RESUME PASAR MODAL SYARIAH
A. Pengertian
Pasar Modal Syariah
Secara Formal, peluncuran pasar modal dengan
prinsip-prinsip syariah islam di Indonesia dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15
maret 2003. Pada kesempatan itu juga ditandatangani Nota Kesepahaman antara
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan penandatanganan Nota
Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO (Self Regulatory Organization) yang
terdiri dari Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), serta Lembaga
Penyimpanan dan Lembaga Penyelesaian (LPP).
Pasar Modal Syariah dapat diartikan sebagai pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi
dan terlepas dari hal-hal yang dilaranf seperti ; riba, perjudian, spekulasi,
dal lain-lain. Pasar Modal Syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14
Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal yang
dijalankan dengan konsep Syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga
mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah. Pasar Modal
Syariah tidak hanya ada dan berkembangdi Indonesia tapi juga di negara-negara
lain, seperti Malaysia. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian
didalam mengoperasikan portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di
pasar syariah adalah amanah income fund yang didirikan pada bulan juni 1986
oleh para anggota The North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana
Amerika Serikat.[1]
Pasar Modal Syariah dapat dartikan sebagai pasar
modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi
dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti; riba, perjudian, spekulsi, dan
lain-lain.
B.
Sejarah
Pasar Modal Syariah
Pasar modal di indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial
belanda. Perdagangan efek dimulai pada tanggal 14 Desember 1912 bersamaan dengan
berdirinya Vereniging voor de Effectenhandel, anggotanya adalah semula
13 makelar yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi perusahaan
perkebunan Belanda yang beroperasi di indonesia, juga obligasi yang dikeluarkan
oleh pemerintah Belanda, sertifikat saham perusahaan Amerika dan efek Belanda
lainnya.
Perkembangan selanjutnya adalah dibukanya Bursa efek Surabaya dan
Semarang pada tahun 1925.
a.
Periode 1926 - 1929
Pasar modal ini mulai masuk kalangan perbankan Belanda untuk turut serta
sebagai makelar. Semua anggota bursa adalah pengusaha Belanda dan modalnya
adalah perorangan, pensiunan, lembaga investasi dan perusahaan yang dikuasi
Belanda. Sehingga praktis bursa efek pada saat itu hanya untuk kepentingan
masyarakat Belanda.
Pada saat berlangsungnya perang dunia ke II sekitar tahun 1939. Bursa
Surabaya dan Semarang ditutup menyusul kemudian Bursa Efek Jakarta, hingga
aktivitas pasar modal di Indonesia terhenti.[2]
Tahun 1950 pemerintah indonesia mengeluarkan obligasi, ini mendorong
untuk mengaktifkan kembali pasar modal di indonesia. Dengan UU Darurat No. 13
tanggal 1 September 1951, yang berubah menjadi UU No. 15/1952 tenang Bursa dan
Keputusan Menteri Keuangan No. 189737/UU tanggal 1 November 1951. Hingga
tanggal 3 juni 1952 dibuka kembali Bursa Efek Jakarta, aktivitas pasar modal
semakin berkembangan, hanya keadaan ini berlangsung sampai tahun 1958.
Mulai tahun 1958 aktivitasnya lesu dan mundur. Hal ini disebabkan karena
Warga Negara Belanda meninggalkan Indonesia dan juga karena nasionalisasi perusahaan
Belanda. Kelesuhan ini terus berlangsung hingga berakhirnya Orde Lama.
b.
Periode 1967 - 1976
Dengan semakin berkembangnya perekonomian, mulainya Orde Baru semakin
banyak pula kebutuhan pendanaan pembangunan. Sehingga pemerintah pada tahun
1971 memperkenalkan Deposito. Bersamaan dengan itu Bank Indonesia mengeluarkan
Sertifikat Bank Indonesia. Pada tahun 1974, bank-bank diberi kesempatan untuk
mengadakan [3]interbank call money
market.
Di samping pengerahan dana di atas, pemerintah juga mempersiapkan untuk
dibentuknya pasar modal dengan membentuk Tim Persiapan Uang dan Modal[4].
Akhirnya dengan Kepres No. 52/1976, ditetapkan pendirian pasar modal,
membentuk BPPM dan Bapepam, serta membentuk Badan Pemecah Saham dalam
sertifikat yang dilakukan oleh PT Danareksa.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 kegiatan pasar modal diresmikan oleh
Presiden Suharto di Jalan Merdeka Selatan Jakarta, dengan misi dan mitivasi
khas pasar modal indonesia, seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu
pemerataanlah yang menjadi tujuan adanya Pasar Modal Indonesia.
