MAKALAH PENILAIAN PORTOPOLIO
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Beragam teknik dapat dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses
beajar maupun hasil belajar. Teknik pengumpulan informasi tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan
standar yang ditentukan oleh kurikulum. Pada standar pendidikan, kita temukan
indikator-indikator pembelajaran. Dalam indikator pembelajaran inilah nantinya
seorang guru dapat menentukan cara penilaian yang sesuai. Ada tujuh teknik penilain
yang dapat digunakan salah satunya yaitu penilaian unjuk
kerja/kinerja/performance.
Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu
alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu: Observasi
proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau
produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan
aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan
pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel yang dinilai.
Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja
siswa dengan target yang telah ditetapkan.
Proses penilaiannya dilakukan mulai persiapan,
melaksanakan tugas sampai den-gan hasil akhir yang dicapainya. Oleh karena itu
penilaian dengan tertulis dan lisan saja tidak dapat mewakili secara
keseluruhan segala penilaian yang di inginkan apalagi dengan materi pembahasan
yang menuntut siswa agar dapat memecahkan masalah dan menentukan sikap, bekerja
sama dengan teman sekelompoknya dan lain-lainnya. Maka penilaian kinerja akan
menjawab semua pertanyaan yang belum bisa terjawab pada penilaian secara lisan
dan tulisan.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa Yang Dimaksud
dengan Penilaian Unjuk Kerja/ Peformance?
2.
Apa Saja
Langkah-Langkah Membuat Penilaian Unjuk Kerja?
3.
Bagaimana Pelaksanaan
Penilaian Peformance?
4.
Apa Yang Dimmaksud
Dengan Penilaian Portopolio?
5.
Apa Saja Teknik dalam
Penilaian Portopolio?
6.
Apa Saja Keuntungan dan
Kelemahan Penilaian Portopolio?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Apa Itu
Penilaian Performance
2.
Mengetahui
Langkah-Langkah dalam Penilaian Performance
3.
Mengetahui Pelaksanaan
Penilaian Performance
4.
Mengetahui Apa Itu
Penilaian Portopolio
5.
Mengetahui
Teknik-Teknik Penilaian Portopolio
6.
Mengetahui Keuntungan
dan Kelemahan Penilaian Portopolio
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian
Unjuk Kerja/Perfomance
1.
Pengertian
Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian kinerja pada prinsipnya lebih di tekankan
pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai kompetensi yang menuntut
peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium,
praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap
lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Performance assessment adalah penilaian berdasarkan
hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa.
Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui
penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan
atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan
pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance
assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di mana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan
pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
Jadi boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang
meminta peserta tes untuk mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke
dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk
mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh oleh
siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan,
atau unjuk kerja
2.
Langkah-langkah Membuat
Penilaian Performance
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
membuat performance assessment adalah 1) Identifikasi semua langkah penting
atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir; 2)
Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas; 3) Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga
semua dapat diamati; 4) Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan
urutan yang akan diamati; 5) Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan
kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004: 17).
Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat
performance assessment adalah 1) Melakukan identifikasi terhadap
langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir
(output yang terbaik); 2) Menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting
dan diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan output yang terbaik; 3)
Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak
sehingga semua kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakaan tugas; 4) Mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan
diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati; 5) Kalau ada periksa kembali dan
bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang
lain.
3.
Pelaksanaan Penilaian
Performance
Dalam melaksanakan penilaian unjuk kinerja
perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
a) Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompentesi.
b) Kelengkapan
dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d) Upayakan
kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e) Kemampuan
yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Ø Menurut
Dr. Ari Widodo, Dra. Sri Wuryastuti, M.pd, Dra. Margaretha, M.pd cara
melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Asesmen
kinerja klasikal digunakan untuk mengakses kinerja siswa secara keseluruhan
dalam satu kelas.
b) Asesmen
kinerja kelompok untuk mengakses kinerja siswa secara berkelompok.
c) Asesmen
kinerja individu untuk mengakses kinerja siswa secara individ
B. Penilaian
Portofolio
1. Pengertian Penilaian Portopolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan
nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam
satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya
siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta
didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta
didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain:
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/
literatur, laporan penelitian, sinopsis, dsb.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain:
a.
