1

loading...

Tuesday, December 25, 2018

MAKALAH STUDI ISLAM


MAKALAH STUDI ISLAM

KEADAAN SIFAT SIFAT ALLAH, SEMBILAN PULUH SEMBILAN NAMA, CINTA DAN BELAS KASIH ADALAH SIFAT ALLAH YANG PALING MENONJOL, SIFAT SIFAT TUHAN UNTUK DIJADIKAN SIFAT SIFAT MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

           1  Latar Belakang

Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada Allah Swt berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati  bahwa Allah Swt , itu benar – benar ada dengan segala kesempurnaan Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
Sesungguhnya kesempurnaan Allah Swt itu dapat kita rasakan dengan kehidupan sehari-hari dari segala apa yang diciptakannya , Allah menciptakan matahari, laut,air, udara binatang, dan lain sebagainya untuk menunjukkan kesempurnaanya Allah tidak membutuhkan peribadatan manusia , tetapi manusialah yang membutuhkan adanya Allah, manusia harus selalu meminta dan memohon perlindungan kepada Allah denga berdoa menggunaakan Asmaul Husna.

        2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana  Keadaan Sifat-sifat Allah?
2.      Sebutkan  Sembilan Puluh Sembilan Nama Allah!
3.      Mengapa  Cinta dan Belas Kasih Adalah Sifat Allah yang Paling Menonjol ?
4.      Mengapa Sifat-sifat Tuhan untuk  Dijadikan Sifat-sifat Manusia?

        3  Tujuan Masalah

1.      Mengetahui keadaan sifat-sifat Allah
2.      Mengetahui sembilan pu;uh sembilan nama allah
3.      Mengetahui Cinta dan Belas Kasih Adalah Sifat Allah yang Paling Menonjol
4.      Mengetahui  Sifat-sifat Tuhan untuk  Dijadikan Sifat-sifat Manusia
  

BAB II
PEMBAHASAN

       1  Keadaan Sifat-sifat Allah

Dalam membahas sifat-sifat Allah sering terjadi salah pengertian. Di dalam Al-Qur'an katakan, bahwa Allah itu melihat, mendengar,bicara, membenci, menyukai, mengawasi,dan sebagainya. Kata-kata itu dapat menimbulkan anggapan bahwa Allah itu bagaikan manusia atau mempermanusiakan Allah (anthropo-morfisma). Padahal Allah itu segala sesuatunya yang berbeda sama sekali dengan manusia, seperti firman Allah yang artinya:  Tidak ada satupun juga yang serupa dengan Allah (QS An-Nisaa '[4] 12) Tidak ada penglihatan yang mampu mencapainya dan ia menampakkan penglihatan (QS Al -An'am [6]: 103).
Untuk menunjukkan akan cintaNya, kekuasaanNya, pengetahuanNya dan sifat-sifatNya yang lainnya, dipergunakarn kata-kata yang sama dengan kata-katanya sama sekali tidak sama. Kita katakan Allah itu melihat, tetapi kita bukanlah kita maksudkan bahwa Allah itu memiliki mata kita dan tidaklah memerlukan cahaya sebagaimana yang kita perlukan untuk dapat melihat. kita katakan  Allah itu mempunyai telinga seperti kita dan tidaklah memerlukan udara dan suara untuk dapat mendengar sebagaimana halnya kita. Kita katakan bahwa Allah itu mencipta atau membuat sesuatu ,tetapi tidaklah kita maksudkan bahwa Allah itu mempunyai tangan seperti kita dan tidaklah memerlukan bahan-bahan untuk dapat diciptakan sebagaimana halnya kita.Demikian pula mengenai cintaNya, bencinya,belaskasih Nva, sama sekali berbeda dengan kita. Walaupun di dalam Al-Qur'an katakanlah tangan Tuhan bukanlah berarti betul-betul tangan seperti pada manusia melainkan berarti kemampuan memberikan nikmat-nikmat kepada orang yang disukainya. Kata yad yang berarti tangan dipergunakan juga dalam arti kiasan untuk menunjukkan nikmat atau perlindungan (hifazah), seperti yang terdapat  dalam firman Allah Al-Qur'an Surat Al-Baqarah [2]: 237, yang artinya: ..yang ditangannya ikatan perkawinan. di sini kata yad atau tangan itu dipergunakan dalam arti kiasan.
Banyak pula yang terjadi salah pengertian terhadap ungkapan kasyf ani-l-saq yang diartikan dengan kaki telanjang (tak bertutup).Ungkapan ini tersebut sebanyak  dua kali dalam Al-Qur'an, pertama dalam hubungan dengan Ratu Balqis (QS An-Naml [27 44 ) dan yang keduanya dalam bentuk pasif tanpa menunjukkan subjeknya (QS Al-Qalam [68]: 42).
Ungkapan itu tidak pernah dipergunakan terhadap Allah. Kata saq bukan hanya berarti kaki (bagian antara lutut dengan mata kaki) melainkan juga  berarti, kesulitan, dan penderitaan. ungkapan di atas berarti mempersiapkan diri dalam menghadapi kesulitan atau menghilangkan tekanan penderitaan.