Perkembangan selanjutnya ternyata menunjukkan bahwa prioritas yang
diberikan kepada PT Danareksa telah menyebabkan berkurangnya kegairahan Pasar
Modal Indonesia. Karena sedikitnya banyak mempengaruhi penciptaan capital
gain sebagai hal yang menarik pemodal untuk meramaikan pasar modal, karena
fungsinya sebagai stabilisator harga. Juga adanya pembatasan fluktuasi harga
yang hanya boleh sebesar 4% saja menyebabkan Pasar Modal Indonesia tidak
mengalami perkembngan yang menyenangkan, hingga praktis pasar modal kita lesu
hingga tahun 1987.[5]
Untuk menggairahkan pasar modal indonesia dan untuk menciptakan pasar
modal yang sehat, maka pemerintah telah melakukan berbagai deregulasi seperti
Paket Kebijaksanaan Desember 1987. Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988, dan
Paket Januari 1990, yang pada prinsipnya merupakan langkah-langkah penyesuaian
peraturan-peraturan yang bersifat mendorong tumbuhnya pasar modal yang sehat.
Beberapa
penyesuaian kebijaksanaan tersebut, antara lain meliputi :
1.
Perlindungan terhadap investor dengan mewajibkan persyaratan keterbukaan
(disclosure) yang lebih baik kepada emiten dengan penyajian data
perusahaan di prospektus secara lebih terbuka dan menyeluruh.
2.
Proses emisi efek yang lebih cepat.
3.
Upaya pengembangan pasar yang lebih likuid.
4.
Peningkatan profesionalisme lembaga penunjang.
Perkembangan pasar
modal konvensional di indonesia sudah dimulai sejak tahun 1912. Efek yang
diperdagangkan pada masa itu adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan
belanda dan pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, aktifitas pasar modal
tersebut berhenti ketika terjadi perang dunia kedua. Kegiatan bursa efek dibuka
kembali setelah indonesia memperoleh kemerdekaan dengan diterbitkannya obligasi
pemerintah indonesia tahun 1950. Pengaktifan ini didukung dengan UU Darurat
tentang Bursa No. 13 tahun 51 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 tahun
52 (Usman, 1990: 185-189).[6]
Pasar modal syariah
dibuka secara resmi pada tanggal 14 maret 2003 oleh Menkeu Boediono yang
didampingi oleh ketua Bapepam Herwidayatmo, wakil dari MUI , wakil DSN dari
direksi SRO, direks perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi
profesi di pasar modal indonesia. Sebenarnya, sesuai rencana pasar modal
syariah diremikan pada awal november 2002. Akan tetapi, pada saat itu Bapepam
dan Dewan syariah nasional belum merasa siap. Hal ini berkaitan dengan
banyaknya kendala yang belum selesai dibahas (Usman, 1990: 185). Sebelumnya,
Bapepam telah mengkaji cukup lama dan bahkan telah mengirim delegasi untuk studi
banding dan melihat mekanisme beroperasinya pasar modal syariah di berbagai
pasar modal syariah dunia (Sholahuddin, 2006: 155).
Jadirnya
pasar modal syariah diharapkan menjadi tonggak sejarah baru, seperti Bank
Muamalat Indonesi (BMI) yang dibuka pada satu dasawarsa yang lalu (Sholahuddin,
2006: 155). Aktifitas di pasar modal syariah memang belum lama diperkenalkan.
Sebelum kehadirannya, telah muncul reksadana syariah tahun 1997 yang kemudian
diikuti oleh peluncuran Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000. Menkeu
Boediono sendiri mengharapkan, dengan munculnya pasar modal syariah ini
seyogyanya diikuti oleh hasil karya kongkrit dan pengembangan
instrument-instrument lain yang berbasis syariah, sebagai mana negara-negara
maju telah merintis pengembangan instrument syariah di pasar modal dengan
munculnya Dow Jones Islamic Index (DJII). [7]
C. Fungsi
pasar modal Syariah
Pasar Modal Syariah
secara resmi muncul pada tanggal 14
Maret 2003 bersama dengan
penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan DSN-MUI, fungsi dari
keberadaan pasar modal syariah adalah :
1. Memungkinkan
bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh
keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan
perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk mebangun dan mengembangkan link
produksinya.
3. Harga
saham yang merupakan ciri umu pada pasar modal konvensional.
4. Memungkinkan
investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana
tercermin dalam harga saham.
Pasar
modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir umat Islam di
Indonesiayang ingin melakukan investasi di produk-produk Pasar modalyang sesuai
dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragamnya sarana dan produk
investasi di Indonesi, diharapkan masyarakat memilikki alternatif berinvestasi
yang dianggap sesuai dengan keinginannya,disamping investasi yang selama ini
sudah dikenalda berkembang disektor perbankan.