Karya siswa adalah
benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
Guru melakukan
penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian
portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta
didik itu sendiri.
b.
Saling percaya antara
guru dan peserta didik
Dalam proses penilaian
guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan
dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
c.
Kerahasiaan bersama
antara guru dan peserta didik
Kerahasiaan hasil
pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan baik dan
tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negatif proses pendidikan
d.
Milik bersama (joint
ownership) antara peserta didik dan guru
Guru dan peserta didik
perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan
merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus
meningkatkan kemampuannya.
e.
Kepuasan
Hasil kerja portofolio
sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik
untuk lebih meningkatkan diri.
f.
Kesesuaian
Hasil kerja yang
dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum
dalam kurikulum.
g.
Penilaian proses dan
hasil
Penilaian portofolio
menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya
diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
h.
Penilaian dan
pembelajaran
Penilaian portofolio
merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama
penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat
kelebihan dan kekurangan peserta didik.
2.
Teknik
Penilaian Portofolio
Teknik penilaian
portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
·
Jelaskan kepada peserta
didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja
peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga
oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi
secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar
meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
·
Tentukan bersama
peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio
antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya,
untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya.
Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar
buatannya.
·
Kumpulkan dan simpanlah
karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah
masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.
·
Berilah tanggal
pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat
terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
·
Sebaiknya tentukan
kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik
sebelum mereka membuat karyanya. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para
peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu:
penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan
sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar)
guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
·
Minta peserta didik
menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik,
bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan
kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat
dilakukan pada saat membahas portofolio.
·
Setelah suatu karya
dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan
untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak”
atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang
telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
3.
Keuntungan
dan Kelemahan Portofolio
Apapun teknik penilaian yang
diterapkan dalam pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahan, sebagaimana
portofolio mempunyai kedua-duanya yakni keuntungan potensial sekaligus
kelemahan.
a.
Keuntungan
Portofolio
Keuntungan kedua dari penilaian portofolio adalah
bahwa portofolio dikhususkan untuk masing-masing kebutuhan individu siswa. Kebanyakan
teknik penilaian kelas dirancang untuk diberikan kepada semua siswa di dalam
kelas pada waktu yang bersamaan dan sedang mengukur bagian dari tujuan
pendidikan yang objektif. Bagaimanapun, jika guru mengorganisir kelas
sedemikian rupa sehingga tujuan individual dibedakan dari yang lain untuk
masing-masing siswa, kemudian jenis test kelas tidak dapat bekerja dengan baik.
Bagaimanapun,
portofolio secara rinci dirancang untuk masing-masing siswa berdasarkan pada
sasaran hasil dan tujuan yang telah diatur sesuai waktunya pada siswa. Oleh
karena itu, portofolio mungkin menjadi alternatif penilaian terbaik di dalam
suatu kelas yang lebih memusatkan pada tujuan pendidika secara individul.
Ada satu keuntungan lain dari portofolio yaitu:
portofolio menyediakan para guru dengan suatu alternatif bentuk penilaian.
Pengajaran yang baik secara khas memerlukan fleksibilitas. Guru akan menghadapi
para siswa yang memberi alasan lain, secara sederhana tidak melaksanakan
sebagaimana halnya yang mereka perlu lakukan dengan teknik penilaian yang lebih
tradisional. Dalam kasus itu, guru mempunyai teknik penilaian alternatif yang
mungkin tersedia. Sesungguhnya, beberapa negara sekarang mengijinkan penilaian
portofolio untuk menggantikan alat penilaian yang diperlukan dan
distandardisasi secara tradisional untuk para siswa tertentu. Bahwasanya jenis
penilaian yang fleksibel adalah penting di dalam dunia pendidikan.
Dengan portofolio, yang semua isinya akan dinilai,
siswa dapat diharapkan akan memberikan perhatian yang tinggi pula kepada
bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin
agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak
sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka
penggunaan portofolio penilaian merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu.
Dengan
demikian penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal
berikut. (1) Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas
atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas; (2)
Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program
pembelajaran yang baik; (3) Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang
kemajuan siswa; (4) Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa; (5)
Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam
mengerjakan soal atau tugas;
(6)
Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya
belajar siswa; (7) Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif dalam penilaian hasil belajar; (8) Portofolio membantu guru dalam menilai
kemajuan siswa; (9) Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang
pembelajaran atau perbaikan pembelajaran; (10) Portofolio merupakan bahan yang
relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan
siswa yang bersangkutan; (11) Portofolio membantu pihak luar untuk menilai
program pembelajaran yang bersangkutan.
b.
