1

loading...

Monday, October 30, 2017

MAKALAH ULUMUL QURAN Makiyyah dan madaniyah

C Makiyyah dan madaniyah



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Semua bangsa berusaha keras untuk melestarikan warisan pemikiran dan nilai-nilai kebudayaannya. Tak terkecuali umat islam, mereka sangat memperhatikan kelestarian risalah Muhammad yang memuliakan semua umat manusia. Itu disebabkan risalah Muhammad bukan sekedar risalah ilmu dan pembaharuan yang hanya mendapat perhatian sepanjang akal menerimanya. Tetapi, di atas itu semua, ia merupakan agama yang melekat pada akal dan terpatri dalam hati.
Orang yang membaca Al-Qr’an Al-Karim akan melihat bahwa ayat-ayat makkiyah mengandung karakteristik yang tidak ada dalam ayat-ayat madaniyyah, baik dalam irama maupun maknanya begitupun sebaliknya; sekalipun yang kedua ini didasarkan pada yang pertama dalam hukum-hukum dan perundang-undangannya.
Abdul Qasim Al-Hasan bin Muhammad bin Habib An-Naisaburi menyebutkan dalam kitabnya At-Tanbih ‘Ala Fadhli ‘Ulum Al-Qur’an “Di antara ilmu-ilmu Al-Qur’an yang paling utama adalah ilmu tentang nuzulul Al-Qur’an dan wilayahnya, urutan turunnya di makkah dan madinah, tentang hukumnya yang diturunkan di makkah tetapi mengandung hukum madani dan sebaliknya, serupa dengan yang diturunkan di makkah, tetapi pada dasarnya termasuk madani dan sebaliknya.  Juga tentang yang diturunkan di Juhfah, Baitul Maqdis, Tha’if atau Hudaibiyah. Demikian juga tentang yang diturunkan di waktu maalm, di waktu siang, diturunkan secara bersama-sama. Atau ayat–ayat Madaniyyah dalam surat-surat Makkiyyah dan sebaliknya. Itu semua adaa 25 macam. Orang yang tidak mengetahuinya dan tidak dapat membeda-bedakannya, ia tidak berhak berbicara tentang Al-Qur’an. ”

B.     Rumusan masalah
1.      Apa Pengertian Makkiyah dan Madaniyah ?
2.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Makkiyah dan Madaniyah ?
3.      Bagaimana Perkembangan Makkiyah  dan Madaniyah ?
4.      Sebutkan Beberapa Contoh dari Ayat Makkiyah dan Madaniyah ?
5.      Apa Fungsi Memahami Ilmu Makkiyah dan Madaniyah ?
6.      Apa Saja Ayat yang Diturunkan di Luar Kota Makah dan Madinah?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminologi makkiyah dan madaniyah. Keempat perspektif itu adalah :
1.         Masa turun                  (zaman an-nuzul)
2.         Tempat turun               (makan an-nuzul)
3.         Objek pembicaraan     (mukhathab)
4.         Tema pemmbicaraan   (maudu’)

1.      Dari perspektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :
اَلْمَكِيُ : مَا نَزَلَ قَبْلَ اْلهِجْرَةِ وَاِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَكَةَ.
وَ المدَنِيُ : مَا نَزَلَ بَعْدَ الِهجْرَةِ وَاِنْ كَانَ بِغَيْرِ مَدِيْنَةَ.
فَمَا نَزَلَ بَعْدَ الهِجْرَةِ وَلَوْ بِمَكَةَ أَوْ عَرَفَةَ مَدَنِيُ

Artinya :
“Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di mekah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah rasulullah hijrah ke madinah, kendatipun bukan turun di madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut madaniyyah walaupun turun di mekah atau di arafah.”
          

2.      Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut :

مَا  نَزَلَ : بِمَكَةَ وَمَا جَا وَرَهَا كَمِنَى وَ عَرَفَةَ وَحُدَيْبِيَةَ.
وَالمدَنِيُ : مَا نَزَلَ بِالمدِيْنَةِ وَمَا جَا وَرَهَا كَأُحُدٍ وَقُبَاءَ وَسُلْعَ
Artinya :
“Makkiyah adalah ayat-ayat yang turun di mekah dan sekitarnya seperti mina, arafah, dan hudaibiyyah, sedangkan madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’ dan Sul’a”

3.      Dari objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut
اَلْمَكِيُ : مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ مَكَةَ . وَالمدَنِيُ : مَاكَانَ خِطَابًا لِأَهْلِ المدِيْنَةِ
Artinya :
Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Makkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah”

4.      Dari tema pembicaraan, mereka akan mendefinisikan kedua terminologi   lebih terinci.
Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari perspektif masa turun, subhi shahih melihat komponen-komponen serupa dalam tiga pendefinisian. Pada ketiga versi itu terkandung komponen masa tempat dan orang. Bukti lebih lanjut dari tesis shahih di atas bisa dilihat dalam kasus surat Al-Mumtahanah .
Bila dilihat dari perspektif tempat turun, surat ini termasuk Madaniyyah karena diturunkan sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi, dalam perspektif objek pembicaraan, surat itu termasuk Makkiyah karena menjadi khitab bagi orang-orang mekah. Oleh karena itu, para sarjana muslim memasukkan surat itu kedalam “ma nuzila bi al Madinah wa hukmuhu Makki ” (ayat-ayat yang di turunkan di Madinah, sedangkan hukumnya termasuk ayat-ayat yang diturunkan di Mekah).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SWT sebelum hijrah ke Madinah, walaupun ayat tersebut turun di sekitar / bukan di kota Makkah, yang pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Makkah.
Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya walaupun turunnya di Makkah, dan pembicaraannya lebih ditujukan untuk penduduk Madinah.