Pasar modal merupakan
tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang
memerlukan dana jangka panjang (borrower). Dalam perspektif perekonomiaan
secara agergat, peran dan pungsi pasar modal memiliki daya dukung
perekonomiaan.dalam sitem perkonomiaan pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.fungsi ekonomi bahwa pasar modal menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower dalam rangka
pembiayaan investasi.fungsi keuangan maksudnya bahwa denga cara menyediakan
dana yang diperlukan oleh borrower dan
para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil.[8]
Fungsi pasar modal :
1. Bagi
Perusahaan.
Pasar modal memberikan ruang dan peluang bagi
perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang relatif memliki risiko invetasi
(cost of capital) rendah dibandingkan sumber dana jangka pendek dari pasar
uang.
2. Bagi
Investor.
Alternatif investasi pemodal,terutama pada
instrumen yang memberikan likuiditas tinggi. Pasar modal memberikan ruang
investor dan profesi lain memanfaatkan untuk memperoleh return yang cukup
tinggi.investor yang berinvestasi dipasar modal tidak harus memiliki modal
besar,memiliki kemampuan analisis keuangan bagus. Pasar modal memberikan ruang dan peluang untuk investor kecil.
3. Bagi
Pereokonomiaan Nasional
Dalam daya dukung
perekonomiaan seacar nasional,pasar
modal memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan dan mendorong
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Hal ini ditunjukkan denga fungsi pasar
modal yang memberikan sarana bertemunya antara lender dengan borrower. Secara
makro, fungsi pasar modal meliputi :
a. Penyebaran
kepemilikan.
Pasar modal memberikan
ruang dan peluang penyebaran kepemilikan terhadap masyarakat (publik). Hal itu
dapat dilihat bahwa bagi perusahaan yang go publik, berarti kepemilikan perusahaan terdeversifikasi kepemilikannya
terhadap siapa saja yang memiliki sekuritas emiten yang go publik.[9]
b. Sebagai
sarana aliran masuknya investasi asing
Pada pasar modal yang
moden, yang mana cakupan transaksi bukan hanya sampai pada ditingkat nasioanal
saja namun juga sampai pada tingkat internasional,berpotensi adanya capital in
flow (aliran dana) masuk lewat kepemilikan sekuritas yang diperdagangkan pasar
modal.maka mendorong investorasing masukk. Faktanya bahwa secara rata rata
harian transaksi pasar modal indonesia yang mencapai 6 triliun perhari, 60%
didominasi oleh investor asing. Sedangkan
sisanya 40% adalah transaksi investor domestik. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal memberikan ruang dan peluang masuknya investor asing.
D. Manfaat
keberadaan pasar modal syariah
Sebagai wadah yang
terorganisir berdasarkan undang –undang untuk mempertemukan antara investor
sebagai pihak yang surplus dana untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan
jangka panjang . Pasar modal memiliki manfaat antara lain:
1. Menyediakan
sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Alternatif
investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investansi
3. Memberikan
kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek, kerterbukaan
dan profesionalisme.
4. Menciptakan
lapangan kerja /profesi yang menarik.
5. Memberikan
akses kontrol sosial.
6. Menyediakan
leading indicator bagi trend ekonomi negara.[10]
E. Karakteristik pasar modal syariah
Pasar modal syariah di Indonesia secra resmi
dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU
antara BAPEPAM-LK dengan DSN-MUI. Walawpun secara resmi diluncurkan pada tahun
2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indinesia pada tahun
1997. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya DanareksaSyariah pada tanggal 3
Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investemen Management. Elanjutnya Bursa Efek
Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investemen Management meluncurkan
Jakarta Islamic Index (JJI) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk
memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia secara
umum ditandai oleh berbagai indikator diantaranya adalah semakin maraknya para
pelaku pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah selain
saham-saham dalam JII. Karakter yang diperlukan dalam membantu struktur pasar
modal syariah adalah sebagai berikut:
1. Semua
saham harus diperjualbelikan pada Bursa Efek.
2. Bursa
perlu mempersiapkan pasca perdagangandimana saham dapat dierjuabelikan melalui
pialang.
3. Saham
tidak boleh diperjualbelikan dengan harga lebih tinggi dari harga saham
tertinggi.
4. Komite
manajemen menerapkan harga saham tertinggi tiap-tiap perusahaan dengan interval
tidak lebih dari 3 bulan.
Bentuk ideal dari pasar
modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi empat pilar pasar modal, yaitu :
1. Emiten
(Perusahaan) dan efek yang diterbitkannya didorong untuk memenuhi kaidah
syariah, keadilan, kehati-hatian, dan transparansi.
