1

loading...

Monday, December 17, 2018

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI 

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pada dasarnya, satiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran berkerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yamg di lakukan dalam kehidupan sehari-hari,dan merupakan cara umtuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi orang lain terutama individu. Hal itu di sebabkan, biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan antara komunikator dengan komunikan (face to face). Oleh karena itu saling berhadapan muka. Maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui repon yang di berikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuranketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara komunikator dan komunikan terhubung media.efek komunikasi sangat di pengaruhi oleh karatristik interpersonalnya. Misalnya dua orang saling berkomunikasi melalui media telepon seluler, maka efek komunikasi tidak semata-mata di pengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.
Mesikupun komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang rutin kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan bahwa proses komunikasi interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang social budaya antar individu telah terjadi faktor potensial menghambat keberhasilan komunikasi.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud komunikasi antar pribadi ?
2.      Apa tujuan komunikasi antar pribadi ?
3.      Bagaimana komunikasi antar pribadi sebagai proses trasaksional dan efektifitas komunikasi antar pribadi ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian, definisi komunikasi antar pribadi
2.      Untuk mengetahui tujuan komunikasi antar pribadi
3.      Untuk mengetahui ke efektifan komunikasi antar pribaadi
BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengetian komunikasi Antar Pribadi
 Komunikasi antar pribadi (interpersonal commication) adalah komunikasi antara individu-individu ( Littlejonh, 1999). Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal,  seperti suami-istri, dua sahabat dekat, seorang dosen dengan mahasiswanya, dan lain sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss ( dalam Deddy Mulyana, 2005) mengantakan ciri-ciri komunikasi diadik adalah
1.      Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat
2.      Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Komunikasi antar pribadi sangat potensial karena kita dapat menggunakan kelima alat untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepadan komunikan kita.sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun ,selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap muuka ini membuat manusian lebih akrab dengan sesamanya, berbeeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewar teknologi tercanggihpun.[2]

Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah:
1.      Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback).
2.      Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
3.      Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.  Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator.[3]

B. Tujuan Komunikasi Antar Pribaadi

                   Setiap kegiatan manusia memiliki tujuan, tak terkecuali komunikasi antarpribadi.    Menurut Supratiknya komunikasi interpersonal memiliki lima tujuan utama dalam  pelaksanaanya, yang meliputi: 
1.      Belajar maksudnya dengan komunikasi individu dapat mengetahui dunia luar, luas wawasannya.
2.      Berhubungan menjalin relasi dengan individu lain dan optimalisasi dalam menilai diri dan individu lain secara positif
3.      Mempengaruhi mempengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang dikemukakan komunikator berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
4.      Bermain. Mencapai tujuan kesenangan dan mencapai kesejahteraan bersama.
5.      Membantu membantu orang lain yang memiliki masalah.

Sementara itu, merujuk pada pendapat Sugiyo, dikatakan bahwa terdapat sembilan tujuan komunikasi interpersonal yaitu: 
1.      Menemukan diri sendiri
2.      Menemukan dunia luar
3.      Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna
4.      Mengubah sikap dan perilaku sendri dan orang lain
5.      Barmain dan hiburan
6.      Belajar
7.      Mempengaruhi orang lain
8.      Merubah pendapat orang lain
9.      Membantu orang lain[4]
Adapun secara lengkap, Fungsi Komunikasi meliputi 8 fungsi yaitu :
1.      Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, fakta, pesan, yang dibutuhkan orang agar dapat mengerti dan bereaksi secara jelas dengan kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar mengambil keputusan dengan tepat.
2.      Sosialisasiatau pemasyarakatan.
3.      Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang dan mendorong orang menentukan pilihannya, dan mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuannya.
4.      Perdebatan atau diskusi, yakni menyediakan ruang dialog dan saling tukar pendapat untuk pemecahan problem.
5.      Pendidikan, yakni transformasi ilmu pengetahuan sehingga mendorong pengembangan intelektual, watak, dan ketrampilan  maupun sikap yang diperlukan dalam kehidupan.
6.      Memajukan kebudayaan, yakni penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, memperluas horizon seseorang, dan membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetika.
7.      Hiburan, yakni penyebarluasan sinyal, simbol, gambar, suara, dari drama, tari, sastra, olahraga, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan.
8.      Integrasi, yakni menyediakan bagi bangsa dan negara, kelompok, ataupun individu  kesempatan  memperoleh berbagai pesan untuk dapat saling mengenal dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

Berdasarkan beberapa fungsi komunikasi yang telah tersebut di atas, dapat  kita sederhanakan fungsi-fungsi tersebut menjadi empat fungsi saja, yakni:
1.      Menyampaikan Informasi (to inform)
2.      Mendidik (to educate)
3.      Menghibur (to entertain)
4.      Mempengaruhi (to influence
Jadi Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran itu dapat berwujud gagasan, ide, informasi, opini, dan lain sebagainya yang muncul dari benaknya. Komunikasi mengandung lima komponen, yakni; komunikator (communicator), pesan (message), media ( media), komunikan (communicant), dan efek (effect).[5]
                                                             
C.  Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Proses Transaksional
Komunikasi  antarpribadi merupakan suatu proses yang sangat unik, artinya tidak seperti kegiatan lainnya. Selain itu, komunikasi  antarpribadi juga menuntut adanya tindakan saling memberi  dan menerima di antara pelaku yang terlibat komunikasi. Dengan adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai proses transaksional

1. Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor sekaligus reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas).
2. Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung
Komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi saling berkaitan dan saling bergantung satu sama lain. Setiap komponen komunikasi antarpribadi mempunyai kaitan baik dengan komponen lain maupun dengan komponen secara kseluruhan. Oleh karena itu, dalam komunikasi antarpribadi tidak ada pengirim tanpa penerima, tidak ada pesan-pesan tanpa pengirim dan tidak ada umpan balik tanpa penerima. Karena bersifat saling tergantung maka perubahan yang terjadi pada suatu komponen akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan pada para pelaku komunikasi akan menyebabkan pada aspek lainnya. Adanya sifat saling tergantung dan perubahan dalam komunikasi antar pribadi ini, menyebabkan tidak ada aksi  atau reaksi yang dapat diulang. Tidak ada tindakan yang persis sama dari waktu ke waktu berikutnya. Komunikasi antarpribadi mempunyai ciri tidak dapat di ulang. Dengan demikian suatu interaksi antarpribadi adalah pengalaman-pengalaman baru.
3. Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi Bertindak dan Bereaksi
Di dalam proses tradisional, setiap orang, melakukan tindakan memberi reaksi tindakan sebagai manusia yang utuh. Orang tidak dapat bertindak dan hanya dengan pikiran dan emosi saja, tetapi melibatkan pikiran, emosi, sikap, gerakan tubuh, pengalaman sebelumnya dan lan-lain.[6]    

            Karakteristik komunikasi sebagai suatu proses dapat dikelompokkan ke dalam berbagai prinsip:
1.      Tidak terelakkan Dalam banayak hal kita sering berkomunikasi tanpa tujuan atau dipikirkan terlebih dahulu. Ketika kita berada di kerumunan orang-orang pasti kita akan memandang atau memberi tanggapan terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
2.      Tidak dapat diubahSesuatu yang sudah kita komunikasikan, tidak bisa diubah. Untuk itu kita pwerlu hati-hati untuk mengatakan sesuatu kepada orang lain. Hindari pernyataan maaf karena kata-kata yang telah kita lontarkan, terlebih-lebih dalam situasi konflik dengan suasana tegang.
3.      Mempunyai dimensi isi dan hubungan Dalam pengertian ini komunikasi menunjuk pada isi dan hubungan di antara para pelakunya.
4.      Melibatkan proses penyesuaian Komunikasi bisa berlangsung apabila saling memberi sistem sinyal yang sama. Sebaliknya, komunikasi menjadi kurang lancar apabila para pelakunya mempunyai sistem sinyal yang berbeda-beda.Hal ini terlihat jelas bila dua orang dengan bahasa berbeda saling berkomunikasi. Mungkin mereka akan mengalami kesulitan untuk bisa saling memahami pesan yang dikomunikasikan. Namun demikian, pada kenyataannya tidak ada dua orang yang meberisistem sinyal yang persis sama. Perbedaan budaya dan sub-budaya, bahkan bila kita menggunakan bahasa umum, seringkali mempunyai sistem komunikasi non verbal yang berbeda. Semakin luas perbedaan sistem-sistem ini, maka komunikasi akan semakin sulit terjadi. Prinsip ini menekankan bahwa melalui komunikasi kita belajar sinyal-sinyal orang lain, komunikasi melibatkan setiap pelaku untuk saling menyesuaikan diri.
5.      Dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan saling melengkapi.Dalam hubungan simetrik, perilaku seseorang bercermin pada perilaku orang lain. Perilaku seseorang akan ditanggapi dengan perilaku yang sama. Hubungan ini merupakan kesamaan untuk mengurangi perbedaan di antara dua orang.[7]

D. Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).

1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
 Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya.

2.Empati  (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta dan sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

      3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif,  spontan bukan strategic, dan  provisional bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara:  menyatakan sikap positif dan  secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.[8]

BAB III
PENUTUP
  
A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Peran penting dari komunikasi dalam hubungan pribadi adalah bahwa hubungan pribadi tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi karena dapat dinyatakan semakin baik suatu hubungan pribadi, semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi akan dirinya sendiri sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Efektifitas komunikasi diawali oleh motivasi dari masing-masing individu. Pesan yang disampaikan harus mampu dimengerti, dipersepsi dan mampu menghasilkan reaksi (action) atau komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila membuahkan hasil. Kualitas pesan yang disampaikan mempengaruhi efektifitas komunikasi baik secara verbal dan nonverbal. Konsep diri dari masing-masing individu yang berinteraksi menjadi point yang sangat penting dalam tercapainya efektifitas komunikasi. Namun perlu ditekankan bahwa tidak selamanya prinsip komunikasi efektif yang berhubungan dengan teori ekonomi bisa diaplikasikan, karena materi bukanlah segalanya, ada faktor-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi.
 DAFTAR PUSTAKA


Sumber Primer
Ø  Ngalimun. 2017. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : PT Pustaka Baru Press
Ø  Marhaeni fajar. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta :graha Ilmu

Sumber Skunder
Ø  http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29067/Chapter%20II.pdf?sequence=4




[2] Ngalimun, Ilmu Komunikasi, PT Pustaka Baru Press, Hal 63
[3] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29067/Chapter%20II.pdf?sequence=4
[6] Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Jakarta, graha Ilmu: 2009. Hal. 81
[7] Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Jakarta, graha Ilmu: 2009. Hal. 84



No comments:

Post a Comment