MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK ITEORI DAN METODE PENELITIAN
DALAM PSIKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam usahanya untuk
mempelajari tingkah laku manusia, psikologi menggunakan beberapa metode-metode
tersendiri untuk menyelidiki terhadap objeknya . objek pisikologi adalah
perbuatan manusia, yyaitu perbuatan manusi yang bersifat kompleks dan selalu
berubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi yang hidup dinamis selalu
berubah untuk maju menuju kesempurnaannya. Oleh karna itu, penggnaan untuk
suatu metode yang bagai mana baiknya, pasti tidak dapat mengetahui kebenaran
yang mutlak, sebap tiap-tiap metode pasti memiliki kelemahan disamping kelebihannya.
Penentuan suatu metode merupakan hal yang penting setelah penentuan objek yang
akan di pelajari. Dari segi metode akan terlihat ilmia tidaknya suatu
penelitian itu. pada dasarnya metode penelitian dapat di bedakan atas dua
bagian yang besar, yaitu metode longitudinal dan crossectional. Di samping
metode tersebut dalam penelitian pisikologi di gunakan pula metode
eksperimental dan non eksperimental.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Teori Belajar Behavioristik
2.
Bagaimana Exsperimen dan teori
celassical conditioning
3.
Bagaimana Teori belajar social Albert Bandura
4.
Bagaimana Aplikasi teori belajar humanistic dalam
pembelajaran
5.
Bagaimana Langkah Penelitian Ilmiah
C.
Tujuan Masalah
1. Mengetahui Teori Belajar Behavioristik
2. Mengetahui Exsperimen
dan teori celassical conditioning
3. Mengetahui Teori belajar social Albert Bandura
4. Mengetahui Aplikasi teori belajar humanistic dalam
pembelajaran
5. Mengetahui Langkah Penelitian Ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Belajar Behavioristik
Belajar dalam
pandangan behaviorestik merupakan sebuah bentuk perubahan yang di alami siswa
dalam bentuk perubahan kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.[1]
Teori belajar
behavioristik memandang belajar yang terjadi pada individu lebih kepada
gejala-gejala atau fenomena jasmania yang terlihat dan trukur serta mengabaikan
aspek-aspek mental atau fisikologis lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat,
dan perasaan atau emosi individu selama belajar. Dengan demikian, pokok
perhatian teori behavioristic adalah belajar akan terjadi akibat adanya
interaksi stimulus/input dan respon/output yang dapat di amati dan di ukur.
Tokoh-tokoh
teori behavioristik di antaranya Edwin
Guthrie, Clark Hull, Edward Lee Thorndike dengan teori belajar connectionism,Ivan Pavlov dengan teori
belajar classical conditioning, B.F.
Skinner dengan teori belajar operant
conditioning, dan Albert Bandura dengan teori belajar social atau social
learning.
1.
Edwin Lynn Thorndike
a.
Exsperimen dan teori belajar koneksionisme (Connectionism)
Belajar
pada dasarnya merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi akibat adanya stimulus dan respon.Stimulus merupakan
bentuk perubahan lingkungan sebagai tanda bagi organisme untuk bertindak,
sedangkan respon merupakan tingkah laku yang di munculkan organisme yang untuk
bertidak, sedangkan respon merupakan tingkah laku yang di munculkan organisme
setelah menerima stimulus.Thorndike melakukan exsperimen dengan seekor kucing
dan sebuah sangkar.Kucingpun di masukkan ke dalam sangkar (puzzle box).
Bentuk
yang paling mendasar dari belajar adalah melalui latihan-latihan dan
pengulangan dalam bentuk Trial and error
learning atau selecting and connecting
learning.
b.
Hukum kesiapan
Hokum
ini menyatakan bahwa semakin siap individu untuk memperoleh dan melakukan
perubahan tingkah laku maka pelaksanaan tingkah laku tersebut menimbulkan
kepuasan pada individu dan akan cenderung di perkuat.
c.
Hukum latihan
Hukum
ini menyatakan bahwa semkin sering sebuah
tingkah laku di ulang, di latih, atau di gunakan maka asosiasi yang terbentuk
semakin kuat. Dampaknya belajar pada siswa akan lebih berhasil apabila banyak
latihan atau pengulangan.
d.
