UJIAN AKHIR SEMESTER IIIA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
1) Peranan
manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam peringatan mutu pendidikan :
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan bentuk
alternatif pengelolaan sekolah dalam program desentralisasi bidang pendidikan,
yang ditandai adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat
yang tinggi, dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Perlu di ingat dalam undang-undang nomor 22 tahun
1999 tentang otonomi daerah, yang diberlakukan secara efektif mulai tanggal 1
Januari 2001, bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang
wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten dan kota (Pasal 11 ayat 2). Dampak
pasca dikeluarkan UU tersebut, terjadi pergeseran pendekatan dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia telah berimbas pada pengelolaan
sistem pendidikan, yakni dari semula yang lebih bersifat sentralistik bergeser
ke arah pengelolaan yang lebih bersifat desentralistik.
Bentuk alternatif untuk pengelolaan sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi luas di
tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional yakni dengan cara menempuh School Based
Management (SBM) atau Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa
mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas
kebutuhan serta agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan lingkungan
setempat. Masyarakat dituntut partisipasinya agar mereka lebih memahami
kompleksitas pendidikan, membantu, serta turut mengontrol pengelolaan
pendidikan. Adapun kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus
pula diperhatikan oleh sekolah. Dengan demikian sekolah dituntut memiliki
accountability (akuntabilitas) baik kepada masyarakat maupun pemerintah, karena
keduanya merupakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga berperan
sebagai Manajemen Peningkatan Mutu
Contoh peranan manajemen
pendidikan berbasis sekolah dalam peringatan mutu pendidikan (MBS) :
·
Termotivasinya
masyarakat sekolah untuk terlihat dan berpikir mengenai peningkatan mutu
pendidikan disekolah masing – masing.
·
Timbulnya
pemikiran – pemikiran baru dalam mensukseskan mutu pendidikan.
·
Menambah
wawasan masyarakat akan pentingnya kualitas pendidikan pada suatu sekolah.
2) Implementasi
manajemen pendidikan sekolah dalam pencapainya
Manajemen pendidikan sekolah dalan
pelaksanaan serta perananya sudah cukup terpenuhi di seluruh kota dan kabupaten
ini terlihat di beberapa madrasah yang tingkat kualitas serta mutu pendidikan
sudah meningkat pesat dibanding tahun sebelum dkeluarkanya program manajemen
pendidikan sekolah (MBS). Akan tetapi
kualitas serta mutu pendidikan ini belum merata terlaksana dibeberapa sekolah ini
terlihat dari Akreditas serta jumlah tenaga pendidik dibeberapa daerah
tertinggal, arti nya tingkat perkembangan suatu daerah juga mempengaruhi
terlaksana atau tidak manajemen pendidikan sekolah (MBS).
CONTOH IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
SEKOLAH DI MADRASAH:
·
MAN
2 kota bengkulu ter akreditasi” A “, menunjukan telah tercapai/terlakasanya
manajemen pendidikan sekolah yang baik dimadrasah tersebut.
·
Di
suatu Sekolah telah memiliki tenaga pekerja yg cukup serta prefesional
·
MAN
CENDEKIA Bengkulu tengah belum ter akreditasi A ,menunjukan belum maksimal nya
sekolah tersebut dalam menerapkan manajemen pendidikan sekolah
3) Pengertian
kepemimpinan menurut parah ahli serta menurut baginda rasululah SAW .
a)
A menurut parah ahli pengertian kepemimpinan
itu ada “40”. 20 diantara nya adalah :
1. Menurut Rauch dan Behling (1984:46):
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
2. Menurut Jacobs dan Jacques (1990:281):
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran.
3. Koontz & O’donnel, mendefinisikan
kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja
dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
4. ohn Pfiffner, kepemimpinan adalah
kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk
mencapai tujuan yang di kehendaki.
5. ohn Pfiffner, kepemimpinan adalah
kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk
mencapai tujuan yang di kehendaki.
6. Davis (1977), mendefinisikan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang
sudah ditentukan dengan penuh semangat.
7. Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
8. Katz & Kahn (1978)Kepemimpinan
adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
9. Hemhill & Coon (1995) Kepemimpinan
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu
kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
10. William G.Scott (1962) Kepemimpinan
adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di
dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
11. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj
(1977) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan
apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
12. Tannenbaum, Weschler,& Massarik
(1961) Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam
situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian
satu atau beberapa tujuan tertentu.
13. Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan
itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam
suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu
tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan
ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
14. G U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil
melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan
kekuasaan
15. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang
lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
16. John W. Gardner (1990) Kepimpinan
sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya
meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh
pemimpin dan pengikutnya.
17. Duben (1954) Kepemimpinan adalah
aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
18. F.A.Nigro(1965) Inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
19. Reed (1976) Kepimpinan adalah cara
mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan
mengikut kehendak pemimpin
20. James M. Black (1961) Kepemimpinan
adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah
pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
b) B ) rasululah SAW merupakan pemimpinan
yg sempurna , untuk menjadi pemimpin yg baik tentu kita berteladan pada sikap
sifat rasululah di antara nya yaitu :
1. Siddiq
Maksudnya
seorang pemimpin harus benar dan berpihak pada kebenaran, kejujuran, keadilan,
bukan sebaliknya sebagai pembohong, pengumbar janji yang tak tahu ujung
kepastiannya.
