1

loading...

Sunday, December 30, 2018

MAKALAH KONVENSI SASTRA AWAL "PUJANGGA LAMA DAN MELAYU LAMA"


MAKALAH KONVENSI SASTRA AWAL 

"PUJANGGA LAMA DAN MELAYU LAMA"

BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini, manusia tidak bisa lepas dari ang dinamakan sejarah, kaena segala sesuatu di dalam dunia ini mengalami proses sejarah dalam perkembangannya. Begitu uga dalam proses belajar mengenai sastra di indonesia, sejarah mengenai periodisasi dalam kesusastraan tidak bisa diisahkan atau ditinggalkan begitu saja karena sastra yang berkembang sekarang merupakan penambahan atau penyempurnan dari kesusastraan  yang telah lampau atau bisaa dikatakan proses periodisasi ang merupaakan proses pertumbuhan dalam kaya sastra di indonesia.. dalam hal ini sastra dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dan hal tersebutlah yang kemudian mempengaruhi atau membedakan karya sastra dari atu peride ke periode yang lainnya.

      B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konvensi sastra awal ( pujangga lama dan melayu lama) pada tahun 1900-1920?
2.      Apa saja karya yang dihasilkan pada sastra pujangga lama dan sastra melayu lama?
3.      Siapa saja tokoh- tokoh pada sastra pujangga lama dan melayu lama?

    C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan sastra awal yaitu sastra pujanga lama dan melayu lama  pada tahun 1900-1920
2.      Untuk mengetahui karya yang dihasilkan pada sastra pujangga lama  dan melayu lama
3.      Untuk mengetahui tokoh-tokoh pada sastra pujangga lama dan melayu lama

