1

loading...

Monday, December 17, 2018

MAKALAH PENILAIAN PORTOPOLIO


 MAKALAH PENILAIAN PORTOPOLIO


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses beajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar yang ditentukan oleh kurikulum. Pada standar pendidikan, kita temukan indikator-indikator pembelajaran. Dalam indikator pembelajaran inilah nantinya seorang guru dapat menentukan cara penilaian yang sesuai. Ada tujuh teknik penilain yang dapat digunakan salah satunya yaitu penilaian unjuk kerja/kinerja/performance.
Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu: Observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel yang dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan.
Proses penilaiannya dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai den-gan hasil akhir yang dicapainya. Oleh karena itu penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak dapat mewakili secara keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi dengan materi pembahasan yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan menentukan sikap, bekerja sama dengan teman sekelompoknya dan lain-lainnya. Maka penilaian kinerja akan menjawab semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan dan tulisan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa Yang Dimaksud dengan Penilaian Unjuk Kerja/ Peformance?
2.      Apa Saja Langkah-Langkah Membuat Penilaian Unjuk Kerja?
3.      Bagaimana Pelaksanaan Penilaian Peformance?
4.      Apa Yang Dimmaksud Dengan Penilaian Portopolio?
5.      Apa Saja Teknik dalam Penilaian Portopolio?
6.      Apa Saja Keuntungan dan Kelemahan Penilaian Portopolio?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui Apa Itu Penilaian Performance
2.      Mengetahui Langkah-Langkah dalam Penilaian Performance
3.      Mengetahui Pelaksanaan Penilaian Performance
4.      Mengetahui Apa Itu Penilaian Portopolio
5.      Mengetahui Teknik-Teknik Penilaian Portopolio
6.      Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Penilaian Portopolio

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Penilaian Unjuk Kerja/Perfomance
1.      Pengertian Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian kinerja pada prinsipnya lebih di tekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja
2.      Langkah-langkah Membuat Penilaian Performance
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment adalah 1) Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir; 2) Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas; 3) Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati; 4) Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati; 5) Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004: 17).
Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat performance assessment adalah 1) Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik); 2) Menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik; 3) Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas; 4) Mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati; 5) Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain.      
3.      Pelaksanaan Penilaian Performance
  Dalam melaksanakan penilaian unjuk kinerja perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :           
a)      Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompentesi.
b)      Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c)      Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d)     Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e)      Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Ø  Menurut Dr. Ari Widodo, Dra. Sri Wuryastuti, M.pd, Dra. Margaretha, M.pd cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)      Asesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas.
b)      Asesmen kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok.
c)      Asesmen kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individ
                                                                                                   
B.     Penilaian Portofolio
1.      Pengertian Penilaian Portopolio
                           
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
                                             
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
                                                                                                       
a.       Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri.

b.      Saling percaya antara guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.

c.       Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

d.      Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.

e.       Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

f.       Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.

g.      Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.

h.      Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

2.      Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
·         Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
·         Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.
·         Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
·         Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
·         Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
·         Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
·         Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

3.      Keuntungan dan Kelemahan Portofolio
Apapun teknik penilaian yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan, sebagaimana portofolio mempunyai kedua-duanya yakni keuntungan potensial sekaligus kelemahan.
a.      Keuntungan Portofolio
Keuntungan kedua dari penilaian portofolio adalah bahwa portofolio dikhususkan untuk masing-masing kebutuhan individu siswa. Kebanyakan teknik penilaian kelas dirancang untuk diberikan kepada semua siswa di dalam kelas pada waktu yang bersamaan dan sedang mengukur bagian dari tujuan pendidikan yang objektif. Bagaimanapun, jika guru mengorganisir kelas sedemikian rupa sehingga tujuan individual dibedakan dari yang lain untuk masing-masing siswa, kemudian jenis test kelas tidak dapat bekerja dengan baik.

