MAKALAHPENDIDIKAN AGAMA UNTUK ANAK
ASESMEN AUTENTIK DAN EVALUASI PENGEMBANGAN
NILAI AGAMA DAN MORAL AUD
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
mengalami perkembangan terus menerus seiring dengan perkembangan zaman.
Perubahan kurikulum sudah terjadi beberapa kali dalam sistem pendidikan di
Indonesia seperti, Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK) 2014, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sampai dengan kurikulum yang terbaru yaitu
Kurikulum 2013. Setiap perubahan kurikulum selalu menjadi harapan besar bagi
seluruh masyarakat Indonesia akan adanya perubahan dalam dunia pendidikan
terutama untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kurikulum
terdiri atas beberapa komponen yaitu tujuan, isi atau bahan (content),
aktifitas belajar, dan penilaian, antara konponen kurikulum satu dengan
komponen kurikulum yang lainnya saling terkait. Perubahan kebutuhan masyarakat
merupakan dampak dari pekembangan peradapan manusia, tidak bisa dipungkiri
kehidupan sosial dan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan
saat ini. Pendidikan tidak 8terbatas
pada lingkup sekolah saja, [1]bahkan
pendidikan berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan yang baik
berangkat dari kualitas guru yang baik juga.
Guru
adalah orang yang memegang peranan penting dalam membuat peserta didik mengerti
dan paham mengenai pembelajaran yang diajarkan. Seorang pendidik atau guru
merupakan tonggak utama penentu keberhasilan pendidikan, oleh sebab itu guru
harus bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya baik dalam
pekembangan afektif, kognitif dan psikomotorik agar bakat atau potensi yang ada
dalam diri anak dapat distimulus dengan baik.
Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 “Mengacu pada Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional, maka pemerintah mulai meningkatkan perhatiannya
terhadap kinerja guru, oleh karena itu guru diberi syarat yang harus dimiliki
salah satunya adalah kompetensi yang sesuai dengan standar.
Standar
kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Guru yang berkompetensi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan
pendidikan di sekolah khususnya pendidikan anak usia dini (PAUD). Melihat
fenomena tentang pentingnya masa usia dini, yang sering disebut dengan masa
emas (Golden Age) maka keberadaan guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah
sangat diperlukan, oleh karena itu guru dalam menciptakan proses pembelajaran
diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik dengan kompetensi
yang dimiliki guru.
Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Untuk mengetahui kesiapan anak usia dini yang sesuai dengan aspek kurikulum
2013 salah satunya adalah kompetensi dasar.
Kompetensi
dasar adalah kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema di PAUD(
pendidikan anak usia dini). Mengetahui ketercapaian kompetensi dasar dibutuhkan
proses penilaian, penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat
menjadikan informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Dengan
demikian maka penilaian harus dilakukan secara tepat agar dapat memperoleh
gambaran lengkap tentang peserta didik. Kurikulum 2013 menjelaskan beberapa
karakteristik pendidikan anak usia dini salah satunya ialah menggunakan
penilaian autentik (authentic asessment). Penilaian autentik adalah penilaian
yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Autentik berarti keadaan sebenarnya, yaitu kemampuan atau
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Penilaian autentik memilki
relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013.
Analisis Penilaian Autentik ini dilakukan secara sistematis,
terukur, berkelanjutan serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Salah satu prinsip yang digunakan dalam penilaian ini adalah prinsip
berkesinambungan dimana dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus
untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian
autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk penilaian ceklis, observasi, unjuk
kerja, catatan anekdot, hasil karya dan pelaporan. Fakta dilapangan menunjukkan
bahwa guru tidak memiliki instrumen, guru hanya mendeskripsikan apa yang
dilihat tanpa ada acuan pembelajaran seperti RPP (Rencana Pelaksaan
Pembelajaran) dan rubrik penilaian. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
yang telah dilakukan peneliti di beberapa lembaga PAUD yang ada di wilayah
Kecamatan Rajabasa kota Bandar Lampung, peneliti menemukan beberapa masalah
terkait sekolah yang belum menerapkan penilaian autentik sesuai dengan
kurikulum 2013. Masalah pertama, tuntutan pemerintah diharapkan seluruh sekolah
untuk menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi, kenyataannya dilapangan belum semua
sekolah menerapkan Kurikulum 2013, yakni masih menggunakan kurikulum sebelumnya
yaitu Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini.
B. Rumusan Masalah
a)
Pengertian penilaian autentik ?
b)
.Karakteristik umum asismen autentik ?
c)
Teknik
dan Instrumen penilaian autentik ?
d)
Tujuan asismen autentik ?
e)
Apa Strategi asesmen autentik ?
f)
Ciri-ciri penilaian autentik ?
g)
Model penilaian autentik?
h)
Proses penilaian autentik ?
i)
Prinsip penilaian autentik?
j)
Evaluasi
k)
Perkembangan Nilai Agama
l)
Perkembangan Moral
C. Tujuan Masalah
a)
Untuk mengetahui pengertian penilaian autentik ?
b)
Untuk mengetahui karakteristik umum asesmen autentik ?
c)
Untuk mengetahui teknik
dan instrumen penilaian autentik ?
d)
Untuk mengetahui tujuan asismen autentik ?
e)
Untuk mengetahui strategi asesmen autentik ?
f)
Untuk mengetahui model penilaian autentik ?
g)
Untuk mengetahui model penilaian autentik ?
h)
Untuk mengetahui proses penilaian autentik ?
i)
Untuk mengetahui prinsip penilaian autentik ?
j)
Untuk mengetahui evaluasi ?
k)
Untuk mengetahui Perkembangan Nilai Agama ?
l)
Untuk mengetahui Perkembangan Moral ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian asesmen
Autentik
Asesmen autentik adalah prses yang digunakan guru mengumpulka informasi
yang signifikan dari hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, untuk megetahui sejauh mana kemampuan yang telah
dicapai oleh anak asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran,
pengujian, atau evaluasi, istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata,
valid, atau reliabel.[2]
Newton Public School, mengatakan bahwa
asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja
yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya pemberian
tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang
ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis,
merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antar sesama yang bertujuan
untuk melihat perkembangan peserta didik.
Haryati berpendapat bahwa penilaian autentik sendiri adalah
pengukuran yang bermakna secara segnifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan, sedangkan dalam permendikbud
No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian diyatakan bahwa penilian autentik
adalah “penialian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai mulai dari input
(masukan) proses dan output (keluaran).[3]
Menurut Suyadi penilaian nyata yaitu proses yang dilakukan guru
ntuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan peserta
didik penilaian ini diprelukan utnuk mengetahui apakah peserta didik
benar-benar belajar atau tidak, mamahami atau tidak, menguasai atau tidak,
apakah pengalaman belajar peserta didik memiliki pengaruh yang positif terhadap
perekembangan, baik intelektual maupun mental peserta didik penilaian yang
autentik dilakukan secara terintergrasi dengan peises pembelajaran.[4]
Ditarik kesimpulan dari pengertian penilaian autentik diatas bahwa
penilaian autentik adalah proses penilaian atau pengukuran dalam hasil akhir
yang akan di lihat oleh guru dalam mengetahui tingkat aspek perkembangan dan
melihat keterampilan peserta didik secara nyata.
B.
Karakteristik Umum Asesmen
Autentik
1.
Penilaian
tidak disajikan dalam bentuk angka atau huruf melainkan dalam bentuk narasi
atau uraian kualitatif dengan kata-kata
2.
Mendorong
anak utnuk melakukan evaluas diri atas karyanya sendiri untuk mengtahui dan
menentukan hal-hal yang perlu ditingkatkan serta bagaimana cara
meningkatkannya, namun bukan untuk mencari-cari kesalahan
3.
Dilakukana
terutama melalui pengamatan dan perekaman
4.
Memandang
kemajuan anak sebagai perbandingan prestasinya sekarang dab yang telah lalu,
bukan terhadap rerata sekelompok anak
5.
Melaporkan
kemajuan anak didik kepada orang tuannya sebagai informasi secara umum dalam
bentuk laporan naratif (uraian kalimat)secara umum artinya keadaan anak
dibandingkan dengan keadaan rerata kinerja anak itu pada umumnya, bukan
terhadap kelompoknya dan tidak tinggal kelas.[5]
C.
Teknik dan Instrumen asesmen
Autentik
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut :
1.
Penilaian
kompetensi sikap
Pendidik
melakukan penilaian kopetensi sikap melalui observasi, penlaian diri, penilaian
teman sejawat, dan jurnal instrumen yang digunkan untuk ke empat dalam
penilaian tersebut adalah daftar cek atau sekala penilaian.
2.
Penilaian
kompetensi pengetahuan
Pendidik
melakukan penilaian kompetensi pengetahuan mealui tes lisan dan pengetahuan
3.
Penilaian
kompetensi keterampilan
Dilakukan
melalui penilaian kinerja yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
medemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
proyek, dan penilain portofolio.
D. Tujuan
asesmen Autentik
Tujuan penilaian autetik ini adalah
bertujuan untuk mengakses kemampuan peserta didik dalam kontek dunia nyata anak
untuk memperoleh data informasi sebagai bukti adanya perubahan perkembangan dan
hasil belajar anak dengan harapan kemajuan perkembanganya kongruen dengan pola
perkembangan dan pola prilaku sesuai usia dan keunikan individu. Artinya
pencapaian belajar anak diharpkan sesuai dengan tujuan program yang telah
ditetapkan atau tidak terlalu besar diskrepansinya.
Disamping itu yang perlu diingat dan
dideskripsikan adalah perubahan perkembanganya betul betul umencerminkan perkembangan pada semua
aspek, yaitu aspek fisik, sosial emosional dan kognitif. Kedalaman pemahaman
mengenai pola perkembangan, pola prilaku, DBU, DBF, BPP dan BPKD persi
kurikulum berbasi TK 2004 harus tertanam dalam pikiran dan penghayattan anda
sebagai pendidik sekaligus penilai. Dalam konteks instrumentasi asesmen
otentik, asesmen dilakukan dengan maksud untuk menyediakan data informasi yang
terus menerus tentang kinerja anak didik misalnya dalam domain fisik atau
motorik, GMK (gerak motorik kasar) seperti melompat, melempar dan menangkap,
berlari dan berjalan sedemikian rupa sehingga dapat:
a. Meningkatkan pengalaman-pengalaman
belajar
b. Memastikan pemilikan dan potensi
anak didik
c. Memberikan bahan serta memperkaya
pembelajaran kurikulum.
Meskipun dalam kegiatan pengmbangan
fisik motorik anak, kadang kadang diisyaratkan suatu pengukuran formal
kuntitatif yang dikembangkan lebih jauh dan tidak selalu cocok dengan alat ukur
yang ada, namun hendaknya pengukuran semacam itu digunakan atas dasar
perorangan saja, misalnya bagi anak yang pintar dan berbakat[6].
E. Strategi
asesmen Autentik
Strategi asesmen ialah seni
mempertimbangankan terjadi pristiwa dalam mencapai maksud tujuan, yaitu:
1) Meperoleh data informasi sabagai
bukti perubahan dan pengembangan kemajuan belajar anak didik
2) Menyiapkan/menyediakan data
informasi terus menerus tentang kinerja anak didik yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan evaluasi.
Dengan mengunakan pengertian
strategi seperti diatas maka dalam kegiatan belajar 2 akan dibahas mengenai[7] :
a) Pendekatan formal : Tes Formal
Asesmen
formal biasnya mengharuskan penggunaan tes baku (standrdized test) dan pendidik
walaupun guru tersebut sudah terlatih dengan norma, antra lain: norma
kelas/kelompok A atau B untuk TK tertentu. Asesmen formal umumnya dikategorikan
sebagai berikut ini.
1. THB (tes hasil belajar) yang
mengukur apa yang telah dipelajari anak didik atau keterampilan apa yang
diperoleh dari suatu kegiatan pembelajaran.
2. Tes kesiapan yang mengakses
keterampilan, pengetahuan, sikap atau prilaku anak yang dipersyaratkan, yang diperkirakan
diperlukan oleh pembelajaran untuk hasil disekolah.
3. Test screening perkembangan adalah
prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi anak (karna resiko belajar yang
mungkin terjadi) atau kondisi yang makin "cacat" hendaknya terus
ketarap asesmen diaksnotik yang lebih intensis.
4. Test diagnostik dan test intelegensi
digunakan untuk mengenali anak dengan kebutuhan kgusus, mebganalis daerah
masalahnya, memberi resep strtegi penyembuhannya, dan menentukan alternatif
jalan keluarnya, misalnya menetapkan kesekolah khusus
Tidak
semua Tk mau mengunakan jenis tes formal, bergantung pada model desain
pembelajaran yang digunakan masing-masing Tk. Dalam penyususnan dan pengunaan
tes formal harus orang yang profesional bersertifikat khusus, terutama dalam
penyususnan dan pennggunaan instrumen evaluasi. Kemampuan tersebut jarang dapat
dilakukan guru Tk kecuali yang sudah terlatih.
Disamping
masalah etika pengunaan tes baku sampai dengan penyetoran, pemaknaan dan
pemanfatan hasilnya, pengunaan test baku bagi anak anak akan beresiko, meskipun
dalam bentuk test kinerja. karna pemaknaanya tidak akurat, potensial
menyesatkan, dan dinamisnya pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pada
intinya pengunaan test baku secara masal bagi anak anak, secara tersirat dapat menyebabkan
efek iatragonik yaitu kuese kuensi negatif yang tidak diinginkan dengan hasil
sepanjang hayat. Terdapat beberapa alasan yang membuat orang mempertimbangjan
pengunaan test baku untuk mengakses anak yaitu sebagai berikut :
1) Keterampilan anak-anak dalam
menerima dan menyatakan pikiran dan perasaanya dengan kata-kata masih belum
berkembang dengan baik.
2) Kempuan untuk menerima perintah atau
petunjuk untuk melakukan test masih belum dimiliki terutama test yang
dilaksanakan secara kelompok.
3) Anak kecil masih berjuan dengan
berbagai isu isikososial, seperti kecemasan berpisah dengan orang tuanya,
kesadaran berkelompok, adanya pengelompokan dan partisipasi, konsep diri, harga
diri.
4) Anak-anak mempunyai rentang yang
singkat dan muda terpengaruh pada suasana disekelilingnya.
5) Kemampuan anak anak untuk mengunakan
perlatan test, terutama kertas dan pensil serta peralatan yang cangih masih
belum sempurna.
6) Anak kecil membentuk konsep dan
proses informasi melalui pengalaman kongkrit, sedangkan kebanyakan test baku menuntut
anak untuk mengunakan simbol abstrak.
b) Asesmen Informal
Asesmen autentik sangat bergantung pada
strategi informal, karakteristiknya menyarankan bahwa asesmen:
1) Membentuk hubungan antara guru
sebagai pendidik dengan anak yang dididik.
2) Berpusat pada anak (child
centered), bukan berpusat pada guru (teacher centered)
3) Terkandung dalam kurikulum (terjalin
dan saling mendukung)
4) Berkelanjutan dan kumulatif, dan
F. Ciri-ciri
Asesmen Autentik
Berikut ciri-ciri
penilaian autentik adalah sebagai berikut :
1. Harus
mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya
dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja
dan produk atau hasil yang di kerjakan oleh peserta didik.
2. Di
laksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya dalam
melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru di tuntut untuk melakukan
penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi
peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran
3. Mengunakan
berbagai cara dan sumber. Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta
didik harus mengunakan berbagai tehnik penilaian dan menggunkan berbagai sumber
atau data yang bisa di gunakan sebagai informasi yang mengambarkan penguasaan
kompetensi peserta didik.
4. Tes
hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian. Artinya dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tentu harus secara
komperhensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata
5. Tugas-tugas
yang di berikan kepada peserta didik mencerminkan bagian-bagian kehidupan
peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan
pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan tiap hari.
6. Penilaian
harus menekankan kedalam pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan
keluasnya (kuantitas) artinya dalam melakukan penilaian pesera didik terhadap
pencapaian kompotensi harus mengukur kedalam terhadap penguasaan kompotensi
tertentu secara objektif.
G. Model
penilaian
Autentik
1. Penilaian
catatan anekdot
Catatan
anekdot adalah berupa uraian fakta melalui pengamatan langsung tentang sikap
dan perilaku anak yang muncul secra tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara
isidental) yang dimana digunakan untuk mencatat seluruh fakta, menceritakan
situasi yang terjadi atas apa yang dilakukan dan dikatakan anak dengan catatan
anekdot sebagai jurnal kegiatan harian mencatat kegiatan anak selama melakukan
kegiatan setiap harinya catatan anekdot untuk mengetahui perkembangan anak
hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi:
a. Nama
anak yang dicatat perkembanganya
b. Kegiatan
main atau pengalaman belajar yang diikuti anak
c. Perilaku
termasuk ucapan yang di sampaikan anak selama kegiatan.[9]
Cara
menilai catatan anekdot yaitu guru selalu mengamati setiap perilaku anak-anak
disekolah dari anak datang sampai pulang yang dimana jika anak melakukan
perilaku yang tidak biasa mereka lakukan maka guru mencatat perilaku anak
tersebut.
Contoh catatan anekdot
anak Paud kurikulum 2013
Usia/kelas : ...........................
Tanggal :
...........................
Nama guru :
.........................
Nama Anak
|
Tempat
|
Waktu
|
Peristiwa/ perilaku
|
Sarah
|
Didalam kelas
|
08:30
|
sarah berbagi makananya
dengan teman-teman
lainya
|
Catatan
anekdot anak usia dini
Usia/kelas
: 5 tahun/ A
Tanggal :
23 desember 2019
Nama
guru : Anisa
Nama Anak
|
Tempat
|
Waktu
|
Peristiwa/perilaku
|
Ana
|
Halaman sekolah
|
07:30
|
Ana turun dari mobil ibuya, kaki ana menghentak-hentak di lantai dan
menangis untuk meminta pulang
|
Ama
|
Di dalam kelas
|
08:30
|
Ama meminjamkan penghapus dengan temannya
|
Agus
|
Di dalam kelas
|
08:38
|
Agus meletakkan mengganggu temanya di kelas m
|
2. Skala
capaian perkembangan harian
Penilaian
skala pencapaian perkembangan anak adalah ceklis yang diturunkan dari rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang memuat pemcapian perkembangan anak
yang memuat indikator pencapaian perkembanga anak, dimana cara prngisian format
skala pencapain perkembangan anak yaitu :
a) BB
artinya belum berkembang, bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau di
contohkan oleh guru
b) MB
artinya mulai berkembang, bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau
dibantu oleh guru
c) BSH
artinya berkembang sesuai harapan, bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau di contohkan oleh guru
d) BSB
artinya berkembang sangat baik, bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai
indikator yang di harapkan.[10]
Contoh format skala
capaian perkembangan anak per kelas
Kelompok : B Tanggal
: 23 desember
No
|
Indikator Penilaian
|
Rara
|
Mina
|
Dst
|
1.
|
Terbiasa mengucapkan
rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan.
|
BSB
|
MB
|
|
2.
|
Berdoa sebelum dan
sesudah belajar
|
MB
|
BSB
|
|
3.
|
Terbiasa mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
|
MB
|
BSB
|
|
4.
|
Terbiasa berperilaku ramah
|
BSH
|
BSH
|
|
5.
|
Terbiasa mengikuti
aturan
|
BB
|
MB
|
|
contoh per anak
Format skala capaian
perkembangan harian
Nama : cantika Kelompok : Tk B
Minggu :1 Bulan
: desembar 2019
No
|
Indikator
Penilaian
|
Tanggal
|
|||||
|
|
|
|
|
|||
1.
|
Menjawab pertayaan
|
BB
|
MB
|
BSH
|
BSH
|
BSB
|
|
2.
|
Terbiasa mengikuti
aturan
|
MB
|
MB
|
BSB
|
BSB
|
BSH
|
|
3.
|
Terbiasa mengucapkan
rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan.
