KISAH ABU NAWAS“MENJEBAK SI TUKANG SIHIR”
Disuatu kerajaan hiduplah seseorang yang mempunyai burung
nuri yang sangat cantik dan lucu, ia bernama Abu Nawas.
Kala itu datanglah seorang Raja yang bernama Harun
Ar-Rasyid ia sangat ingin memiliki burung nuri milik Abu Nawas. “haii
Abu Nawas jika kau berniat untuk menjual burung nuri itu, jangan tewarkan
kepada orang lain, tawarkan saja kepadaku! Berapapun harganya aku akan
membayarnya.” Kata sang Raja kepada Abu Nawas. Abu nawas hanya diam tak
menjawab perkataan dari baginda raja tapi dalam hati Abu Nawas berkata “mana
mungkin aku menjual burung yang tidak berharga ini kepada baginda.” Malampun
berlalu.
Keesokan harinya abu nawas datang keistana dengan membawa
burung nuri yang sangat diinginkan baginda, abu nawas memberikannya dengan
Cuma-Cuma. Setiba di pintu istana Abu Nawas dihadang dengan dua orang pengawal
mereka adalahsuruhan dari mentri Abudahi yang sangat tidak suka
dengan abu nawas. “siapa kamu ? ada
keperluan apa kamu menghadap baginda?.” Kata kedua pengawal tersebut. “aku
hendak menyerahkan burung nuri ini kepada baginda karena beliau sangat
menyukainya.” Kata abu nawas.
“tinggalkan saja burung jelek itu di sini biar aku yang
menyerahkan ini kepada baginda!” kata salah satu pengawal. Tapi kedua pengawal
itu sangat licik mereka menukar burung nuri dengan burung lain setelah itu
mereka memberikan kepada baginda raja. Mentri abudahi pun tersenyum melihat
kerja dari kedua anak buahnya itu.
“Apa!!” Baginda raja sangat marah karena perbuatan abu
nawas.
“Abu Nawas! Kalau
kau keberatan dengan menjual burung nuri kepadaku tidak apa-apa. Tapi jangan
kau kirim burung lain ke istana, itu suatu penghinaan buatku” kata baginda
sambil marah-marah.
“begini baginda raja” kata abu nawas
“di istana baginda telah kedatangan dua orang penyihir
yang menyamar menjadi penjaga pintu gerbang di istana. Kedua orang itu bisa
menyihir burung, dan hamba yakin besok kedua orang itu bisa menyihir burung beo
menjadi burung nuri.” Kata Abu Nawas.
“Kalau baginda tak percaya lihat saja esok di pintu
gerbang.” Jelas abu nawas
Pagi-pagi sekali abu nawas sudah tiba di istana, dia
membawa burung beo di tangannya dan abunawas kembali dihadang oleh kedua
pengawal itu.
“ada perlu apa apa
lagi kamu disini?” kata kedua pengawal itu
“sudahku bilang kau tidak bisa bertemu baginda!”
“maaf, kemarin aku keliru, sebenarnya aku hendak
memberikan burung beo ini kepada baginda. Tapi aku salah mengambilnya. Baginda
pasti marah-marah mendapatkan kiriman burung nuri itu” bujuk abu nawas.
Krdua penawal itu kembali menukar burung beo dengan
burung nuri dengan harapan abu nawas dimarahi oleh baginda. Setelah itu di
serahkanlah kepada raja. Tapi baginda raja melihat semua yang dilakukan oleh
kedua pengawal tersebut.
“ ternyata benar yang dikatekan abunawas pengawal itu
bisa menyihir alias menggelapkan barang yang bukan haknya.”
“ini nurinya, lalu mana beonya?” sindir baginda raja.
Kedua pengawalpun hanya bisa tertunduk lesu dan mentri
abudahi yang menyaksikan hanya bisa terdiam. Raja pun menghukum dua pengawal
itu dan mentri abudahi atas kelakuannya.
No comments:
Post a Comment