1

loading...

Friday, January 31, 2020

MAKALAH SISTEM SARAF


MAKALAH SISTEM SARAF 

BAB I
 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf yang kompleks.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan sistem saraf ?
2.      Bagaimanakah sistem saraf pada hewan vertebrata ?
3.      Bagaimanakah sistem saraf pada hewan invertebrata ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari sistem saraf
2.      Untuk mengetahui sistem saraf dari hewan vertebrata
3.      Untuk mengetahui sistem saraf dari hewan invertebrata

BAB II
     PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem Saraf
            Sistem saraf pada avertebrata secara umum belum terdifferensiasi secara nyata seperti halnya pada vertebrata, maka pada vertebrata ini sistem saraf sudah jauh maju, terdiferensiasi dalam beberapa bagian dengan tugas-tugas yang kebih kompleks.
            Sistem saraf juga merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
            Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka satu sama lain dan sistem saraf pusat.
            Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.

B.     Struktur Saraf                                                                                             
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi  membangkitkan energi untuk membawa rangsangan. Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron.
Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensoris, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
1.      Sel saraf sensorik: 
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
2.      Sel saraf motorik:
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan
3.      Sel saraf intermediet/Sel saraf konektor
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
C.    Komponen Penyusun Sistem Saraf
Berbagai bangunan yang dapat ditemukan sistem sarf hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia.
1.  Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik.
2. Pleksus merupakan jaringa serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus dapat ditemukan adanya badan sel saraf, meskipun tidak selalu. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat.
3. Ganglia yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.
D.    Fungsi Sistem Saraf
Secara umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih, yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris.
1. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya dimata ke pusat integrasi.
2. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respons tubuh yang sesuai. Sebagai besar integrasi dilakukan dalam system saraf pusat (SSP atau central nervous system, CNS), yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata).
3. Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sl-sel efektor, sel-sel otot atau kelenjar yang mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulus tersebut. Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve),berkas mirip tali yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam jaringan ikat. (Villee, 1999)
E.     Sistem Saraf  Hewan Vertebrata
Sistem saraf hewan vertebrata secara struktural dan fungsional beragam. Otak dan sumsum tulang belakang vertebrata menyusun sistem saraf pusat. Otak menyediakan kemampuan integratif yang mendasari peruilaku kompleks yang khas pada vertebrata. Sumsum tulang belakang mengintegrasikan respon yang sederhana terhadap jenis stimulus tertentu dan mengirimkan informasi ke dan dari otak.
System saraf (pada vertebrata) terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang yang membentuk system saraf pusat (SSP), yang bertanggung jawab atas integrasi informasi. Jaringan kerja saraf yang membentuk system saraf tepi (SST) membawa informasi dari reseptor sensoris  (input sensoris)sampai kesistem saraf pusat dan perintah motoris dari system saraf pusat (output motoris) ke berbagai organ atau kelenjar target, yang secara kolektif disebut efektor.
Sistem saraf pada vertebrata terdiri dari dua bangian utama: (1) sistem saraf pusat, yang terdir atas otak dan sumsum tulang belakang (korda spinalis), dan (2) sistem saraf tepi yang terdiri atas sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen, sistem saraf eferen terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom, sedangkan sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik.
Sistem saraf pusat merupakan pusat koordinasi, yang mengkoordinasi semua imformasi saraf  yang keluar dan masuk. Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang terdiri atas serabut - serabut yang keluar dari sistem saraf pusat.
1.  Sistem saraf pusat
a.  Otak
            Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri
atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
b)  Otak tengah
Otak tengah, sejalan dengan evolusi vertebrata, hanya mengalami perubahan ukuran sedikit aja, tetapi mengalami fungsi perubahan yang besar. pada ikan dan anfibi, otak tengah mengontrol tingkah laku yang sangat kompleks. Khususnya pada mamalia, bangian dorsal yang melebar 9 disebut dektum), menerima banyak infut dari saraf optik dan proyeki dari nuklei sensori otak belakang, berfungsi sebagai daerah integrasi otak, dengan berkekembangnya otak depan sebangai pusat penganalisis penglihatan, banyak input-input visual melewati otak tengah langsung ke “geniculate lateral” thalamus.
c)  Otak belakang
Bagian otak belakang adalah medula oblongata, mengandung pusat pengaturan resprasi, pusat refleks menelan, muntah, dan pusat pengaturan kardiovaskular. Melalui medula oblongata lewat semua saraf sensori (kecuali saraf pembau dan penglihatan). Serabut saraf yang mengontrol hampir semua neuron motor, dan fungsi-fungsi viseral, seperti kontrol kandung kencing dan ereksi penis. Banya serabut serabut bersinafsis dalam otak belakang untuk menyampaikan informasi  terutama proprioseptif yang mengontrol keseimbangan reflek-refleks auditori sederhana.
Otak kecil (serebelum), yang merupakan pertumbumbuhan keluar dari medula oblongata, pada vertebrata terdiri dari dua belahan yang berlekuk-lekuk. Otak kecil menginteraksikan informasi yang datang dari kanalis semisiskulris dan proprioseptor yang lain (posisis internal dan sensor gerakan), sistem penglihatn dan pendengaran.
2.  Sistem saraf tepi
Hirarki fungsional sistem saraf tepi:
a.       Saraf spinal dan saraf kranial
            Secara struktural, sistem saraf tepi vertebrata terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal serta ganglia terkait. Saraf krinal (crinal nerve) berasal dari otak yang menginervasi organ kepala dan tubuh bagian atas. Saraf spinal berasal dari sumsum tulang belakang dan menginervasi ke seluruh tubuh. Sebagian besar saraf kranial dan semua saraf spinal mengandung neuron motoris maupun sensoris. Mamalia memiliki 12 pasang saraf krinal dan 31 pasang saraf spinal.
b.       Divisi sensoris dan divisi motoris
            Divisi sensoris saraf tepi tersusun dari neuron sensoris/aferen yang mengirim informasi dari reseptor sensoris ke saraf pusat yang memonitor lingkungan eksternal dan internal.
            Divisi motoris tersusun dari neuron eferen yang mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke efektor.  Yang terbagi menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
