1

loading...

Tuesday, December 18, 2018

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM


Makalah Psikologi umum

Pengaruh perkembangan individu




BAB I
PENDAHULUAN

       A.    LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak yang bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhuan yang diperlukan. Karena nya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor-faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan individu.
      B.     RUMUSAN MASALAH
         Adapun rumusan masalah dari uraian latar belakang diatas sebagai berikut :
1.      Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan individu?   
       C.    TUJUAN
         Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan individu

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembanganmenyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang berbeda-beda.
1.    Nativisme.
Para ahli yang beraliran “ Nativisme ” berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/ pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.[1] Dalam artinya yang terbatas juga dapat kita masukkan dalam golongan ini plato, descartes, lombroso,dan pengiku-pengikut lainnya. Para ahli yang mengikuti pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya kalau ayah nya ahli musik maka kemungkinannya adalah besar bahwa anaknya juga akan menjadi ahli musik; kalau ayahnya seorang pelukis maka anaknya juga akan menjadi pelukis. Pokoknya keistimewaan – keistimewaan yang dimiliki orang tua juga dimiliki oleh anaknya. Memang benar kenyataan menunjukan adanya kesamaan atau kemiripan yang besar antara orangtua dengan anak-anaknya.
Kecuali  apa yang telah dikemukakan diatas itu juga kalau di pandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat dibenarkan: sebab jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh lingkungan dan pendidikan dianggap tidak ada, maka konsekuansinya harus kita tutup semua sekolah tokh tidak mampu mengubah anaka yang membutuhkan pertolongan. Tidak perlu guru dan orangtua mendidik anak-anaknya karena hal itu tidak ada gunannya, tidak dapat memperbaiki keadaan yang sudah tersedia (ada) menurut dasar. Akan tetapi hal yang demikian demikian ini justru bertentangan dengan kenyataan yang dihadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan itu adalah hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi nativisme itu tidak dapat dipertahankan dan tidak dapat dapat di pertanggung jawabkan.[2]
Sifat sifat dan keturunan juga yang individu pusakai dari orangtua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah, pendiam, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang. Meskipun demikian, karena sifat-sifat keturunan seumpama bibit, yang tumbuhnya dapat dipengaruhi dan dipupuk kearah yang baik atau yang buruk, maka ini berarti bahwa pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat yang buruk dan mengembangkan sifat-sifat yang baik.
Kemudian dorongan dan instink, dorongan yaitu kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan instink adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung didalam jiwanya. Ada dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama hidup manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan diri, dorongan seksuil dan dorongan sosial. Dorongan dan instink ini juga sangat besar pengaruhnya pada perkembangan individu.[3]
2.      Empirisme
para ahli yag mengikuti aliran“ Empirisme ” atau disebut juga aliran Enviromnetalisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/ pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan. Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke (1632-1704). Locke terkenal dengan istilah tabularasa (meja lilin putih). Locke mengakui kalau individu memiliki temperamen yang berbeda, namun secara keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa (Crain, 2007: 6-7). Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik menurut kemauan pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi (peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan hukuman).[4]
3.    Konvergensi
Paham konvergensi ini dianggap yang dapat mengatasi  keberatseblahan, yang biasanya dianggap dirumuskan secara baik untuk pertama kalinya oleh W. Stern. Paham ini berpendapat bahwa dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai keungkinan telah ada pada masing-masing individu; akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya: tiap anak manusia yang normal mempunyai bakat untuk berdiri tegak diataskedua kakinya; akan tetapi bakat ini tidak akan menjadi aktual (menjadi kenyataan) jika sekiranya anak manusia itu tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.
 Disamping bakat sebagai kemungkinan yang harus dijawab dengan lingkungan yang sesuai, perlu pula dipertimbangkan soal kematangan (readiness). Bakat yang sudah ada sebagai kemungkinan kalau mendapat pengaruh lingkungan yang serasi, belum tentu kalau dapat berkembang, kecuali kalau bakat itu memang sudah matang. Misalnya anak yang normal umur enam bulan, walaupun hidup ditengah- tengah manusia-manusia lain, tak akan dapat berjalan karena belum matang. Dewasa ini sebagian besar para ahli mengikuti konsepsi ini, dengan variasi yang bermacam-macam ada yang walaupun berpegang pada prinsip konvergensi , tetapi dalam praktiknya menganggap bahwa yang lebih dominan itu dasar, yaitu ahli-ahli psikologi konstitusional. Ada pula yang mengganggap yang lebih dominan itu adalah lingkungan. [5]
