MAKALAH PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA KELAS RENDAH
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA
BAB I
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA
BAB I
LATAR
BELAKANG
A.
Latar belakang
Mengajar merupakan salah satu
tugas utama seorang guru untuk melaksanakan tugas tersebut, ia memerlukan
pedoman yang dijadikan pegangan agar apa yang dilakukan sesuai dengan kebijakan
pemerintah, dalam hal ini kebijakan departemen pendidikan dan kebudayaan. Dalam
kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan di dalam proses belajar mengajar,
pegangan guru yang pertama adalah kurikulum.
Seperti diketahui bahwa
kurikulum disusun berdasarkan sesuatu pendekatan yang dilandasi pandangan atau
filsafat tertentu. Apabila pandangan berubah, pendekatan
berubah, maka kurikulum pun akan berubah dan ini berarti pedoman proses
pembelajaran juga berubah. Perubahan
kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat atau pembangunan, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dalam beberapa
dasa-warsa ini, telah terjadi beberapa kali perubahan pendekatan didalam dunia
pendidikan, termasuk didalam dunia pembelajaran bahasa. Saah satu perkembangan
yang terjadi dalam pembelajaran bahasa ialah munculnya pendekatan yang
dilandasi oleh filsafat pendidkan bahasa terpadu.
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang
dimaksud pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran..?
2.
Apa-apa saja
pendekatan dalam pembelajaran bahasa..?
3.
Apa-apa saja pendekatan
komunikatif dan pendekatan terpadu dalam
pembelajaran bahasa..?
4.
Apa yang
dimaksud pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia…?
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui apa perbedaan
dari pengertian pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa, Hubungan antara
pendekatan, metode, teknik pembelajaran bahasa, Membandingkan pendekatan
struktural dan pendekatan komunikatif, Membedakan pendekatan komunikatif dan
pendekatan terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA
A.
Pengertian
Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembeljaran Bahasa.
1.
Pendekatan
Dalam
proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dalam pengertian yang
sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama
dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan
pengertian yang sama dengan pendekatan; dengan demikian pula istilah teknik dan
metode.
Sebenarnya,
ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun dalam
penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, ramelan (1982) mengutip
pendapat anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat
asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta
pengajaran bahasa.[1]
Pendekatan bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menggap bahasa
sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada
lagi yang mengaggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Asumsi-asumsi
tersebut diatas menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda, yakni:
1.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti berusaha membiasakan diri
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tekanannya pada pembiasaan.
2.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, berarti membiasakan diri untuk
memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan.
Tekanannya pembelajaran berbahasa memperoleh
kemampuan berbicara.
3.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa pembelajaran bahasa, yang harus di utamakan ialah
pemahaman akan kaidah-kaidah yang mandasari ujaran, tekanannya pembelajaran
pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.
2.
Metode
Metode
pembelajaran bahasa
ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan
penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan
pengadaan remedial dan pengembangannya. Pemilihan, penentuan dan penyusunan
bahan ajar secara sistematis, dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah
diserap dan dikuasai oleh siswa.[2]
Semua itu didasarkan pada pendekatan yang dianut. Melihat hal itu, jelas bahwa
suatu metode ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain
pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan.
Metode,
mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan
pengadaan remedi dan pengembangan bahan ajar tersebut. Dalam hal ini, setelah
guru menetapkan tujuan yang hendak dicapai, Ia mulai memilih bahan ajar yang sesuai
dengan tingkat usia, kemampuan, kebutuhan, serta latar belakang lingkungan
siswa. Kemudian, bahan ajar tersebut disusun menurut urutan tingkat kesukaran,
yakni yang mudah berlanjut pada yang lebih sukar. Disamping itu, guru
merencanakan pula mengevaluasi, megadakan remedi serta mengembangkan bahan ajar
tersebut.
3.
Teknik
Teknik
pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar telah disusun (dalam metode), berdasarkan
pendekatan yang dianut.
Teknik
yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau
siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan
baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan
situasi kelas, lingkungan, kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian, teknik
pembelajan yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang
sama, dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada
berbagai faktor tersebut.
Dari uraian diatas dapat
dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dilakukan oleh guru
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, untuk dapat memperoleh hasil yang
optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode
yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan
kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu
pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.[3]
B.