Hukum akibat
Hukum
ini menyatakan bahwa hubungan stimulus respon akan di perkuat apabilah
akibatnya menyenangkan dan akan di tinggalkan bila hasilnya tidak menyenangkan
atau tidak memuaskan. Oleh sebab itu, peroses belajar bagi siswa akan
menjadikan siswa menjadi lebih semangat apabilah siswa mengetahui dan
mendapatkan manfaat serta hasil yang baik.
e.
Hukum reaksi bervariasi
Hukum
ini menyatakan bahwa untuk memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan
masalah di dahului peroses trial and error sebagai bentuk
macam-macam respons
f.
Aplikasi teori belajar connectionism
dalam pembelajaran
Peroses
pembelajaran yang di lakukan oleh guru kadang-kadang perlu memerhatikan
aplikasi dari teori belajar tersebut.
2.
Ifan Petrovich Pavlov[2]
a.
Exsperimen dan teori celassical conditioning
Pavlov
melakukan exs[erimen dengan menggunakan anjing, daging, bel. Ia melakukan
kombinasi daging sebagai prangsang asli atau US (unconditioned stimulus) dengan bel sebagai perangsal netral (neutral stimulus) yang menjadi stimulus
bersyarat, yaitu kombinasi daging dang bel
atau CS (conditioning stimulus), bersamaan
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan, yaitu muncul
air liur anjing atau CR meskipun hanya mendengar bunyi bel.
b.
Alikasi Teori Classical
Conditioning dalam Pembelajaran
Aplikasi
ini dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, sebagai
berikut.
1)
Membuat kegiatan belajar seperti membaca menjadi lebih menyenangkan
bagi siswa dengan cara membuat ruang membaca yang enak, nyaman, dan menarik.
2)
Mendorong dan mengaktifkan siswa yang pemalu, tetapi pandai dengan
cara memintanya membantu siswa lain yang tertinggal materi.
3)
Membuat tahap-tahap rencana jangka pendek untuk mencapai tujuan.
4)
Apabila ada siswa yang merasa takut atau minder berbicara didepan
kelas, dapat dibantu melalui aktivitas-aktivitas sederhana. Dengan memulai
membaca didepan kelas.
3.
Burrhus Frederic Skinner
a.
Eksperimen dan Teori Operant
Conditioning
Skinner
melakuan percobaannya didalam laboratorium dengan menggunakan tikus serta
burung merpati yang lapar dan sebuah kotak yang dilengkapi dengan tombol, alat
pemberi makan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur, dan lantai yang
dapat dialiri listrik.Dalam percobaannya itu menghasilkan sebuah teori yang
disebut Operant Conditioning atau
pengkondisian operan (penguat positif dan negatif).Perilaku operan dapat
meningkatkan sebuah perilaku sesuai dengan yang diinginkan. Unsur terpenting
dalam belajar adalah penguata, artinya adalah pengetahuan yang terbentuk
sebagai hasil adanya S-R akan semakin kuat bila individu diberi penguat.
b.
Aplikasi teori belajar Operant Conditioning
Ada
beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar
1)
Dalam proses pembelajaran, laporan atau hasil proses belajar harus
segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diberi
penguat
2)
Dalam proses belajar dan pembelajaran, guru harus mengikuti irama
siswa yang belajar.
3)
Pelaksanaan proses pembelajaran ada baiknya materi-materi pelajar
disusun dan dilaksanakan menggunakan system modul.
4)
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak menggunakan dan
menerapkan hukuman.. namun, pendidik berusaha mengubah lingkungan agar tidak
memunculkan perilaku siswa yang harus dihukum
5)
Apabila tingkah laku yang diinginkan pendidik muncul, siswa segera
diberi hadiah sebagai bentuk penguatan
6)
Dalam pembelajaran digunakan Shaping,
pembentukan pembiasaan-pembiasaan atas dasar pengalaman belajar dari
rangkaian stimulus dan respons.
4.
