A. Pengertian Strategi Pembelajaran IPS
Belajar
merupakan proses yang disengaja untuk mengubah tingkah laku ke arah yang lebih
baik. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia (KBBI), pengertian pendekatan adalah
(1) proses, perbuatan, cara mendekati; (2) usaha dalam rangka aktivitas
pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode
untuk mencapai pengertian masalah pengamatan. Adapun pengertian pendekatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1.
Perspektif (sudut pandang; pandangan) teori yang dapat digunakan sebagai
landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran.
2. Suatu proses atau perbuatan yang
digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran.
3. Sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.[1]
Pendekatan dalam
pembelajaran IPS merupakan dasar-dasar dalam melaksanakan proses belajar-mengajar
matapelajaran IPS. Pendekatan ini akan mengacu pada pembelajaran IPS sebagai
pendidikan global yang mengitregasikan beberapa mata pelajaran.
a.
Strategi Pembelajaran IPS
Strategi hampir sama dengan taktik,
siasat atau politik. Strategi adalah suatu penataan potensi dan sumber daya
agar dapat efisien memperoleh hasil suatu rancangan. Strategi menggambarkan
komponen umum materi pembelajaran dan
prosedur yang digunakan dalam
mencapai hasil belajar.
Terdapat beberapa strategi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPS , yaitu:
1.
Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
Jika
guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut
strategi urutan penyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan
secara mendalam kemudian secara berututan menyajikan materiberikutnya secara
mendalam pula. Contoh yang sama, misalnya guru akan mengajarkan materi
nasionalisme. Pertama-tama guru menyajikan pengertian nasionalisme, setelah
pengertian disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan contoh-contoh
perilaku yang bersifat nasionalisme.
2.
Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran
termasuk jenis fakta, strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut
adalah sebagai berikut. Pertama, sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan
atau gambar. Kemudian berikan bantuan kepada siswa untk menghafal. Bantuan
diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan
ingatan, jembatan keledai, dan asosiasi berpasangan.
3. Strategi Penyampaian Konsep
Materi
pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi, atau pengertian.
Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham dapat menunjukkan cirri-ciri,
unsure, membedakan, membandingkan, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan
konsep:
a.
Menyajikan konsep
b.
Pemberian bantuan
c.
Pemberian latihan
d.
Pemberian umpan balik
e.
Pemberian tes
f.
Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
Yang
termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum, dan
teori.
Langkah-langkah
mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah: (a)
sajikan prinsip oleh siswa hasil penelusuran di perpustakaan lewat penugasan,
(b) berikan bantuan berupacontoh penerapan prinsip dalam kehidupan sehari-hari,
(c) berikan soal-soal latihan, (d) berikan umpan balik, dan (e) berikan tes
atau penilaian praktek.
4.
Strategi penyampaian prosedur
Tujuan
mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktikkan
prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran
jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
Langkah-langkah
mengerjakan prosedur meliputi:
a.
Menyajikan prosedur
b. Pemberian bantuan dengan jalan
mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur.
c.
Memberikan latihan (praktik)
d.
Memberikan umpan balik
e.
Memberikan tes.
5. Strategi Mengajarkan/Menyampaikan
Materi Aspek Sikap (Afektif)
Termasuk
materi pembelajaran aspek sikap (afektif) adalah pemebrian respon, penerimaan
suatu nilai, internalisasi, dan penilaian.[2]
6.
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Strategi
pembelajaran inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi tidak
diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi ini adalah
mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta untuk
belajar.
7.
Strategi pembelajaran ekspositori
Merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar
peserta didik dapat menguasai materi secara opotimal. Dalam strategi ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Peserta didik tidak dituntut untuk
menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Karena strategi
ekspositori lebih menekankan pada proses bertutur, maka sering juga disebut
strategi “chalk and talk”.[3]
Sedangkan
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Strategi
Pembelajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan strategi pembelajaran yang
kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Proses
pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau
yang disebut intructional effect. Strategi pembelajaran tidak langsung
(Indirect Intruction) merupakan proses pembelajaran yang berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Dalam hal ini, peran guru beralih dari penceramah
menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resorce person).[4]
B.
Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Dan untuk lebih
jelasnya mengenai pengertian strategi pembelajaran yang tepat dan benar.
Berikut ini definisi dan arti strategi pemelajaran menurut para ahli :
1.
Kozma
(Sanjaya, 2007)
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Egger Kauchak dan Harder
Strategi
mengajar adalah jenis-jenis metode mengajar yang khusus direncanakan untuk
mencapai tujuan khusus.