Pendekatan-pendekatan
dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan
yang sudah lama diterapkan dalam pembelajaran nahasa antara lain adalah
pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul
pendekatan-pendekatan lain yang dipandang lebih sesuai dengan hakekat dan
fungsi bahasa, yakni pendekatan komulatif dan pendekatan terpadu.
1.
Pendekatan
tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi
oleh pemikiran bahwa setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan
dan diterapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
memperhatikan tujuan yang telah diterapakan itu, dapat ditentukan
metode
yang akan diguanakan dan teknik pengajaran yang diterapkan agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi proses belajar mengajar ditentukan
oleh tujuan yang telah diterapkan, untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Pada
bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan suatu
pendekatan. Seperti kita ketahui kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang
orientasi pada pendekatan tujuan.[4] Sejalan
dengan hal itu maka bidang-bidang studi pun berorientasi pada pendekatan tujuan
; deemikian pula dengan bidang studi bahasa Indonesia. Oleh karena orientasi
nya pada tujuan, maka pembelajaran pun ditekankan pada tercapainya tujuan.
Misalnya contoh berikut ini: untuk pokok bahasannya menulis, tujuan
pembelajaran yang ditetepkan adalah “siswa
mampu membuat karangan cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari
bacaan’’.
Dengan
berdasarkan pada pendekatan tujuan yang
penting adala tercapainya tujuan, yakni siswa memiliki kemampuan mengarang. Adapun
mengenai masalah proses pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran bukan
merupakan hal yang penting.
Demikian
pula misalnya yang diajarkan pokok bahasannya struktur dan tujuan “siswa
memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk
kata bahasa Indonesia”. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran
morfologi bahasa Indonesia. Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan
dengan “cara
belajar tuntas” dengan “cara belajar tuntas” berarti suatu kegiatan belajar mengajar dianggap
berhasil, apabila sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran
itu menguasai minimal
75% dari bahan ajar yang diberikan oleh guru, penentuan
keberhasilan itu didasarkan berdasarkan hasil tes sumatif, jika
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa menguasai atau mengajarkan dan
menjawab dengan betul minimal 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka
pembelajran dapat dianggap berhasil.
2.
Pendekatan
struktural
Pedekatan struktural adalah salah
satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yang dilandasi oleh asumsi
yang menganggap bahwa bahasa adalah seperangkat kaedah. Atas dasar anggapan
tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan
penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau taat bahasa. Oleh
karena itu pembelajaran harus dititik beratkan pada pengatahuan struktur
bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Dalam
hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi
sangat penting. Jelas bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. [5]Disamping
kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pendekatan strukrural,
siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat karena memahami
kaidah-kaidahnya. Misalnya saja, mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti
dibawah ini.
“bajunya
anak itu baru”
“disekolah
kami mengadakan pertandingan sepak bola”
“anak-anak
itu lari-lari dihalaman”
C.
Pendekatan
Komunikatif dan Pendekatan Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa.
1.
Pendekatan
komunikatif
Pada
bagaian terdahulu sudah dihelaskan bahawa pandangan tentang bahasa dan
pembelajran bahasa selalu mengalami perubahan. Sejalan
dengan perkembangan pola pikir masyarakat dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa Indonesia, akhir-akhir ini sedang digalakkan dengan penerapan pendekatan
komunikatif dan pendekatn terpadu.
Pendekatan komunikatif
merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan
bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang hanya sebagai seperangkat
kaidah, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini
berarti bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif.
Menurut
littlewood (1991) pemikiran pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran
bahwa:
a.
Pendekatan
komunikatif membuka diri bagi pandangan yang orang melihat bahwa bahasa tidak
terbatas pada tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada fungsi komunikatif
bahasa.
b.
Pendekatan
komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas bagi pembelajaran bahasa.
Menimbulkan bahwa mengajarkan bahasa tidak cukup dengan memberi kepada siswa
bentuk-bentuk bahasa asing.[6]
Tetapi siswa mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai
dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang
tepat.
Sehubungan
dengan pendapat itu dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajaran
bahasa. Dalam kegiatan belajar mengajar, kepada siswa diberikan latihan, antara
lain seperti dibawah ini:
a.