2. Pelaku
pasar (Investor) harus memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan muamalah,
manfaat dan resiko transaksi di pasar modal.
3. Infrastruktur
bursa efek yang ujur, transparan, dan tepat waktu yang merata di publik yang
ditunjang oleh mekanisme oasar yang wajar,
4. Pengawasan dan penegakkan hukum oleh otoritas
pasar modal dapat diselenggarakan secara adil, efisien, efektif, dan ekonomis.[11]
Pasar modal merupakan
lembaga yang terorganisir yang menyediakan sarana transaksi sekuritas
(mempertemukan investor jual dengan investor beli melalui wakil perantara
perdagangan efek), Sehingga dilihat dari sruktur dan bentuk pasar yang berbeda
dengan jenis pasar lainnya. Pasar modal tidak hanya sebatas wadah, tempat,
gedung, dan jenis fasilitas fisik lainnya, melainkan juga berupa penyediaan mekanisme yang memberikan ruang
dan peluang untuk melakukan transaksi[12].
Pasar modal memliki karakteristik :
1. Membeli prospek yang akan datang.hal ini ditunjukkan
dengan karakter invetansi ,yang mana memberikan prospek keuntungan dimasa depan
(expected rekturn)
2. Mempunyai
harapan keunutungan yang tinggi, tapi juga mengandung risiko yang tinggi pula,
inilah salah satu karakter dipasar modal .hal itu sejalan dengan teori
investasi yaitu instrumen investasi yang memberikan expected return
tinggiumumnya mengandung risiko tinggi pula (hight return-hight risk).
3. Mengutamaka
kemampuan analisis. Instrumen pasar modal yang berarti berinvestasi diatas
prospek masa depan adalah keharusan untuk memaksimalkan kemampuaan analisis
baik analisis teknikal maupun fundamental.
4. Mengandung
unsur spekulasi. Investasi dipasar modal memiliki nilai spekulasi tinggi,
terlepas apakah telah dilakukan analisis mendalam dengan maksud untuk
mengurangi ketidakpastiaan masa depan
F. Kesimpulan
Pasar Modal Syariah
adalah Pasar Modal yang dijalankan dengan konsep Syariah, dimana setiap
perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan
syariah. Keberadaan pasar modal syariah sangat
bermanfaat dalam perekonomian untuk mendorong praktis usaha umat islam dalam
pasar modal yang sesuai dengan syariah. Perkembangan ekonomi suatu negara juga
tidak mungkin lepas dari perkembangan pasar modal. Selain itu, umat islam
memerlukan pasar modal yang aktivitasnya sejalan dengan prinsip syariah.
Pasar modal syariah berbeda dengan pasar modal konvensiona. Saham
yang diperdagangkan pada pasar modal syariah berasal dari emiten yang memenuhi
kriteria-kriteria syariah. Prinsip syariah dalam
kegiatan transaksi ekonomi tersebut tidak terlepas dari hal-hal yang dilarang
seperti; riba, perjudian, spekulsi, dan lain-lain.
Daftar
Pustaka
Ahmad, Kamruddin. 1996. Dasar-dasar Manajemen
Investasi. Jakarta: Renika
Cipta.
Faozan,
Akhmad. 2008. Konsep Pasar Modal.
Purwokerto. diakses pada 21 Oktober 2018 pukul 14.40.
Hadi, Nor,Dr.SE.,M.SI.,Akt. 2013. Pasar Modal Acuan Teoritis
dan Praktek
investasi di instrumen
Keuangan Pasar Modal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yuliana, Indah,S.E.,M.M. 2010. Investasi Produk Keuangan
Syariah. Malang:
UIN-MALIKI PRESS.
[1] Indah
Yuliana,Investasi Produk Keuangan Syariah.(Malang:UINMALIKI,2010),hlm.45
[2] Akhmad Faozan,Konsep
Pasar Modal Syariah.(Summer:2008),hlm2-3
hlm.20
hlm.21
hlm.22
[7]Kamruddin
Ahmad,Dasar-Dasar Manajemen Investasi,(Jakarta:Renika cipta,1996), hlm.23-24
[8] Indah
Yuliana,Investasi Produk Keuangan Syariah,(Malang:UIN-MALIKI,2010),hlm.46
[9] Nor Hadi,Pasar
Modal,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2013)hlm.16
[10]Nor Hadi,Pasar
Modal,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2013 hlm.14
[11] Nor Hadi,Pasar
Modal,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2013hlm.15
[12] Nor Hadi,Pasar
Modal,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2013hlm.16
No comments:
Post a Comment