MAKALAH REPLIKASI DNA
bab ii
REPLIKASI DNA
Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat.
genom manusia pada satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi
harus diduplikasi secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi
adalah transmisi vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi genetik
yang diturunkan sama dengan sel induk). Replikasi hanya terjadi pada fase S
(pada mamalia), Replikasi terjadi sebelum sel membelah dan selesai sebelum fase
M.
Salah satu sumber
kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi yang dipengaruhi oleh berbagai
factor, diantaranya karena kondisi lingkungan dan kesalahan replikasi sendiri
sehingga menyebabkan terjadinya mutasi. Supaya
replikasi sel dari generasi ke generasi tidak terjadi kesalahan maka perlu ada
repair DNA. Selain karena kesalahan replikasi, DNA juga sangat rentan terhadap
bahan kimia, radiasi maupun panas (hal yang dapat menyebabkan mutasi pada DNA
pada saat replikasi).
Replikasi terjadi dengan proses
semikonservatif karena semua DNA double helix. Hasil replikasi DNA double
strand. Kedua DNA parental strand bisa menjadi template yang berfungsi sebagai
cetakan untuk proses replikasi: Semikonservaative process. Primer strand : Pada
3’ dia akan melepaskan 2P dipakai sebagai energy untuk menempelkan, tetapi pada
5’ P tidak bisa dilepas karena ketiga P dibutuhkan sehigga tidak ada energy
sehingga tidak pernah terjadi sintesis dari 3’-5’, tetapi dari 5’-3’, jadi yang
menambah selalu ujung 3’.
Menurut
para ahli, ada tiga kemungkinan cara DNA bereplikasi , yaitu konservatif,
semikonservatif, dan dispersif.
a. Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah,
berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini
mempertahankan molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru.
b. Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
c. Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama
digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu,
hasil akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA
lama dan baru. Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru
yang saling berselang-seling pada setiap untai.
Setelah
berhasil membuat model struktur DNA, Watson dan Crick memprediksi bahwaDNA
bereplikasi dengan cara semikonservatif. Kemudian pada tahun 1958, Matthew
Meselson dan Franklin Stahl melakukan percobaan untuk
menguji ketiga alternatif hipotesis replikasi DNA tersebut dengan menggunakan
DNA bakteri Eschericia coli. Hasilnya ternyata mendukung model
replikasi semikonservatif yang telah diprediksi oleh Watson dan Crick.
C.
Proses Replikasi DNA
Proses
replikasi DNA:
1.
Mula-mula,
heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase
yang ditunjukkan oleh nomor 9.
2.
Dengan
bantuan topoisomerase yang ditunjukkan oleh nomor 11, yang berfungsi mengurangi
tegangan untai DNA.
3.
Untaian
DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal pada nomor
10 untuk mencegahnya membentuk heliks
ganda kembali.
4.
Primase
(nomor 6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (nomor 5).
5.
Molekul
DNA polimerase (nomor 3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak
sepanjang untai tersebut untuk memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal
DNA baru yang disebut leading strand (nomor 2) dan lagging strand
(nomor 1). DNA polimerase yang membentuk lagging strand harus
mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu yang disebut fragmen
Okazaki (nomor 7).
6.
Enzim
DNA ligase (nomor 4) kemudian menyambungkan potongan-potongan lagging strand
tersebut.
Proses replikasi dimulai ketika enzim
DNA polimerase memisahkan dua untai DNA heliks ganda, seperti ritsleting
terbuka. Kemudian, setiap untai DNA yang “lama” akan berfungsi sebagai cetakan
yang menentukan urutan nukleotida di sepanjang untai DNA komplementer baru yang
bersesuaian dengan cara mendeteksi basa komplemennya. Setelah mendapatkan
pasangan yang sesuai, nukleotida yang baru tersebut disambung satu sama lain
untuk membentuk tulang punggung gula-fosfat untai DNA yang baru. Jadi, setiap
molekul DNA terdiri atas satu untai DNA “lama” dan satu untai DNA “baru”.
Sekarang, terdapat dua molekul DNA yang sama persis dengan satu molekul DNA
induk. Enzim DNA polimerase memiliki fungsi lain, yaitu mengoreksi DNA yang
baru terbentuk, membetulkan setiap kesalahan replikasi, dan memperbaiki DNA
yang rusak. Adanya fungsi tersebut menjadikan rangkaian nukleotida DNA sangat
stabil dan mutasi jarang terjadi.
Secara umum
proses replikasi DNA meliputi tahap-tahap replikasi berikut:
1.
Denaturasi
(pemisahan) untaian DNA induk
2.
Inisiasi
sintesis DNA
3.
Pemanjangan
untaian DNA
4.
Ligasi
fragmen-fragmen DNA
5.
