1

loading...

Friday, January 31, 2020

MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK ITEORI DAN METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI


MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK ITEORI DAN METODE PENELITIAN
DALAM PSIKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Dalam usahanya untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi menggunakan beberapa metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap objeknya . objek pisikologi adalah perbuatan manusia, yyaitu perbuatan manusi yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi yang hidup dinamis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaannya. Oleh karna itu, penggnaan untuk suatu metode yang bagai mana baiknya, pasti tidak dapat mengetahui kebenaran yang mutlak, sebap tiap-tiap metode pasti memiliki kelemahan disamping kelebihannya. Penentuan suatu metode merupakan hal yang penting setelah penentuan objek yang akan di pelajari. Dari segi metode akan terlihat ilmia tidaknya suatu penelitian itu. pada dasarnya metode penelitian dapat di bedakan atas dua bagian yang besar, yaitu metode longitudinal dan crossectional. Di samping metode tersebut dalam penelitian pisikologi di gunakan pula metode eksperimental dan non eksperimental.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Teori Belajar Behavioristik
2.    Bagaimana Exsperimen dan teori celassical conditioning
3.    Bagaimana Teori belajar social Albert Bandura
4.    Bagaimana Aplikasi teori belajar humanistic dalam pembelajaran
5.    Bagaimana Langkah Penelitian Ilmiah


C.  Tujuan Masalah
1.    Mengetahui Teori Belajar Behavioristik
2.    Mengetahui Exsperimen dan teori celassical conditioning
3.    Mengetahui Teori belajar social Albert Bandura
4.    Mengetahui Aplikasi teori belajar humanistic dalam pembelajaran
5.    Mengetahui Langkah Penelitian Ilmiah
  
BAB II
PEMBAHASAN
         A.    Teori Belajar Behavioristik
Belajar dalam pandangan behaviorestik merupakan sebuah bentuk perubahan yang di alami siswa dalam bentuk perubahan kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.[1]
Teori belajar behavioristik memandang belajar yang terjadi pada individu lebih kepada gejala-gejala atau fenomena jasmania yang terlihat dan trukur serta mengabaikan aspek-aspek mental atau fisikologis lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan atau emosi individu selama belajar. Dengan demikian, pokok perhatian teori behavioristic adalah belajar akan terjadi akibat adanya interaksi stimulus/input dan respon/output yang dapat di amati dan di ukur.
Tokoh-tokoh teori  behavioristik di antaranya Edwin Guthrie, Clark Hull, Edward Lee Thorndike dengan teori belajar connectionism,Ivan Pavlov dengan teori belajar classical conditioning, B.F. Skinner dengan teori belajar operant conditioning, dan Albert Bandura dengan teori belajar social atau social learning.
1.      Edwin Lynn Thorndike
a.       Exsperimen dan teori belajar koneksionisme (Connectionism)
Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi akibat adanya stimulus dan respon.Stimulus merupakan bentuk perubahan lingkungan sebagai tanda bagi organisme untuk bertindak, sedangkan respon merupakan tingkah laku yang di munculkan organisme yang untuk bertidak, sedangkan respon merupakan tingkah laku yang di munculkan organisme setelah menerima stimulus.Thorndike melakukan exsperimen dengan seekor kucing dan sebuah sangkar.Kucingpun di masukkan ke dalam sangkar (puzzle box).
Bentuk yang paling mendasar dari belajar adalah melalui latihan-latihan dan pengulangan dalam bentuk Trial and error learning atau selecting and connecting  learning.
b.      Hukum kesiapan
Hokum ini menyatakan bahwa semakin siap individu untuk memperoleh dan melakukan perubahan tingkah laku maka pelaksanaan tingkah laku tersebut menimbulkan kepuasan pada individu dan akan cenderung di perkuat.
c.       Hukum latihan
Hukum ini  menyatakan bahwa semkin sering sebuah tingkah laku di ulang, di latih, atau di gunakan maka asosiasi yang terbentuk semakin kuat. Dampaknya belajar pada siswa akan lebih berhasil apabila banyak latihan atau pengulangan.