Memberi
informasi terbatas.
1)
Mengidentifikasi gambar
2)
Menemukan/menari gambar yang cocok
3)
Menemukan informasi yang ditiadakan
b.
Memberi
informasi yang tak dibatasi (bebas).
1)
Mengkomunikasikan contoh dan gambar
2)
Menemukan perbedaan
3)
Menyusun kembali bagian-bagian cerita
c.
Mengumpulkan
informasi untuk memecahkan masalah.
d.
Menyusun
informasi
2.
Pendekatan
terpadu dalam bahasa
Seperti
yang kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantun
dalam GBPP kurikulum sekolah dasar 1994 adalah :
1.
Siswa
membanggakan dan menghargai bahasa Indonesia
2.
Siswa memahami
bahasa Indonesia baik dari segi bentuk, makna dan fungsi, serata menggunakannya
dengan tepat dan kreatif
untuk bermacam-macam tujuan, keputusan dan keadaan.
3.
Siswa memiliki
kemampuan menggunakan bahaa Indonesia yang baik dan benar demi untuk
kepentingan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial
4.
Siswa memiliki
kedisiplinan dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)
5.
Siswa mampu
menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk meningkatkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, telah digariskan pola komponen-komponen yang perlu
diajarkan kepada siswa mencakup. [7]
1.
Lafal, intonasi,
ejaan, dan tanda baca
2.
Struktur
3.
Dan kosa kata.
Dalam
penyajiannya komponen-komponen tersebut telah dikemas dalam tema yang sudah
digariskan dan diramu dengan huruf butir-butir pembelajaran
yang sesuai yang terdapat dalam GBPP, sehingga pembelajarannya menjadi jelas,
serta terpadu dengan bidang-bidang studi lain seperti, IPA, IPS, dan Matematika.
Dalam
kenyataannya, penggunaan bahasa didalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
situasi formal maupun situasi non formal, tiap-tiap aspek itu tidak ada yang
berdiri sendiri. Misalnya saja kita membaca. Pada waktu kita membaca itu pasti kita
berhadapan langsung dengan kosakata, ejaan, tanda baca, dan struktur kata
maupun struktur kalimat. Mungkin juga setelah membaca, kita membuat ringkasan,
catatan-catatan kecil, ikhtisar atau juga menceritakan dan menceritakan isi
bacaan kepada orang lain. Demikian pula jika kita berbicara atau menulis kita
tentu akan berhadapan dengan pilihan kata (kosa kata, struktur), pilihan
kalimat (struktur), ejaan atau tanda baca ; dalam berbicara: intonasi, tekanan,
dan lafal. Mungkin juga setelah tulisan jadi akan kita bacaan dihadapan
teman-teman atau mungkin isi tulisan kita akan kita ceritakan kepadaa orang lain.[8]
Jadi
jelas, bahwa aspek-aspek itu, di dalam praktik penggunaan bahasa, akan selalu
tampil bersama. Melihat kenyataan tersebut maka dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, diterapkan suatu pendekatan yang dalam pelaksanaannya memadukan
aspek-aspek bahasa. Pendekatan itu tersebut biasanya disebut dengan pendekatan
terpadu. Filsafat bahasa
terpadu dalam pembelajaran menjajikan tidak hanya dalam hal cara guru
mengajarkan membaca dan menulis, tetapi juga cara mereka memandang diri mereka
sendiri. Guru-guru yang menggunakan filsafat bahasa terpadu, tentu saja
memberikan pengetahuan (kognitif) kepada siswa; tetapi di sampin itu mereka
juga menjadi model dalam hal membaca, menulis dan sebagainya.
Dengan demikian, kelas meeka ditandai oleh komunikasi dan
interaksi dengan bahasa yang hidup. Yeager mengemukakan
beberapa hal yang penting yang terjadi didalam kelas dengang bahasa terpadu
antara lain:
1.
Siswa banyak bergaul dengan literature
(bacaan)
2.
Siswa merasakan
pendekatan didalam pembelajaran dan memperlihatkan kesanggupan belajar yang
tinggi.
3.
Guru-guru
berinteraksi dengan siswa, baik sebagai pembaca maupun sebagai penulis
4.
Guru
memperlihatkan perhatiannya terhadap bacaan dan penulisan pada umumnya.