Terminasi
sintesis DNA
D. Enzim-enzim
yang Terlibat dalam Replikasi DNA
1) Helikase
Enzim
helikase memutuskan ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA
sehingga terbentuk garpu atau cabang replikasi. Enzim helikase berfungsi
membuka putaran segmen DNA tepat di bagian depan garpu replikasi. Enzim
helikase mengikat ATP dan mengikat rantai tunggal DNA.
2) Topoisomerase
Enzim
topoisomerase yang berperan dalam replikasi DNA adalah topoisomerase tipe II
yang disebut dengan DNA girase. Enzim ini mengurangi ketegangan superheliks DNA
dengan menciptakan istirahat sementara pada satu atau kedua untai DNA.
3) DNA Primase
Enzim
DNA primase menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer yang pendek untuk
memulai atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah. DNA beraktivitas dengan
arah 5’-3’ (hanya terdiri atas 10 nukleotida). Kemudian pada ujung 3’
ditambahkan dioksiribonukleosida trifosfat (oleh enzim polimerase DNA III) satu
demi satu sehingga lengkap 1000-2000 nukleotid. Nukleotida pada RNA pemula atau
RNA primer dihilangkan atau diputus satu demi satu oleh aktivitas 5’-3’
exonuclease. Enzim primase juga menghentikan perkembangan garpu atau cabang
replikasi untuk mencegah leading strand melampaui lagging strand. Enzim ini
mengawali pembentukan DNA baru pada leading strand atau DNA fragmen Okazaki
pada lagging strand oleh DNA polimerase.
4) Enzim DNA polymerase
Enzim
DNA polimerase merupakan enzim utama yang mengkatalisis proses polimerisasi
nukleotida menjadi untaian DNA. Enzim ini menambahkan nukleotida bebas hanya
pada ujung 3’ dari rantai yangbaru terbentuk, sehingga terjadinya elongasi (pemanjangan)
pada rantai baru dengan arah dari ujung 5’ ke ujung 3’. DNA polimerase
menggunakan gugus OH 3’ bebas pada RNA-primer untuk mensintesis DNA dengan arah
5’à
3’. Enzim ini hanya bisa menambahkan nukleotida ke ujung 3’ yang sudah ada,
karena itu butuh primer sehingga nukleotida dapat ditambahkan.
5) DNA Ligase
Enzim
DNA ligase menggabungkan fragmen-fragmen Okazaki (lagging strand) saat proses
replikasi. Enzim ini juga menyambungkan potongan-potongan DNA yang baru
disintesis.
6) DNA Gyrase
DNA gyrase membantu proses unwinding.
1. Pengertian DNA
polymerase
Polimerase
DNA adalah enzim-enzim yang menciptakan molekul DNA dengan merakit nukleotida,
blok bangunan DNA. Enzim ini sangat penting untuk replikasi DNA dan
biasanya bekerja berpasangan untuk
membuat dua untai DNA yang
identik dari satu molekul DNA
asli. Selama proses ini, DNA polimerase "membaca" untaian DNA yang ada
untuk membuat dua helai baru yang sesuai dengan yang sudah ada.
Setiap
kali sel membelah, DNA polimerase
diperlukan untuk membantu menduplikasi DNA sel,
sehingga salinan molekul
DNA asli dapat dikirimkan ke
masing-masing sel anak. Dengan cara ini, informasi genetik ditransmisikan dari generasi ke generasi. Sebelum
replikasi dapat berlangsung, enzim yang disebut helikase membuka molekul DNA dari
bentuk anyaman erat.
Ini membuka atau "membuka
ritsleting" DNA untai ganda untuk memberikan dua untai tunggal DNA yang dapat
digunakan sebagai pola untuk
replikasi.
DNA polimerase
menambahkan nukleotida bebas baru ke ujung 3 '
membentuk untai baru, perpanjangan dalam 5' ke arah
3 '. Namun DNA
polimerase tidak dapat memulai pembentukan rantai
baru ini sendiri
dan hanya dapat menambahkan nukleotida untuk kelompok
3'-OH yang sudah
ada. Sebuah primer diperlukan, di mana nukleotida
dapat ditambahkan. Primer biasanya terdiri dari RNA dan DNA basa dan yang pertama, dua basis selalu RNA.
Primer ini dibuat oleh enzim lain yang
disebut primase.
Meskipun
fungsi DNA polimerase sangat akurat, kesalahan
yang dibuat sekitar satu dari setiap miliar pasangan basa disalin.
Karena itu DNA "mengoreksi"
oleh polimerase DNA
setelah disalin. Ketika kopling tidak benar,
polimerase DNA berbalik arah oleh satu pasangan basa DNA. Pasangan basa yang
salah kemudian dipotong dan polymerase DNA mencoba untuk memasukkan kembali
nukleotida yang benar sebelum melanjutkan ke depan.
Ini menjaga integritas dari untai DNA asli yang dilewatkan
ke sel anak.