3. Gerlach dan Ely (1990)
Strategi
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi
pembelajaran dimaksudkan meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
4. Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi
(1998):
Strategi
pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan bahwa
setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.
5. Gilistrap Martin
Strategi
pembelajaran adalah pola ketrampilan dan perilaku guru yang dimaksudkan untuk
menolong siswa mencapai tujuan pengajaran.
6. Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi
(1998)
Strategi
pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa
setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktikkan.
7. Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya,
2007)
Strategi
Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran
bukan hanya sebatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan
termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik.
8. Kemp (Wina Senjaya: 2008)
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
9. Kosasih Djahiri dan Somara ( 1980:10 )
strategi
belajar mengajar adalah perencanaan pengajaran dari seorang guru tentang cara
pengajaran akan dibawakannya. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Raka
Joni yang berpendapat bahwa yang dimaksud strategi belajar mengajar adalah pola
umum perbuatan guru didalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.[5]
C.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Menurut Mansur
(1991) terdapat empat konsep dasar strategi pembelajaran:
1.
Mengidentifikasikan serta menetapkan tingkah laku dari kepribadian anak
didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2.
Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk
mencapai sasaran yang akurat.
3.
Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belaajr mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam
menunaikan kegiatan mengajar.
4.
Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan
secara keseluruhan.[6]
E.
Contoh Strategi Pembelajaran
1.
Strategi
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran
langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan
paling sering digunakan. Pada strategi ini termasuk didalamnya metode-metode
ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi.
Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas informasi
atau mengembangankan ketrampilan langkah demi langkah.
2.
Strategi
Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak
langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam observasi,
penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan
hipotesis.Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah
menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resourse person).Guru
merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan
memungkinkan memberikan umpanbalik kepada siswa ketika meraka melakukan
inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mengisyaratkan bahan-bahan cetak,
non-cetak, dan sumber-sumber manusia.
3.
Strategi
Pembelajaran Interaktif (Interactive Intruction)
Strategi pembelajaran
interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta
didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi
akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap
gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta
mencoba mencari alternatif dalam berfikir. Strategi pembelajaran interaktif
dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif.
Didalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau
pengkerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa secra berpasangan.
4.
Strategi
Pembelajaran melalui Pengalaman (Experiential Learning)
Strategi pembelajaran
melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuensi induktif, berpusat pada siswa,
dan berorientasi pada aktivitas.Penekanan dalam strategi belajar melalui
pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat menggunakan
strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sebagai contoh, di dalam
kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan di luar kelas dapat
dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5.
Strategi
Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri
merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif
individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan
belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga
bisa dilakukan dengan teman atau sebagan dari kelompok kecil. Kelebihan dari
pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung
jawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta belum dewasa, sulit menggunakan
pembelajaran mandiri.
F.
Pendekatan , Model Dan Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu:
(1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2)
pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
2. Model Pembelajaran
Apabila
antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Berkenaan
dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu:
(1)
model interaksi sosial;
(2)
model pengolahan informasi;
(3)
model personal-humanistik; dan
(4)
model modifikasi tingkah laku.
Kendati
demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
Jadi,
metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:
(1)
ceramah;
(2)
demonstrasi;
(3)
diskusi;
(4)
simulasi;
(5)
laboratorium;
(6)
pengalaman lapangan;
(7)
brainstorming;
(8)
debat,
(9)
simposium, dan sebagainya.
Agung Eko Purwana dkk. 2009.
Pembelajaran IPS MI Edisi Pertama. Surabaya: Aprinta.
Murtadho, dkk. 2009. Pembelajaran
PKn MI. Surabaya: Aprinta.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Trianto.2010. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran menuju Evektifitas
Pembelajaran di Abad Global. Malang: UIN Maliki Press.
Paturrohmah, Pupuh dan Sobry
Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007.
[1] M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 32
[2] Trianto, Model
Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 184-187.
[3] Mulyono, Strategi Pembelajaran menuju Evektifitas
Pembelajaran di Abad Global, (Malang: UIN Maliki Press, 2012), hlm. 75.
[4] M. Hosnan, Pendekatan Saintifik..., hlm.185
[5] Agung Eko Purwana dkk, Pembelajaran IPS MI Edisi Pertama,
(Surabaya: Aprinta, 2009), hlm 4-9.
[6] Pupuh Paturrohmah dan
Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 46.
No comments:
Post a Comment