B.     Sejarah Perkembangan Maakkiyah dan Madaniyyah
Dikalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang dasar atau kriteria yang dipakai untuk menentukan Makkiyyah dan Madaniyyah suatu surat atau ayat.
Sebagian ulama menetapkan lokasi turunnya ayat-ayat atau surat sebagai dasar penentuan Makkiyyah dan Madaniyyah, sehingga mereka membuat definisi Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut:
Yang diartikan sebagi berikut: “Makiyah ialah yang diturunkan dimakkah sekalipun turunnya sesudah hijrah, madaniyah ialah yang diturunkan di madinah”
Agak sulit memang melacak dan mengidentifikasi secara pasti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah karena urutan tata tertib ayat tidak mengikuti kronologi waktu turunnya ayat tetapi berdasarkan petunjuk nabi. Lagi pula pada mushaf usmani yang menjadi acuan sejak semula disusun mengikuti petunjuk nabi.
Koleksi mushaf para sahabat yang diantaranya ada yang ditulis berdasarkan turunnya ayat, semuanya sudah dibakar setelah tim penyusun al-Quran yang dibentuk Usman bin Affan menyelesaikan tugasnya. Jadi pembakaran mushaf tersebut bisa juga berarti sebagai kerugian intelektual, karena dengan demikian menjadi sulit melacak kronologi ayat berdasarkan waktu turunnya.

C.    Perbedaan Makkiyah dan Madaniyyah
1.      Ciri-ciri khusus surat makkiyah
a.       Mengandung ayat sajdah (Al-A’raf : 206 )
      ( A-Nahl : 149 ) ( An-Nahl : 50 ) ( Al-Isra’ :   107 ) ( Al-Isra’ : 108 ) ( Al-isra’ : 109      )  ( Maryam : 85 ) ( Al-Furqan : 60.)
          b.      Terdapat lafal kalla sebagian besar ayatnya (Al-Humazah : 4)
كلا لينبذن فى الحطمة
c.       Terdapat seruan dengan ya ayyuhannasu contonhya dalam surat Yunus : 57,
يايهاالناس قدجاءتكم موعظة من ربكم وشفاءلما فى الصدور وهدى ورحمة للمؤمنين
d.      Mengandung kisah nabi-nabi dan umat-umat yang telah lalu, kecuali surat Al-     Baqarah (surat Al-A’raaf : kisah Nabi Adam dengan iblis, kisah Nabi Nuh dan kaumnya, kisah Nabi Shalih dan kaumnya, kisah Nabi Syu’aib dan kaumnya, kisah Nabi Musa dan Firaun).
e.       Terdapat kisah adam dan iblis.
Contohnya dalam surat Al-A’raf : 11 yang artinya : “sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (adam), lalu kami bentuk tubuhmu, kemudian kami katakana kepada malaikat : bersujudlah kamu kepada adam. Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”
2.      Ciri-ciri khusus surat madaniyyah

a.      Di dalamnya ada izin berperang atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya. (QS. Al-Ahzab = tentang perang ahzab / khandaq).
b.      Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, fara’id, hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan. (QS. An-Nur = tentang hukum-hukum sekitar masalah zina, li’an, adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga. QS. Al-Ahzab = tentang hukum zihar, faraid)
c.       Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik (surat An-Nur ayat 47-53 tentang perbedaan sikap orang-orang munafik dengan sikap orang-orang muslim dalam bertakhim kepada Rasul)
d.     Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At-Taubah dan lain-lain.

D.    Beberapa Contoh Ayat Makkiyah dan Madaniyah
1.      Makkiyah
Diantaranya :
1
Al-‘Alaq
Al-Fiil
Al-Lahab
‘Abasa
2
Al-Qolam
Al-Falaq
At-Takwir
Al-Qodar
3
Al-Muzzammil
An-Nas
Al-A’la
Asy-Syams
4
Al-Muddatstsir
Al-Ikhlas
Al-Lail
Al-Buruj
5
Al-Fatihah
An-Najm
Al-Fajr
At-Tiin
11
Ad-Dhuha
Al-Quroisy
At-takatsur
Qaf
12
Al-Insyiroh
Al-Qori’ah
Al-Ma’un
At-Thoriq
13
Al-Ashr
Al-Qiyamah
Al-Kafirun
Al-Qomar
14
Al-Adiyat
Al-Humazah
Al-Fiil
Shad
15
Al-Kautsar
Al-Mursalat




2. madaniyah
        Diantaranya :

Al-Baqoroh
At-Tholaq
Ali-Imron
Al-Anfal
Al-Hasr
Al-Ahzab
Al-Mumtahanah
An-Nur
Al-Hujurat
An-Nisa’
Al-Hajj
At-Tahrim
Al-Hadid
Al-Munafiqun
At-Taghabun
Al-Qital
Al-Mujadilah
As-Shaf
 Al-Maidah
Al-Jumuah
Al-Maidah
At-Taubah
Al-Fath
At-Taubah



BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Teori behaviouristik menekankan pada “hasil” daripada proses belajar. Teori kognitif menekankan pada “proses” belajar. Teori humanistik menekankan pada “isi” atau apa yang dipelajari.

B.Saran
Diharapkan Sebagai seorang pengajar perlu sekali mengetahui teori-teori belajar agar pendidikan di Indonesia menjadi semakin lebih baik di masa sekarang dan yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Wahab Rohmalina.2015.Psikologi Belajar.Jakarta:Raja Grafindo Persada
Ahmdi,Abu,dkk.2008.Psikologi Belajar.Bndung: Rinek Cipta
Googleplus


                       

No comments:

Post a Comment