BAB II
PEMBAHASAN
       A.    Konvensi Sastra Awal ( Pujangga Lama Dan Melayu Lama)
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke- 20. Pada masa ini karya sastra didominasi oleh syair, pantun, hikayat, dan gurindam. Juga bahasa yang dipergunakan akan sulit disebut sebagai bahasa melayu yang murni atau bersih. Bahasa Melayu yang dipergunakan oleh para pengarang itu bukanlah bahasa melayu tinggi melainkan bahasa melayu rendah atau bahasa melayu kasar.[1] Jadi, pujangga lama merupakan pengklasifikasian karya sastra yang dihasilkan sebelum abad ke 20 yang mana pada masa ini didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat.
            Kesusastraan Melayu termasuk kesusastraan yang kaya di kepulauan nusantara. Selain kesusasteraan Melayu, juga kesusasteraan Jawa, Sunda, Bali, Aceh, Bugis, dan lain-lain merupakan kesusasteraan yang kaya dan usianya sudah tua, dan berabad- abad. 
            Umumnya karya- karya sastra kuno itu mengisahkan kehidupaan antah- berantah, kerajaan- kerajaan atas angin dengan para raja putra yang gagah perwirah dan putri- putri yang cantik jelita kepada para pembacanya memberikan nasihat secara langsung ataupun tidak langsung, antara lain yang berkenaan dengan moral, agama, ilmu, dan lain- lain. Dengan perkatan lain umumnya sastra kuno itu besifat kraton sentris. Kehidupan orang banyak petani- petani di kampung atau pedagang- pedagang di kota tak pernah menjadi perhatian para pujangga, karena itu tidak pernah masuk hitungan.
            Suatu kenyataan yang menarik bahwa roman pertama yag mengisahkan kehidupan nyata sehari- hari itu dan mula- mula dibuat sebagai cerita bersambung. Dalam surat- surat kabar ditulis dalam bahasa pergaulan sehari hari, yaitu dalam bahasa Melayu rendah. Banyak diantara para pengarang yang menulis roman- roman pertama pada abad ke- 19 itu bukan asal sumatra atau kepulauan riau. Ada yang berasal dari jawa, ada yang berasal dari ambon dan ada orang indo. Mereka tidak menulis dalam bahasa daerahnya masing- masing, dalam bentuk tembang atau serat yang sudah tradisional itu.
Jadi, tidak hanya orang indonesia yang menulis karya sastra melayu lama, tetapi juga ada orang yang dari negara lain yang menulis karya sastra melayu lama, misalnya G. Francis yang berasal dari belanda.
     B.     Karya- karya sastra awal ( pujangga lama dan melayu lama) 1900-1920
1.      Hikayat
Salah satu karya sastra yang dihasilkan pada sastra awal 1900-1920 adalah Hikayat Si Miskin, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Indra Bangsawan, Hikayat Amir Hamzah, ialah  beberapa diantara karya- karya sastra klasik Melayu. Pengarang- pengarangnya pun tidak sedikit, terutama berasal dari lingkungan ulama dan kesultanan di kepulauan Riau. Diantra yang paling termasyur ialah Raja Ali Haji, Nurrudin Arraniri, Tuan Srilanang, Hamzah Fansyuri, Abudullah bin Abdul Kadir Munsyi. Abdullah terkenal karena ia menulis karya-karya yang tidak mengikuti tradisi Melayu, melainkan mengikuti kebiasaan orang-orang Inggris yang menjadi majikannya. Yang dikisahkannya bukan lagi fantasi tentang raja dan putri-putri cantik melainkan kehidupan sehari-hari.[2]
Cerita-cerita itu ditulis dalam bahasa Melayu, tetapi bukan oleh pengarang kelahiran Melayu atau Sumatera. Salah satu Hikayat yang sangat menarik ialah hikayat Siti Mariah yang ditulis oleh H. Moekti. Roman ini oleh pengarangnya disebut hikayat, tetapi meuiskan kehidupan sehari-hari pada zaman pengarangnya sendiri, ditulis dengan bahasa Melayu yang hidup pula.
Jadi, hikayat merupakan karya- karya melayu klasik tetapi banyak juga hikayat yang bukan ditulis oleh pengarang kelahiran Melayu atau Sumatra tetapi pengarang indo.
2.      Syair
Menurut ahli Badudu, 1984. Mengatakan salah satu karya sastra yang dihasilkan pada sastra awal 1900-1920 adalah syair . Syair mempunyai dua pengertian, yaitu salah satu bentuk puisi lama, dan sajak ( puisi). Pada abad pertengahan, syair mendapat tempat yang penting dalam masyaraakat karena pada masa itu karangan dalam bentuk prosa belum dikenal benar. Hampir semua cerita atau hikayat ditulis dalam bentu syair. Syair dapat dibedakan atas syair- syair yang merupakan dongeng atau berisi angan- angan pengarang, syair yang berupa kiasan atau sindiran, syair yang bercerita tentang kejadian, dan syair yang berisi ajaran budi pekerti atau agama. Sedangkan syarat sebuah syair adalah terdiri empat baris, tiap baris terdapat delapan sampai sepuluh suku kata, tidak terdiri atas sampiran dan isi, tetapi semuanya merupakan isi. Umunya beruntun karena dipakai melukiskan cerita dan rima akhirnya a-a-a-a artinya berima rangkai.
Jadi, syair adalah salah satu bentuk puisi lama dan sebuah karangan berbentuk prosa dan syair yang mengandung nilai- nilai tertentu seperti ajaran agama dan budi pekerti.
( Badudu, 1984)
3.      Gurindam
Menurut ahli Badudu, 1984. Mengatakan gurindam adalah bentuk puisi lama yang penulisan yang mana bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu kuno. Gurindam yang terkenal adalah kumpulan gurindam karangan  pujangga melayu lama Raja Ali Haji. Gurindam XII karena terdiri dari dua belas pasal dan berisi kurang lebih 64 buah gurindam. Melihat dari isinya gurindam mendekati pepatah. Syarat sebuah gurindam adalah terdiri dari dua baris, rima akhirnya a-a, sempurna dengan dua baris saja, baris pertma merupakan syarat, baris kedua berisi akibat daripda yang disebutkan pada baris pertama, isi gurindam pada umunya berisi nasehat atau sindiran.
Jadi, gurindam adalah bentuk puisi lama yang mana bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu kuno dan melayu yang terkenal adalah gurindam karangan pujangga melayu lama Raja Ali Haji.
4.      Pantun
Menurut ahli Badudu, 1984. Mengatakan pantun merupakan sebuah karya sastra melayu lama yang memiliki syarat sebagai berikut yaitu terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari delapan sampai sepuluh suku kata, dua baris pertama disebut sampiran dan dan dua baris berikutnya mengandung maksud atau isi pantun, dan pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima disebut dengan abjad. Maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat.
Jadi, pantun merupakan karya sastra melayu lama yang memiliki memiliki beberapa syarat tertentu.

     C.    Tokoh- tokoh yang terkenal dalam sastra pujangga lama dan melayu lama 1900-1920.
Ada beberapa tokoh penting pada masa sastra awal yaitu :
1.      Hamzah Fansuri
Syeikh Hamzah Fansuri adalah seorang sastrawan, ulama, dan budayawan yang terkemuka yang diperkirakan hidup antara abad ke- 16 sampai awal abad ke- 17.beliau merupakan tokoh utama diantara penulis- penulis utama angkatan pujangga lama. Selanjutnya, dari istana kesultanan Aceh pada abad XVII Muncul karya-karya klasik. Karya- karya yang paling terkemuka ialah Nur ad- Daqa’iq. Hamzah Fansuri telah berhasil meletakkan dasar- dasar estetika melayu yang mantap dan kukuh. Pengaruh yang dirasakan akibat adanya karya yang dihasilkan oleh hamzah fansuri di dalam kesusasteraan indonesia masih terlihat sampai abad ke- 20. [3]
Jadi, Hamzah Fansuri adalah seorang sastrawan pada masa pujangga lama yang telah berhasil menciptakan karya sastra terkemuka ialah Nur ad- Daqa’ iq.
2.      H. Moekti
Haji moekti menulis hikayat sitti mariah pada awal abad ke- 20, yang meskipun disebut hikayat tidak ada pesamaannya dengan hikayat- hikayat yang dikenal dalam sastra klasik. Ceita ini dimuat sebagai cerita bersambung dalam surat kabar medan prijaji yang terbit di Bandung. Cerita- cerita itu ditulis dalam bahasa melayu, tetapi bukan oleh pengarang kelahiran melayu atau sumatra, mengisahkan tentang kehidupan masyarakat kita pada masa itu. [4]
Jadi, H. Moekti adalah salah satu tokoh pada abad ke- 20 yang telah menghasilakn karya- karya sastra berupa hikayat yang ditulis dalm bahasa melayu.
3.      Mas Marco kartodikromo
Mas Marko Kartodikromo adalah seorang wartawan yang pada masa itu terbilang produktif, ia berkali- kali dijatuhkan hukuman oleh pemerintah jajahan belanda karena tulisan- tulisannya dan ia akhirnya meninggal dalam pembuangan di Digul atas, Irian Barat. Dari tangannya terbit beberapa buah buku, kebanyakan roman diantaranya yang berjudul mata gelap (1914), student hijau (1919), syair rempah- rempah (1919). [5]
Jadi, Mas Marco Kartodikromo adalah seorang wartawan yang berkali- kali dijatuhkan hukuman oleh pemerintah belanda karena tulisannya. Salah satu contoh karyanya yang terkenal yaitu syair rempah- rempah (1919).
4.      G. Francis
Seorang indo berama G. Francis yang menulis kisah nyai dasimah (1896) yang konon bedasarkan peristiwa yang benar benar terjadi betawi. Kisah itu menceritakan nasib seorang wanitakampung yang dijadikan nyai- nyai orang inggris kemudian tertawan hatinya leh guna- guna yang dilakukan oleh Bang Samiun. Melihat keaaan itu, tentu saja pemerintah jajhan belanda merasa khawatir kalau- kalau kejadian seperti di india terjadi pula disini . Seperti diketahui, Inggris di India padaa masa itu telah kewalahan menghadapi tuntutan paa pejuang kemedeaan india yang tumbuh kesaaasan nasionalnya justru setelah mendapat pendidikan barat yang diselenggarakan oleh inggris sendiri. Pemerintah belanda yang mendapat keuntungaan besar selama menjajah indonesia tentu saja tidak mau mengalami kesuitan seperti orang- orang inggris di india. Mereka tak mau pula kehilangan tanah jajahannya yang makmur ini. [6]
Jadi, G. Francis adalah seorang penulis berasal dari indo yang menulis kisah nyai dasimah (1896) yang mana kisah- kisah itu benar terjadi di daerah di Betawi.

DAFTAR PUSTAKA
            Rosidi, Ajip. 2013. Ikhtisar Sejarah Sstra Indonesia. Bandung: Pustaka Jaya.


[1] Ajip Rosidi. 2013. Ikhtisar Sejarah Sstra Indonesia. Bandung: Pustaka Jaya. Hal, 15.
[2] Ajip Rosidi. Op cit. Hal, 15.
[3] Ajip Rosidi. Op cit. Hal, 19.
[4] Ibid., hal 15.
[5] Ajip Rosidi. Op cit. Hal, 27.
[6] Ibid., hal 19.

No comments:

Post a Comment