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSH
|
|
4.
|
Berdoa sebelum dan
sesudah belajar
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSB
|
BSH
|
|
5.
|
Terbiasa mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
BSH
|
|
6.
|
Meyayikan lagu
ciptaan Tuhan
|
MB
|
MB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
|
7.
|
Meyebutkan nama
anggota tubuh
|
MB
|
BSB
|
BSB
|
BSB
|
BSH
|
|
3. Penilaian
hasil karya
Hasil karya adalah
hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan, hasil karya dapat
berupa pekerjaan tangan, misalnya : gambaran, lukisan, lipatan, hasil klase,
hasil guntinga tulisan atau coretan,
hasil roncean, bangunan balok, tari dan hasil prakarya penilaian hasil dari karya
anak dapat dilakukan apabila saat anak melakukan kegiatan atau anak telah
meyelesaikan tugasnya.
Cara penilaian hasil
karya yaitu :
a)
Tuliskan waktu
(hari, tanggal, bulan, dan tahun) pada hasil karya anak
b)
Tuliskan
deskripsi singkat tentang karya anak di hasil karya anak untuk dimasukkan ke
dalam portofolio
c)
Hasil karya anak
yang dikumpulkan cukup diambil 1 bulan sekali untuk setiap jenis karya anak.
Contoh format penilaian
hasil karya anak
Hasil Karya Anak
|
Hasil Pengamatan
|
KD
|
Tanggal 23 desember menggambar
|
-Berbentuk
lingkaran-lingkaran
-Gambar orang hanya
garis-garis lurus
|
Mengenal anggota
tubuh
|
4. Portofolio
evaluasi paud dalam evaluasi
Portofolio adalah suatu
cara yang digunakan untuk mengamati perkembangan hasil karya anak serta aspek
perkembangan pada anak, portofolio adalah kumpulan kegiatan anak didik dan
hasil kegiatan anak yang bertujuan yang dimana menunjukkan sejumlah usaha yang dilakukan anak, tentang
kemajuan atau perbaikan serta pencapian pada suatu bagian atau lebih dari
kurikulum, didalam portofolio terdapat nama anak, kelas anak, kelompok, usia,
identitas siswa, dan identitas wali murid.
H. Proses
Penilaian Autentik
1.
Menetapkan Indikator dan merancang kegiatan
Guru harus mengetahui dengan jelas kegiatan pelaksanaan
program yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Kemampuan apa yang akan
dimiliki dari kegiatan tersebut. Didalam kurikulum terdapat kompetensi KI, KD,
dan Indikator capaian perkembangan, guru memilih kemampuan mana yang ingin
dimilki anak dari kegiatan yyang akan dilakukannya. Setelah menentukan
kemampuan tersebut guru merancang program kegiatan dalam RPPH. Berdasarkan RPPH
tersebut guru menetapkan alat penilaian mana yang sesuai digunakan
untukmengetahui sejauh mana anak melakukan kegiatan dan memiliki kemampuan yang
telah ditetapkan dalam RPPH.
2.
Menyiapkan alat Penilaian
Alat penilaian yang digunakan disesuaikan dengan indikator
hasil belajar yang telah ditetapkan dalam RPPH. Kemampuan yang akan dinilai
terdiri dari: Anak dapat berdoa, anak dapat berkomunikasi secara lisan tentang
sesuatu hal: menyebutkan nama, tempat tinggal, kebiasaannya dirumah, pekerjaan
ayah atau yang lainnya sesuai tema.
3.
Menetapkan Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian adalah patokan ukuran keberhasilan anak
di usianya. Hal ini mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
(STPPA) yang ditetapkan dalam kurikulum tahun 2013 PAUD. Kriteria untuk daftar
cek pada tabel di atas dapat ditetapkan guru misalnya membaca dua doa dengan
benar dinilai sudah sesuai dengan harapan jika komdisi ini selalu munhcul
disetiap kegiatan. Bisa juga kriteria yang ditetapkan lain misalnya satu doa
atau tiga doa. Penetapan kriteria harus memperhatikan anak dan waktu yang
disediakan untuk memilki kemampuan tersebut.
4.
Mengumpulkan Data
Alat yang selesai
dibuat guru, digunakan untuk mengambil data yang berkaitan dengan kemampuan
yang ingin dinilai dari anak. Bila menggunakan daftar cek pada tabel sebelumnya
guru hanya memberi tanda cek (√) atau tanda yang lainnya pada kolom dan baris
yang dapat dilakukan anak. Penggunaan alat penilaian daftar cek berarti
mengumpulkan / mencatat data untuk beberapa anak sekaligus. Bila alat yang
digunakan hanya untuk perorangan berarti guru harus memilki alat untuk setiap
anak yang akan dinilai. Pengelolaan penilaian perkembangan anak usia dini
adalah sebagi berikut:
a.
Guru membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan
informasi yang tersedia.
informasi yang tersedia.
b.
Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak
secara tertulis kepada orang tua secara berkala, minimal sekali dalam satu
semester
c.
Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam
bentuk laporan lisan dan tulisan secara bijak, disertai saran-saran yang dapat
dilakukan orang tua dirumah.
Metode apapun yang dilakukan guru
untuk melaksanakan penilaian akan sangat bergantung pada kemampuan guru dalam
mengelola dan
melaksanakannya, langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk
melaksanakan evaluasi, yaitu:
melaksanakannya, langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk
melaksanakan evaluasi, yaitu:
1)
Perencanaan dan pengembangan alat.
2)
Pengumpulan evaluasi dan data evaluasi.
3)
Pengolahan dan pendeskripsian hasil.
4)
Membuat laporan pendidikan.
Pelaporan
merupakan kegiatan untuk menjelaskan hasil penilaian guru tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak yang meliputi
pembentukan perilaku dan kemampuan dasar. Tujuan pelaporan adalah
untuk memberikan penjelasan kepada orangtua dan pihak lain yang
memerlukan tentang pertumbuhan dan perkembangan dan hasil yang
dicapai oleh anak selama berada di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Pelaporan berbentuk uraian (deskripsi) dari masing-masing
PKB yang dikembangkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
pembentukan perilaku dan kemampuan dasar. Tujuan pelaporan adalah
untuk memberikan penjelasan kepada orangtua dan pihak lain yang
memerlukan tentang pertumbuhan dan perkembangan dan hasil yang
dicapai oleh anak selama berada di Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Pelaporan berbentuk uraian (deskripsi) dari masing-masing
PKB yang dikembangkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
I. Prinsip
Penilaian Autentik
Mengingat pentingnya penilaian dalam
menentukan kualitas pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan
penilaian hendaknya memperhatikan prinsip penilaian, prinsip penilaian
merupakan dasar untuk merencanakan sistem penilaian yang dikembangkan sesuai
kepentingan program penilaian. Prinsip penilaian autentik yaitu jenis penilaian
yang berhubungan dengan kondisi nyata dalam konteks yang bermakna, penilaian
dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kemendikbud“Prinsip-prinsip
penilaian pada anak usia dini yaitu, mendidik, berkesinambungan, objektif,
akuntabel, transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna”.
Mendidik merupakan proses yang dapat dijadikan
dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan
berkembang secara optimal. Penilaian di lakukan secara berkesinambungan yaitu
terencana, bertahap dan terus-menerus. Penilaian juga dilakukan secara objektif
didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan anak diperlukan penlaian secara sistematis atau terprogram,
dengan demikian semua hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi
anak, orang tua dan guru. Haenilah juga mengungkapkan bahwa “Sasaran evaluasi
autentik mencakup seluruh aspek perkembangan anak”. Aspek yang dinilai oleh
guru mencakup program pengembangan yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD) anak
usia dini yaitu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
usia dan tahapan perkembangan anak.
J.
Evaluasi
1.
Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah
proses mengumpulkan data dasar misalnya, tentang epektifitas program belajar
dan pembelajara, misalnya PKB (program kegiatan belajar), kebijakan dan
prosedur pelaksanaan PPP(program pembentukan prilaku) atau PKD (pengembangan
kemampuan dasar).
Secara
oprasional mengevaluasi program pembelajaran berarti mengamati, memeriksa,
meneliti, maksud atau tujuan dalam merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan
program tertentu, misalnya tujuan sasaran (TPK adalah tujuan pembelajaran
khusus), dan hasilnya (hasil belajar aktual).
Saat mengevaluasi program, guru perlu mengamati cara
anak merespon proses dan sumber belajarnya, misalnya dengan mempertanyakan pada
diri sendiri : mengapa anak didik saya bersikap seperti itu? mengapa terjadi
pembelajaran yang tak diharapkan? Bagaimana sebenarnya strategi pembelajaran
yang tepat untuk si anak?Efektif kah jika saya manfaatkan media ini untuk
belajar mengenal posisi? Selanjutnya perlu dipikirkan apa yang harus ditindak
lanjuti dari temuan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut.[11]
Evaluasi secara umum proses menentukan nilai untuk
suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan tertentu untuk menentukan
tujuan tertentu.
Evaluasi
menurut Ign masidjo adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek
melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar
mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud. (penentuan besaran, dimensi, kapasitas,
biayanya terhadap suatu standar atau suatu ukuran).
Evaluasi
menurut Endang puwatih adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
memberikan angka-aada suatu gejala atau peristiwa, benda, sehingga hasil
penilaian akan selalu berupa angka.
2.
Tujuan Evaluasi
1.
Mengakses perkembangan bahasa sastra anak
didik.
2.
Mengetahui tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
3.
Fungsi Evaluasi
1.
Fungsi Selektif
Fungsi yang dapat menyeleksi
seseorang apakah mempunyai kompetensi yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.Contohnya : menentukan anak diterima atau tidak menjadi ketua kelas.
2.
Fungsi Diagnosa
Bertujuan untuk mengetahui dapat kelebihan serta kekurangan seseorang
dalam bidang kompetensi tertentu.Contohnya : untuk mengetahui kelebihan serta
kekurangan seorang siswa didalam bidang studi yang didapatkannya disekolah.
3.
Fungsi Penempatan
Bertujuan untuk dapat mengetahui
dimana posisi yang terbaik seseoarang pada suatu bidang tertentu.Contohnya :
untuk mengetahui posisi terbaik untuk anak sesuai dengan percapaian anak
didalam kelas.
4.
Fungsi Pengukuran Keberhasilan
Berfungsi untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pada suatu
pembelajaran, termasuk juga metode yang dipakai, pengunaan sarana, serta
pencapaian tujuan.[13]
K.
Perkembangan Nilai Agama
1.
Pengertian Nilai Agama
Menurut Chabib Thoha, nilai agama adalah suatu kepercayaan yang
berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan seseorang bertindak atau
menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas
dikerjakan.[14]
Perkembangan nilai-nilai agama kepada anak
usia dini diantaranya : anak mulai memiliki minat atau ketertarikan, membentuk
suatu pola perilaku, mengasah potensi yang positif didalam diri anak.
Perkembangan agama pada anak usia dini yang
berumur 4-6 tahun termaksud pada tingkatan ini anak menghayati konsep ketuhanan
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual.[15]
Perkembangan nilai merupakan sifat yang telah melekat pada sesuatu
yang telah berhubungan dengan kehidupan manusia, atas tindakan yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan.[16]
Perkembangan agama dapat diartikan sebagai perkembangan yang
terkait dengan perilaku yang harus dilakukan dan perilaku yang harus dihindari
oleh individu berdasarkan kepercayaan yang diyakininya.
2.
Tahapan nilai agama
a.
Tahap 1 : awal masa anak-anak (usia 1-6
tahun) hafalan dan fankisi adalah sama
b.
Tahap 2
: akhir masa anak-anak (usia 6-11 tahun) pemikiran logis
c.
Tahap 3
: awal masa remaja (usia 11-15 tahun) pemikiran lebih abstrak,
menyesuaikan diri dengan lain.
d.
Tahap 4 : akhir masa remaja dan awal dewasa
(15-18 tahun) pemikiran pertama kali memikul tanggung jawab.
f.
Tahap 6
: akhir masa (usia 23-akhir) pemikiran sudah mulai melupakan dunia dan
lebih memikirkan ke akhirat.
3.
Tujuan nilai agama
a.
Membiasakan anak untuk sopan terhadap orang
lain atau orang tua
b.
Membiasakan anak menghargai orang lain
L.
Perkembangan moral
1.
Pengertian moral
Moral adalah mencangkup tentang
perkembangan fikiran (kognitif), perasaan dan perilaku menurut aturan atau
kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika
berinteraksi dengan orang lain (hurlock). Agama memiliki arti yang sama
pentingnya dengan moral menurut adams dan gullota. Agama dapat menjelaskan
kenapa seseorang mampu membandingkan tingkah laku.
Perkembangan moral berkaitan dengan aturan
dan konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Bentuk perkembangan moral : pemikiran, tindakan
dan perasaan.
Perkembangan moral pada anak usia dini adalah perubahan psikis pada
anak yang memungkinkan dapat mengetahui mana perilaku baik yang harus dilakukan
dan mengetahui perilaku buruk yang harus di hindarinya berdasarkan norma-norma.[19]
Moral berkembang melalui norma-norma sosial
atau mengikuti cara yang di pakai oleh keluarga, seorang pendidik dan
lingkungannya.
Mengevaluasi sisi positif dari perkembangan
moral anak-anak: altruisme.
1. Pandangan piaget tentang bagaimana penalaran moral anak-anak
berkembang, piaget menyimpulkan bahwa anak-anak berfikir dengan dua cara yang
jelass-jelas berbeda tentang moralitas, bergantung pada kedewasaan perkembangan
mereka.
a. Heteronomous morality (usia 5-10 tahun).Pada tahap ini anak mengenal apa
itu moral tetapi belum bisa menyadari bahwa moral itu perlu.[20]
b. Autonomous morality atau morality of cooperation (usia 10 tahun
keatas).Pada tahap ini anak sudah mulai tumbuh melalui kesadaran, berfikir
tentang mana moral yang baik atau tidak baik.
2.
Tujuan dan fungsi perkembangan moral
a. Untuk menjamin terwujud nya harkat dan martabat pribadi seorang anak dan
kemanusiaan.
b. Untuk memotifasi manusia agar bersikaf dan bertindak dengan penuh
kebaikan dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi
dalam moral.
c. Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama
d. Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena
menunaikan fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin dan
perasaan berdosa atau kecewa
e. Moral dapat wawasan masa depan kepada anak, baik sanksi sosial maupun
konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh pertimbangan sebelum
bertindak.
f. Moral dalam diri anak juga dapat memberikan landasan kesabaran dalam
bertahan untuk mendorong naluri dan keinginan atau nafsu yang mengancam harkat
dan martabat pribadi.[21]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas tentang penliaian autentik dapat penulis simpulkan bahwa penilaian
autentik adalah penilaian yang dilakukukan secara langsung untuk mengetahui
pertumbuhan dan aspek perkembangan anak melalaui pengukuran yang akan dilihat
pada proses akhirnya melihat keterampilan peserta
didik secara nyata. Karakteristik
penilaian autentik terdapat beberapa hal diantaranya adalah penilaian tidak
disajikan dalam bentuk angka atau huruf melainkan dalam bentuk narasi atau
uraian kualitatif dengan kata-kata, mendorong anak utnuk melakukan evaluas diri
atas karyanya sendiri untuk mengtahui dan menentukan hal-hal yang perlu
ditingkatkan serta bagaimana cara meningkatkannya, namun bukan untuk
mencari-cari kesalahan, dilakukana terutama melalui pengamatan dan perekaman,
memandang kemajuan anak sebagai perbandingan prestasinya sekarang dab yang
telah lalu, bukan terhadap rerata sekelompok anak.