           2  Sembilan Puluh Sembilan Nama

Di dalam suatu hadis dan Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dipandangnya sebagai hadis gharib tersebut nama-nama Allah sebanyak 99 macam dan menjadi 100 jika Ditambahkan kata nama diri Allah. Sedangkan di dalam Al-Qur'an tidak sebanyak itu. Nama-nama sebanyak itu merupakan kesimpulan yang dibuat atas dasar memerhatikan perbuatan atau tindakan Allah yang ada disebutkan di dalam Al-Qur'an. Kalau ada yang membuat "buab tasbih" untuk menghitung penyebutan nama-nama Allah atau zikir. Pada hal Nabi sendiri dan para sahabatnya tidak pernah mempergunakan buah tasbih itu. Sebagaimana firman Allah, yang artinya: Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik karena itu serulah la berhubungan dan meluncurkanlah orang-orang yang melanggar kesucian nama-namaNya (QS Al-A'raaf [7]: 180).
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam menyeru Allah tidak boleh menodai kesucian nama baikNya, hal-hal yang tidak baik disifatkan kepadaNya dan siapa yang menodai kesucian namaNya maka ia dimurkai. Menodai nama baik Allah adalah mensifatkan Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi kemuliaanNya atau mensifatkan sifat-sifat Allah kepada selain Allah. Jadi menyeru Allah dengan nama-nama baikmu tidak lain hanya nama-nama mulialah yang harus disifatkan kepadaNya sesuai dengan kemuliaanNya.