  Berikut akan di jelaskan secara lebih rinci sistem saraf pada beberapa hewan vertebrata :
1.      Mamalia      
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Otak (Encephalon) terdiri dari beberapa bagian yang hampir sama dengan vertebrata yang lain, seperti prosencephalon, lobus opticus, cerebellum dan medulla oblongata.
            Sistem saraf tersusun oleh berjuta–juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf neuron. Setiap neuron tersusun atas bagian berikut :
1.      Badan sel mengandung nucleus
2.      Dendrit berfungsi meneruskan impuls saraf ke badan sel
3.      Akson/neurit ,berfungsi meneruskan impuls dari badan sel ke sel lain
Sel neuron,mempunyai selubung meilin sebagai pelindung /isolator bagian yang tidak terselubung disebut nodus ranvier,selubung tersebut tersusun oleh sel –sel pipih yang disebut sel Schwann. Sel saraf dibedakan atas 3 macam berdasarkan fungsinya yaitu:
1.      Sel saraf sensorik (aferen) berfungsi sebagai pengatar rangsang dari reseptor menuju ke otak /sumsum tulang belakang.
2.      Sel saraf motorik (eferen) berfungsi sebagai pengatar rasang dari otak sumsum tulang belakang  menujuefektor /otot.
3.      Sel  saraf konektor  berfungsi  untuk meneruskan rangsang dari saraf sensorik  ke saraf motorik.
            Gerak merupakan salah satu aktifitas tubuh yang dapat digunakan umtuk menjelaskan penghataran impul oleh saraf  gerakan yang dilakukan dengan kesadaran disebut gerak biasa atau gerak sadar . Sedangkan gerakan yang dilakukan tanpa kita sadari disebut gerak reflex.
2.      Pisces
Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa.
Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas dendrite (berfungsi sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus impuls). Pertemuan antara axon dan dendrit dari sel saraf lainnya disebut synapse.
Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di depan adalah lobus penciuman, sepasang struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf penciuman  Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau, seperti. hagfish, hiu, dan lele. Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon , setara struktural ke otak dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam ikan telencephalon yang bersangkutan kebanyakan dengan penciuman.
Serebelum adalah sebuah struktur lobed tunggal yang biasanya merupakan bagian terbesar dari otak. Hagfish dan lamprey memiliki cerebellae relatif kecil, sedangkan mormyrid otak kecil yang besar dan tampaknya mereka terlibat dalam arti listrik. Batang otak atau myelencephalon adalah otak posterior. Dan juga mengendalikan beberapa otot dan organ tubuh, pada ikan bertulang setidaknya, batang otak mengatur pernapasan dan osmoregulasi.
Dari otak, terdapat 11 saraf otak (nervi cerebralis) yang menyebar ke organ-organ sensori tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian besar saraf otak tersebut berhubungan dengan bagian-bagian kepala, tetapi ada juga yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh.
·         Nervus terminalis (NC 0), saraf kecil yang bergabung dengan NC I, berhubungan dengan otak depan, serabut-serabut sarafnya tersebar mengelilingi bulbus olfactorius. Fungsinya mungkin meliputi sensori somati dan sensori khusus.
·         Nervus olfactorius (NC I), menghubungkan organ olfactorius dengan pusat olfactorius otak depan, berfungsi membawa impuls bau-bauan.
·         Nervus opticus (NC II), menghubungkan retina mata dengan tectum opticum, berfungsi membawa impuls penglihatan.
·         Nervus oculomotoris (NC III), merupakan saraf motor somatik yang mengatur otot mata musculus obliquus inferior, muculus rectus superior, musculus rectus inferior, dan musculus rectus internal. Berhubungan dengan otak mesencephalon.
·         Nervus trochlearis (NC IV), berhubungan dengan otak mesencephalon, merupakan saraf motor somatik yang menginervasi otot mata musculus obliquus superior.
·         Nervus trigeminalis (NC V), terbagi atas tiga cabang yaitu nervus ophthalmicus dan nervus maxillaris (merupakan saraf sensori somatik) serta nervus mandibularis (saraf sensori somatik dan saraf motor somatik). Nervus ini menghubungkan bagian kepala dan rahang dengan medulla oblongata. Fungsinya berkaitan dengan kepekaan kulit terhadap panas dan sentuhan.
·         Nervus abducens (NC VI), merupakan saraf motor somatik yang menghubungkan bagian depan medulla oblongata dengan otot mata musculus rectus external. Fungsinya berhubungan dengan penarikan otot penggerak biji mata.
·         Nervus facialis (NC VII), tersusun atas tiga cabang yaitu nervus ophthalmicus superficialis, nervus buccalis, dan nervus hyomandibularis. Saraf cabang ini berkaitan dengan saluran garis rusuk (linea lateralis) di atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, serta penerima rangsangan sentuhan. Berhubungan dengan NC V dan NC VIII pada medulla oblongata. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan sensori somatik, sensori visceral, dan fungsi motor visceral.
·         Nervus acousticus (NC VIII), sering dianggap sebagai cabang dari nervus acousticofacialis pada ikan, mempunyai fungsi sensori somatik yang berkaitan dengan telinga bagian dalam.
·         Nervus glossopharyngeal (NC IX), terdiri dari komponen sensori dan motoris yang melayani bagian insang pertama. Fungsinya berkaitan dengan garis rusuk, organ pengecap pada pharynx dan otot-otot insang.
·         Nervus vagus (NC X), memiliki beberapa percabangan. Cabang supratemporal dan cabang garis rusuk melayani sistem garis rusuk. Cabang branchial menuju ke bagian posterior celah insang. Cabang visceral melayani organ-organ internal. Cabang dorsal recurrent menginervasi penerima rasa.
Otak pada Lamprey masih sangat primitif. Otak depan berisi sepasang lobun olfaktorius. Arah belakang ada cerebral hemisperes kecil, melekat ke dienophalon. Dibawah dienophalon terdapat infindibulum dan pada bagian dorsal terdapat struktur pineal. Pada otak tengah terdapat sepasang lobus optious (yang lebar). Pada otak belakang terdapat cerebellum (rudimentair) kecil, arah ventral terdapat modulls oblongata yang lebih besar. Dari otak keluar sepuluh pasang saraf cranialis.
Sedangkan pada ikan hiu memiliki otak yang bertipe otak yang lebih maju dibandingkan dengan lintah laut. Dari dua kantung olfaktori dihidung, saluran  olaktori besar dan memanjang ke lobus olfaktori, yang melekat dengan erat ke pasangan hemisfer serebral  di diensefalaon. Di bagian dorsal, diensefalaon mengandung sebuah tangkai pineal serta badan pineal dan di bagian ventraldiensefalon terdapat infundibulum, tempat melekatkan  hipofisis.
Semua struktur ini merupakan bagian darai otak depan. Dua lobus optik yang bundar terdapat di bagian dorsal otak tengah. Otak belakang terdiri atas serebelum dorsal median yang berukuran besar di atas medula oblongata yang membuka di bagaian atas. Sepuluh pasang saraf kranial melayani struktur, terutama kepala, kira-kira distribusinya sama dengan vertebrata lain. Tali saraf dilindungi sepenuhnya oleh lengkung neural  tulang belakang, selanjutnya saraf spinal yang berpasang ke setiap somit tubuh muncul di antara lengkung neural dari tulang belakang berturut-turut.
3.      Amfibi
 