Instrumen penilaian autentik yaitu penilian kompetensi sikap, penilian
kompetensi pengetahuan, penilian kompetensi pengetahuan strategi asesmen ialah seni
mempertimbangankan terjadi pristiwa dalam mencapai maksud tujuan, yaitu
meperoleh data informasi sabagai bukti perubahan dan pengembangan kemajuan
belajar anak didik, menyiapkan/menyediakan data informasi terus menerus tentang
kinerja anak didik yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
evaluasi.
Ciri-ciri
enilaian autentik berikut ciri-ciri penilaian autentik adalah sebagai berikut
harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
Artinya dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja
dan produk atau hasil yang di kerjakan oleh peserta didik, di laksanakan selama
dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya dalam melakukan penilaian
terhadap peserta didik, guru di tuntut untuk melakukan penilaian terhadap
kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah
melakukan kegiatan pembelajaran, mengunakan berbagai cara dan sumber. Artinya
dalam melakukan penilaian, tugas-tugas yang di berikan kepada peserta didik
mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari,
mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan
tiap hari.
B. Saran
Penulisan menyadari makalah ini masih bayak
kekuraga, maka dari itu penulisan mengharapka kritik da sara dari pembaca
sebagai pedoma penulisa makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Arsita Linda,
2017. Mengembangkan Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini, (Lampung
: Universitas Islam Negeri).
Dedesukarsih,
2011. tujuan pengembangan moral dan nilai agama.blogspot.com.
Https://superthowi-wordpress-com.cdn.ampproject.org.
Https://www.paud.id/2015/11/contoh-catatan-anekdot-paud-kurikulum
-2013.htm diakses pada 15 oktober 2019 waktu
20:15
Https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org.
Iksan Waseso, Mukti Amini, Sri Tatminingsih, Evaluasi
Pembelajaran Tk, (Tanggerang Selatan, Pt Universitas Terbuka, 2018)
Lubis Mawardi,
2008. Evaluasi Pendidikan Nilai Perkembangan Moral Keagamaan,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar).
Raharjo
Setiaji, 2012. Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Pada Anak Usia Dini, Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta).
Salinan Lampiran Permendikbut No 66 tahun 2013 Tentang Setandar
Penilaian
Sri Tutur Martaningsih, Ika Maryani, Laila Fatmawati, dan
Pelatihan Penilaian Autentik, Prodi PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan,
2015,
Suyadi,
strategi Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, (Bandung PT
Remaja Rosdakarya, 2013),
Thoha Chabib,
1996. Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Belajar).
Undang-undang
RI . 20 Tahun 2003 tengtang sistem pendidikan nasional,(bandung)
Waseso Iksan,
2005. Evaluasi Pembelajaran TK, (Tangerang Selatan : CV. Gerina Prima).
[1] Undang-undang RI . 20 Tahun 2003
tengtang sistem pendidikan nasional,(bandung: fokusmedia, 2009) H.6
[2] Sri Tutur
Martaningsih, Ika Maryani, Laila Fatmawati, Penilaian Autentik, Prodi
PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan, 2015, hlm 27
[3] Salinan Lampiran
Permendikbut No 66 tahun 2013 tentang Setandar Penilaian
[4] Suyadi, strategi
Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Berkarakter, (Bandung PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm 87
[5] Iksan Waseso,
Mukti Amini, Sri Tatminingsih, Evaluasi Pembelajaran Tk, ( Tanggerang
Selatan, Pt Universitas Terbuka, 2018) hlm 4.15-4.16
[6] Drs. Iksan Waseso. 2018, Evaluasi Pembelajaran
TK, Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Hal. 5.5-5.6
[7] Drs. Iksan Waseso. 2018, Evaluasi Pembelajaran
TK, Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Hal. 5.13
[8] Drs. Iksan Waseso. 2018, Evaluasi Pembelajaran
TK, Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Hal. 5.13 – 5.15
[9]https://www.paud.id/2015/11/contoh-catatan-anekdot-paud-kurikulum
-2013.htm diakses pada 15 oktober 2019
waktu 20:15
[10] www.
Paudgarsel.com, diakses pada 18-09-2019 waktu 20:57
[11] Iksan Waseso, Evaluasi
Pembelajaran TK, (Tangerang Selatan : CV. Gerina Prima, 2005), Hlm 1.3-1.4.
[12]Iksan Waseso,
Evaluasi Pembelajaran TK, (Tangerang Selatan : CV. Gerina Prima, 2005), Hlm
1.5.
[13]
Https://superthowi-wordpress-com.cdn.ampproject.org.
[14] Chabib Thoha, Pendidikan
Islam, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 1996), Hlm 13.
[15] Setiaji
Raharjo, Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Pada Anak Usia Dini, (Yogyakarta
: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), Hlm 18.
[16] Mawardi Lubis,
Evaluasi Pendidikan Nilai Perkembangan Moral Keagamaan, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2008), Hlm 17.
[17] Https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org.
[18] Dedesukarsih.tujuan
pengembangan moral dan nilai agama.blogspot.com.tahun 2011.
[19] Linda Arsita, Mengembangkan
Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini, (Lampung : Universitas Islam
Negeri, 2017), Hlm 39.
[20]Https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org.
No comments:
Post a Comment