Adapun Nama-Nama Allah yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1.      Nama-nama yang bertalian dengan keadaan diriNya; Al-Wahid atau Ahad (Yang Tunggal), al-Haqq(Yang Benar), al-Quddus (Yang Suci), al-Shamad (Yang menjadi tumpuan segala sesuatu), al-ghani (Yang berkecukupan), al-Awwal(Yang permulaan sekali), al-Akhir (Yang penghabisan sekali), al-Hayy (Yang senantiasa hidup), al-Qayyum (Yang berdiri sendiri).     
2.      Nama-nama yang bertalian dengan penciptaan; al-Khaliq (Pencipta), al-Barik (Pencipta Jiwa), al-Mushawwir (Pengadakan Pola Bentuk), al-Badik (Pemangkal).
3.      Nama-nama vang bertalian dengan sifat-sifat cinta dan kasih sayang (selain dari Rabb, al-Rahman dan al-Rahim); al-Ra'uf (Yang halus lunak), al-Wadud (Penyinta), al-Latif (Penyenangkan), al-Tawwab (Pembalik kepada kasih sayang), al-Halim (Penahan diri tidak lekas marah), al-Afuuw ( Pemaaf), al-Syakur (Pembalas kasih), al-Salam (Penyelamat). al-Mukmin (Pengamankan), (Yang berderajat tinggi), al Razza (Pemberi kebutuharn hidup), al-wahhab (Yang banyak pemberian)), al-Wasi (Yang  sangat luas lapang)
4.      Nama-nama yang bertalian dengan kebesaran dan keagungannya: Al-'Azim (Yang besar) al-Aziz (Yang perkasa), al'Aliyy atau Mta 'al (Yang Tertinggi), al-Qawiyy (yang kuat), al-Qahhar ( Yang keras), al-Jabbar (Yang menundukkan sesuatu dengan kemampuan yang hebat), al-Muktakabbir, (Pemilik kebesaran), al-Kabir (Yang besar), al-Karim (Yang mulia), al-Hamid (Yang terpuji), al-Majid. (Yang cemerlang) al-Matin (Yang kuat), al-Zahir (yang menonjol untuk segala sesuatu), Dzul-Jalali wal-Ikram (Yang memiliki kecemerlangan dan kemuliaan)
5.      Nama-nama yang bertalian dengan pengetahuanNya; al Alim (Yang tahu), al-Hakim (Yang bijaksana) .al-Sami (Yang mendengar), al-Khabir (Yang menyadari), al-Bashir (Yang melihat). al-Syahid (Yang menyaksikan).al-Raqib (Yang mengamat-amati), al-Batin (Yang mengetahui sesuatu yang tersembunyi). al-muhaimin (Pengawal).
6.      Nama-nama yang bertalian dengan kemampuan dan pengendalian terhadap sesuatu: al-qadir atau Qadue atau Muqtadir (Yang sangat mampu cakap), al-Wakil (Yang memiliki petugas-petugas untuk melaksanakan perintah- perintahNya), al-Waliyy (Pengawal), al-Hafiz (Penjaga) ), al-Malik (Raja), al-Maalik (Penguasa), al-Fattah (Pemberi keputusan tertinggi), al-Hasib atau Hasib (Penghitung), al-Muntaqim atau Dzubtiqam (Pelaksana Hukuman), al-Muqit (Pengawas Dan Pengatur segala sesuatu).
7.      Nama-nama lainnya yang diambil dari perbuatan atau sifat sifat Allah yang tersebut di dalam  Al-Qur'an adalah; al-Qabidl (Yang mengadakan ancaman), al-Basit (Yang memperluas), al-Rafi ', ​​(Yang tertinggi), al-Mu'zz (Yang memberi kemuliaan), al-Mudzil (Yang menghilangkan kemuliaan), al-Mujib (Yang menerima seruan atau pengabulan permohonan), al-Ba'its (Pembangunan, pembangkitan), al-Muhsi (Pencatatan), al-Mubdi (Pemulai), al-Mu'id (Pengulangi), al-Muhyi (Penghidupkan), al-Mumit (Pematikan), Malik al-Mulk (Pemegang pemerintahan).al-Jami '(Penghimpunan), al-Mughni (Yang memperkaya)al-mu'ti (Pemberi), al-Mani' (Penolak), al-Nur (Cahaya) al-Shabur (Penyabar), al-Hadi (Penuntun), al -Baqi(yang kekal) al-Warits (Pewaris), al-Rasyid (Pengarahkan), al-Muqsit (Yang tepat, jitu), al-Wali (Yang memerintah), al-Jalil (Yang agung, mulia), al-Adl (Yang adil) ), al-Khafidl (Yang merendahkan), al-Wajid (Yang Ada), al-Muqaddim (Yang memajukan), al-Muakhkhir (Yang menunda), al-Dlarr (Yang menimbulkan derita), al-Nafi (Yang memberi manfaat)
Masih ada dua nama yang dapat termasuk ke dalam golongan ini tetapi belum dapat disebutkan di sini karena memerlukan penjelasan yang mendalam yaitu sifat-sifat yang berkenaan dengan bicara dan kehendak yang masing-masing akan dibahas dalam bab Kitab Wahyu dan Qada.