d.      Hukum akibat
Hukum ini menyatakan bahwa hubungan stimulus respon akan di perkuat apabilah akibatnya menyenangkan dan akan di tinggalkan bila hasilnya tidak menyenangkan atau tidak memuaskan. Oleh sebab itu, peroses belajar bagi siswa akan menjadikan siswa menjadi lebih semangat apabilah siswa mengetahui dan mendapatkan manfaat serta hasil yang baik.
e.       Hukum reaksi bervariasi
Hukum ini menyatakan bahwa untuk memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah  di dahului peroses trial and error sebagai bentuk macam-macam respons
f.       Aplikasi teori belajar connectionism dalam pembelajaran
Peroses pembelajaran yang di lakukan oleh guru kadang-kadang perlu memerhatikan aplikasi dari teori belajar tersebut.

2.      Ifan Petrovich Pavlov[2]
a.       Exsperimen dan teori celassical conditioning
Pavlov melakukan exs[erimen dengan menggunakan anjing, daging, bel. Ia melakukan kombinasi daging sebagai prangsang asli atau US (unconditioned stimulus) dengan bel sebagai perangsal netral (neutral stimulus) yang menjadi stimulus bersyarat, yaitu kombinasi daging dang bel  atau CS (conditioning stimulus), bersamaan secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan, yaitu muncul air liur anjing atau CR meskipun hanya mendengar bunyi bel.
b.      Alikasi Teori Classical Conditioning dalam Pembelajaran
Aplikasi ini dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, sebagai berikut.
1)      Membuat kegiatan belajar seperti membaca menjadi lebih menyenangkan bagi siswa dengan cara membuat ruang membaca yang enak, nyaman, dan menarik.
2)      Mendorong dan mengaktifkan siswa yang pemalu, tetapi pandai dengan cara memintanya membantu siswa lain yang tertinggal materi.
3)      Membuat tahap-tahap rencana jangka pendek untuk mencapai tujuan.
4)      Apabila ada siswa yang merasa takut atau minder berbicara didepan kelas, dapat dibantu melalui aktivitas-aktivitas sederhana. Dengan memulai membaca didepan kelas.
3.      Burrhus Frederic Skinner
a.       Eksperimen dan Teori Operant Conditioning
Skinner melakuan percobaannya didalam laboratorium dengan menggunakan tikus serta burung merpati yang lapar dan sebuah kotak yang dilengkapi dengan tombol, alat pemberi makan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur, dan lantai yang dapat dialiri listrik.Dalam percobaannya itu menghasilkan sebuah teori yang disebut Operant Conditioning atau pengkondisian operan (penguat positif dan negatif).Perilaku operan dapat meningkatkan sebuah perilaku sesuai dengan yang diinginkan. Unsur terpenting dalam belajar adalah penguata, artinya adalah pengetahuan yang terbentuk sebagai hasil adanya S-R akan semakin kuat bila individu diberi penguat.
b.      Aplikasi teori belajar Operant Conditioning
Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar
1)      Dalam proses pembelajaran, laporan atau hasil proses belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diberi penguat
2)      Dalam proses belajar dan pembelajaran, guru harus mengikuti irama siswa yang belajar.
3)      Pelaksanaan proses pembelajaran ada baiknya materi-materi pelajar disusun dan dilaksanakan menggunakan system modul.
4)      Dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak menggunakan dan menerapkan hukuman.. namun, pendidik berusaha mengubah lingkungan agar tidak memunculkan perilaku siswa yang harus dihukum
5)      Apabila tingkah laku yang diinginkan pendidik muncul, siswa segera diberi hadiah sebagai bentuk penguatan
6)      Dalam pembelajaran digunakan Shaping, pembentukan pembiasaan-pembiasaan atas dasar pengalaman belajar dari rangkaian stimulus dan respons.

