IDB. Hlm.75
[9]Amran Suriadi, (2016). Jurnal Muhammad iqbal, filsafat dan pendidikan islamVol 1 No 2. Hlm. 46
[10]Fhrur Ulum, (2013).Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGold an IDB. Hlm.77


No comments:

Post a Comment