         3  Cinta dan Belas Kasih Adalah Sifat Allah yang Paling Menonjol

Para penulis Barat memberikan gambaran tentang Allah itu sebagai yang paling sewenang-wenang, keras, kejam, dan jahat. Padahal Jika orang jujur ​​tentang sifat-sifat Allah sebagaimana ditunjukkan di dalam Al-Qur'an tentu tahu bahwa cinta dan belas kasih adalah sifat-sifat Allah yang paling menonjol Penonjolan kedua macam sifat itu tidak hanya terlihat pada nama Rahman dan Rahim yang tersedia pada setiap Pembukaan surah, melainkan juga bertebaran di seluruh isi kitab suci yang merupakan gambaran betapa belas kasih Allah yang telah diungkapkan dengan kata-kata yang jelas tandas.sebagimana firman Allah Swt. yang artinya:
·         Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di buni." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasth sayang (QS Al-An'am [6]: 12)
·         Tuhanmu memiliki rahmat yang luas (QS Al-An'am [6]: 147).
·         Siksa- Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan 156). Rahmat-Ku termasuk segalanya (QS Al-A’raaf [7]: Kecuali orang-orang yang mencetak rahmat oleh Tuhanmu dan untuk mewujudkan Allah menciptakan mereka (QS Huud [11]: 119)
·         Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas ke diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (QS Az-Zumar [39]: 53)
·         Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatıu (QS Al-Mu'min [40]: 7)
Belas kasih Allah sangat luas dan lapang, sehingga tidak hanya tercurah ke para mukmin saja, tetapi juga bagi yang bukan mukmin. tetap mendapat limpahan belas kasih, sebagaimana firman Allah yang berarti: Dan membentuk Kami terhadap orang-orang yang disebut rahmat, setelah (datangnya) bahaya menimpa mereka, riba-tiba saja memprokuasikan daya dalam (puncak) tanda-tanda kekuasaan kami. QS Yunus  [10]: 21)
Berulangkali diceritakan bahva para musyrikin memohon pada Allah agar terlepas dari derita yang sedang melanda mereka dan Allah pun menghilangkan derita mereka.
Gambaran sifat-sifat Allah yang tertera di dalam Al-Qur'an adalah betul-betul cinta dan belas kasih yang berhubungan dengan berbagai nama dan istilah dan diulangi beratus-ratus kali. Sedangkan Sifat penghukumNya Hanya tersebut sebanyak empat dalam kali saja di Seluruh isi Al-Qur'an dengan Istilah dzuntiqam-yang Tepat-jitu dalammenghukum (QS Ali-Imran (3]: 4; Al-Maa-idah [5]: 95: Ibrahim [14]: 47; dan Az-Zumar (39): 37). Memang benar di dalam Al-Qur'an dengan tegas ditandaskan termasuk penghukuman terhadap kejahatan, tetapi tidak sebagai kekejaman dan kekerasan di sana kelelawar untuk mengesankan ke dalam jiwa manusia yang jahat Itu adalah hal yang paling dibenci dan harus dilenyapkan. Mimpi untuk dilepaskan di jiwa jiwa sangat disukainya karena perbuatan baik, maka itu baik itu diganjari sepuluh kali lipat, sekitar kali lipat bahkan sampai tak terbatas.
Senantiasa untuk diingat bahwa hukuman yang bagaimanapun diterangkan didalam AI-Qur'an adalah hukum yang bersifat sebagai obat dan bukan sebagai kekejaman dan kekerasan. Hukuman yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang ditimbulkan oleh seseorang pada dirinya. Oleh karena itu, landasannya adalah cinta menempatkan kembali manusia diatas jalan perkembangan jiwa yang sebenarnya dengan cara menyembuhkan penyakt perbuatan jahat. Salah satu nama Allah adalah al-Dlarr (Yang menyebabkan derita). Nama ini tidak tersedia di dalam Al-alqur'an karena hanya nama buatan para teolog saja. Sedangkan derita (dlarrun) yang dimaksudkan itu adalah derita karena mendapat hukuman atas perbuatan yang salah dan penghukuman ini bertujuan untuk mendorong dilakukannya perbaikan diri sebagaimana dalam firman Allah dalam (QS Al-An'am 6]: 42 dan QS Al-A'raaf (7): 49), yang berarti:
 (orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka): "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?". (kepada orang mukmin itu dikatakan): "Masuklah ke dalam syurga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati."