4.      Teori belajar social Albert Bandura[3]
Eksperimen Bandura yang sangat familiar adalah eksperimen Bobo Doll.Karena eksperimen menggunakan seorang anak kecil bersama dengan sebuah boneka. Prosesnya adalah anak kecil diletakan disebuah ruangan yang terpisah dekat dengan kaca yang tembus pandan, diruangan sebelahnya, boneka dan seorang dewasa yang telah dikondisikan ditempatkan sehingga si anak dapat melihat semua aktivitas orang dewasa dengan bonekanya.
Dalam hasil eksperimennya memunculkan teoriyang dikenal sebagai teori belajar sosial.Hal ini menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku dan proses belajar, membentuk sikap siswa, serta memengaruhi reaksi orang lain dalam proses belajar. Artinya, proses belajar pada individu akan lebih banyak terjadi melalui proses pengamatan terhadap situasi dan kondidi lingkungannya. Oleh sebab itu, teori ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebanyakan perilaku manusia dipelajari sebagai hasil pengamatan melalui proses modeling, dari pengamatan satu ke bentuk pengamatan lainnya yang membentuk sebuah perilaku baru yang akan digunakan sebagai pedoman dan patokan dalam bertindak.
Proses belajar sosial yang dilakuakan oleh individu akan terjadi apabila mengikuti dan memenuhi prinsip-prinsip berikut.
a.       Individu akan lebih menyukai perilaku yang ditiru apabila perilaku model sesuai dengan nilai-nilai yang dmilikinya.
b.      Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya memilki nilai yang bermanfaat bagi individu tersebut.
c.       Dari segi pengajaran, pengajar atau guru diharapkan mampu mengharapkan proses pembelajaran kolaboratif.
d.      Tingkat tertinggi belajar pengamatan adalah dengan cara mengorganisasikan sejak awal dengan cara menulang perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.
e.       Dari segi penilaian, pendidik atau guru diharapkan mampu menyediakan lingkungan dan insentif yanga akan mendukung agar perilaku positif dapat berlangsung.
       B.     Teori Belajar Kognif[4]
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai sebuah proses belajar yang mementingkan proses belajar itu sendiri dari pada hasil belajarnya. Belajar dalam pandangan penganut aliran kognitif tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons saja akan tetapi merukan aktivitas yang melibatkan proses berfikir secara kompleks, artinya terdapat aktivitas selama proses belajar yang terjadi didalm otak individu. Oleh sebab itu, pemahaman kunci terhadap teori pembelajaran kognitif adalah:
1.      System ingatan atau memori didalam otak selama individu belajar merupakan suatu proses informasi yang aktif dan terorganisasi
2.      Pengetahuan awal pada individu memilki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
      C.    Aplikasi Teori Belajar Kogniti dalam Pembelajaran
Teori belajar kognitif memandang bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa.Akan tetapi, siswa harus aktif secara mental fisik membangun struktur kognitif pengetahuannya berdasrkan tingkat kematangan koginitf yang dimilkinya.Ada beberapa konsep dasar yang perlu diperhatikan oleh guru terkait pelaksanaan pengajaran berdasarkan teori kognitif.
1.      Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.        guru menyediakan berbagai pengalaman belajar bagi siswa secara konkret
b.      Guru menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar bagi siswa
c.       Guru berusaha mengintegrasikan materi dan proses pembelajaran dengan siuasi yang realistik dan relevan dalam kehidupan nyata siswa
d.      Guru berusaha mengintegrasikan proses pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran
e.       Guru melibatkan siswa secara aktif, fisik, emosional dan sosial.
