ANALISIS
UNSUR INTINSIKNOVEL
BUMI
KARYA
“ TERE LIYE “
A.
Alur
Robert Stanton, mengemukakan bahwa alur merupakan
rangkaian pristiwa-pristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas
pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara
kausal saja. Pristiwa kausal merupakan pristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak
dari berbagai pristiwa lain dan tidak dapat di abaikan karena berpengaruh pada keseluruhan karya. [1] jadi alur adalah rangkaian peristiwa atau jalannya cerita kearah
klimaks dan penyelesaian.
Alur
Maju :
“ Namaku
Raib. Aku murid baru disekolah. Usia ku lima belas tahun. Aku anak tunggal, perempuan. (Hal. 5)
Alur Mundur :
“ Waktu Usia ku 2 tahun, aku suka sekali
bermain petak umpet.” (Hal. 6)
B.
Penokohan
Robert
Stanton, mengemukakan
bahwa Penokohan
biasanya dibagi dalam
dua konteks. Konteks pertama, karakter menuju pada individu-individu bertanya;
“berapa karakter yang ada dalam cerita itu?”. Konteks kedua, karakter merujuk
pada pencampuran dari berbagai kepentingan,keinginan, emosi, dan prinsip moral
dari individu-individu tersebut seperti yang tampak emplisit pada pertanyaan; “menurutmu, bagaimanka
karakter dalam cerita itu?”. Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu
‘karakter utama’ karakter yang terkait
dengan semua peristiwa
yang berlangsung dalam cerita.[2] Jadi penokohan adalah suatu karakter tokoh yang terkait dengan
peristiwa yang berlangsung dalam cerita.
a. Penokohan Protagonis : Karena Raib, adalah peran utama yang merupakan
pusat atau sentral dari dalam cerita.
Raib :
suka membaca, pemalu, bijak, suka dengan pelajaran bahasa Indonesia.
“ aku suka membaca”. “pelajaran
bahasa aku amat menyukainya”. “ anak pemalu”. (Hal. 5 )
b. Penokohan Deutragonis : Adalah tokoh lain yang berada di pihak protagonis.
Peran ini ikut mendukung menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh
protagonis.
1.
Seli : teman sebangku Raib, selalu
mendukung Raib, hoby nonton korea.
“ Seli teman satu meja ku”. “ selalu asyik
nonton film korea”. ( Hal. 21 )
2.
Ali : Teman Raib , pencari masalah,
genius, pemberani
“ Hei!” ali lebih dulu meloncat didepanku
menghentikan gerakan tamus yang ingin menangkapku”. (Hal. 164 ) .
“ali
teman sekelas Raib yang terkenal sekali suka mencari masalah”. (Hal. 22)
3.
Miss
Selena : mendukung Raib, tegas, disiplin, penuh tanggung jawab
“ wajahnya jarang tersenyum, suaranya tegas,
dan hukumannya selalu membuat murid malu”. ( Hal. 23 )
“ Miss selena dengan cepat melangkah mendekati seli.
Satu tangannya menghantam dua orang tersisa yang langsung terbantik kelantai,
satu tangannya lagi merobek jarring perak yang mengikat seli, dan
membebaskannya.”
(Hal.171)
4.
Ilo
: penuh kasih sayang, desainer pakaian
“ semua pakaian yang kalian kenakan adalah
hasil desain dari suamiku “. ( Hal. 222)
5.
Vey
: istri ilo, ramah , penuh kasih sayang
“ Dia tersenyum kearah kami. “
Bagaimana tidurnya ? nyenyak, bukan”.(
Hal. 219)
“ ayo semua duduk, masakan sudah siap. “ ( Hal.222)
6.
Av
: tegas
“ Av nama orang tua yang berpakaian abu-abu
itu, berkata tegas kepada dua petugas perpustakaan.” (Hal. 243)
7.
Ou
: periang
“ Ou terlihat riang. Dia malah turun dari
bangkunya, menyalami kami bergantian. “ (Hal. 223)
c. Penokohan Tritagonis : Adalah peran
penengah yang bertugas menjadi pendamai atau pengantara protagonist dan
antagonis.
8.
Ayah
Raib : penyayang, pekerja keras,
romantis.