Itulah
gambaran mengenai bahasa terpadu dan bagaimana situasi kelas dengan bahasa
terpadu yang kemukakan oleh yeager. Penerapan pembelajaran bahasa terpadu
sebenarnya memeng sanggat membutuhkan perlengkapan yang memadai, setidaknya ada
perpustakaan yang menyediakan buku-buku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
siswa dan guru, lebih utama lagi sekolah harus memiliki laboratorium atau
kelas-kelas khusus.
Namun dengan kondisi sekolah yang sederhana pun guru akan
mampu melakasanakan pembelajaran secara terpadu, asalkan guru tersebut selalu
berusaha mempersiapkan diri dan siswa nya dengan baik. Mempersiapkan
diri, maksudnya membuat perencanaan belajar yang matang untuk proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan. Menyiapkan siswa, maksudnya mempersiapkan
siswa seperti mengarahkan atau memperingatkan mereka terhadap hal-hal yang perlu
mereka siapkan untuk persiapan
belajar mengajar yang akan datang.[9]
D.
Pendekatan
terpadau dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Telah dikemukakan di atas bahwa
pemilihan pendekatan terpadu dalam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi
dengan pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu,
bahasa tidak pernah digunakan secara terpisah, aspek demi aspek.
Seperti
telah dikemukakan pada bagian terdahulu, dalam pembelajran bahasa Indonesia,
materi kebahasaan yang diberikan pada anak SD mencakup.
1.
Lafal dan
intonasi, ini berkaitan
dengan keterampilan membaca dan keterampilan berbicara serta menyimak.
2.
Ejaan dan tanda
baca, berkaitan dengan keterampilan
membaca dan menulis.
3.
Struktur, berkaitan dengan keempat jenis keterampilan berbahasa
4.
Kosakata, berkaitan dengan semua aspek lain, baik aspek
keterampilan berbahasa maupun struktur.
Penerapan pendekatan terpadu.
Dalam pembelajaan bahasa indonesia di kelas-kelas rendah (kelas 1 dan 2),
keterampilan itu dapat diwujudkan sebagai berikut:
1)
Ketika guru mengajarkan membaca kata atau kata-kata
sekaligus guru mngajarkan bagaiman melafalkannya (mengucapkannya) ddengan
tepat. Dalam hali ini guru sudah mngaitkan kegiatan membaca dan pemahaman
tentang lafal atau ucapan yang tercakup dalam tata bunyi.[10]
2)
Ketika guu mengajarkan menulis akalimat atau kata-kata,
sekaligus ia juga mengajarkan bagaimana membacanya, melafalkannya, dan bagaiman
pula ejaannya. Dalam hal ini, kecuali guru mengatkan (memadukan) membaca dan
lafal, ia juga mengatkan dengan fonem, walaupun istilah tersebut tidak
dnyatakan kepada siswa. Hal ini dilihat misalnya pada waktu siswa harus
emenuliskan kata-kata sepert mama, mana, mata, yang maknanya berbeda-beda
karena perbedaan pada m/n/t.
3)
Pada waktu mengajarkan membaca kalimat, sekaligus ia
mengajarkan pula bagaimana intonasinya, plafalannya, tanda baca yang ada dalam
bacaan (kalimat) sebagaimana membaca kalimat itu dengan memperhatikan
tanda-tanda baca yang digunakan. Disamping itu, guru berkesemptan menambah
kosakata siswa ; dan pada waktu memberkan contoh membaa atau salah serang siswa
membaca, tentu saja siswa yang lain harus menyimak.
4)
Pada saat guru mengajarkan menuls kalimat, sekaligus ia
mengajarkan ejaan bagaiman cara menggunakan tanda baca dalam kalimat, seperti
titik, koma dan tanda tanya. Disamping itu, siswa juga diminta membaca
kaimat-kalimat yang telah mereka buat, sedang siswa yang tidak sedang membaca
akan mendengarkan dengan baik atau menyimak. Jika demikian maka telah ada
pemaduan antara menulis, membaca dan menyimak; tetapi dalm hal ini ditekankan
pada keterampilan menulis.
