MAKALAH PELAYANAN KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupaan sehari-hari kita sering menemui pelayanan
kesehatan di tempat tertentu, seperti di Pustu, Puskesmas, dan rumah sakit.Pelayanan
kesehatan meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, baik
pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang terdiri dari
pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan dengan
selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut
kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena
keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau
diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu.
B. Permasalahan
1.
Apakah
itu Pelayanan Kesehatan ?
2.
Seperti
apakah pelayanan kesehahatan masyarakat ?
3.
Apa
sajakah program pelayanan kesehatan masyarakat ?
4.
Bagaimana
perkembangan program pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia ?
5.
Apa
upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat ?
C. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
tentang pelayanan kesehatan masyarakat dan mengetahui program-program pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia
b. Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang ingin menambah wawasan dan pengetahun tentang pelayanan kesehatan
masyarakat dan program pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta upaya
untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelayanan Kesehatan
1.
Pengertian
Pelayanan Kesehatan : Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut
pendapat Levey dan Loomba (1973), Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
2.
Macam
Pelayanan Kesehatan : Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan kedokteran
(medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).
Jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :
a)
Pelayanan
kedokteran ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri
atau secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialaha untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga.
b)
Pelayanan
kesehatan masyarakat ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya ialah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat.
3.
Bentuk
Pelayanan Kesehatan : Secara umum, ada 3 tingkat atau gradasi penyakit yaitu
sakit ringan (mild), sakit sedang (moderate), dan sakit parah (severe) yang
menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, perlu
dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni :
a)
Pelayanan
kesehatan tingkat pertama (Primary health care) : Pelayanan kesehatan ini
diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Pelayanan yang diperlukan
pada jenis ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau
juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care).
Bentuk pelayanan ini seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
dan Balkesmas.
b)
Pelayanan
kesehatan tingkat kedua (secondary health services) : Pelayanan kesehatan ini
diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan
ini misalnya Rumah Sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga
spesialis. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services):
Pelayanan kesehatan ini diperlukan untuk kelompok masyarakat atau
pasiaen yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan kesehatan ini sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super
spesialis. Contohnya Rumah sakit bertipe A dan B.
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. Oleh
karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut
kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat mempunyai bagian atau porsi yang besar. Namun karena
keterbatasan sumber daya pemerintah, maka potensi masyarakat perlu digali atau
diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut.
Mengalang potensi masyarakat mencakup 3 dimensi, yaitu :
1.
Potensi
masyarakat dalam arti komunitas (misalnya masyarakat RT, RW, Kelurahan dan
sebagainya). Bentuk-bentuk partisipasi dan penggalian potensi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan masyarakat seperti adanya dana sehat, iuran untuk PMT
(Pembinaan Makanan Tambahan), untuk anak balita, dan sebagainya.
2.
Menggalang
potensi masyarakat melalui organisasi-organisasi masyarakat atau sering disebut
Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penyelenggaraan pelayanan-pelayanan
kesehatan masyarakat oleh LSM-LSM pada hakikatnya merupakan bentuk partisipasi
masyarakat dalam system pelayanan kesehatan masyarakat.
3.
Menggalang
potensi masyarakat melalui perusahaan-perusahaan swasta yang ikut membantu
meringankan beban penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas,
Balkesmas, dan sebagainya).
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta,
antara lain :
a)
Penanggung
jawab; pengawasan, standar pelayanan, dan sebagainya dalam pelayanan kesehatan
masyarakat baik pemerintah (Puskesmas) maupun swasta (Balkesmas) berada di
bawah koordinasi penanggung jawab seperti Departemen Kesehatan.
b)
Standar
pelayanan; pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus
berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah
ditetapkan oleh Departemene Kesehatan, dengan adanya “Buku Pedoman Puskesmas”
c)
Hubungan
kerja; dalam hal ini harus ada pembagian kerja yang jelas antara bagian satu
dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan harus mempunyai struktur
organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan kerja baik horizontal maupun
vertical.
d)
Pengorganisasian
potensi masyarakat; keikutsertaan masyarakat atu pengorganisasian masyarakat
ini penting, karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat.
C. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada
seluruh masyarakat, maka berikut ini akan dipaparkan beberapa program pelayanan
kesehatana masyarakat.
1. Puskesmas
Usaha kesehatan masyarakat terutama dilakukan melalui peningkatan
pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan Puskesmas
direncanakan terutama ditujukn kepada golongan ibu, anak, tenaga kerja, dan
masyarakat berpenghasilan rendah baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Puskesmas akan dikembangkan menjadi pusat pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Pemerataan upaya kesehatan Puskesmas akan diusahakan, baik
melalui peningkatan fungsi Puskesmas maupun peran serta masyarakat dengan
pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
2. Keluarga Berencana
Kegiatan kelurga berencana diarahkan pada pengembangan keluarga
sehat sejahtera, yaitu dengan makin diterimanya Norma Keluaga Kecil yang
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) melalui kegiatan penyuluhan dan motivasi pada
pasangan usia subur, generasi muda serta pelayanan medic KB.
Pelaksanaan program KB dilaksanakan secara bertahap, mula – mula
program mempunyai orientasi klinis. Kemudian berkembang dengan pesat, untuk
mendapat liputan yang lebih luas, beberapa tenaga pelaksana lapangan
ditempatkan di klinik juga diwajibkan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah untuk
memberikan motivasi dan penerangan di mana dapat memperoleh pelayanan KB.
Peningkatan peranan masyarakat dalam program KB akan memungkinkan
alih peran pengelolaan program KB kepada masyarakat di masa yang akan datan,
dengan demikian perkembangan NKKBS juga akan menjadi kenyataan.
3. Kesejahteraan Ibu dan Anak
Pelayanan dan monitoring ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
menyusui ditingkatkan melalui pemeriksaan kehamilan, imunisasi, identifikasi
risiko tinggi kehamilan dan tindak lanjutnya, pelayanan ibu menyusui dan
pertolongan oleh tenaga terlatih.
Pelayanan bayi dan anak prasekolah termasuk murid Taman Kanak-kanak
dilakukan melalui penelitian dan pengamatan dari pertumbuhan dan perkembangan
secara berkala, imunisasi, identifikasi risiko tinggi dengan tindak lanjutdan
pencegahan dehidrasi.
Peran serta masyarakat ditingkatkan melalui penyuluhan yang
terutama ditujukan kepada ibu dan dukun beranakserta guru TK. Penyuluhan juga
dilakukan melalui PKK.
4. Kesehatan Sekolah
Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat ditingkatkan
derajat kesehatan dan kemampuan untuk hidup sehat dari anak sekolah pada
tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), SMP, dan SMA
termasuk pondok pesantren melalui upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemeliharaan sehingga mempunyai dampak terhadap penurunan angka absensi karena
sakit.
5. Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam memperluas jangkauan, pemerataan dan peningkatan suatu
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan kegiatan-kegiatan :
a)
Pelayanan
kesehatan gigi pada unit kelurga terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak pra
sekolah.
b)
Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara paripurna di sekolah dasar, kegiatan promotif
dan preventif di SD.
c)
Pelayanan
medic dasar kedokteran gigi dilakukan di puskesmas.
6. Kesehatan Jiwa
Tujuan pokok kesehatan ini adalah mencegah meningkatnya angka
penderita berbagai gangguan jiwa, seperti psikonerotik, psikomatik, retardasi
mental, kelainan perilaku dan penyalahgunaan narkotik, alcohol, obat, dan bahan
berbahaya lainnya.
Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan berdasarkan pendekatan yang
menyeluruh dan mendalam dari berbagai segi yang saling berkaitan, dan melakukan
pembinaan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa, terutama untuk
dapat mendeteksi secara dini berbagai gangguan kesehatan jiwa.
7. Laboratorium sederhana
Sasaran pokok kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan
pemeriksaan sediaan, untuk mencapai ini dilakukan penataran tenaga
laboratorium. Kegiatannya adalah melaksanakan pelayanan rutin, penyuluhan dan
pengiriman sediaan penyakit dalam rangka pengamatan kejadian penyakit.
8. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD)
PKMD diselenggarakan oleh masyarkat sendiri yang pengelolaan di
lapangan memanfaatkan sumber-sumber setempat dalam penyelenggaraan secara
terus-menerus serta terorganisir hingga ikut merangkaikan hasil-hasil
kegiatannya secara tersambung dengan perpanjangan program-program Puskesmas di
desanya serta mampu terpadu dan menunjang system kesehatan nasional.
9. Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular
Tujuan pokok kegiatan ini adalah untuk mencegah timbulnya penyakit,
menurunkan angka kesakitan, kematian, dan akibt bu7ruk dari penyakit menular.
Untuk mencapai tujuan tersebut diambil langkah-langkah untuk meningkatkan : Pengamatan
penyakit menular, termasuk pelabuhan. Kualitas dan kuantitas tenaga di
bidang epidemiologi, entomologi, ekologi, sanitasi, dan laboratoriu. Kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam hal pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dengan menggunakan teknologi tepat guna dan
secara sederhana yang berhasilguna dan berdayaguna.
a)
Penggunaan
alat, serum dan vaksin dalam negeri.
b)
Isolasi
penderita npenyakit manular.
c)
Pengamatan
vector penyakit.
10. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular
Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit jantung, dan pembuluh darah, kanker, kecelakaan, dan
lain-lain. Kegiatan pelayanan penyembuhan dan pemulihan diutamakan pada
pengobatan jalan melalui Puskesmas dan rujukannya.
Sebagai langkah pertama diadakan kegiatan pengumpulan data dan
penelitian tentang masalah penyakit tak menular, antara lain dengan mengadakan
kegiatan panduan dan penjaringan selektif pada Puskesmas di daerah tertentu.
11. Program perbaikan gizi
Program ini bertujuan bertujuan untuk menunjang upaya penurunan
angka kematian balita, dan meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal, melalui peningkatan status gizi, terutama bagi
golongan rawan dan masyarakat berpenghasilan rendah baik di desa maupun di
kota.
Pokok kegiatan yang dilaksanakan dalm program perbaikan gizi adalah
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG), pencegahan dan penanggulangan penyakit
gangguan gizi terutama KKP, Kekurangan Vitamin A, gondok endemic dan anemi gizi
besi, peningkatan gizi anak sekolah, dan pelayanan gizi institusi.
12. Program peningkatan kesehatan lingkungan
ini bertujuan mencapai mutu
lingkungan yang dapat menjamin kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat
yang optimal, serta untuk mewujudkan keikutsertaan dan kesadaran masyarakat dan
sector pemerintah yang berkaitan dalam tanggung jawab upaya peningkatan dan
pelestarian kesehatan lingkungan.
Program ini meliputi program peningkatan air bersih, program
penyehatan perumahan dan lingkungan, program pengawasan kualitas lingkungan,
dan pengembangan kegiatan instalasi pemeriksaan specimen kesehatan lingkungan.
D. Perkembangan Program Pelayanan Kesehatan
Masyarakat di Indonesia
Mengkaji perkembangan pelayanan kesehatan massyarakat di Indonesia
memang sejalan dengan perjuangan bangsa mensejahterahkan masyarakat Indonesia.
Beberapa catatan penting di bawah ini baik sebelum maupun sesudah Indonesia
merdekadapat dijadikan tonggak sejarah perkembangan program kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Ø Ø Tahun 1942 : Mulai dirintis pengembangan program
pendidikan kesehatan masyarakat untuk peningkatan sanitasi lingkungan di
wilayah pedesaan.
Ø Ø Tahun 1952 : Pengembangan upaya usaha Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) mulai dirintis dengan didirikannya Direktorat KIA di lingkungan
Kementrian Kesehatan
Ø Tahun 1956 : Proyek UKS diperkenalkan di wilayah Jakarta.
Ø Tahun 1959 : Program pemberantasan penyakit malaria di milai dengan
bantuan WHO.
Ø Tahun 1960 : UU Pokok kesehatan dirumuskan
Ø Tahun 1969 : Dengan mulai tersusunnya Repelita, sector kesehatan
juga mulai menata perencanaannya secara nasional
Ø Tahun 1982 : Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mulai diberlakukan.
Ø Tahun 1988 : Penggunaan obat generic diperkenalkan
Ø Tahun 1991 : Dokter sebagai pegawai tidak tetap (PTT) mulai
diberlakukan.
Ø Tahun 1992 : UU no. 23 mulai diterapkan untuk sector kesehatan.
Ø Tahun 1994 : Keppres 36 tentang strategi penanggulangan AIDS
Nasional dan Daerah
Ø Tahun 1995 : Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimulai untuk mencapai
target Indonesia bebas polio tahun 2000.
Pembangunan
Puskesmas di Indonesia mulai dirintis dengan berbagai pertimbangan yang
bersifat strategis. Untuk jangka panjang pengembangan pelayanan kesehatan dasar
(Primary Health Care/PHC) melalui Puskesmas dinilai jauh lebih efisien dan
efektif hasilnya dibandingkan pengembangan pelayanan RS.
Dari konsep
pengembangan PHC lahirlah konsep PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
di Indonesia. PKMD saat ini sudah berkembang menjadi model peran serta
masyarakat di bidang pelayanan kesehatan yang kemudian diberikan nama sesuai
dengan muatan lokalnya seperti muatan tambahan program gizi dikenal dengan nama
UPKG (Upaya Pelayanan Gizi Keluarga); Proyandu (Program Pelayanan Terpadu) yang
diberikan muatan program KIA, Gizi (Penimbangan Balita, pemberian vitamin A
untuk Balita, dan Sulfas Ferrosus untuk Ibu Hamil), P2M (Imunisasi dan
pemberantasan diare, cacingan), program KB (Konseling); POD (Pos Obat Desa); DUKM
(Dana Upaya Kesehatan Masyarakat) semacam ansuransi kesehatan di desa; Bidan
Desa dengan Polindes (Poliknik Persalinan); pembinaan pengobatan tradisional,
dan sebagainya.
Globalisasi dan
liberalisasi perdagangan dunia (AFTA 2003 dan APEC 2010-2020) akan berpengaruh
pada kebijakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan
untuk memasuki persaingan global di bidang kesehatan.
Setelah 25
tahun Indonesia mengembangkan primary health care services, Indonesia sudah
mencatat sukses besar dengan turunnya tingkat kematian bayi (IMR), tingkat
fertilitas (FR), tingkat kematian ibu bersalin (MMR), kematian kasar (CDR),
angka kesakitan beberapa penyakit menular terutama yang bias dicegah dengan
imunisasi dan memperpanjang angka harapan hidup.
Meskipun
Indonesia sudah mencatat sukses besar di bidang pembangunan kesehatan namaun
globalisasi di bidang jasa pelanyanan kesehatan juga akan ditandai dengan
adanya investasi modal asing di Indonesia untuk membangun pusat–pusat pelayanan
kesehatan seperti RS dan laboratorium, termasuk di biidang farmasi dengan
membangunpabrik obat PMA . Akibatnya, persaingan tenaga kesehatan juga akan
berlangssung semakin ketat.
E. Berbagai Upaya untuk Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
Puskesmas didasarkan pada misi dididrikannya Puskesmas sebagai pusat
pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerja
tertentu. Upaya pengembangannya dapat dilaksanakan melalui perluasan jangkauan
wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan
transportasi, peningkatan rujukan, peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan
staf, peningkatan manajemen organisasi dan peningkatan peran serta masyarakat.
Adapun upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat, antara
lain :
1.
Meluaskan
jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa dengan membangun Puskesmas
yang baru, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan, Posyandu, dan penempatan Bidan di
desa yang mengelola sebuah polindes (Poliknik Persalinan Desa).
2.
Meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, baik dengan meningkatkan keterampilan dan motivasi
kerja staf dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupun
dengan cara mencukupi berbagai jenis kebutuhan peralatan dan obat-obatan.
3.
Pengadaan
peralatan dan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan
pengadaan obat seharusnya didasarkan pada analisis epidemiologi penyakit yang
berkembang di wilayah kerjanya.
4.
System
rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar lebih diperkuat dengan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sampai ke tingkat desa. Rujukan pelayanan
kesehatan akan dapat terlaksana bila pembangunan sector lain di tingkat
Kecamatan juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi yang lebih
memadai dan peningkatan pendapatan keluarga.
5.
Peran
serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD). Kegiataan ini perlu dilakukan secara gotong-royong dan swadaya sehingga
masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang sehat dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Levey dan Loomba,1973).
2.
Pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan kedokteran (medical services) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services)
3.
Ketentuan
yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yaitu Penanggung
jawab, standar pelayanan, hubungan kerja; dan pengorganisasian potensi
masyarakat
4.
Program-program
pelayanan kesehatan masyarakat meliputi Puskesmas, Keluarga Berencana,
Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan Gigi dan
Mulut, Kesehatan Jiwa, Laboratorium sederhana, Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD), Program pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, Pencegahan dan pemberantasan penyakit tak menular, Program
perbaikan gizi, dan Program peningkatan kesehatan lingkungan
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah diharapkan agar pemerintah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehahatan Edisi
Ketiga.Tanggerang : Binapura Aksara
Muninjaya, A.A Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sukarni, Mariyati.1994.Kesehatan Keluarga Lingkungan.Yogyakarta
: Kanisius
Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Prinsip-prinsip Dasar).Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
No comments:
Post a Comment