“ papa harus berhasil melewati fase ini
dengan baik, Ra. Sekali papa berhasil memenangkan hati pemilik perusahaan,
karier papa akan melesat cepat.
“ Nah, papa mau apa?”
“ Roti panggang penuh cinta,” dan “
jus jeruk penuh kasih sayang.”
( Hal. 11 )
9.
Ibu
raib : penyayang, ibu rumah tangga, dan
cekatan
“ mama ibu rumah tangga yang hebat, cekatan. Mengurus
semua keperluan rumah tangga sendirian tanpa pembantu.” ( Hal. 9 )
d. Antagonis : Antagonis adalah peran lawan, karena dia sering sekali
menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi.
10. Tamus : penuh dendam dan tamak,
“
Hari ini seluruh rencana itu sempurna.
Aku menguasai seluruh kota, memiliki buku kehidupan, dan kamu ada disini. Malam
ini semua akan selesai.” (Hal. 416)
C.
Latar
Asul
Wiyanto, mengemukakan bahwa latar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya
suatu adegan, adapun p[engertiang latar ialah elemen-elemen fiksi yang
menyatakan pada pembaca dimana dan kapan terjadinya peristiwa. [3]
jadi, latar adalah suatu yang menyatakan atau menunjukkan dimana dan kapan
terjadinya peristiwa.
Robert Stanton, mengemukakan bahwa Latar adalah lingkungan
yang melingkupi sebuah pristiwa dalam cerita, semesta yang berintraksi dengan
pristiwa-pristiwa yang sedang berlangsung. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu(hari,bulan,dan
tahun),cuaca, atau satu priode. [4] jadi, latar adalah suatu peristiwa dan tempat yang sedang
berlangsung didalam sebuah cerita.
a. Latar Tempat
Latar
tempat adalah latar yang berkaitan dengan suatu tempat terjadinya peristiwa. [5]
jadi, latar tempat adalah latar yang menunjukkan deskrisi tempat suatu
peristiwa didalam cerita.
Rumah Raib : “ bukannya
kamu tadi masih di kamar Ra? Berkali-kali mama teriaki kamu agar turun, sarapan.
( Hal. 8)
Dikelas : “ Pagi, Anak-anak , keluarkan buku PR kalian. Sekarang. Ujar miss keriting”
(Hal. 23 )
Lorong sekolah : “ aku melangkah malas, mencari lokasi menunggu yang baik dilorong. nasib,
aku menghela nafas sebal”. (Hal. 24 )
Kantin : “ Kali ini aku benar-benar menimpuk seli dengan bola bakso. Seli tertawa
dan cekatan menghindar. Tapi gawat! Bakso ku mengenai kepala anak dua belas !
kami terpaksa kabur dari kantin, sambil berteriak ke tukang bakso bayarnya
nanti-nanti”. ( Hal. 38)
Tokoh elektronik : “ setengah jam salip-menyalip, vespa mama
sudah terparkir rapi di basement pusat perbelanjaan besar. Tujuan utama kami ke
toko elektronik dibagian mesin cuci”. ( Hal. 50)
Angkutan umum : “ angkutan umum terus mengambil jalur kiri, merangsek macet, membuat
tambah macet meski penumpang seperti kami senang-senang saja, jadi lebih cepat.
Aku tiba dirumah sesuai jadwal. Seli bilang dia saja yang teraktir bayar ongkos.
“ ( Hal. 76 ).
Aula sekolah : “ aula sekolah berubah persis seolah kami sedang ada ditanah lapang luas,
tapi pada malam hari, dengan semburat cahaya bulan yang lembut . kami bisa
menatap dari kejauhan, meski tidak jelas”. (Hal. 161)
Rumah ilo : “ ilo memimpin didepan. Kami diantarkan ke kamar yang besar yang dulunya
kamar anak ilo si sulung.” (Hal. 20
Perpustakaan
sentral : “ tempat semua catatan dan buku
disimpan, semua ilmu dikumpulkan.” (Hal. 237)
Stasiun sentral : “ selamat datang di stasiun sentral.” Ilo tertawa melihat wajah bingung
kami“ (Hal. 229)
Kapsul kereta : “ kapsul kereta yang kami naiki terus melesat cepat dalam jalur kereta.