Teori belajar social Albert Bandura[3]
Eksperimen Bandura yang sangat familiar adalah eksperimen Bobo Doll.Karena eksperimen menggunakan
seorang anak kecil bersama dengan sebuah boneka. Prosesnya adalah anak kecil
diletakan disebuah ruangan yang terpisah dekat dengan kaca yang tembus pandan,
diruangan sebelahnya, boneka dan seorang dewasa yang telah dikondisikan
ditempatkan sehingga si anak dapat melihat semua aktivitas orang dewasa dengan
bonekanya.
Dalam hasil eksperimennya memunculkan teoriyang dikenal sebagai teori belajar sosial.Hal ini menunjukkan
pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku dan proses belajar, membentuk
sikap siswa, serta memengaruhi reaksi orang lain dalam proses belajar. Artinya,
proses belajar pada individu akan lebih banyak terjadi melalui proses
pengamatan terhadap situasi dan kondidi lingkungannya. Oleh sebab itu, teori
ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebanyakan perilaku manusia dipelajari
sebagai hasil pengamatan melalui proses modeling,
dari pengamatan satu ke bentuk pengamatan lainnya yang membentuk sebuah
perilaku baru yang akan digunakan sebagai pedoman dan patokan dalam bertindak.
Proses belajar sosial yang dilakuakan oleh individu akan terjadi
apabila mengikuti dan memenuhi prinsip-prinsip berikut.
a.
Individu akan lebih menyukai perilaku yang ditiru apabila perilaku
model sesuai dengan nilai-nilai yang dmilikinya.
b.
Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan
tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya memilki nilai yang bermanfaat
bagi individu tersebut.
c.
Dari segi pengajaran, pengajar atau guru diharapkan mampu
mengharapkan proses pembelajaran kolaboratif.
d.
Tingkat tertinggi belajar pengamatan adalah dengan cara
mengorganisasikan sejak awal dengan cara menulang perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya.
e.
Dari segi penilaian, pendidik atau guru diharapkan mampu
menyediakan lingkungan dan insentif yanga akan mendukung agar perilaku positif
dapat berlangsung.
B.
Teori Belajar Kognif[4]
Teori belajar
kognitif memandang belajar sebagai sebuah proses belajar yang mementingkan
proses belajar itu sendiri dari pada hasil belajarnya. Belajar dalam pandangan
penganut aliran kognitif tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respons saja akan tetapi merukan aktivitas yang melibatkan proses berfikir
secara kompleks, artinya terdapat aktivitas selama proses belajar yang terjadi
didalm otak individu. Oleh sebab itu, pemahaman kunci terhadap teori
pembelajaran kognitif adalah:
1.
System ingatan atau memori didalam otak selama individu belajar
merupakan suatu proses informasi yang aktif dan terorganisasi
2.
Pengetahuan awal pada individu memilki peranan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran.
C.
Aplikasi Teori Belajar Kogniti dalam
Pembelajaran
Teori belajar
kognitif memandang bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
pikiran guru ke pikiran siswa.Akan tetapi, siswa harus aktif secara mental
fisik membangun struktur kognitif pengetahuannya berdasrkan tingkat kematangan
koginitf yang dimilkinya.Ada beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan oleh
guru terkait pelaksanaan pengajaran berdasarkan teori kognitif.
1.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.
guru menyediakan berbagai
pengalaman belajar bagi siswa secara konkret
b.
Guru menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar bagi siswa
c.
Guru berusaha mengintegrasikan materi dan proses pembelajaran
dengan siuasi yang realistik dan relevan dalam kehidupan nyata siswa
d.
Guru berusaha mengintegrasikan proses pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media pembelajaran
e.
Guru melibatkan siswa secara aktif, fisik, emosional dan sosial.
2.
Strategi pembelajaran koginif
Beberapa
strategi pembelajaran kognitif yaitu:
a.
Top-Down Processing, strategi ini menuntut siswa untuk belajar dari
hal-hal yang kompleks untuk dipecahkan dan menghasilkan keterampilan yang
dibutuhkan.
b.
Cooperative Learning, strategi ini menekankan proses belajar bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep-konsep yang sulit
jika mereka mendiskusikannya dengan siswa lain tentang problem yang dihadapi.
c.
Generative learning, strategi ini menekankan adanya integrasi dan
kesesuaian antara pengetahuan baru dengan skemata yang dimilki siswa. Beberapa
contoh aplikasi belajar humanistic :
1)
Membantu Siswa
dalam Membuat Peta Konsep
Penerapan lainnya yaitu dalam membantu siswa membuat peta konsep dari apa
yang telah ia pelajari. Siswa akan lebih suka memahami sesuatu berdasarkan
caranya sendiri. Jika ada kesalahan dalam proses pembelajaran, tugas pengajar
hanya melakukan klarifikasi. Selebihnya siswa yang kemudian akan membuat
ringkasan, kesimpulan dan lain sebagainya dari hasil pembelajaran yang sudah ia
lakukan
2)
Hasil
Pembelajaran
Belajar tanpa penerapan di lingkungan
nyata sama saja bohong. Setidaknya dalam psikologi humanistik ini tidak
terjadi. Pembelajaran yang sudah dicapai kemudian akan diminta kepada siswa
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Cara ini tentu saja bisa
sangat efektif mengingat pembelajaran yang sudah didapat akan benar-benar
diaplikasikan. Siswa menjadi lebih percaya diri dan mau mempelajari banyak hal
lagi. Stimulus ini penting untuk diberikan supaya seseorang tetap mau untuk
mengembangkan dirinya.
3)
Menentukan Strategi
Belajar
Penentuan strategi belajar yang tepat
juga bisa dilakukan melalui penerapan psikologi humanistik ini. Seseorang bisa
menjadi lebih cepat dalam berkembang karena mendapatkan strategi belajar yang
tepat. Psikologi humanistik tidak berusaha memaksa orang untuk mengikuti
standar tertentu. Apa yang menjadi potensinya, itulah yang berusaha
ditonjolkan. Tentu semua akan sepakat dengan konsep menarik ini. Strategi
belajar yang tepat juga dapat membantu untuk pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar yang memang sesuai. Tidak ada lagi standar baku yang dipukul rata bagi
setiap individu, sebab masing-masing individu pasti memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
3.
Model pembelajaran kognitif
a.
Discovery Learning, model pembelajaran ini adalah siswa didorong
untuk belajar dengan diri mereka sendiri, melalui kegiatan aktif siswa untuk
memahami konsep dan prinsip yang didukung pengalaman serta menghubungkan
pengalamannya dengan konsep yang mereka pelajari dan pendampingan guru.
b.
Reception Learning, model pembelajaran ini adalah guru mempunyai
tugas untuk menyusun dan merancang situasi pembelajaran, memilih materi yang
sesuai bagi karakteristik siswa, kemudian mempresentasikannya atau menyampaiakn
materi pelajaran dengan baik yang dimulai dari umum ke spesifik.
c.
Assitet Learning, model pembelajaran ini terjadi melalui inteaksi
dan percakapan seorang individu atau siswa dengan lingkungan disekitarnya, baik
dengan teman sebaya, orang dewasa, guru atau orang lai dalam lingkungannya.
d.
Active Learning, model pembelajaran ini merupakan proses belajar
erbaik untuk menguasai dan memahami materi pembelajaran adalah dengan
mengerjakan kegiatan belajar aktif, untuk mempelajari gagasan dan pemecahan
masalam serta mempraktikan apa yang telah mereka pelajari
D.
Teori Belajar Humanistik[5]
Teori belajar humanistik
memandang bahwa siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila ia
telah mampu mengerti dan memahami lingkungan serta dirinya sendiri. Penganut
aliran humanistic ini meyakini adanya perasaan, persepsi, keyakinan, dan
maksud-maksud tertentu sebagai perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang
berbeda dengan orang lain. Oleh sebab itu aliran teori belajar humanistic lebih
cenderung disebut sebagai teori belajar yang paling ideal.
Ada bebebrapa
hal yang di tempuh dalam peroses pembelajaran terutama pada peroses pendahuluan
belajar yaitu :
1.
Memeberikan sugesti-sugesti positif terhadap siswa
2.
Memeberikan pemaparan tentang manfat dari mempelajari materi
pembelajaran yang akan di sampaikan nanti.
3.
Memeunculkan rasa ingin tahu siswa dengan berbagai kegiatan
terutama mengaitkannya dengan kehidupan keseharian siswa.
4.
Menciptakan lingkungan fisik pembelajaran yang positif dan
menyenangnkan mencakup tata ruang dan kondisi lainnya
5.
Menciptakan lingkungan sosioemosional yang menyenangkan bagi
seluruh siswa
6.
Meredahkan rasa gelisah,takut dan sebagainya yang mungkin di miliki
siswa sebelum peroses pembelajaran di mulai
7.
Menghilangkan segalah bentuk hambatan yang mungkin muncul dan
peroses pembelajaran dan mengajak siswa untuk terrlibat secara penuh sejak
pembelajaran sampai akhirnya pembelajaran.
E.
Aplikasi teori belajar humanistic
dalam pembelajaran[6]
1.
Hal-hal yang perlu di perhatikan
a.
Manusia memiliki kemapuan untuk belajar secara alami
b.
Belajar akan menjadi signivikan bagi siswa bila materi pelaran yang
disampaikan yang rasakan oleh siswa memiliki relevansi dengan maksut,tujuan,
dan femikiranya
c.
Peross dan hasil belajar yang bermakna atau berarti bagi
perkembangan serta pertumbuhan siswa akan di peroleh dengan cara metode
pembelajran proses , yaitu siswa melakukannya atau belajar tentang peroses
d.
Peroses belajar akan semakin lancer apabilah melibatkan siswa
secara aktif dan memebiarkan siswa ikut bertanggung jawab dalam peroses belajar
[7]
e.
Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan peribadi secara
keseluruhan merupakan cara belajar yang akan memberikan hasil mendalam dan
lebih bermakna
2.
Bentuk model pembelajaran berdasarkan teori humanistik
a.
Conpluen education merupakan model pembelajaran dalam pendidikan
yang memadukan atau mempertemukan pengalaman-pengalaman avektiv dengan belajar
kognetif di dalam kelas
b.
Open education merupakan peroses pendidikan secara terbuka,model
pembelajran ini memeberikan kesempatan dan kebebasan pada siswa untuk bergerak
bebas di lingkungan kelas dan memiliki aktifitas belajar mereka sendiri
sesuaiminat dengan bimbinganan dan pendampingan guru.
c.
Cooperative learning model pembelajaran ini di tandai dengan adanya
tugas-tugas,tujuan dan reword yang cooperative artinya,siswa didorong untuk
dapat mengerjakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama dengan teman yang
lainnya.
d.
Tiem game tournament siswa dengan jenis kecerdasan dan kelamin yang
berbeda di kelompokkan sehingga kelompok lebih heterogen dengan jumlah 5-6
siswa untukbelajar bersama
F.
Metode-metode penilitian dalam psikologi[8]
1.
Metodelongitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu
relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian.dengan metode ini
penelitian di lakukan hari demi hari, bulan-demi bulan bahkan tahun demi tahun.
Hasil pengamatan di kumpulkan dan dioleh kemudian di tarik kesimpulannya
2.
Metode cross-sectional
Metode ini merupakan suatu penelitian yang tidak memebutuhkan waktu
yang terlalu lama didalam mengadakan penelitian.dengan metode ini dalam waktu
yang relative singkat dapat di kumpulkan bahan yang banyak.Jadi kalau di lihat
jalannya penelitian secara horizontal disamping metode tersebut penelitian
sikologi di gunakan pula metode eksperimental dan non eksperimental.dengan
metode eksperimental peneliti dengan sengaja menimbulkan keadaan yang ingin di
teliti, dan hal ini berbeda dengan yang non ekperimental.Dalam penelitian yang
non eksperinteal peneliti mencari dan menunggu keadaan atau situasi yang ingin
di teliti, jadi mencari situasi dalam keadaan wajar (natural).