2. Struktur DNA
polymerase
Struktur
DNA polimerase sangat kekal, yang artinya subunit katalitik
mereka memiliki sedikit variasi dari
satu spesies ke spesies lain, terlepas
dari bagaimana domain mereka
terstruktur. Struktur yang sangat kekal ini
biasanya menunjukkan bahwa fungsi seluler mereka sangat
penting dan tak tergantikan, karena itu memerlukan pemeliharaan yang kaku untuk memastikan manfaat evolusi mereka. Struktur DNA Polimerase diketahui melalui kristalografi
menyerupai tangan kanan. DNA polimerase dianalogikan terbagi atas tiga bagian
yaitu ibu jari, jari-jari tangan lainnya, serta telapak tangan.
1) Daerah
telapak tangan
dari DNA polimerase tersusun atas helai beta serta situs katalis utama pada DNA
polimerase. Daerah ini mengikat dua ion logam secara terpisah dari bagian enzim
lainnya, biasanya ion logam yang diikat adalah ion Magnesium atau Seng. Daerah ini berperan dalam
katalisis reaksi transfer gugus fosfor.
2) Daerah
jari-jari tangan lainnya dari DNA polimerase berperan penting saat suatu pasangan
basa yang sesuai terbentuk antara nukleotida dengan cetakannya. Daerah ini
bergerak mengurung nukleotida tersebut, kemudian memicu terjadinya reaksi
katalisis dengan mendekatkan nukleotida tersebut dengan ion-ion logam katalis
yang ada di daerah telapak tangan.
3) Daerah
ibu jari
dari DNA polimerase tidak secara langsung terlibat dalam dalam reaksi
katalisis, melainkan hanya berinteraksi dengan DNA yang baru saja terbentuk.
Hal ini berfungsi untuk mempertahankan posisi primer dengan situs aktif
dari enzim DNA polimerase ini tetap dekat serta membantu DNA polimerase tetap
bergabung dengan substratnya. Daerah ini juga berperan dalam
prosesivitas DNA polimerase.
Setelah berhasil membuat model struktur DNA,
Watson dan Crick memprediksi bahwa DNA bereplikasi dengan cara semikonservatif.
Kemudian pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin
Stahl melakukan percobaan untuk menguji ketiga alternatif hipotesis
replikasi DNA tersebut dengan menggunakan DNA bakteri Eschericia coli.
Hasilnya ternyata mendukung model replikasi semikonservatif yang telah
diprediksi oleh Watson dan Crick
1. Pengenalan Origin of
Replication (ORI)
Titik
awal dimulainya replikasi disebut Origins of Replication (titik ORI), merupakan
suatu unique sequence yang akan dikenali suatu protein inisiator. Protein
Origin Recognition Complex (ORC) berperan sebagai protein inisiator yang akan
mengenali sekuens ORI dan menginisiasi penempelan helicase. ORC ini akan selalu
menempel pada saat proses replikasi berlangsung, penghancuran ORC oleh protein
tertentu dapat menghambat proses replikasi.
2. Inisiasi Replication
Fork
Helicase
yang menempel pada ORI berfungsi membuka pilinan DNA double strand menjadi dua
single strand DNA terpisah sehingga membentuk struktur Replication Fork. Single
Strand Binding Protein (SSBP) akan menempel pada single strand DNA yang baru
terbentuk agar stabil sehingga tidak bergabung kembali (renaturasi). Pembukaan
pilinan oleh helicase dimulai dari ORI menuju ke dua arah, membentuk 2
Replication Fork yang tampak sebagai Replication Bubble.
3. Replikasi pada
Leading Strand
Replikasi
pada Leading strand diawali dengan aktivitas primase (DNA primase) yang
mensintesis RNA primer. Setelah adanya RNA primer, sintesis DNA dapat dimulai
oleh DNA polimerase secara kontinyu dari arah 5' ke 3' searah dengan pembukaan
replication fork.
4. Replikasi pada
Lagging Strand
Sintesis
DNA harus terjadi pada arah 5' ke 3' maka arah replikasi berlawanan arah dengan
pembukaan Replication Fork atau antiparalel dengan arah Leading strand.
Replikasi pada lagging strand terjadi secara tidak kontinyu. Sintesis DNA
diawali dengan pembentukan RNA primer kemudian dilanjutkan sintesis DNA oleh
DNA polimerase, demikian berulang-ulang setelah helicase membuka untaian double
helix DNA. Oleh karena itu, pada lagging strand dijumpai fragmen-fragmen DNA
yang disebut fragmen Okazaki. DNA polimerase akan menganti RNA primer dengan
sekuens DNA dan meninggalkan celah antar fragmen (gap). Fragmen-fragmen
tersebut akhirnya disatukan oleh Ligase sehingga membentuk untai DNA baru yang
utuh dan komplementer dengan template DNA induk.
No comments:
Post a Comment