1

loading...

Sunday, January 6, 2019

UJIAN AKHIR SEMESTER IIIA MANAJEMEN PENDIDIKAN


UJIAN AKHIR SEMESTER  IIIA

MANAJEMEN PENDIDIKAN



1)   Peranan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam peringatan mutu pendidikan :
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Perlu di ingat dalam undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, yang diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2001, bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota (Pasal 11 ayat 2). Dampak pasca dikeluarkan UU tersebut, terjadi pergeseran pendekatan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia telah berimbas pada pengelolaan sistem pendidikan, yakni dari semula yang lebih bersifat sentralistik bergeser ke arah pengelolaan yang lebih bersifat desentralistik.
Bentuk alternatif untuk pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional yakni dengan cara menempuh School Based Management (SBM) atau Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan lingkungan setempat. Masyarakat dituntut partisipasinya agar mereka lebih memahami kompleksitas pendidikan, membantu, serta turut mengontrol pengelolaan pendidikan. Adapun kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula diperhatikan oleh sekolah. Dengan demikian sekolah dituntut memiliki accountability (akuntabilitas) baik kepada masyarakat maupun pemerintah, karena keduanya merupakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga berperan sebagai Manajemen Peningkatan Mutu
Contoh peranan manajemen pendidikan berbasis sekolah dalam peringatan mutu pendidikan (MBS) :
·         Termotivasinya masyarakat sekolah untuk terlihat dan berpikir mengenai peningkatan mutu pendidikan disekolah masing – masing.
·         Timbulnya pemikiran – pemikiran baru dalam mensukseskan mutu pendidikan.
·         Menambah wawasan masyarakat akan pentingnya kualitas pendidikan pada suatu sekolah.
2) Implementasi manajemen pendidikan sekolah dalam pencapainya
Manajemen pendidikan sekolah dalan pelaksanaan serta perananya sudah cukup terpenuhi di seluruh kota dan kabupaten ini terlihat di beberapa madrasah yang tingkat kualitas serta mutu pendidikan sudah meningkat pesat dibanding tahun sebelum dkeluarkanya program manajemen pendidikan sekolah (MBS).  Akan tetapi kualitas serta mutu pendidikan ini belum merata terlaksana dibeberapa sekolah ini terlihat dari Akreditas serta jumlah tenaga pendidik dibeberapa daerah tertinggal, arti nya tingkat perkembangan suatu daerah juga mempengaruhi terlaksana atau tidak manajemen pendidikan sekolah (MBS).
            CONTOH IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH  DI MADRASAH:
·         MAN 2 kota bengkulu ter akreditasi” A “, menunjukan telah tercapai/terlakasanya manajemen pendidikan sekolah yang baik dimadrasah tersebut.
·         Di suatu Sekolah telah memiliki tenaga pekerja yg cukup serta prefesional
·         MAN CENDEKIA Bengkulu tengah belum ter akreditasi A ,menunjukan belum maksimal nya sekolah tersebut dalam menerapkan manajemen pendidikan sekolah
3) Pengertian kepemimpinan menurut parah ahli serta menurut baginda rasululah SAW .
a)      A   menurut parah ahli pengertian kepemimpinan itu ada “40”. 20 diantara nya adalah :
1.      Menurut Rauch dan Behling (1984:46): Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
2.      Menurut Jacobs dan Jacques (1990:281): Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
3.      Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
4.      ohn Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
5.      ohn Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
6.      Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.
7.      Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
8.      Katz & Kahn (1978)Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
9.      Hemhill & Coon (1995) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
10.  William G.Scott (1962) Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
11.  Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
12.  Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
13.  Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
14.  G U. Cleeton dan C.W Mason (1934) Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan
15.  Locke & Associates (1997) Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
16.  John W. Gardner (1990) Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
17.  Duben (1954) Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
18.  F.A.Nigro(1965) Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
19.  Reed (1976) Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin
20.  James M. Black (1961) Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
b)      B ) rasululah SAW merupakan pemimpinan yg sempurna , untuk menjadi pemimpin yg baik tentu kita berteladan pada sikap sifat rasululah di antara nya yaitu :
1. Siddiq
Maksudnya seorang pemimpin harus benar dan berpihak pada kebenaran, kejujuran, keadilan, bukan sebaliknya sebagai pembohong, pengumbar janji yang tak tahu ujung kepastiannya.
2. Amanah
Dapat diyakini amanah yang diembannya betul-betul dapat dia laksanakan dengan baik. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kepemimpinannya. Pemimpin yang dapat dipercaya, bukan sebaliknya sebagai pengkhianat rakyat yang telah memilihnya. Lain di mulut lain pula di hati.
3. Tabligh
Bermakna penyampai. Menyampaikan segala sesuatu yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah rakyat/masyarakat yang telah memandatkan kepadanya, apa, siapa, kenapa dan bagaimana menyampaikannya. Pemimpin sebagai penyambung harus menyampaikan dengan benar dan baik walaupun berat. Sampaikan kebenaran itu olehmu walaupun pahit. Bukan sebaliknya sebagai penghianat rakyat, pengkhianat masyarakat dan pemimpin yang munafik.

4. Fathonah
Berarti cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu berinovasi untuk kemajuan, punya pemikiran cemerlang, bagaimana memajukan rakyat, menyejahterakan rakyat atau masyarakat yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya pemimpin yang bodoh. Pemimpin yang bodoh akan menimbulkan pemimpin yang serakah, rakus, kesewenang-wenangan, tak punya malu lagi dengan rakyat dan masyarakat yang memilihnya, sehingga rakyat dibuat semakin terpuruk.
4) Pendidik dan tenaga kerja pendidikan              
a)      Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
b)      Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
c)      Sudah baik, tapi belum maksimal.  Dikatakan sudah baik karena ini terlihat dari tingkat pendidikan para tenaga pengajar yg sudah sarjana. Dikatakan belum maksimal karena pendidikan di indonesia belum maju jika dibandingkan dgn negara – negara tetangga.
d)     Tenaga pendidik merupakan pembimbing sedangkan pendidik merupakan pelaksana.  Contoh kepala sekolah dgn guru.
5)   Profesionalisme guru dan madrasah
a)      Peranan guru sangat penting dalam pendidikan serta pengajaran, karena guru sebagai tenaga pendidik terlibat secara lansung dalam aktifitas belajar mengajar. Oleh karena itu tingkat mutu serta profesionalisme seorang guru menentukan kualitas suatu pendidikan pada suatu negara.
     kata mubaligh berasal dari kata balagh yang berarti menyampaikan (sesuatu). Di dalam kamus besar bahasa indonesia kata mubaligh berarti orang yang menyiarkan (menyampaikan) ajaran agama Islam. Dari sumber lain mendefinisikan Mubaligh ialah ahli kumpulan agama yang dihantar ke luar negeri untuk menyebarkan ajaran agama mereka melalui dakwah, pendidikan, khidmat sosial dan sebagainya.
Seorang Mubaligh juga menjadi figure atau contoh baik dalam hal bersikap, bertindak, berfikir atau dalam hal beribadah dan mengambil keputusan.
Mubaligh minimal harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
Ahli Membaca Alqur’an
Ahli Nasihat
Mutawari’
Berfikir sebelum bertindak
Selalu Semangat Dalam Beribadah
Ahli Hukum
Tidak Banyak Bicara
Murah senyum
Ahli Do’a
Rajin Bekerja Dan Tidak Mudah Putus Asa
Tidak Memperbanyak Tidur
Tidak Memperbanyak Makan
      Mubaligh harus faham terhadap kemubalighkannya didalam menjabarkan strategi dan komponen pokok pengajaran.
Adanya kesiapan dan kemampuan yang dimiliki Mubaligh.
Seperti: –kesiapan mental
–Intelektual
–Kedewasaan emosional didalam menghadapi berbagai kemungkinan selama proses belajar mengajar berlangsung.
–Tegas dalam menghukumi
Mubaligh harus faham bahwa mengajar adalah amalsholih / pengabdian, bukan untuk mencari keuntungan dunia.
b)      Peran mubaligh dalam masyarakat adalah sebagai penyiar islam
·         Seorang mubaligh ibarat seorang pedagang yang untuk mencapai kesuksesannya harus; mengetahui dan menguasai keadaan dan sifat-sifat masyarakat dan memiliki kecakapan dalam menyampaikan apa yang akan ia sampaikan. Contoh : seorang mubaligh pandai memilih tempat untuk berdakwah dan berbagi ilmu.
·         Seorang mubaligh harus berperan sebagai dokter dimana dia harus; mengetahui nama penyakit pasien, menentukan obat yang tepat, dan mengerti cara menggunakan alat kedokteran. contoh : seorang mubaligh mengerti bagaimana cara menyampaikan ilmu islam dgn baik
·         Mubaligh diibaratkan sebagai seorang petani, ia harus: mengetahui macam dan sifat tanah yang akan ditanami. Contoh : seorang mubaligh harus tau dgn siapa dia berbagi ilmu, dan harus pandai menempatkan diri




No comments:

Post a Comment