2.      Strategi pembelajaran koginif
Beberapa strategi pembelajaran kognitif yaitu:
a.       Top-Down Processing, strategi ini menuntut siswa untuk belajar dari hal-hal yang kompleks untuk dipecahkan dan menghasilkan keterampilan yang dibutuhkan.
b.      Cooperative Learning, strategi ini menekankan proses belajar bahwa siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya dengan siswa lain tentang problem yang dihadapi.
c.       Generative learning, strategi ini menekankan adanya integrasi dan kesesuaian antara pengetahuan baru dengan skemata yang dimilki siswa. Beberapa contoh aplikasi belajar humanistic :
1)   Membantu Siswa dalam Membuat Peta Konsep
        Penerapan lainnya yaitu dalam membantu siswa membuat peta konsep dari apa yang telah ia pelajari. Siswa akan lebih suka memahami sesuatu berdasarkan caranya sendiri. Jika ada kesalahan dalam proses pembelajaran, tugas pengajar hanya melakukan klarifikasi. Selebihnya siswa yang kemudian akan membuat ringkasan, kesimpulan dan lain sebagainya dari hasil pembelajaran yang sudah ia lakukan
2)   Hasil Pembelajaran
        Belajar tanpa penerapan di lingkungan nyata sama saja bohong. Setidaknya dalam psikologi humanistik ini tidak terjadi. Pembelajaran yang sudah dicapai kemudian akan diminta kepada siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Cara ini tentu saja bisa sangat efektif mengingat pembelajaran yang sudah didapat akan benar-benar diaplikasikan. Siswa menjadi lebih percaya diri dan mau mempelajari banyak hal lagi. Stimulus ini penting untuk diberikan supaya seseorang tetap mau untuk mengembangkan dirinya.
3)   Menentukan Strategi Belajar
        Penentuan strategi belajar yang tepat juga bisa dilakukan melalui penerapan psikologi humanistik ini. Seseorang bisa menjadi lebih cepat dalam berkembang karena mendapatkan strategi belajar yang tepat. Psikologi humanistik tidak berusaha memaksa orang untuk mengikuti standar tertentu. Apa yang menjadi potensinya, itulah yang berusaha ditonjolkan. Tentu semua akan sepakat dengan konsep menarik ini. Strategi belajar yang tepat juga dapat membantu untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang memang sesuai. Tidak ada lagi standar baku yang dipukul rata bagi setiap individu, sebab masing-masing individu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
3.      Model pembelajaran kognitif
a.       Discovery Learning, model pembelajaran ini adalah siswa didorong untuk belajar dengan diri mereka sendiri, melalui kegiatan aktif siswa untuk memahami konsep dan prinsip yang didukung pengalaman serta menghubungkan pengalamannya dengan konsep yang mereka pelajari dan pendampingan guru.
b.      Reception Learning, model pembelajaran ini adalah guru mempunyai tugas untuk menyusun dan merancang situasi pembelajaran, memilih materi yang sesuai bagi karakteristik siswa, kemudian mempresentasikannya atau menyampaiakn materi pelajaran dengan baik yang dimulai dari umum ke spesifik.
c.       Assitet Learning, model pembelajaran ini terjadi melalui inteaksi dan percakapan seorang individu atau siswa dengan lingkungan disekitarnya, baik dengan teman sebaya, orang dewasa, guru atau orang lai  dalam lingkungannya.
d.      Active Learning, model pembelajaran ini merupakan proses belajar erbaik untuk menguasai dan memahami materi pembelajaran adalah dengan mengerjakan kegiatan belajar aktif, untuk mempelajari gagasan dan pemecahan masalam serta mempraktikan apa yang telah mereka pelajari
        D.    Teori Belajar Humanistik[5]
Teori belajar humanistik memandang bahwa siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila ia telah mampu mengerti dan memahami lingkungan serta dirinya sendiri. Penganut aliran humanistic ini meyakini adanya perasaan, persepsi, keyakinan, dan maksud-maksud tertentu sebagai perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan orang lain. Oleh sebab itu aliran teori belajar humanistic lebih cenderung disebut sebagai teori belajar yang paling ideal.
Ada bebebrapa hal yang di tempuh dalam peroses pembelajaran terutama pada peroses pendahuluan belajar yaitu :
1.      Memeberikan sugesti-sugesti positif terhadap siswa
2.      Memeberikan pemaparan tentang manfat dari mempelajari materi pembelajaran yang akan di sampaikan nanti.
3.      Memeunculkan rasa ingin tahu siswa dengan berbagai kegiatan terutama mengaitkannya dengan kehidupan keseharian siswa.
4.      Menciptakan lingkungan fisik pembelajaran yang positif dan menyenangnkan mencakup tata ruang dan kondisi lainnya
5.      Menciptakan lingkungan sosioemosional yang menyenangkan bagi seluruh siswa
6.      Meredahkan rasa gelisah,takut dan sebagainya yang mungkin di miliki siswa sebelum peroses pembelajaran di mulai
7.      Menghilangkan segalah bentuk hambatan yang mungkin muncul dan peroses pembelajaran dan mengajak siswa untuk terrlibat secara penuh sejak pembelajaran sampai akhirnya pembelajaran.
     E.     Aplikasi teori belajar humanistic dalam pembelajaran[6]
1.      Hal-hal yang perlu di perhatikan
a.       Manusia memiliki kemapuan untuk belajar secara alami
b.      Belajar akan menjadi signivikan bagi siswa bila materi pelaran yang disampaikan yang rasakan oleh siswa memiliki relevansi dengan maksut,tujuan, dan femikiranya
c.       Peross dan hasil belajar yang bermakna atau berarti bagi perkembangan serta pertumbuhan siswa akan di peroleh dengan cara metode pembelajran proses , yaitu siswa melakukannya atau belajar tentang peroses
d.      Peroses belajar akan semakin lancer apabilah melibatkan siswa secara aktif dan memebiarkan siswa ikut bertanggung jawab dalam peroses belajar [7]
e.       Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan peribadi secara keseluruhan merupakan cara belajar yang akan memberikan hasil mendalam dan lebih bermakna
2.      Bentuk model pembelajaran berdasarkan teori humanistik
a.       Conpluen education merupakan model pembelajaran dalam pendidikan yang memadukan atau mempertemukan pengalaman-pengalaman avektiv dengan belajar kognetif di dalam kelas
b.      Open education merupakan peroses pendidikan secara terbuka,model pembelajran ini memeberikan kesempatan dan kebebasan pada siswa untuk bergerak bebas di lingkungan kelas dan memiliki aktifitas belajar mereka sendiri sesuaiminat dengan bimbinganan dan pendampingan guru.
c.       Cooperative learning model pembelajaran ini di tandai dengan adanya tugas-tugas,tujuan dan reword yang cooperative artinya,siswa didorong untuk dapat mengerjakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama dengan teman yang lainnya.
d.      Tiem game tournament siswa dengan jenis kecerdasan dan kelamin yang berbeda di kelompokkan sehingga kelompok lebih heterogen dengan jumlah 5-6 siswa untukbelajar bersama
      F.     Metode-metode penilitian dalam psikologi[8]
1.      Metodelongitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian.dengan metode ini penelitian di lakukan hari demi hari, bulan-demi bulan bahkan tahun demi tahun. Hasil pengamatan di kumpulkan dan dioleh kemudian di tarik kesimpulannya
2.      Metode cross-sectional
Metode ini merupakan suatu penelitian yang tidak memebutuhkan waktu yang terlalu lama didalam mengadakan penelitian.dengan metode ini dalam waktu yang relative singkat dapat di kumpulkan bahan yang banyak.Jadi kalau di lihat jalannya penelitian secara horizontal disamping metode tersebut penelitian sikologi di gunakan pula metode eksperimental dan non eksperimental.dengan metode eksperimental peneliti dengan sengaja menimbulkan keadaan yang ingin di teliti, dan hal ini berbeda dengan yang non ekperimental.Dalam penelitian yang non eksperinteal peneliti mencari dan menunggu keadaan atau situasi yang ingin di teliti, jadi mencari situasi dalam keadaan wajar (natural).
Ada beberapa metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
a.       Metode introspeksi
Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kejiwaan kedalam dirinya sendiri.Metode ini dapat eksperimental dan non eksperimental.Tentu saja penelitian ini dijalankan dengan penuh kesadaran dan secara sistematis menurut norma-norma penelitian ilmiah.Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri, maka metode ini mengandung kelemahan-kelemahan.
