MAKALAH STUDI ISLAM
KEADAAN
SIFAT SIFAT ALLAH, SEMBILAN
PULUH SEMBILAN NAMA, CINTA DAN BELAS
KASIH ADALAH SIFAT ALLAH YANG PALING MENONJOL, SIFAT
SIFAT TUHAN UNTUK DIJADIKAN SIFAT SIFAT MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah
Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh
hati bahwa Allah Swt , itu benar – benar
ada dengan segala kesempurnaan Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah
satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat
kita rasakan dengan kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya ,
Allah menciptakan matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk
menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi
manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan
memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul Husna.
2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Keadaan Sifat-sifat Allah?
2.
Sebutkan Sembilan
Puluh Sembilan Nama Allah!
3.
Mengapa Cinta dan Belas Kasih Adalah Sifat Allah yang
Paling Menonjol ?
4.
Mengapa Sifat-sifat Tuhan untuk
Dijadikan Sifat-sifat Manusia?
3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui keadaan sifat-sifat Allah
2. Mengetahui sembilan pu;uh
sembilan nama allah
3. Mengetahui Cinta dan Belas Kasih
Adalah Sifat Allah yang Paling Menonjol
4.
Mengetahui Sifat-sifat
Tuhan untuk Dijadikan Sifat-sifat
Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1 Keadaan Sifat-sifat
Allah
Dalam membahas sifat-sifat Allah sering terjadi salah pengertian.
Di dalam Al-Qur'an katakan, bahwa Allah itu melihat, mendengar,bicara,
membenci, menyukai, mengawasi,dan sebagainya. Kata-kata itu dapat menimbulkan
anggapan bahwa Allah itu bagaikan manusia atau mempermanusiakan Allah
(anthropo-morfisma). Padahal Allah itu segala sesuatunya yang berbeda sama
sekali dengan manusia, seperti firman Allah yang artinya: “Tidak
ada satupun juga yang serupa dengan Allah (QS An-Nisaa '[4] 12) Tidak ada
penglihatan yang mampu mencapainya dan ia menampakkan penglihatan” (QS
Al -An'am [6]: 103).
Untuk menunjukkan akan cintaNya,
kekuasaanNya, pengetahuanNya dan sifat-sifatNya yang lainnya, dipergunakarn
kata-kata yang sama dengan kata-katanya sama sekali tidak sama. Kita katakan
Allah itu melihat, tetapi kita bukanlah kita maksudkan bahwa Allah itu memiliki
mata kita dan tidaklah memerlukan cahaya sebagaimana yang kita perlukan untuk
dapat melihat. kita katakan Allah itu
mempunyai telinga seperti kita dan tidaklah memerlukan udara dan suara untuk
dapat mendengar sebagaimana halnya kita. Kita katakan bahwa Allah itu mencipta
atau membuat sesuatu ,tetapi tidaklah kita maksudkan bahwa Allah itu mempunyai
tangan seperti kita dan tidaklah memerlukan bahan-bahan untuk dapat diciptakan
sebagaimana halnya kita.Demikian pula mengenai cintaNya, bencinya,belaskasih Nva,
sama sekali berbeda dengan kita. Walaupun di
dalam Al-Qur'an katakanlah tangan Tuhan bukanlah berarti betul-betul tangan
seperti pada manusia melainkan berarti kemampuan memberikan nikmat-nikmat
kepada orang yang disukainya. Kata yad yang berarti tangan dipergunakan juga
dalam arti kiasan untuk menunjukkan nikmat atau perlindungan (hifazah), seperti
yang terdapat dalam firman Allah
Al-Qur'an Surat Al-Baqarah [2]: 237, yang artinya: ..yang ditangannya ikatan
perkawinan. di sini kata yad atau tangan itu dipergunakan dalam arti kiasan.
Banyak pula yang terjadi salah pengertian
terhadap ungkapan kasyf ani-l-saq yang diartikan dengan kaki telanjang (tak
bertutup).Ungkapan ini tersebut sebanyak
dua kali dalam Al-Qur'an, pertama dalam hubungan dengan Ratu Balqis (QS
An-Naml [27 44 ) dan yang keduanya dalam bentuk pasif tanpa menunjukkan
subjeknya (QS Al-Qalam [68]: 42).