Ada
beberapa metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
a.
Metode introspeksi
Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat
peristiwa-peristiwa kejiwaan kedalam dirinya sendiri.Metode ini dapat
eksperimental dan non eksperimental.Tentu saja penelitian ini dijalankan dengan
penuh kesadaran dan secara sistematis menurut norma-norma penelitian
ilmiah.Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri, maka
metode ini mengandung kelemahan-kelemahan.
Kelemahan pokok yang sering dikemukakan terhadap metode ini ialah
bahwa metode ini bersifat subjektif, karena orang sering tidak jujur dalam
mengadakan penilaian terhadap dirinya
sendiri apalagi mengenai hal-hal yang tidak baik. Metode ini hanya terdapat
pada manusia saja dan hanya bisa dilihat oleh manusia itu sendirikarena metode
introspeksi merupakan metode yang khas hanya terdapat psikologi.
b.
Metode introspeksi eksperimental
Pada
metode ini hanya diri peneliti yang menjadi objek. Dirinya sendiri yang menjadi
ukuran segala-galanya.
c.
Metode ekstrospeksi
Metode
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode
introspeksi. Pada metode ekstrospeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri
tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sifat yang objektif dalam
penelitian tersebut.
d.
Metode kuesioner
Metode
ini merupakan penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan
yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari
penelitian tersebut. Pertanyaan dalam angket bergantung pada maksud serta
tujuan yang ingin dicapai. Pada garis besarnya angket terdii dari dua bagian
besar, yaitu:
1)
bagian yang mengandung data identitas
2)
bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh
jawaban
e.
metode interviu
interviu
merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan secara lisan.
f.
Metode biografi
Metode
ini merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup.
Dalam biografi orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun
sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, biografi
juga merupakan sumber penelitian dalam lapangan psikologi.
g.
Metode analisis karya
Metode
ini merupakan suatu metode penelitian dengan mengadakan analisis dari hasil
karya. Misalnya tentang gambar-gambar, karangan yang telah dibuat, karya ini
merupakan pencetus dari keadaan jiwa seseorang. Dalam hal ini termasuk juga
buku harian seseorang.
h.
Metode klinis
Metode
ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan
orang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal).
i.
Metode testing[9]
Metode
ini merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal,
pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah distandardisasikan.
j.
Metode statistik
Metode
statistik digunakan untuk mengadakan penganalisian terhadap materi atau data
yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.
G.
Langkah Penelitian Ilmiah
Tujuan dari
studi psikologi adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi bahkan
mempengaruhi proses atau perilaku mental. Untuk melakukan ini psikologi
menggunakan metode ilmiah untuk mengadakan penelitian psikologis. Metode ilmiah
diterapkan dari sejumlah prinsip dan prosedur yang digunakan para peneliti
untuk mengembangkan petanyaan, mengumpulkan data dan mencapai kesimpulan. Ada
langkah-langkah penelitian dalam metode ilmiah tersebut, yaitu:
1.
Melakukan pengamatan
Sebelum
melakukan penelitian tentunya harus memilih topik untuk dipelajari. Selain itu,
harus melakukan review menyeluruh mengenai literatur yang ada untuk mendapatkan
informasi berguna mengenai apa yang telah dipelajari mengenai suatu topik dan
pertanyaan apa yang masih harus dijawab.
2.
Merumuskan pertanyaan
Langkah
selanjutnya yaitu merumuskan petanyaan. Peneliti akan menyusun hipotesis yang
merupakan tebakan terpelajar mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel.
3.
Menguji hipotesis dan mengumpulkan data
Metode
tepat yang digunakan untuk menyelidiki sebuah hipotesis bergantung kepada apa
yang sedang dipelajari.
4.
Menguji hasil dan menarik kesimpulan
Jika
telah merancang studi dan mengumpulkan data, waktunya untuk menguji informasi
ini dan menarik kesimpulan mengenai temuan mereka menggunakan statistik untuk
menyimpulkan data, menganalisa hasil berdasarkan bukti yang ada.
5.
Melaporkan hasil penelitian
Setelah
semuanya sudah dilakukan terakhir adalah melaporkan hasil penelitiannya
tersebut. Langkah ini merupakan bagian penting dari proses karena dapat
menyumbang kepada dasar pengetahuan secara keseluruhan dan bisa membantu ilmuan
lain untuk menemukan bidang penelitian lain untuk dieksplor.
Metode dalam
mempelajari psikologi umum digunakan para peneliti untuk menyelidiki fenomena
psikologi dan mempelajari aspek-aspek berbeda dari bagaimana orang berfikir dan
berperilaku. Proses ini tidak saja memungkinkan para peneliti untuk.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori belajar behavioristik
memandang belajar yang terjadi pada individu lebih kepada gejala-gejala atau
fenomena jasmania yang terlihat dan trukur serta mengabaikan aspek-aspek mental
atau fisikologis lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan atau
emosi individu selama belajar. Dengan demikian, pokok perhatian teori
behavioristic adalah belajar akan terjad akibat adanya interaksi stimulus/input
dan respon/output yang dapat di amati dan di ukur psikologi adalah untuk
menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi bahkan mempengaruhi proses atau
perilaku mental. Untuk melakukan ini psikologi menggunakan metode ilmiah untuk
mengadakan penelitian psikologis. Metode ilmiah diterapkan dari sejumlah
prinsip dan prosedur yang digunakan para peneliti untuk mengembangkan
petanyaan, mengumpulkan data dan mencapai kesimpulan Artinya, proses belajar
pada individu akan lebih banyak terjadi melalui proses pengamatan terhadap
situasi dan kondidi lingkungannya. Oleh sebab itu, teori ini dengan tegas
menjelaskan bahwa kebanyakan perilaku manusia dipelajari sebagai hasil
pengamatan melalui proses modeling,
dari pengamatan satu ke bentuk pengamatan lainnya yang membentuk sebuah
perilaku baru yang akan digunakan sebagai pedoman dan patokan dalam bertindak. Metode
dalam mempelajari psikologi umum digunakan para peneliti untuk menyelidiki
fenomena psikologi dan mempelajari aspek-aspek berbeda dari bagaimana orang
berfikir dan berperilaku. Proses ini tidak saja memungkinkan para peneliti
untuk menyelidiki dan memahami fenomena psikologi berbeda, namun juga menyediakan
cara bagi para peneliti untuk berbagi dan mendiskusikan hasil dari penelitian
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anastsi, A., 1976. Psychological testing. McMillan
co., Inc.,: New York.
Atkinson,
R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J. & Nolen-Heoksema, 1996. Hilgard’s
introduction to psychology. Harcourt Brace Colleg publishers: New York
Bandura,
A., 1977. Social Learning Theory. Prentice Hall, Inc,:Englewood Cliffs
New Jersey.
Banjafield,
J.G., 1996.A History of Psyehology.Allyn and Bacon: Tokyo.
Bigot,
L.C.T., Kohnstamm, P.H., Palland, B.C.,1950. Leeboek der Psychologie. J.B.
Wolters:Groningen.
Bourman,
P.J., 1953. Ilmu Masyarakat Umum. Yayasan Pembangunan Jakarta.
Branca,
A.A., 1965 Psychology: The science of Behavior. Allyn and Bacon
Inc.:Boston.
Burt,
H.E., 1959. Applied Psychology.
Prentice Hall Inc. Asian Edition: Tokyo
Cambell,
D.T. And standley, j>C., 1966. Experimental and Quasi- Experimental
Design for Research. Rand McNally & company: Chicago.
[2] Bigot,L.C.T.,Kohnstamm,P.H.Palland, B.C., J.B.
Wolters,Leeboek der Psychologie. ( Groningen. 1950.) h.125
[4] Cambell,
D.T. And standley,.Experimental and Quasi- Experimental Design for Research.
(Chicago : Rand McNally &
company., 1966.) h.127
[5] Atkinson,
R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J. & Nolen-Heoksema. Hilgard’s
introduction to psychology .( New York ; Harcourt Brace Colleg publishers.,
1996) h.137
No comments:
Post a Comment