2. Amanah
Dapat
diyakini amanah yang diembannya betul-betul dapat dia laksanakan dengan baik.
Menjunjung tinggi harkat dan martabat kepemimpinannya. Pemimpin yang dapat
dipercaya, bukan sebaliknya sebagai pengkhianat rakyat yang telah memilihnya.
Lain di mulut lain pula di hati.
3. Tabligh
Bermakna
penyampai. Menyampaikan segala sesuatu yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah
rakyat/masyarakat yang telah memandatkan kepadanya, apa, siapa, kenapa dan
bagaimana menyampaikannya. Pemimpin sebagai penyambung harus menyampaikan
dengan benar dan baik walaupun berat. Sampaikan kebenaran itu olehmu walaupun pahit.
Bukan sebaliknya sebagai penghianat rakyat, pengkhianat masyarakat dan pemimpin
yang munafik.
4. Fathonah
Berarti
cerdas, pintar, berwawasan maju, punya motivasi yang tinggi, selalu berinovasi
untuk kemajuan, punya pemikiran cemerlang, bagaimana memajukan rakyat,
menyejahterakan rakyat atau masyarakat yang dipimpinnya. Bukan sebaliknya
pemimpin yang bodoh. Pemimpin yang bodoh akan menimbulkan pemimpin yang
serakah, rakus, kesewenang-wenangan, tak punya malu lagi dengan rakyat dan
masyarakat yang memilihnya, sehingga rakyat dibuat semakin terpuruk.
4) Pendidik dan
tenaga kerja pendidikan
a) Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
b) Pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
c) Sudah baik, tapi belum maksimal. Dikatakan sudah baik karena ini terlihat dari
tingkat pendidikan para tenaga pengajar yg sudah sarjana. Dikatakan belum
maksimal karena pendidikan di indonesia belum maju jika dibandingkan dgn negara
– negara tetangga.
d) Tenaga pendidik merupakan pembimbing
sedangkan pendidik merupakan pelaksana.
Contoh kepala sekolah dgn guru.
5) Profesionalisme
guru dan madrasah
a)
Peranan
guru sangat penting dalam pendidikan serta pengajaran, karena guru sebagai tenaga
pendidik terlibat secara lansung dalam aktifitas belajar mengajar. Oleh karena
itu tingkat mutu serta profesionalisme seorang guru menentukan kualitas suatu
pendidikan pada suatu negara.
kata
mubaligh berasal dari kata balagh yang berarti menyampaikan (sesuatu). Di dalam
kamus besar bahasa indonesia kata mubaligh berarti orang yang menyiarkan
(menyampaikan) ajaran agama Islam. Dari sumber lain mendefinisikan Mubaligh
ialah ahli kumpulan agama yang dihantar ke luar negeri untuk menyebarkan ajaran
agama mereka melalui dakwah, pendidikan, khidmat sosial dan sebagainya.
Seorang Mubaligh juga
menjadi figure atau contoh baik dalam hal bersikap, bertindak, berfikir atau
dalam hal beribadah dan mengambil keputusan.
Mubaligh minimal harus
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
Ahli Membaca Alqur’an
Ahli Nasihat
Mutawari’
Berfikir sebelum
bertindak
Selalu Semangat Dalam
Beribadah
Ahli Hukum
Tidak Banyak Bicara
Murah senyum
Ahli Do’a
Rajin Bekerja Dan Tidak
Mudah Putus Asa
Tidak Memperbanyak
Tidur
Tidak Memperbanyak
Makan
Mubaligh harus faham terhadap kemubalighkannya
didalam menjabarkan strategi dan komponen pokok pengajaran.
Adanya kesiapan dan
kemampuan yang dimiliki Mubaligh.
Seperti: –kesiapan
mental
–Intelektual
–Kedewasaan emosional
didalam menghadapi berbagai kemungkinan selama proses belajar mengajar berlangsung.
–Tegas dalam menghukumi
Mubaligh harus faham
bahwa mengajar adalah amalsholih / pengabdian, bukan untuk mencari keuntungan
dunia.
b) Peran mubaligh dalam masyarakat adalah
sebagai penyiar islam
·
Seorang
mubaligh ibarat seorang pedagang yang untuk mencapai kesuksesannya harus;
mengetahui dan menguasai keadaan dan sifat-sifat masyarakat dan memiliki
kecakapan dalam menyampaikan apa yang akan ia sampaikan. Contoh : seorang
mubaligh pandai memilih tempat untuk berdakwah dan berbagi ilmu.
·
Seorang
mubaligh harus berperan sebagai dokter dimana dia harus; mengetahui nama
penyakit pasien, menentukan obat yang tepat, dan mengerti cara menggunakan alat
kedokteran. contoh : seorang mubaligh mengerti bagaimana cara menyampaikan ilmu
islam dgn baik
·
Mubaligh
diibaratkan sebagai seorang petani, ia harus: mengetahui macam dan sifat tanah
yang akan ditanami. Contoh : seorang mubaligh harus tau dgn siapa dia berbagi
ilmu, dan harus pandai menempatkan diri
No comments:
Post a Comment