Sistem saraf pada katak dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Pada amphibi, Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, dan terdapat cairan cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Sistem saraf amphibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baik sehingga amphibi memiliki penglihatan yang baik.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
·         Otak (ensefalon)
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam tulang tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges. Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
1.      Lobus olfaktorius
Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius. Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau            
2.      Otak besar (cerebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri. Pada serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks, misalnya pembiakan dan macam-macam gerak.                              
3.      Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.
4.      Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative berkurang.
5.      Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi seperti detak jantung (pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut jantung) , tekanan darah (pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah), volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak refleks yang lain.
6.      Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.
4.      Reptile
Reptile mempunyai susunan saraf yang serupa dengan susunan saraf pada burung. Otak pada reptile Juga terdiri atas empat bagian. Kekhususannya hanyalah terdapat tonjolan Otak besar yang berkembang dengan baik sehingga pusat saraf pembau jelas kelihatan. Otak besar ini meluas ke atas sehingga menutupi otak tengah. Bagian-bagian otak lainnya kurang berkembang bila di bandingkan dengan otak pada burung.
  Pada bagaian dorsal, otak menunjukkan bagian dorsal, otak menunjukkan dua lobus olfaktori ramping yang terhubung ke hemisfer serebral besar; di belakang hemisfer tersebut terdapat dua lobus optik berbentuk oval. Berikutnya adalah serebelum yang berbentuk buah pir, lebih besar darai serebelum amfibi. Medula oblongata tersebar secara lateral di bawah serebelum, kemudian menyempit ke sum-sum tulang belakang. Di bagian ventral, di antara bagaian dasar hemisfer serebral, terdapat saluran optik dan saraf optik, diikuti dengan infundibulum dan hipofisis. Terdapat  12 pasang saraf kranial dan saraf spinal yang berpasangan ke setiap somit tubuh.
            Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
a.       Sistem Saraf Pusat
            Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak (ensefalon)
            Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
            Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
b. Otak tengah (mesensefalon)
            Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
            Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
            Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. 
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
       Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
            Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
b.      Sistem Saraf Tepi
1.      Sistem Saraf Sadar
            Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
2.      Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
            Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
5.      Aves

Burung merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiiki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus. Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar.
Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak burung terdiri dari beberapa bagian, yakni otak besar, otaak tengah, otak kecil, dan sum-sum lanjutan. Selain otak kecil, otak besar pada burung tumbuh dengan baik.
Permukaan otak besar burung tidak berlipat-lipat sehingga jumlah neuron pada burung tidak banayak. Otak tengah burung berkembang membentuk dua gelembung. Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatannya. Otak kecil burung mempunyai banyak lipatan yang memperluas permukaannya sehingga dapat menampung neuron cukup banyak. Perkembangan otak kecil ini berguna untuk pengaturan keseimbanagan burung waktu terbang.
Sistem saraf pada burung merpati terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat Columba livia terdiri dari otak yang bagian cerebrumnya berkembang dengan baik. Pada sistem nervosun, encephalon (otak) secara relative lebih besar bila dibandingkan dengan reptilia. Dibagian atas terdapat tiga bagian yang pokok, yaitu:
1.      Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas:
a.       Telenchepalon (bagian muka)
b.      Diencephalon (bagian belakangnya)
2.      Mesencephalon (bagian tengah)
3.      Rhombencephalon, terdiri dari:
a.       Metencephalon (bagian atas)
b.      Myencephalon (bagian tengah)
Bila ditinjau dari facies dorsalis akan tampak bagian yaitu:
1.      Lobi olfactory
2.      Hemispaerium
3.      Mesencephalon
4.      Cerebellum (otak kecil)
5.      Medulla oblongata
Sedangkan jika ditinjau dari facies ventralis akan tampak bagian yaitu:
1.      Lobus olfactorius
2.      Haemespherium cerebri
3.      Chiasma nervi optici
4.      Tuber cinerium
5.      Infundibulum
6.      Hypophysa
7.      Crura cerebri
8.      Medulla oblongata
9.      Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
F. Sistem Saraf Invertebrata
Tidak semua invertebrate memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti amoeba dan paramaecium, meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup  seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
1.      Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang. Ingat, salah satu ciri makhluk hidup adalah iritabilitas.
Apabila Amoeba sp. mendapat rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh. Sebaliknya, apabila mendapat rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat. Paramaecium sp. sebagai hewan berambut getar memiliki serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraf tersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan hewan berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.
 Hewan Cacing ( Vermes)
2.      Cacing Tanah
Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa dua buab ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat menjangkau seluruh bagian tubuh.
Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan kumpulan badan sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran pencernaan.
Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung.
Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.
            Sistem saraf cacing tanah terletak disebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terdiri atas:
·         Ganglion cerebrale yang tersusun atas 2 kelompok sel-sel saraf dengan commisura.
·          Berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
·         Ganglion cerebrale terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam segmen ke 3. Dari tiap kelompok sel-sel tersebut terdapat:
·         Saraf-saraf yang menginervasi daerah mulut dan berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut.
·         Cabang saraf yang menuju ke ventral dan melingkari pharynx. Saraf ini disebut commisura circum pharyngeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis.
Ganglion supraoesofagus (sub pharyngeal) yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Otak terletak pada ruas ke – 3 di bagian dorsal faring dan memiliki 3 pasang saraf lateral.  Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah faring yang kemudian akan menjadi batang saraf perifer yang terdiri atas saraf afferent dan saraf efferent.
Affrennt timbul dari sel saraf motoris , sedangkan saraf yang bersala dari sel saraf pada epidermis berfungsi sebagai saraf sensoris. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.
Berbeda dengan Planaria, Annelida (misalnya lintah) mempunyai jumlah neuron yang lebih banyak di bagian otak. Saraf yang terdapat di sepanjang tubuhnya merupakan saraf ventral yang tersusun atas beberapa ganglion. Di dalam ganglion terdapat interneuron yang mengoordinasi berbagai aksi pada setiap segmen. Planaria, yang termasuk golongan cacing pipih memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat Planaria terdapat pada otak disebut juga ganglion anterior. Otak ini berukuran kecil. Sistem saraf tepi cacing berupa dua saluran yang menuju ke arah posterior, masing-masing saraf tersebut berada di daerah lateral tubuh cacing, keduanya dihubungkan oleh saraf penghubung. Saraf yang juga tersusun simetri bilateral ini digunakan untuk merespon cahaya. Apabila cacing pipih terkena sinar, otak akan memerintahkan cacing bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu.
3.      Coleanterata

Hidra mempunyai jaringan saraf yang tidak terpusat. Hydra memiliki sistem saraf difus yang terletak pada mesoglea (antara ectoderm dan endoderm). Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf jala (jaring saraf).meskipun demikian, impuls dari satu sel ke sel lainnya melalui sinaps. Walaupun saraf jala sudah merupakan saraf sinap, namun tidak memiliki semua cirri-ciri sinaps seperti transmisi impuls tidak searah dan dan impuls makin jauh makin lemah. Sistem saraf ini belum punya sistem saraf pusat karena sel-sel saraf tersebar.
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai ciri-ciri sinaps.
4.      Echinodermata 
Memiliki cincin saraf sentral dengan saraf radial yang di hubungkan dengan jaring saraf pada masing-masing tangan. sistem sarafnya masih primitive, Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan, tapi susunan saraf didalamnya masih difus seperti jala, belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sistem saraf pada echinodermata sudah memiliki struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju daripada coelenterate karena sudah memiliki sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan telah ada reflek.
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.
Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata tapi sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks.
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
5.      Plathyhelminthes 
            Seekor cacing pipih, memiliki sistem saraf yang simetris bilateral. Sistem saraf pusatnya adalah otak kecil yang dihubungkan dengan dua tali saraf longitudinal. Sistem saraf tepinya meliputi sistem saraf transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuh. Pada cacing pipih mulai terlihat adanya sefalisasi yaitu adanya pemusatan sel-sel saraf pada bagian depan atau anterior tubuhnya. Planarian merupakan contoh yang baik karena sel-sel sarafnya terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus dibagian muka tubuhnya disebut ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang kebelakang tubuhnya membentuk seperti tangga, karena itu disebut sistem tangga tali.
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.
6.      Mollusca

Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni:
a)      Ganglion otak (ganglion cerebral)
b)       Ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam
c)      Ganglion kaki (pedal).
            Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Didalam ganglion pedal terdapat statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
            Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus.
Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.
        Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ. Pada ujung tiap tentakel posterior (panjang) terdapat sebuah mata dengan kornea, lensa dan retina dan mungkin juga organ pencium (olfaktorius). Di bawah ganglia kaki terdapat sepasang statokis, yaitu organ keseimbangan, masing-masing mengandung benda-benda berkapur, silia dan sel-sel peraba. Dalam lapisan epidermis kepala dan kaki terdapat pula struktur peraba.
            Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.
7.      Serangga (artropoda)
            Sistem saraf artropoda ini kemungkinan berevolusi dari sistem saraf yang mirip annelida. Adanya penyatuan ganglia yang ekstensif pada kepala dan pada tali saraf ventral, mrnjadikan sistem saraf artropoda kurang tersegmentasi secara seragam dan lebih tersentralisasi dibandingkan dengan sistem saraf annelida.
            Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang.Ada 3 macam ganglion :
1.    Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
2.    Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris   rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
3.    Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.
Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain.
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.
Perasa sentuhan dan perasa kimia (pembau dan peraba) pada hewan ini sangat kuat, dan organ-organnya terdapat pada alat-alat tambahan anterior. Ada 2 buah mata majemuk yang tersususn dari banyak unit optik yang disebut ommatidium. Tiap mata majemuk itu terdapat pada sebuah tangkai. Organ keseimbangan, statokis, terdapat pada dasar antenul-antenul.
Belalang mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.
Antena dan palpus mungkin mengandung alat-alat (akhir saraf) untuk meraba,merasa, dan membau sesuatu. Sebuah membrana tympani terdapat pada permukaan segmen abdomen pertama. Membrana tympani itu terlibat atau terbawa serta dalam mendeteksi suara. Pada sayap dan kaki belalang sering terdapat alat-alat untuk buah membuat suara. Belalang mempunyai 2 buah mata majemuk yang besar-besar, terdiri dari ommatidia. Di samping itu ada 3 oselli atau 3 mata sederhana

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sistem saraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara berbagai bagian tubuhnya.
a)      Sistem saraf pada vertebrata
1.      Mamalia
Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah.
2.      Pisces
Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa. Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf mulai berkembang sejak permulaan embrio dan berasal dari lapisan germinal terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel).
3.      Amfibi
Sistem saraf pada katak dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
4.      Reptile
Sistem saraf pada reptil terdiri dari sistem saraf pusat  yang dibagi menjadi otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf tepi yang di bagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
5.   Aves
Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
b)      Sistem saraf invertebrate
1.      Hewan bersel satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak memiliki sistem saraf. Akan tetapi, hewan tersebut memiliki kemampuan untuk menerima dan mereaksi rangsang
2.      Hewan cacing (vermes)
Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk seperti tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ekor. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). 
3.      Coloenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, Hidra mempunyai jaringan saraf yang tidak terpusat. Hydra memiliki sistem saraf difus yang terletak pada mesoglea (antara ectoderm dan endoderm). Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf jala (jaring saraf).meskipun demikian, impuls dari satu sel ke sel lainnya melalui sinaps.
4.      Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan, tapi susunan saraf didalamnya masih difus seperti jala, belum ada pengelompokan dalam ganglion.
5.      Plathyhelmthes
Seekor cacing pipih, memiliki sistem saraf yang simetris bilateral. Sistem saraf pusatnya adalah otak kecil yang dihubungkan dengan dua tali saraf longitudinal. Sistem saraf tepinya meliputi sistem saraf transversal yang mirip tangga yang menghubungkan tali saraf dengan juluran saraf yang lebih kecil di sepanjang tubuh.
6.      Mollusca
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni: Ganglion otak (ganglion cerebral), Ganglion visceral / ganglion organ-organ dalam, dan Ganglion kaki (pedal).
7.      Arthropoda
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat pengolah rangsang.Ada 3 macam ganglion :
·         Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
·         Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris   rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
·         Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan.



No comments:

Post a Comment