Ungkapan itu tidak pernah dipergunakan terhadap Allah. Kata saq
bukan hanya berarti kaki (bagian antara lutut dengan mata kaki) melainkan
juga berarti, kesulitan, dan
penderitaan. ungkapan di atas berarti mempersiapkan diri dalam menghadapi
kesulitan atau menghilangkan tekanan penderitaan.
2 Sembilan Puluh
Sembilan Nama
Di dalam suatu hadis dan Abu Hurairah yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dipandangnya sebagai hadis gharib tersebut nama-nama
Allah sebanyak 99 macam dan menjadi 100 jika Ditambahkan kata nama diri Allah. Sedangkan
di dalam Al-Qur'an tidak sebanyak itu. Nama-nama sebanyak itu merupakan
kesimpulan yang dibuat atas dasar memerhatikan perbuatan atau tindakan Allah
yang ada disebutkan di dalam Al-Qur'an. Kalau ada yang membuat "buab tasbih" untuk menghitung
penyebutan nama-nama Allah atau zikir. Pada hal Nabi sendiri dan para
sahabatnya tidak pernah mempergunakan buah tasbih itu. Sebagaimana firman
Allah, yang artinya: Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik karena itu serulah
la berhubungan dan meluncurkanlah orang-orang yang melanggar kesucian
nama-namaNya (QS Al-A'raaf [7]: 180).
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam menyeru
Allah tidak boleh menodai kesucian nama baikNya, hal-hal yang tidak baik
disifatkan kepadaNya dan siapa yang menodai kesucian namaNya maka ia dimurkai. Menodai
nama baik Allah adalah mensifatkan Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak
bagi kemuliaanNya atau mensifatkan sifat-sifat Allah kepada selain Allah. Jadi menyeru Allah dengan nama-nama baikmu tidak lain hanya
nama-nama mulialah yang harus disifatkan kepadaNya sesuai dengan kemuliaanNya.
Adapun Nama-Nama Allah yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah
sebagai berikut:
1.
Nama-nama yang bertalian dengan keadaan diriNya; Al-Wahid atau
Ahad (Yang Tunggal), al-Haqq(Yang Benar), al-Quddus (Yang Suci), al-Shamad
(Yang menjadi tumpuan segala sesuatu), al-ghani (Yang berkecukupan),
al-Awwal(Yang permulaan sekali), al-Akhir (Yang penghabisan sekali), al-Hayy (Yang
senantiasa hidup), al-Qayyum (Yang berdiri sendiri).
2.
Nama-nama yang bertalian dengan penciptaan; al-Khaliq (Pencipta),
al-Barik (Pencipta Jiwa), al-Mushawwir (Pengadakan Pola Bentuk), al-Badik
(Pemangkal).
3.
Nama-nama vang bertalian dengan sifat-sifat cinta dan
kasih sayang (selain dari Rabb, al-Rahman dan al-Rahim); al-Ra'uf (Yang halus
lunak), al-Wadud (Penyinta), al-Latif (Penyenangkan), al-Tawwab (Pembalik
kepada kasih sayang), al-Halim (Penahan diri tidak lekas marah), al-Afuuw (
Pemaaf), al-Syakur (Pembalas kasih), al-Salam (Penyelamat). al-Mukmin
(Pengamankan), (Yang berderajat tinggi), al Razza (Pemberi kebutuharn hidup),
al-wahhab (Yang banyak pemberian)), al-Wasi (Yang sangat luas lapang)
4.
Nama-nama yang bertalian dengan kebesaran dan keagungannya:
Al-'Azim (Yang besar) al-Aziz (Yang perkasa), al'Aliyy atau Mta 'al (Yang
Tertinggi), al-Qawiyy (yang kuat), al-Qahhar ( Yang keras), al-Jabbar (Yang
menundukkan sesuatu dengan kemampuan yang hebat), al-Muktakabbir, (Pemilik
kebesaran), al-Kabir (Yang besar), al-Karim (Yang mulia), al-Hamid (Yang
terpuji), al-Majid. (Yang cemerlang)
al-Matin (Yang kuat), al-Zahir (yang menonjol untuk segala sesuatu),
Dzul-Jalali wal-Ikram (Yang memiliki kecemerlangan dan kemuliaan)
5.