Di luar tidak terlihat apa-apa, tapi
sepertinya kami masuk semakin dalam“ (Hal. 232)
“ Kapsul yang kami naiki berputar cepat, belok
dengan tajam masuk ke lorong kanan.” (Hal. 301)
Hutan :
“ sekarang kita berada di tengah hutan
lembah,”. Ilo menjawab.” (Hal. 268)
b. Latar Suasana : Keadaan suatu
peristiwa dalam suatu lingkungan.
Tegang, : . “ Tamus tiba-tiba
menampar miss selena. Tubuh miss selena terbanting ke lantai. Aku berseru. Seli
yang terbaring di lantai. Pualam ikut berseru. Ali hanya meringkuk, entah
apakah dia masih pingsan atau tidak .” (Hal.423)
Bahagia,: “terima kasih, Ra,”
miss selena berbisik. “ aku yang harus bilang terima kasih . terima kasih banyak, miss selena.” Seli
sekali lagi ikut memeluk Miss Selena. Kami bertiga berpelukan.” (Hal. 437)
Menyedihkan : “ Aku terhuyung, jatuh terduduk diatas
bangku. Mama dan papa bukan orang tua ku? Itu mustahil.” (Hal. 252)
c. Latar waktu :
Pujiharto, mengemukakan bahwa latar waktu
adalah hal yang mengacu pada saat terjadinya peristiwa dalam plot. [6]Jadi,
latar waktu adalah suatu hal yang
berkaitan dengan terjadinya peristiwa.
pagi hari, : “Pagi ini cerah , wajah-wajah sibuk menyambut pagi disiram cahaya lembut
matahari. Langit terlihat bersih, hanya sisa air hujan diujung atap rumah,
halte, pepohonan, juga genangan kecil dijalan.”
siang hari, : “siang itu, seluruh cerita berbelok tajam. Saat kami melewati kembali
lorong dibelakang sekolah, asyik mengobrol tentang Klub Menulis, salah satu
petugas PLN berteriak Panik, “Awas!” (Hal.149)
malam hari : “ Papa baru
pulang pukul sepuluh malam. Aku yang belum tidur, meski mematikan lampu sejak
tadi, bergegas turun saat mendengar mobil memasuki garasi. (Hal.58)
pulang sekolah. : “Aku boleh mengerjakan PR bahasa Indonesia di rumahmu ya, Ra?” seli
memegang lenganku. Kami dalam perjalanan pulang sekolah.angkutan umum yang kami
tumpangi penuh.“ (Hal. 76
D.
Judul
Prof. Suminto A. Sayuti, mengemukakan bahwa Judul merupakan
hal pertama dibaca oleh pembaca fiksi. Judul merupakan elemen lapisan luar
suatu fiksi.[7] Jadi, judul adalah suatu halaman yang paling utama
dibaca oleh pembaca.
Jadi judul dalam novelnya adalah
“Bumi-Tere Liye”
E.
Sudut
pandang
Prof. Suminto A. Sayuti mengemukakan bahwa sudut pandang adalah arah pandang terhadap
pristiwa-pristiwa didalam cerita sehingga tercipta satu kesatuan cerita yang
utuh. Atau pristiwa dan kejadian dalam cerita.[8] Jadi, sudut pandang adalah satu kesatuan peristiwa
sebuah cerita yang utuh, dan kejadian dalam cerita
a.
Orang pertama pelaku utama : “ NAMA KU RAIB “ (Hal. 5)
F.
Gaya
bahasa dan nada
Prof.
Suminto A. Sayuti,
mengemukakan bahwa nada adalah sikap emosional pengarang
yang di tampilkan dalam cerita. Nada bisa nampak dalam berbagai wujud, baik
yang ringan, romantis, hironis, mistirius, seyap, bagai mimpi, atau penuh
perasaan.[9]
Jadi, nada adalah yang
Nampak dalam berbagai wujud yang penuh dengan perasaan dan suasana.
Robert stanton, mengemukakan bahwa gaya bahasa
merupakan cara pengarang
dalam menggunakan bahasa. [10]
jadi, gaya adalah ciri khas pengarang dalam mengungkapkan sebuah cerita.
a. Nada
Rendah
: “Nama ku Raib. Aku murid baru disekolah. Usiaku lima belas tahun. Aku anak
tunggal, perempuan (Hal.5)
Tinggi
: “ Tutup mulut mu, selena! Lancang sekali kamu megajariku, seseorang yang
mendidikmu sejak kecil, kamu ajari tentang moralitas, hah?” Tamus menggeramn
(Hal.423)
b. Gaya
bahasa
Indonesia modern
“ Halo, Gadis Kecil.” (Hal. 26)
“ Cewek itu ketua geng Cheerleader.” (Hal.
38)
G.
Simbolisme
Robert stanton, mengemukakan bahwa dalam fiksi,
simbolisme dapat memunculkan tigak efek yang masing-masing bergantung pada
bagaimana
simbol bersangkutan digunakan pertama,
simbol
muncul pada satu kejadian penting dalam cerita menunjukan makna peristiwa. Dua,
satu simbol yang ditambilkan berulang-ulang. Mengingatkan kita akan beberapa
elemet konstan dalam semesta cerita. Tiga, simbol yang muncul apa konteks yang
berbeda-beda akan membantu kita menemukan tema. [11] jadi, simbolisme adalah suatu lambang yang muncul pada satu
kejadian yang menunjukkan makna peristiwa.
“ Apapun yang terlihat, boleh jadi tidak
seperti yang kita lihat . apapun yang hilang tidak selalu lenyap seperti yang
kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.” (
Hal. 99)
“ setiap pintu masuk, selalu ada pintu
keluar.”(Hal. 215)
“seperti ada yang menuangkan tinta
hitam ke air bening.” (Hal.
295)
H.
Ironi
Robert
stanton, mengemukakan
bahwa Ironi
adalah sebagai
cara untuk menunjukan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah di duga
sebelumnya. [12] Jadi, ironi adalah suatu kata sindiran yang berlawanan dengan apa
yang diduga sebelumnya.
`“ Lantas apa yang kamu ajarkan kepada
mereka ? menyulam pakaian? Atau membuat anyaman? Atau jangan-jangan kamu guru
berhitung mereka? Apakah kau berkata seperti ini? Murid-murid ku mari kita
berhitung anak ayam, satu, dua, tiga –“ (Hal. 172)
I.
Tema
Robert
stanton, mengemukakan
bahwa tema adalah gagasan utama dan
maksud utama secara fleksibel,
tergantung pada konteks yang ada. Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu,
mengerucut, dan berdampak.[13] Jadi, tema adalah gagasan utama yang menyeluruh dan
membuat cerita lebih terfokus.
Jadi novel dari Bumi-Tere Liye yang
bertemakan “ Petualangan yang mencari
jati diri sendiri.” Yang didapat dari tiga konflik yaitu sebagai berikut;
a. “ darimana kekuatanku berasal, kekuatan yang tidak pernah aku mengerti
hingga hari ini , kekuatan yang aku rahasiakan dari siapapun hingga umur ku
lima belas tahun.” (Hal.7)
b. “ satu sosok muncul begitu saja di depan delapan orang berbaris rapi.
Orang itu yang muncul di cerminku tadi malam, dan malam-malam sebelumnya, sosok
tinggi, kurus, wajahnya tirus, telinganya mengerucut, rambutnya meranggas,
dengan bola mata hitam pekat. “ Sosok itu semakin dekat menyuruhku untuk ikut
pergi dengannya secara paksa, tapi aku tetap menggelengkan kepala tidak mau
ikut, ketakutan dan kebingungan yang aku rasakan pada saat itu, lalu sosok
tinggi itu ingin menyeret ku, namun ali menghentikan sosok tinggi itu dengan
pemukul kasti dan ali terbanting, dan seli pun membantu dengan kekuatan
listriknya, kemudian seli yang tertangkap dan di ikat “(Hal. 161)
c. Buku PR Ra yang
tidak tau apa maksudnya. “ Sejak beberapa
hari lalu, aku sudah menggunakan berbagai cara, dan buku PR matematika ku ini tetap saja buku
biasa. (Hal. 187)
DAFTAR PUSTAKA
Robert,
Stanton. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Harto,
Puji, 2000. Pengantar Teori Fiksi. Yogyakarta
: Ombak
Utami,
Ayu. 2013. Larung. Jakarta : Gramedia.
Wiyanto,
Asul, 2002. Trampil Bermain Drama.
Jakarta : PT. Ormandia Widiasana Indonesia
No comments:
Post a Comment