          4  Sifat-sifat Tuhan untuk Dijadikan Sifat-sifat Manusia

Beriman menjadi ke-Esaan Allah menjadi sumber peningkatan derajat manusia, menjadikan menyadari  keluhuran sifat asli manusia dan mengilhaminya dengan cita-cita besar untuk menaklukkan alam dan cita-cita kesederajatan antar manusia. Demikian pula pelbagai sifat Tuhan yang terlibat di dalam Al-Qur'an itu menjadi sumber penyempurnaan corak diri (karakter) manusia. Sifat-sifat Tuhan itu berfungsi sebagai ideal, suatu cita-cita yang luhur untuk benar-benar diperjuangkan agar dapat mencapainya sifat-sifat Tuhan itu harus diambil dan ditanamkan serta ditumbuhkan menjadi sifat-sifat yang melekat dan menghiasi dini setiap manusia.
Allah itu adalah Rabb al- alamin, Pengasuh dan Pemenuh kebutuhan seluruh alam. Dengan menempatkan hal ini di pusat kesadaran sebagai sesuatu yang ideal, maka seseorang akan bekerja keras untuk keperluan melayani kepentingan umat manusia. Allah itu adalah Rahman, Pencurahan, kebaikan kebaikan kepada manusia dan menunjukkan kecintaan tanpa menuntut sesuatu balasan dan orang yang bekerja keras untuk mencapai kesempurnaan harus berbuat kebaikan kepada sesama manusia tanpa mengharapkan sesuatu balasan darinya. Allah itu adalah Rahim, membuat "berbuat" baik setiap perbuatan yang benar dan baik dan seseorang juga berlaku baik kepada setiap orang yang telah berlaku baik kepadanya. Allah itu adalah Malik Pembalas Kejahatan bukan dalam nada kejam dan kasar yang di luar keadilan, melainkan dengan nada kepengampunan, seseorang yang ingin mencapai kesempurnaan haruslah bersifat pemaaf dan pengampun dalam bertindak terhadap orang lain.
Begitulah keempat macam sifat utama Allah dan jelas sekali fungsinya sebagai ideal bagi setiap manusia. Demikian juga halnya dengan sifat-sifat Allah yang lainnya, bahwa sifat-sifat Allah itu harus ditumbuhkan ke dalam diri setiap orang yang dirasakan pula yang membentuknya jika sebuah fungsinya sebagai ideal bagi setiap manusia. Dem reputasi dengan sifat-sifat Allah itu harus ditumbuhkan ke dalam diri orang-orang yang semakin jelas dan dirasakan pula betapa  keharusan nya  itu jika  diingat betul betul kedudukan manusia di bumi ini sebagai Khalifah Allah (Wakil Allah). Dan untuk pelaksana tugas itu maka benar-benar harus memiliki ilmu pengetahuan yang meliputi segala sesuatu, harus bijaksana dan diangkatnya Rasul adalah untuk mengajarkan kebijaksanaan itu.
Di dalam Al-Qur'an ditegaskan berulangkali bahwa sesuatu yang ada di langit dan semua yang ada di bumi ini ditundukkan kepada manusia. Agar tugas sebagai Wakil Allah di bumi ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya maka sifat-sifat Allah itu harus ditumbuhkan ke dalam diri sekalipun tidak sempurna dan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan sifat- sifat Allah yang sebenar-benarnya. Namun sifat-sifat Allah, itu harus menjadi panutan yang ideal dengan segenap kemampuan dan diwujudkan ke dalam diri.




BAB III
PENUTUP

          1  Kesimpulan

Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: 
“Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat Allah tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT.

3.2  Saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dalam menyampaikan materi. 
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya, juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA



  • Hawi, Akmal. 2014. Dasar Dasar Studi Islam. Depok: PT Rajagrafindo Persada
  • Mahrus. 2004. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
  • Musri, Ali Dr. 2008. Mengenal Allah dengan Sifat-sifat-Nya. Mizan: Bandung

No comments:

Post a Comment