Kelemahan pokok yang sering dikemukakan terhadap metode ini ialah bahwa metode ini bersifat subjektif, karena orang sering tidak jujur dalam mengadakan penilaian  terhadap dirinya sendiri apalagi mengenai hal-hal yang tidak baik. Metode ini hanya terdapat pada manusia saja dan hanya bisa dilihat oleh manusia itu sendirikarena metode introspeksi merupakan metode yang khas hanya terdapat psikologi.
b.      Metode introspeksi eksperimental
Pada metode ini hanya diri peneliti yang menjadi objek. Dirinya sendiri yang menjadi ukuran segala-galanya.
c.       Metode ekstrospeksi
Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstrospeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sifat yang objektif dalam penelitian tersebut.
d.      Metode kuesioner
Metode ini merupakan penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut. Pertanyaan dalam angket bergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai. Pada garis besarnya angket terdii dari dua bagian besar, yaitu:
1)      bagian yang mengandung data identitas
2)      bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh jawaban
e.       metode interviu
interviu merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara lisan.
f.       Metode biografi
Metode ini merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, biografi juga merupakan sumber penelitian dalam lapangan psikologi.
g.      Metode analisis karya
Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan mengadakan analisis dari hasil karya. Misalnya tentang gambar-gambar, karangan yang telah dibuat, karya ini merupakan pencetus dari keadaan jiwa seseorang. Dalam hal ini termasuk juga buku harian seseorang.
h.      Metode klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal).
i.        Metode testing[9]
Metode ini merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah distandardisasikan.
j.        Metode statistik
Metode statistik digunakan untuk mengadakan penganalisian terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian.
        G.    Langkah Penelitian Ilmiah
Tujuan dari studi psikologi adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi bahkan mempengaruhi proses atau perilaku mental. Untuk melakukan ini psikologi menggunakan metode ilmiah untuk mengadakan penelitian psikologis. Metode ilmiah diterapkan dari sejumlah prinsip dan prosedur yang digunakan para peneliti untuk mengembangkan petanyaan, mengumpulkan data dan mencapai kesimpulan. Ada langkah-langkah penelitian dalam metode ilmiah tersebut, yaitu:
1.      Melakukan pengamatan
Sebelum melakukan penelitian tentunya harus memilih topik untuk dipelajari. Selain itu, harus melakukan review menyeluruh mengenai literatur yang ada untuk mendapatkan informasi berguna mengenai apa yang telah dipelajari mengenai suatu topik dan pertanyaan apa yang masih harus dijawab.
2.      Merumuskan pertanyaan
Langkah selanjutnya yaitu merumuskan petanyaan. Peneliti akan menyusun hipotesis yang merupakan tebakan terpelajar mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel.
3.      Menguji hipotesis dan mengumpulkan data
Metode tepat yang digunakan untuk menyelidiki sebuah hipotesis bergantung kepada apa yang sedang dipelajari.
4.      Menguji hasil dan menarik kesimpulan
Jika telah merancang studi dan mengumpulkan data, waktunya untuk menguji informasi ini dan menarik kesimpulan mengenai temuan mereka menggunakan statistik untuk menyimpulkan data, menganalisa hasil berdasarkan bukti yang ada.
5.      Melaporkan hasil penelitian
Setelah semuanya sudah dilakukan terakhir adalah melaporkan hasil penelitiannya tersebut. Langkah ini merupakan bagian penting dari proses karena dapat menyumbang kepada dasar pengetahuan secara keseluruhan dan bisa membantu ilmuan lain untuk menemukan bidang penelitian lain untuk dieksplor.
Metode dalam mempelajari psikologi umum digunakan para peneliti untuk menyelidiki fenomena psikologi dan mempelajari aspek-aspek berbeda dari bagaimana orang berfikir dan berperilaku. Proses ini tidak saja memungkinkan para peneliti untuk.