Nama-nama yang bertalian dengan pengetahuanNya; al Alim
(Yang tahu), al-Hakim (Yang bijaksana) .al-Sami (Yang mendengar), al-Khabir
(Yang menyadari), al-Bashir (Yang melihat). al-Syahid (Yang
menyaksikan).al-Raqib (Yang mengamat-amati), al-Batin (Yang mengetahui sesuatu
yang tersembunyi). al-muhaimin (Pengawal).
6.
Nama-nama yang bertalian dengan kemampuan dan
pengendalian terhadap sesuatu: al-qadir atau Qadue atau Muqtadir (Yang sangat
mampu cakap), al-Wakil (Yang memiliki petugas-petugas untuk melaksanakan
perintah- perintahNya), al-Waliyy (Pengawal), al-Hafiz (Penjaga) ), al-Malik
(Raja), al-Maalik (Penguasa), al-Fattah (Pemberi keputusan tertinggi), al-Hasib
atau Hasib (Penghitung), al-Muntaqim atau Dzubtiqam (Pelaksana Hukuman),
al-Muqit (Pengawas Dan Pengatur segala sesuatu).
7.
Nama-nama lainnya yang diambil dari perbuatan atau sifat
sifat Allah yang tersebut di dalam
Al-Qur'an adalah; al-Qabidl (Yang mengadakan ancaman), al-Basit (Yang
memperluas), al-Rafi ', (Yang tertinggi), al-Mu'zz (Yang memberi kemuliaan),
al-Mudzil (Yang menghilangkan kemuliaan), al-Mujib (Yang menerima seruan atau
pengabulan permohonan), al-Ba'its (Pembangunan, pembangkitan), al-Muhsi
(Pencatatan), al-Mubdi (Pemulai), al-Mu'id (Pengulangi), al-Muhyi
(Penghidupkan), al-Mumit (Pematikan), Malik al-Mulk (Pemegang
pemerintahan).al-Jami '(Penghimpunan), al-Mughni (Yang memperkaya)al-mu'ti
(Pemberi), al-Mani' (Penolak), al-Nur (Cahaya) al-Shabur (Penyabar), al-Hadi
(Penuntun), al -Baqi(yang kekal) al-Warits (Pewaris), al-Rasyid (Pengarahkan),
al-Muqsit (Yang tepat, jitu), al-Wali (Yang memerintah), al-Jalil (Yang agung,
mulia), al-Adl (Yang adil) ), al-Khafidl (Yang merendahkan), al-Wajid (Yang
Ada), al-Muqaddim (Yang memajukan), al-Muakhkhir (Yang menunda), al-Dlarr (Yang
menimbulkan derita), al-Nafi (Yang memberi manfaat)
Masih ada dua nama yang dapat termasuk ke
dalam golongan ini tetapi belum dapat disebutkan di sini karena memerlukan
penjelasan yang mendalam yaitu sifat-sifat yang berkenaan dengan bicara dan
kehendak yang masing-masing akan dibahas dalam bab Kitab Wahyu dan Qada.
3 Cinta dan Belas Kasih
Adalah Sifat Allah yang Paling Menonjol
Para penulis Barat memberikan gambaran tentang Allah itu sebagai
yang paling sewenang-wenang, keras, kejam, dan jahat. Padahal Jika orang jujur
tentang sifat-sifat Allah sebagaimana ditunjukkan di dalam Al-Qur'an tentu
tahu bahwa cinta dan belas kasih adalah sifat-sifat Allah yang paling menonjol
Penonjolan kedua macam sifat itu tidak hanya terlihat pada nama Rahman dan
Rahim yang tersedia pada setiap Pembukaan surah, melainkan juga bertebaran di
seluruh isi kitab suci yang merupakan gambaran betapa belas kasih Allah yang
telah diungkapkan dengan kata-kata yang jelas tandas.sebagimana firman Allah
Swt. yang artinya:
·
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di
buni." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas
Diri-Nya kasth sayang (QS Al-An'am [6]: 12)
·
Tuhanmu memiliki rahmat yang luas (QS Al-An'am [6]: 147).
·
Siksa- Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan
156). Rahmat-Ku termasuk segalanya (QS Al-A’raaf [7]: Kecuali orang-orang yang mencetak rahmat oleh Tuhanmu dan untuk
mewujudkan Allah menciptakan mereka (QS Huud [11]: 119)
·
Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas ke diri mereka
sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya (QS Az-Zumar [39]: 53)
·
Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatıu (QS
Al-Mu'min [40]: 7)
Belas kasih Allah sangat luas dan lapang,
sehingga tidak hanya tercurah ke para mukmin saja, tetapi juga bagi yang bukan
mukmin. tetap mendapat limpahan belas kasih, sebagaimana firman Allah yang
berarti: Dan membentuk Kami terhadap orang-orang yang disebut rahmat, setelah
(datangnya) bahaya menimpa mereka, riba-tiba saja memprokuasikan daya dalam
(puncak) tanda-tanda kekuasaan kami. QS
Yunus [10]: 21)
Berulangkali diceritakan bahva para musyrikin memohon pada Allah
agar terlepas dari derita yang sedang melanda mereka dan Allah pun
menghilangkan derita mereka.
Gambaran sifat-sifat Allah yang tertera di dalam Al-Qur'an adalah
betul-betul cinta dan belas kasih yang berhubungan dengan berbagai nama dan
istilah dan diulangi beratus-ratus kali. Sedangkan Sifat penghukumNya Hanya
tersebut sebanyak empat dalam kali saja di Seluruh isi Al-Qur'an dengan Istilah
dzuntiqam-yang Tepat-jitu dalammenghukum (QS Ali-Imran (3]: 4; Al-Maa-idah [5]:
95: Ibrahim [14]: 47; dan Az-Zumar (39): 37). Memang benar di dalam Al-Qur'an
dengan tegas ditandaskan termasuk penghukuman terhadap kejahatan, tetapi tidak
sebagai kekejaman dan kekerasan di sana kelelawar untuk mengesankan ke dalam
jiwa manusia yang jahat Itu adalah hal yang paling dibenci dan harus
dilenyapkan. Mimpi untuk dilepaskan di jiwa jiwa sangat disukainya karena
perbuatan baik, maka itu baik itu diganjari sepuluh kali lipat, sekitar kali
lipat bahkan sampai tak terbatas.
Senantiasa untuk diingat bahwa hukuman yang bagaimanapun
diterangkan didalam AI-Qur'an adalah hukum yang bersifat sebagai obat dan bukan
sebagai kekejaman dan kekerasan. Hukuman yang digunakan untuk menyembuhkan
penyakit yang ditimbulkan oleh seseorang pada dirinya. Oleh karena itu,
landasannya adalah cinta menempatkan kembali manusia diatas jalan perkembangan
jiwa yang sebenarnya dengan cara menyembuhkan penyakt perbuatan jahat. Salah
satu nama Allah adalah al-Dlarr (Yang menyebabkan derita). Nama ini tidak
tersedia di dalam Al-alqur'an karena hanya nama buatan para teolog saja.
Sedangkan derita (dlarrun) yang dimaksudkan itu adalah derita karena mendapat
hukuman atas perbuatan yang salah dan penghukuman ini bertujuan untuk mendorong
dilakukannya perbaikan diri sebagaimana dalam firman Allah dalam (QS Al-An'am
6]: 42 dan QS Al-A'raaf (7): 49), yang berarti:
(orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada
penghuni neraka): "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa
mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?". (kepada orang mukmin itu
dikatakan): "Masuklah ke dalam syurga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu
dan tidak (pula) kamu bersedih hati."