5)
Pada waktu guru mnggajaakan keterampilan berbicara
sekaligus ia mengajarkan intonasi, lafal, dan menyimak. Mungkin juga setelah
salah seorang siswa bercerita, siswa yang lain diminta mengemukakan isi cerita
itu secara singkat. Dengan demikian pada
waktu salah seorang siswa becerita teman-temannya benar-benar menyimak.
6)
Keterampilan menyimak dapat dipadukan dengan keterampilan
berbicara maupun keterampilan menulis. Pada pembelajaran maupun keterampilan
menulis. Pada pmbelajaran menyimak ini dapat
juga guru sngaja menggunakan atau menyelipkan kata-kata yang bagi siswa
mrupakan kata-kata baru, sehinggga menambah perbendaharaan kata meraka, jika
demikian, berarti guru telah memadukan menyimak, berbicara, menulis, dan
penambahan kosakata siswa.[11]
7)
Pada waktu mengerjakan kata-kata baru, guru harus selalu
ingat bahwa kata-kata tersebut harus masuk dalam kalimat atau dalam bacaan (di
dalam konteks). Jadi dalam hal ini guru mengajarkan kata baru sekaligus
mengajarkan bagaimana penggunaannya di dalam kalimat. Dalam hal ini ada
perpaduan struktur antar kosakata keterampilan berbahasa dan struktur.
8)
Pemaduan dengan bidang-bidang studi yang lain seperti
IPA, IPS dan Matematikan dilakukan melalui penyajian tema dan matri berkaitan
dngan bidang studi tersebut.
Mungkin sekali tanpa disadari
para guru telah melaksanakan hal-hal seperti dikemukakan diatas. Namun apabila
pelaksanaan yang menyebangkan terjadinya pemaduan iu tidak disadari, berati
pemaduan itu tidak direcanakan. jika demikain hasilnya tidak akan sebaik kalau
pemaduan itu direncanakan; sebab dengan perencanaan, pelaksannaaynya akan lebih
efisien. Dalam pmbelajaran bahasa indonseia diklas II, pada akhir caturwulan 3
guru dapat memadukan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dngan IPA, IPS,
dan bidang studi yang lain.
Dikelas-kelas yang lebih
tinggi, pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secra
terpadu, misalnya:
a.
Menyimak dan
berbicara
b.
Menyimak dan
menulis
c.
Membaca dan
menyimak
d.
Membaca dan
menulis[12]
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dalam
proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dalam pengertian yang
sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama
dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan
pengertian yang sama dengan pendekatan; dengan demikian pula istilah teknik dan
metode. Kemudian menyusul pendekatan-pendekatan
lain yang dipandang lebih sesuai dengan hakekat dan fungsi bahasa, yakni
pendekatan komulatif dan pendekatan terpadu.
Pendekatan komunikatif
merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan
bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
bahasa. Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang hanya sebagai seperangkat kaidah,
tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini
berarti bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif.
B.
Kritik
dan Saran
Alhamdulillah penulis ucapkan puji syukur kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini meskipun dalam bentuk yang sedehana. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun usaha ke
arah itu telah penulis lakukan. Namun karena tingkat kemampuan penulis yang
sangat terbatas, oleh karena itu, penulis betul-betul mengharapkan kritik
konstruktifnya terhadap kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga apa yang
telah penulis upayakan mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Amien, ya rabbal
alamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Darmiyati. 2001. Pendidikan
Bahasa dan Sastra Inonesia Di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS
Mucklisoh. 1982. Pendidikan Bahasa Indonesia
3, modul 1-9. Jakarta: Departemen
P dan K
Taringan. 1990. Proses belajar mengajar pragmatic. Bandung: Angkasa
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberikan karuniaNya dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan kewajiban dalam menyusun makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul PENDEKATAN
PEMBELAJARAN BAHASA. Makalah
ini merupakan hasil pencarian yang disusun guna memenuhi tugas mata
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA KELAS RENDAH. Salah satu tujuan penyusunan
makalah ini untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa, terutama IAIN bengkulu
dalam melatih penulisan makalah yang baik dan benar.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bengkulu...........201
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan
Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pendekatan, metode, dan teknik ................................... 3
B.
Pendekatan-pendekatan
dalam pembelajaran bahasa...................... 5
C.
Pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu.......................... 8
D.
Pendekatan
terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia.......... 12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 15
B.
Kritik
dan Saran............................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment