Interaksi Antar Komunitas
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk
lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu
bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif
terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa
mereka manusia tidaklah dapat hidup.
Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini
tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan?
Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan
dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada
manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa
sebenarnya tidak benar. Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang
membutuhkan mahkluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya
mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan mengenai interaksi
antar komunitas, dan interaksi antar faktor biotik dan faktor abiotik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimakksud dengan komunitas ?
2.
Bagaimana
struktur komunitas ?
3.
Bagaimana
konsep dan sifat komunitas ?
4.
Bagaimana
bentuk interaksi yang terjadi dalam komunitas ?
5.
Apa yang
dimaksud dengan biotik dan faktor biotik ?
6.
Apa yang
dimaksud dengan abiotik dan faktor abiotik
7.
Bagaimana
bentuk interaksi antar faktor biotik dan faktor abiotik ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari komunitas.
2.
Untuk
mengetahui struktur komunitas.
3.
Untuk
mengetahui konsep dan sifat komunitas.
4.
Untuk
mengetahui bentuk interaksi yang terjadi dalam komunitas.
5.
Untuk
mengetahui pengertian biotik dan faktor biotik.
6.
Untuk
mengetahui pengertian abiotik dan faktor abiotik.
7.
Untuk
mengetahui bentuk interaksi antar faktor biotik dan faktor abiotik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Interaksi Antar
Komunitas
1.
Pengertian
Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi
yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang
luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Komunitas memiliki
derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan
antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Perubahan
komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung
terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya
jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan
akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin
dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni
baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama. Macam-macam komunitas di
alam terbagi dalam dua bagian yaitu:
a.
Komunitas Akuatik Merupakan komunitas yang
terdapat didaerah berair misalnya dilaut, di danau, di sungai, di parit atau
dikolam.
b.
Komunitas terrestrial Merupakan komunitas yang
terdapat didaratan misalnya di pekarangan, di hutan, di padang rumput,dan
dipadang pasir. [1]
2.
Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran
organisme di dalam, dan interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola.
Struktur
komunitas dibedakan menjadi struktur fisik (Struktur fisik suatu komunitas
tampak apabila komunitas tersebut diamati) dan struktur biologi (komposisi
spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas,
hubungan antara spesies dalam suatu komunitas).
a.
Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup,
fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme.
b.
Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan
densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah
kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan
sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau
persatuan penangkapan.
c.
Sintesis adalah proses perubahan dalam
komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara
teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai
akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan
waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut
klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep
mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang
lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya. [2]
3.
Konsep dan Sifat Komunitas
Komunitas secara umum adalah kumpulan populasi
makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Banyak
beberapa ilmuan yang menafsirkan dan memberikan pengertian tersendiri mengenai
pengertian komunitas.
Konsep dasar komunitas
diantaranya:
a.
Formasi
Formasi tumbuhan merupakan hasil makroklimat
dan ini dikendalikan dan ditentukan batasnya oleh iklim saja.
b.
Asosiasi
Assosiasi adalah vegetasi regional, dalam
formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
c.
Ekotone
Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih
komunitas yang berbeda.
Terdapat pula tiga konsep yang dapat diterapkan
dalam mengamati pola komunitas yaitu :
1)
Konsep Gradasi Komunitas (Community Gradient
Coenocline), yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi.
2)
Konsep Gradasi Lingkungan (Environmental
gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara
bersama-sama.
3)
Konsep Gradasi Ekosistem (Ecocline),
dalam hal ini kompleks gradasi dan gradasi komunitas membentuk suatu kesatuan
sehingga membentuk gradiasi komunitas dan lingkungan Konsep komunitas cukup
jelas, tetapi sering kali pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah
mudah. Meskipun demikian komponen-komponen komunitas ini mempunyai kemampuan
untuk hidup dalam lingkungan yang sama di suatu tempat dan untuk hidup saling
bergantung yang satu dengan yang lain. Komunitas memiliki derajat kepaduan yang
lebih tinggi daripada individu-individu dan populasi tumbuhan serta hewan yang
menyusunnya. Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan
hewan yang kebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat tersebut, dan kegiatan
anggota-anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri setiap individu
terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut. Cara yang
paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambul beberapa
sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
Sifat yang dapat dilihat dari
suatu komunitas yaitu :
a.
Bentuk atau struktur utama, seperti jenis
dominan. Bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan
aghatis, dan hutan jati. Dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti
hutan sklerofil.
b.
Berdasarkan habitat fisik dari komunitas
seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, dan komunitas
lautan.
c.
Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda
fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
d.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti
iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata
sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
4.
Bentuk Interaksi
Antar Organisme dalam Komunitas
Interaksi antar
organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.
Antagonisme
Antagonisme
merupakan bentuk hubungan antara 2 jenis mahluk hidup, dimana mahluk yang satu
merugikan mahluk hidup yang lainnya. Interaksi antar mahluk hidup yang termasuk
antagonisme adalah sebagai berikut :
a.
Kompetisi
(persaingan)
Kompetisi
(persaingan) dapat terjadi diantara mahluk hidup yang dapat menimbulkan seleksi
alam dalam evolusi. Antara organisme yang satu dengan yang lain terjadi
persaingan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya, seperti makanan, cahaya
matahari, tempat berlindung dan sebagainya. Dalam persaingan itu muncul
berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik penyesuaian
struktur maupun tingkah laku agar dapat melangsungkan kehidupannya. [3]
Persaingan
tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Kompetisi intra spesifik, yaitu
persaingan antar individu satu spesies. Contoh : persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput. Sedangkan kompetisi antar
spesifik, yaitu persaingan antara individu yang berbeda spesiesnya. Contoh :
persaingan antara rumput teki, rumput gajah, dan ilalang dalam memperebutkan
lahan.
Persaingan
akan semakin hebat apabila organisme-organisme yang bersaing tersebut mempunyai
kebutuhan yang hampir sama. Apabila antara dua spesies yang berkompetisi
terjadi persaingan yang semakin kuat,maka salah satu diantaranya akan kalah.
Jadi, dua spesies yang berbeda tidak dapat menduduki relung ekologi yang sama.
Dalam niche tercakup juga peranan fungsional organisme tersebut dalam kelompok
komunitasnya.
b.
Amensalisme
Amensalisme
adalah interaksi antara berbagai jenis makhluk hidup dengan salah satu
dirugikan sedangkan yang lainnya tidak mengalami perubahan apa-apa. Sebagai
contoh rumput jepang yang ditanam dibawah naungan pohon mangga yang rindang,
akan mati layu karena tidak terkena sinar matahari. Sedangkan pohon mangga
tidak dirugikan, juga tidak mendapatkan keuntungan.
c.
Parasitisme
Parasitisme
adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup,dimana makhluk hidup yang satu mendapatkan
kerugian,sedangkan yang lain mendapat keuntungan. Keuntungan yang diperoleh
berupa makanan dan perlindungan sedangkan makhluk hidup yang ditumpanginya
(hospes/inang) merasa rugi karena sari makanannya diambil,bahkan mungkin
dibunuh oleh parasit itu.Misalnya,benalu yang menumpang pada tumbuhan inang.
Organisme yang mendapat keuntungan disebut parasit, sedangkan organisme yang
dirugikan disebut inang. Organisme parasit dapat hidup pada tumbuhan, hewan,
dan manusia.
Contoh :
1)
Plasmodium
dalam tubuh manusia
2)
Tali putri
dengan tumbuhan inangnya
3)
Taenia saginata
dalam tubuh sapi
4)
Benalu dengan
pohon yang ditempelinya
d.
Predasi atau
Predatorisme
Predasi
adalah hubungan antara pemangsa dan mangsanya. Pemangsa dikenal dengan
predator, dan yang dimangsa disebut prey. Hubungan ini sangat erat karena tanpa
mangsa, predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
pengontrol populasi mangsa agar tidak terjadi ledakan populasi. Dalam rantai
makanan, predator menempati posisi sebagai konsumen sekunder. Pemangsa ini
untuk memenuhi kebutuhan makanan demi kelangsungan hidupnya. Contoh :
1)
Singa memangsa
zebra.
2)
Hubungan singa
dengan kijang dan rusa
3)
Burung hantu
dengan tikus.
e.
Antibiosis dan
alelopati
Antibiosis
adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda spesies, dimana salah
satunya dapat menghambat pertumbuhan dan kehidupan yang lainnya.
Hubungan
antara makhluk hidup disebut sebagai hubungan antibiosis jika salah satu
organisme mengeluarkan sekret kimiawi yang mampu merusak bahkan membunuh
makhluk hidup yang lainnya. Interaksi ini dapat menyebabkan salah satu
organisme lebih unggul dalam persaingan untuk mendapatkan kebutuhan makanan
atau organisme yang satu mengeluarkan zat yang dapat mematikan organisme yang
lainnya.
Sebagai
contohnya, adanya jamur penicillium sp yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur yang ada di sekitar. Jamur ini mengeluarkan zat kimia berupa
antibiotika yang disebut penicillin. Pohon-pohon tertentu akan mengeluarkan zat
kimia berupa alelopati, sehingga tumbuhan lain tidak dapat hidup di bawahnya.
Misal, di bawah pohon kamboja sedikit dijumpai rumput. Contohnya adalah Jamur
penicillium notatum dan jamur penicillium chrysogenum dapat menghambat
pertumbuhan dan kehidupan atau jamur patogen, karena kedua jamur tersebut dapat
mengharilkan zat antibiotik yang di sebut penisilium.
(Gambar : Jamur Penicillium sp)
2.
Protagonisme
Protagonisme
merupakan suatu bentuk hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling
menguntungkan,dimana suatu makhluk hidup menguntungkan makhluk hidup lainnya.
Adapun aspek-aspeknya adalah
a.
Mutualisme
Mutualisme
merupakan bentuk hubungan (interaksi) yang saling menguntungkan banyak terjadi
di alam ini. Simbiosis mutualisme adalah suatu hubungan antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup lainnya yang saling meguntungkan bagi dua belah
pihak. Misalnya, simbiosis antara sapi dan burung-burung memperoleh makanan
berupa kutu di tubuh sapi,sedangkan sapi dibantu menghilangkan kutu yang
membuat tubuhnya gatal.
Protozoa
berflagela yang hidup didalam saluran pencernaan rayap. Kayu yang banyak
mengandung selulosa tidak dapat di cerna oleh rayap,kecuali dengan bantuan
protozoa yang hidup di saluran pencernaannya. Protozoa akan mencerna selulosa
menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih kecil sehingga dapat dicerna
oleh pencernaan rayap. Dengan demikian, rayap mendapat keuntungan dari
keberadaan protozoa di dalam pencernaannya. Demikian juga protozoa akan
mendapatkan keuntungan, karena protozoa tersebut dapat hidup terlindung dalam
saluran pencernaan rayap. Contoh :
1)
Tanaman
kacang-kacangan (leguminosae) dan bakteri Rhizobium
2)
Kupu-kupu
dengan bunga
3)
Ganggang (alga)
dengan jamur (fungi) membentuk lumut kerak (lichenes)
4)
Kerbau dengan
burung jalak hitam.
b.
Komensalisme
Komensalisme
adalah hubungan antarorganisme dimana salah satu pihak untung dan yang lain
tidak dirugikan. Pada hubungan ini kedua pihak saling bekerjasama. Misal pada
ikan badut yang berada di laut bagian dalam,yang akan memanfaatkan anemon laut
sebagai tempat persembunyiannya terhadap pamangsa-pamangsa lain.Jadi ikan badut
akan merasa terlindungi dengan adanya anemon laut itu.
Ikan
ikan kecil yang hidup bersama dengan ikan hiu. Ikan-ikan ini disebut remora.
Remora mendapat makanan sisa-sisa dari ikan hiu. Selain itu, mereka akan
terlindungi dari predator yang akan memangsanya. Ikan hiu tidak merasa tergangu
dengan kehadiran remora.
Pada
tumbuhan epifit yang tumbuh melekat pada tumbuhan yang lainnya,tetapi tidak
merugikan tumbuhan yang ditumpanginya itu. Misalnya pasa tumbuhan anggrek atau
paku-pakuan yang melekat pada dahan tumbuhan lain,tetapi tidak merugikan
tumbuhan inangnya. Contoh :
1)
Anggrek dan
pohon yang ditumpanginya
2)
Ikan hiu dan
ikan remora
3)
Ikan badut
(Amphiprion percula) dengan Anemon laut (Stichodactyla gigantea)
c.
Protokooperasi
Hubungan
antarorganisme ini adalah hubungan dimana organisme satu memperoleh keuntungan
dengan adanya asosiasi itu, tetapi hubungan itu tidak merupakan suatu
keharusan.
Sebagai
contoh hubungan kerbau dengan burung bangau. Burung bangau bertengger di atas
punggung kerbau dan mematuk kutu yang ada. Dari interaksi tersebut, bangau
memperoleh makanan dan kutu yang menjadi hama pada kerbau berkurang, sehingga
kerbau dapat hidup lebih sejahtera. Interaksi ini bukan suatu keharusan,
artinya tanpa interaksi tersebut kerbau dan bangau tetap mampu mempertahankan
hidupnya.
d.
Netral
Hubungan
tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya, antara capung dan sapi.
Interaksi
antara individu dengan individu atau populasi banyak di temukan di alam,
misalnya interaksi populasi burung jalak dan populasi kerbau di padang rumput,
interaksi populasi cacing tanah dan populasi ayam di kebun, dan interaksi
antara ppulasi ganggang dan populasi ikan di sungai. Interaksi antar populasi
ini membentuk komunitas. Misalkan, komunitas danau terdiri dari populasi ikan,
eceng gondok, ganggang , kepiting, fitoplangton, dan serangga air.[4]
B.
Interaksi Antar
Faktor Biotik dan Faktor Abiotik
1.
Biotik
Biotik
(bahasa Inggris: biotic) adalah salah satu komponen atau faktor
dalam lingkungan. Komponen biotik meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok
organisme produsen, konsumen dan pengurai.
Faktor
biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik
tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang
meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan
kesatuan.[5]
Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah
sebagai berikut.
a.
Individu
Individu
merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis.
Misalnya,
seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme
harus memiliki struktur khusus seperti duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan
juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau
melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku
demikian disebut adaptasi.
b.
Adaptasi
Morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Contoh
adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
1)
Gigi-gigi
khusus
Gigi
hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar
dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong
yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
2)
Moncong
Trenggiling
besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang
merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi
dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan
ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut
untuk menangkap serangga.
3)
Paruh
Elang
memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
4)
Daun
Tumbuhan
insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh
unsur yang diperlukan.
5)
Akar
Akar
tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh
di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
c.
Adaptasi fisiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
1)
Kelenjar bau
Musang
dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
2)
Kantong tinta
Cumi-cumi
dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
3)
Mimikri pada
kadal
Kulit
kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta
keadaan sekitarnya.
d.
Adaptasi
tingkah laku
Adaptasi
tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut :
1)
Pura-pura tidur
atau mati
Beberapa
hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
2)
Migrasi
Ikan
salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang
berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat
Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan
mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa
biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar.
Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke
laut.
2.
Abiotik
Abiotik
(bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah,
udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen abiotik yang
tepat adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup, komponen
lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang
terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk hidup dan mkhluk tak hidup.
Abiotik
merupakan lawan kata dari biotik. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang
tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu
dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari. Faktor abiotik
adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak hidup, misalnya udara,
air, cahaya, dll.
Fungsi-fungsi
komponen abiotik dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi
ekosistem antara lain :
a.
Tanah
Seperti
yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak adalah tanah.
Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung, bahkan bercocok tanam.
Tanah juga ditempati oleh komponen biotik seperti tumbuhan dan hewan yang
melakukan aktifitasnya setiap hari.
b.
Suhu Atau
Temperatur
Suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan
adalah ukuran dari intensitas panas dalam unit standar dan biasanya
diekspresikan dalam skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah
faktor bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya
ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal,
dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai.
c.
Sinar / Cahaya
Matahari
Sinar
matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari menentukan
suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan
sebagai produsen untuk berfotosintesis.
d.
Air
Air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan
dalam pertumbuhan, perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia
air diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi
manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah dan
batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
e.
Udara
Selain
berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan sebagai penyebaran
biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola tekanan yang luas
dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber panas atau daerah panas dan
dingin pada atmosfir. Kecepatan angin selalu diukur pada ketinggian
tempat ternak berada. Hal ini penting karena transfer panas melalui konveksi
dan evaporasi di antara ternak dan lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan
angin.
f.
Mineral
Mineral-mineral
itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion yang larut didalam air tanah.
Mineral tersebut digunakan untuk berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk
penyusun tubuh. Hewan dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh
dan reaksi-reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
g.
Keasaman (PH)
Keasaman
juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya mahkluk hidup memerlukan
lingkungan yang memiliki PH netral. Mahkluk hidup tidak dapat hidup di
lingkungan yang terlalu asam atau basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang
umumnya bersifat asam memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan
didaerah lain yang tanahnya netral.
h.
Kadar Garam
(Salinitas)
Jika
kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya akan mematikan
tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi hanya hidup tumbuhan
tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang tahan terhadap lingkungan
berkadar garam tinggi.
i.
Topografi
Topografi
artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu daerah. Topografi
berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan tanah disuatu daerah.
Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan yang khas. Sebagai contoh
keanekaragaman hayati di daerah perbukitan berbeda dengan didaerah datar.
Organisme yang hidup di daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi
juga mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
j.
Garis Lintang
Garis
lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis
lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme
dipermukaan bumi. [6]
3.
Bentuk
Interaksi Antar Biotik dan Abiotik
a.
Interaksi antar komponen abiotik
Komponen abiotik dapat memengaruhi
komponen abiotik lain secara timbal balik. Sebagai contoh jika intensitas
cahaya matahari yang mengenai suatu perairan meningkat mengakibatkan laju
penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut terbentuklah awan yang apabila
dalam jumlah banyak dapat menghalangi sinar matahari ke bumi, sehingga
intensitas cahaya matahari ke bumi berkurang, di samping juga dapat menyebabkan
hujan yang airnya kembali lagi ke perairan.
b.
Interaksi antara komponen abiotik dengan biotik
Komponen abiotik dapat memengaruhi
komponen biotik dalam ekosistem, demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh
setiap tumbuhan mengambil air dari lingkungannya (dari dalam tanah), tapi
tumbuhan juga membebaskan air ke lingkungan (ke udara) dalam bentuk uap air.
Bersama uap air dari sumber yang lain, akan terbentuk awan dan turun sebagai
hujan. Akhirnya air meresap ke dalam tanah (kembali lagi ke tanah). Di samping
itu tumbuhan juga mengambil zat hara dari tanah, namun juga mengembalikannya
lagi dalam bentuk ranting, dedaunan, dan sisa tumbuhan yang telah lapuk dan
mengalami penguraian.
c.
Interaksi antara komponen biotik dengan komponen
biotik
Komponen biotik secara timbal balik
dapat memengaruhi komponen biotik lainnya. Sebagai contoh dalam peristiwa simbiosis,
masing-masing simbiosis memengaruhi satu sama lain. Seekor lebah menghisap madu
dari sekuntum bunga, lebah mendapatkan makanan (berupa madu) dari bunga, namun
lebah juga menjadi perantara penyerbukan bunga tersebut. Jadi, antarkomponen
dalam ekosistem terjadi hubungan timbal balik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas ialah kumpulan dari
berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Setiap komunitas tidak harus
menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa
pun.
Struktur komunitas dibedakan
menjadi struktur fisik (Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas
tersebut diamati) dan struktur biologi (komposisi spesies, kelimpahan individu
dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies
dalam suatu komunitas).
Konsep dasar komunitas diantaranya, Formasi,
Asosiasi, Ekotone. Sifat yang dapat dilihat dari suatu komunitas yaitu Bentuk
atau struktur utama, seperti jenis dominan, Berdasarkan habitat fisik dari
komunitas seperti komunitas hamparan lumpur, Berdasarkan sifat-sifat atau
tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas, Berdasarkan sifat
lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah
hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik. Interaksi antar organisme dalam komunitas dikatagorikan menjadi dua
yaitu antagonisme dan protagonisme.
Biotik (bahasa Inggris: biotic)
adalah salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan. Komponen biotik
meliputi semua faktor hidup yaitu: kelompok organisme produsen, konsumen dan
pengurai.
Faktor biotik adalah faktor hidup
yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Abiotik
(bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor dalam
lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa seperti
tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Bentuk interaksi antar biotik dan
abiotik terbagi atas tiga yaitu, Interaksi antar komponen abiotik, Interaksi antara komponen abiotik dengan biotik, Interaksi antara komponen biotik dengan komponen biotik.
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini diharapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami mengenai
interaksi antar komuniatas dan interaksi antar faktor biotik dan abiotik.
Sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai interaksi antar makhluk
hidup tersebut.
Penulis
menyarankan kepada pembaca pada umumnya dan khususnya kepada
mahasiswa/mahasiswi IAIN Bengkulu agar dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dari makalah kami dikehidupan sehari-hari agar dapat bermanfaat bagi
kepentingan khalayak umum.
DAFTAR PUSTAKA
Desmukh. 1992. Ekologi dan
Biologi Tropika. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Irwan, Z.O. 1992. Prinsip-Prinsip
Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, Dilingkungan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Nell A Chambell, Dkk. 2008. Biologi
edisi 8 jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Simon, J Eric, Dkk. 2015. Intisari
Biologi. Jakarta : Erlangga.
Sylvia,
Rima. 2015. “Makalah Interaksi Antar
Makhluk Hidup”.http://rimasylvia.jurnal.
ipa.co.id/2015/11/makalah-interaksi-antar-makhluk-hidup.html diunduh pada tanggal 1 April 2018 pukul 14.45.
|
[1] ZO.Irwan. 1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem,
Komunitas, Dilingkungan. Jakarta : Bumi Aksara, hlm 34-35
[2] Nell A Chambell,Dkk. 2008. Biologi edisi 8
jilid 3. Jakarta : Erlangga, hlm 461
[4] Rima Sylvia.
2015. “Makalah Interaksi Antar MakhlukHidup”.
http://rimasylvia.jurnal.ipa.co.id/2015/
11 /makalah-interaksi-antar-makhluk-hidup.html
diunduh pada tanggal 1 April 2018 pukul 14.45.
[5] Desmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, hlm 45-48
No comments:
Post a Comment