BAB III
PENUTUP
      A.   Kesimpulan
Teori belajar behavioristik memandang belajar yang terjadi pada individu lebih kepada gejala-gejala atau fenomena jasmania yang terlihat dan trukur serta mengabaikan aspek-aspek mental atau fisikologis lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan atau emosi individu selama belajar. Dengan demikian, pokok perhatian teori behavioristic adalah belajar akan terjad akibat adanya interaksi stimulus/input dan respon/output yang dapat di amati dan di ukur psikologi adalah untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi bahkan mempengaruhi proses atau perilaku mental. Untuk melakukan ini psikologi menggunakan metode ilmiah untuk mengadakan penelitian psikologis. Metode ilmiah diterapkan dari sejumlah prinsip dan prosedur yang digunakan para peneliti untuk mengembangkan petanyaan, mengumpulkan data dan mencapai kesimpulan Artinya, proses belajar pada individu akan lebih banyak terjadi melalui proses pengamatan terhadap situasi dan kondidi lingkungannya. Oleh sebab itu, teori ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebanyakan perilaku manusia dipelajari sebagai hasil pengamatan melalui proses modeling, dari pengamatan satu ke bentuk pengamatan lainnya yang membentuk sebuah perilaku baru yang akan digunakan sebagai pedoman dan patokan dalam bertindak. Metode dalam mempelajari psikologi umum digunakan para peneliti untuk menyelidiki fenomena psikologi dan mempelajari aspek-aspek berbeda dari bagaimana orang berfikir dan berperilaku. Proses ini tidak saja memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki dan memahami fenomena psikologi berbeda, namun juga menyediakan cara bagi para peneliti untuk berbagi dan mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anastsi, A.,      1976. Psychological testing. McMillan co., Inc.,: New York.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J. & Nolen-Heoksema, 1996. Hilgard’s introduction to psychology. Harcourt Brace Colleg publishers: New York
Bandura, A., 1977. Social Learning Theory. Prentice Hall, Inc,:Englewood Cliffs New Jersey.
Banjafield, J.G., 1996.A History of Psyehology.Allyn and Bacon: Tokyo.
Bigot, L.C.T., Kohnstamm, P.H., Palland, B.C.,1950. Leeboek der Psychologie. J.B. Wolters:Groningen.
Bourman, P.J., 1953. Ilmu Masyarakat Umum. Yayasan Pembangunan Jakarta.
Branca, A.A., 1965 Psychology: The science of Behavior. Allyn and Bacon Inc.:Boston.
Burt, H.E., 1959. Applied  Psychology. Prentice Hall Inc. Asian Edition: Tokyo
Cambell, D.T. And standley, j>C., 1966. Experimental and Quasi- Experimental Design for Research. Rand McNally & company: Chicago.


[1]  A. Branca.A. Psychology : The Science of Behavior, (Boston ; Allyn and Bacon.1965) h.123
[2] Bigot,L.C.T.,Kohnstamm,P.H.Palland, B.C., J.B. Wolters,Leeboek der Psychologie. ( Groningen. 1950.) h.125
[3] A.Bandura.,Social Learning Theory .(Englewood Cliffs New Jersey; Prentice Hall. Inc,.1977) h.7
[4] Cambell, D.T. And standley,.Experimental and Quasi- Experimental Design for Research. (Chicago :  Rand McNally & company., 1966.) h.127
[5] Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J. & Nolen-Heoksema. Hilgard’s introduction to psychology .( New York ; Harcourt Brace Colleg publishers., 1996) h.137
[6] Banjafield, J.G.,.A History of Psyehology. (Tokyo; Allyn and Bacon.,1996) h.135
[7] Burt, H.E.,. Applied  Psychology. (Tokyo ; Prentice Hall Inc. Asian Edition.,1959) h.102
[8] Bourman, P.J., Ilmu Masyarakat Umum. ( Jakarta;Yayasan Pembangunan 1953) h.25-38
[9] A .Anastsi.,         Psychological testing.(New York ; Mc Millan co., Inc., 1976) h.35

No comments:

Post a Comment