Dalam hal ini , Ki Hajar Dewantara juga mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor eksternal) (Ki Hajar Dewantara, 1977: 485).
Manurut Hurlock (1980), baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang berkaitan dengan perkembangan seseorang yaitu:
a.    Inteligensi . Inteligensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Terman LM ( Genetic studies of Genius ) dan Mead TD ( The age of walking and talking in relation to general intelligence ) telah dibuktikan adanya pengaruh inteligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
b.    Seks. Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
c.    Kelenjar-kelenjar. Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.
d.   Kebangsaan (ras). Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropa sebelah timur. Anak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan dengan anakanak kulit putih dan kuning.
e.    Posisi dalam keluarga. Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orangorang dewasa lebih besar.
f.     Makanan. Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin.
g.    Luka dan penyakit. Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
h.    Hawa dan sinar. Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
i.      Kultur (budaya) . Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak  bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa sifatsifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses perkembangannya. Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk pendidikan, agama, dsb.[6]
     Ketiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan individu, ialah faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environtment) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (naturation).
     Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya perkembangan  individu berperan secara interaktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atau regresional. [7]
     Herditet dan lingkungan,dari berbagai studi tentang dan besarnya pengaruh kedua faktor terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu telah banyak dilakukan orang antara lain :
1.   penelitian H. Thomas pada 1957 yang dilaksanakan di jerman timur hasilnya sebagai berikut:
-          anak dari keluarga harmonis (utuh) yang tidak naik kelas 2,9% memperoleh nilai rata-rata 6,5 keatas 42,7% yang konsrntrasinya bertahan 43,6%
-          sedang anak dari keluarga tidak utuh (tidak harmonis) 12,3% 25,2% dan 27,5%
semua perbedaan persentase antaradu agolongantersebut adalah signifikan menurut statistik, ini berarti pengaruh lingkungan cukup mantap.
2.      Penelitiam H.H Goddard pada tahun 1914 pada vineland training school, new york menunjuk kan bahwa 300 orangpenderita-penderita lemah pikiran sebagian besar (77%) adalah warisan dari keluarga mereka.
Kedua hasil penelitian tersebut diatas bisa diambilkesimpulan bahwa dua faktor hereditat dan lingkungan memang sama pentingnya, orang dewasa sebaiknya berusaha secara maksimal untuk memberi lingkungan seluas-sulasnya dan sebaik-baik nyaagar warisan yang mereka terima bisa berkembang maksimal, sebab meskipun warisan berkualitas tinggi namun lingkungan yang kurang memadai hanya akan menghasilkan individu yang relatif rendah. [8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para ahli yang beraliran “ Nativisme ” berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/ pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer.
 Berbeda dengan aliran Nativisme , para ahli yag mengikuti aliran “ Empirisme ” atau disebut juga aliran enviromnetalisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/ pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke.
 Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah aliran “ Konvergensi ” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut aliran Konvergensi , perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun faktor lingkungan/pendidikan keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang individu.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan semoga sedikit uraian kamiini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itupenulis sanggat menharapkan adanya kritik  yang konstruktif fan dari sistematis dari pembaca yang budimann guna melahirkan sebuah perbaiakn dalam penyusulan makalah selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, psikologi perkembangan peserta didik,(PT. Remaja Rosdakarya, 2009)
makmun syamsudin Abin , psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modal, (PT Remaja rosdakarya, bandung, 2007)
Masganti,perkembangan peserta didik,(perdana publishing, medan, 2012)
Mustaqim, psikologi pendidikan, (pustaka belajar, yogyakarta, 2001)
Suryabrata Sumadi, psikologi pendidikan, (PT RajaGrapindo Persada, jakarta, 2008)hlm



[1] Masganti,perkembangan peserta didik,(perdana publishing, medan, 2012)hlm 25
[2] Sumadi suryabrata, psikologi pendidikan, (PT RajaGrapindo Persada, jakarta, 2008)hlm 177
[3] Desmita, psikologi perkembangan peserta didik, (PT. Remaja Rosdakarya, 2009)hlm 27-28
[4] Masganti,perkembangan peserta didik,(perdana publishing, medan, 2012)hlm 25
[5] Sumadi suryabrata, psikologi pendidikan, (PT RajaGrapindo Persada, jakarta, 2008)hlm 180

[6] Masganti,perkembangan peserta didik,(perdana publishing, medan, 2012)hlm26-28
[7] Abin syamsudin makmun, psikologi kependidikan perangkat sistem pengajaran modal,  (PT Remaja rosdakarya, bandung, 2007)hlm 81
[8] Mustaqim, psikologi pendidikan, (pustaka belajar, yogyakarta, 2001) hlm28-29

No comments:

Post a Comment