Kelemahan
Portofolio
Portofolio juga memilki kelemahan.Pertama, Portofolio adalah suatu jenis penilaian
pencapaian yang spesifik, yang mana kita telah membicarakannya didalam bab yang
sebelumnya. Walaupun para guru sering memandang portofolio sebagai cara untuk
mengukur dan menunjukkan kemajuan siswa, portofolio bekerja dengan baik dalam
mengukur hasil kerja siswa.
Kedua portofolio
adalah waktu yang sangat intensif. Mereka melibatkan banyak waktu antara guru
dan para siswa. Pertama, guru dan siswa harus duduk bersama dan merencanakan
portofolio. Portofolio memerlukan suatu usaha kolaboratif yang efektif. Kedua,
sedikitnya sekali dalam proses mengembangkan portofolio guru dan siswa harus
bertemu untuk memeriksa kemajuan sebuah program. Misalnya program yang bisa
secara mudah berakhir selama 30 menit. Yang akhirnya, guru harus mengevaluasi
masing-masing portofolio. Tinjauan portofolio secara hati-hati juga memerlukan
banyak waktu yang pantas dipertimbangkan dalam jumlah waktu.
Kelemahan ketiga dari portofolio adalah bahwa mereka
sulit untuk mencetak prestasi yang nyata. Jika portofolio diharapkan untuk
berdiri sendiri dalam menunjukkan kemajuan siswa, kemudian guru mengevaluasinya
kemungkinan tidak menjadi mudah ketika kemajuan dari sebuah program berdiri
sendiri. Bagaimanapun, dalam banyak kasus, portofolio digunakan sebagai suatu
alat penilaian dan digunakan untuk membantu mengembangkan nilai seorang siswa.
Di dalam kasus tersebut, guru harus mengevaluasi dan menilainya. Sama dengan
penggunaan rencana penilaian atau rubrik yang dikembangkan, hal itu menyulitkan
penilaian portofolio secara nyata. Walaupun tidak banyak diterbitkan laporan
tentang keandalan portofolio, ketika studi seperti itu telah diselesaikan,
persetujuan yang secara nyata menghasilkan keandalan di bawah 50, yang mana
adalah rendah diterima.
Dengan demikian portofolio memiliki kelemahan antara
lain: (1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis
Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan
sebagian besar siswa. (2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan
banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran; apalagi kalau kelasnya besar.
Oleh karena itu, portofolio yang ditugaskan untuk dibuat perlu disesuaikan
dengan kemampuan siswa berbahasa tulis Indonesia dan waktu yang tersedia bagi
guru untuk membacanya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan tugas penilaian unjuk kerja adalah untuk
mengetahui apa yang siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Tugas tersebut
harus bermakna, autentik, dan dapat mengukur penguasaan siswa. Evaluasi hasil
tugas penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman dan langkah-langkah.
Dalam penilaian unjuk kerja siswa dibandingkan
dengan tugas itu sendiri. Tujuan guru adalah untuk melihat perkembangan
intelektual atau kekurangannya. Guru dapat mengembangkan standar unjuk kerja
sendiri untuk menilai kualitas pekerjaann siswanya.
B. Saran
Penyusun dalam menyusun makalah ini banyak menemukan
hambatan dari segi isi maupun literatur, penyusun menyarankan pembaca untuk
memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Grace & Catly. 1992. Portopolio and its use: A Developmentally Apprepriate Assessment. Wasington DC: Office of
Educational Research and Improvement (ED).
Shaklee, B. D. et. All, (1997). Designing
and Using Portopolis. United States of America: Allyan & Bacon.
Zainul. A.
(2001). Alternative Assessmennt.
Jakarta: Dirjen Dikti.
http://www.madrasahmedia.web.id/2014/09/pengertian-dan-langkah-penilaian-unjuk-kerja.html
http://www.academia.edu/6543246/Penilaian_dalam_Pembelajaran_Bahasa_Indonesia_di_Sekolah_Dasar
No comments:
Post a Comment