4 Sifat-sifat Tuhan
untuk Dijadikan Sifat-sifat Manusia
Beriman menjadi ke-Esaan Allah menjadi sumber peningkatan derajat
manusia, menjadikan menyadari keluhuran
sifat asli manusia dan mengilhaminya dengan cita-cita besar untuk menaklukkan
alam dan cita-cita kesederajatan antar manusia. Demikian pula pelbagai sifat
Tuhan yang terlibat di dalam Al-Qur'an itu menjadi sumber penyempurnaan corak
diri (karakter) manusia. Sifat-sifat Tuhan itu berfungsi sebagai ideal, suatu
cita-cita yang luhur untuk benar-benar diperjuangkan agar dapat mencapainya
sifat-sifat Tuhan itu harus diambil dan ditanamkan serta ditumbuhkan menjadi
sifat-sifat yang melekat dan menghiasi dini setiap manusia.
Allah itu adalah Rabb al- alamin, Pengasuh dan Pemenuh kebutuhan
seluruh alam. Dengan menempatkan hal ini di pusat kesadaran sebagai sesuatu
yang ideal, maka seseorang akan bekerja keras untuk keperluan melayani
kepentingan umat manusia. Allah itu adalah Rahman, Pencurahan, kebaikan
kebaikan kepada manusia dan menunjukkan kecintaan tanpa menuntut sesuatu
balasan dan orang yang bekerja keras untuk mencapai kesempurnaan harus berbuat
kebaikan kepada sesama manusia tanpa mengharapkan sesuatu balasan darinya. Allah
itu adalah Rahim, membuat "berbuat" baik setiap perbuatan yang benar
dan baik dan seseorang juga berlaku baik kepada setiap orang yang telah berlaku
baik kepadanya. Allah itu adalah Malik Pembalas Kejahatan bukan dalam nada
kejam dan kasar yang di luar keadilan, melainkan dengan nada kepengampunan,
seseorang yang ingin mencapai kesempurnaan haruslah bersifat pemaaf dan
pengampun dalam bertindak terhadap orang lain.
Begitulah keempat macam sifat utama Allah dan jelas sekali
fungsinya sebagai ideal bagi setiap manusia. Demikian juga halnya dengan
sifat-sifat Allah yang lainnya, bahwa sifat-sifat Allah itu harus ditumbuhkan
ke dalam diri setiap orang yang dirasakan pula yang membentuknya
jika sebuah fungsinya sebagai ideal bagi setiap manusia. Dem reputasi
dengan sifat-sifat Allah itu harus ditumbuhkan ke dalam diri orang-orang yang
semakin jelas dan dirasakan pula betapa
keharusan nya itu jika diingat betul betul kedudukan manusia di bumi
ini sebagai Khalifah Allah (Wakil Allah). Dan untuk pelaksana tugas itu maka
benar-benar harus memiliki ilmu pengetahuan yang meliputi segala sesuatu, harus
bijaksana dan diangkatnya Rasul adalah untuk mengajarkan kebijaksanaan itu.
Di dalam
Al-Qur'an ditegaskan berulangkali bahwa sesuatu yang ada di langit dan semua
yang ada di bumi ini ditundukkan kepada manusia. Agar tugas sebagai Wakil Allah
di bumi ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya maka sifat-sifat Allah itu
harus ditumbuhkan ke dalam diri sekalipun tidak sempurna dan tidak ada artinya
jika dibandingkan dengan sifat- sifat Allah yang sebenar-benarnya. Namun
sifat-sifat Allah, itu harus menjadi panutan yang ideal dengan segenap
kemampuan dan diwujudkan ke dalam diri.
BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Allah memiliki 99 nama yang
indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut
merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika
nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai
pengaruh yang sangat besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya
Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga yang tidak masuk
akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas
segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di
berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah
adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena itu sebagai
hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat Allah
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud
kecintaan kita terhadap Allah SWT.
3.2 Saran
Demikian
yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dalam
menyampaikan materi.
Penulis
banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya, juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
- Hawi, Akmal.
2014. Dasar Dasar Studi Islam. Depok:
PT Rajagrafindo Persada
- Mahrus. 2004. Program
Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Madrasah dan
Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama
Republik Indonesia.
- Musri, Ali Dr. 2008. Mengenal Allah dengan Sifat-sifat-Nya. Mizan: Bandung
No comments:
Post a Comment