 Bagaimanapun, portofolio secara rinci dirancang untuk masing-masing siswa berdasarkan pada sasaran hasil dan tujuan yang telah diatur sesuai waktunya pada siswa. Oleh karena itu, portofolio mungkin menjadi alternatif penilaian terbaik di dalam suatu kelas yang lebih memusatkan pada tujuan pendidika secara individul.
Ada satu keuntungan lain dari portofolio yaitu: portofolio menyediakan para guru dengan suatu alternatif bentuk penilaian. Pengajaran yang baik secara khas memerlukan fleksibilitas. Guru akan menghadapi para siswa yang memberi alasan lain, secara sederhana tidak melaksanakan sebagaimana halnya yang mereka perlu lakukan dengan teknik penilaian yang lebih tradisional. Dalam kasus itu, guru mempunyai teknik penilaian alternatif yang mungkin tersedia. Sesungguhnya, beberapa negara sekarang mengijinkan penilaian portofolio untuk menggantikan alat penilaian yang diperlukan dan distandardisasi secara tradisional untuk para siswa tertentu. Bahwasanya jenis penilaian yang fleksibel adalah penting di dalam dunia pendidikan.
Dengan portofolio, yang semua isinya akan dinilai, siswa dapat diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu.
 Dengan demikian penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut. (1) Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas; (2) Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik; (3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa; (4) Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa; (5) Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas;
 (6) Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa; (7) Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar; (8) Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa; (9) Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran; (10) Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan; (11) Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
b.      Kelemahan Portofolio
Portofolio juga memilki kelemahan.Pertama,  Portofolio adalah suatu jenis penilaian pencapaian yang spesifik, yang mana kita telah membicarakannya didalam bab yang sebelumnya. Walaupun para guru sering memandang portofolio sebagai cara untuk mengukur dan menunjukkan kemajuan siswa, portofolio bekerja dengan baik dalam mengukur hasil kerja siswa.
Kedua  portofolio adalah waktu yang sangat intensif. Mereka melibatkan banyak waktu antara guru dan para siswa. Pertama, guru dan siswa harus duduk bersama dan merencanakan portofolio. Portofolio memerlukan suatu usaha kolaboratif yang efektif. Kedua, sedikitnya sekali dalam proses mengembangkan portofolio guru dan siswa harus bertemu untuk memeriksa kemajuan sebuah program. Misalnya program yang bisa secara mudah berakhir selama 30 menit. Yang akhirnya, guru harus mengevaluasi masing-masing portofolio. Tinjauan portofolio secara hati-hati juga memerlukan banyak waktu yang pantas dipertimbangkan dalam jumlah waktu.
Kelemahan ketiga dari portofolio adalah bahwa mereka sulit untuk mencetak prestasi yang nyata. Jika portofolio diharapkan untuk berdiri sendiri dalam menunjukkan kemajuan siswa, kemudian guru mengevaluasinya kemungkinan tidak menjadi mudah ketika kemajuan dari sebuah program berdiri sendiri. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, portofolio digunakan sebagai suatu alat penilaian dan digunakan untuk membantu mengembangkan nilai seorang siswa. Di dalam kasus tersebut, guru harus mengevaluasi dan menilainya. Sama dengan penggunaan rencana penilaian atau rubrik yang dikembangkan, hal itu menyulitkan penilaian portofolio secara nyata. Walaupun tidak banyak diterbitkan laporan tentang keandalan portofolio, ketika studi seperti itu telah diselesaikan, persetujuan yang secara nyata menghasilkan keandalan di bawah 50, yang mana adalah rendah diterima.
Dengan demikian portofolio memiliki kelemahan antara lain: (1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa. (2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran; apalagi kalau kelasnya besar. Oleh karena itu, portofolio yang ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan dengan kemampuan siswa berbahasa tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi guru untuk membacanya.
 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tujuan tugas penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apa yang siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Tugas tersebut harus bermakna, autentik, dan dapat mengukur penguasaan siswa. Evaluasi hasil tugas penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman dan langkah-langkah.
Dalam penilaian unjuk kerja siswa dibandingkan dengan tugas itu sendiri. Tujuan guru adalah untuk melihat perkembangan intelektual atau kekurangannya. Guru dapat mengembangkan standar unjuk kerja sendiri untuk menilai kualitas pekerjaann siswanya.
B.     Saran
Penyusun dalam menyusun makalah ini banyak menemukan hambatan dari segi isi maupun literatur, penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.
                                                              
DAFTAR PUSTAKA
Grace & Catly. 1992. Portopolio and its use: A Developmentally Apprepriate Assessment. Wasington DC: Office of Educational Research and Improvement (ED).
Shaklee, B. D. et. All, (1997). Designing and Using Portopolis. United States of America: Allyan & Bacon.
Zainul. A. (2001). Alternative Assessmennt. Jakarta: Dirjen Dikti.

 http://www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-performance-assessment.html
http://www.madrasahmedia.web.id/2014/09/pengertian-dan-langkah-penilaian-unjuk-kerja.html
http://www.academia.edu/6543246/Penilaian_dalam_Pembelajaran_Bahasa_Indonesia_di_Sekolah_Dasar
                       

No comments:

Post a Comment