REVIEW JURNAL
JOURNAL OF INTERNET BANKING AND COMMERCE
A.
PENGERTIAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERKEMBANGAN
PERBANKAN SYARI’AH DI INDONESIA DAN DUNIA
1.
Pengertian Bank Syari’ah
Bank
syari’ah adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya di kembangkan berlandaskan
al-quran dan hadis. Dan tidak mengandalkan bunga tapi menggunakan sistem bagi
dua hasil.
2.
Perbedaan antara bank syari’ah dan bank konvensional
a. Bank syari’ah menggunakan sistem bagi
dua hasil sedangkan bank konvensional menggunakan bunga.
b. Bank syari’ah hanya menggunakan
aset-aset yang halal sedangkan bank konvensional menggunakan semua aset halal
maupun haram.
c. Hubungan bank syari’ah adalah kemitraan
sedangkan hubungan bank konvensional adalah debitur dan kreditur.
3.
Perkembangan bank syari’ah
a.
Di Dunia
Sejarah
panjang kelahiran bank syariah pada abad ke-20 tidak terlepas dari hadirnya 2
gerakan renaisans islam modern, yaitu gerakan-gerakan neorevivalis dan
modernis. Sekitar tahun 1940-an, dimana para cendikiawan islam seperti Anwar
Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948) dan Mahmud Ahmad (1952) mengemukakan
konsep dasar bagi hasil, yang sesuai dengan syariat islam kedalam
tulisan-tulisan yang mereka buat.
Bank
dengan konsep syariah, secara kelembagaan pertama kali didirikan pada tahun
1963 di Mesir, dengan nama Myt-Ghamr Bank. Pemimpin perintis usaha ini adalah
Ahmad El-Najjar, yang permodalannya dibantu oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.
Myt-Ghamr Bank dinilai sukses menggabungkan manajemen perbankan jerman dengan
prinsip-prinsip muamalat berdasarkan syariat islam.
b.
Di Indonesia
Perkembangan
perbankan syariah di indonesia telah menjadi tolaak ukur keberhasilan
eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan
menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan sistem
ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.
Langkah
strategis pengembangan perbankan syariah yang telah diupayakan adalah pemberian
izin kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor uus. Langkah strategis
ini merupakan respon dan inisiatif dari perubahan uu yang mengatur dengan jelas
landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat di operasikan dan
diimplementasikan ooleh bank syariah.
B.
LEMBAGA KEUANGAN DALAM PERSFEKTIF AL-QURAN DAN HADIS
1.
Pengertian Lembaga Keuangan
Yaitu
lembaga yang mempunyai kegiatan utama menghimpun dan menyalurkan dana, dengan
motif mendapatkan keuntungan.
2.
Persfektif Lembaga Keuangan Dalam Al-Quran
Al-quran
tidak menyebut konsep lembaga keuangan secara eksplisit namun penekanan tentang
konsep organisasi terdapat dalam al-quran. Al-quran memberikan aturan-aturan
dasar agar transaksi ekonomi tidak sampai melanggar norma atau etika surah
al-nahl: 90 yaitu anjuran berlaku adil.
3.
Lembaga Keuangan pada Zaman Rasulullah
a. Baitul mal (rumah dana)
Merupakan
lembaga keuangan pertama yang di bangun oleh nabi. Lembaga ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan. Apa yang dilaksanakan oleh rasul merupakan proses
penerimaan, pendapatan dan pembelanjaan secara tranfer. Baitul mal tidak hanya
berguna untuk kepentingan islam saja tetapi juga untuk melindungi kepentingan
kafirdhimmi.
b. Wilayatul hisban (pengontrol pemerintah)
c. Pembangunan etika bisnis
1) Menghapus riba
2) Penciptaan keadilan
3) Penghapusan monopoli
4.
Lembaga Keuangan pada Masa Khulafaur Rasyidin
a. Abu bakar as-sidiq
Kebiasaan
memungut zakat sebagai bagian dari agama islam dan menjadi sumber keuangan
negara terus ditingkatkan. Hadirnya kaum riddah yaitu kelompok yang membangkang
terhdap membayar zakat dan mengaku sebagai nabi.
b. Umar bin khattab
Baitul
mal semakin mapan, meningkatkan basis pengumpulan dana, bagi warga negara
muslim diwajibkan membayar zakat, sedangakn afir ahimmi diwajibkan membayar
kharaj dan jizyah.
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib
Menindak
lanjuti baitul mal dan lembaga baitul mal telah berfungsi sangat strategis.
Para pemimpin sangat serius untuk mengentaskan kemiskinan umat dan membangun
sistem moneter islami.
C.
RIBA DAN BUNGA BANK
1.
Pengertian Bunga dan Riba
a)
Riba
Riba secara bahasa
berarti Al-Ziyadah artinya tambahan, sedangkan menurut terminologi adalah
”kelebihan sepihak yang dilakukan oleh salah satu dari dua orang yang
bertransaksi”.
b)
Bunga Bank
Diartikan sebagai
ketetapan nilai mata uang oleh bank yang memiliki tempo/tenggang waktu atau
bunga bank adalah sebuah sistem yang diterapkan oleh bank konvensional sebagai suatu
lembaga keuangan yang mana fungsi utamanya menghimpun dana untuk kemudian
disalurkan kepada yang memerlukan dana baik perorngan maupun badan usaha.
2.
Jenis-jenis Riba dan Hukumnya
a)
Jenis riba hutang piutang
Ø Riba Jahiliyah
Riba ini terdapat pada
utang yang di bayar melebihi dari pokoknya, hal ini dikarenakan si pemijam
tidak mampu untuk membayarnya pada waktu yang ditetappkan.
Ø Riba Qardh
Riba jenis ini memiliki
pengertian adanya manfaat yang di syaratkan oleh pemilik dana kepada yang
berhutang.
b)
Jenis riba jual beli
Ø Riba Nasi’ah
Yaitu adanya
penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertkarkan.
Ø Riba Fadhi
Yaitu apabila terjadi
pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda,
sedangkan barang yang dipertukrkan termasuk kedalam barang ribawi.
c)
Hukum riba
Islam
melarang praktik riba dalam perekonomian umat manusia. Secara tegas tertulis
dalam Al-Quran yaitu :
Ø Al-Baqarah : 275
“padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
Ø Ali-Imran : 130
“Hai orang yang
beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda, dan bertaqwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan”.
D.
DASAR HUKUM BANK SYARI’AH
1.
Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia
Dasar
hukum bank syari’ah di indonesia adalah undang-undang dasar dan fatwa majelis
ulama di indonesia:
a.
Beberapa peraturan bank indonesia mengenai bank
syari’ah:
1)
PBI
No. 9/19/PBI/2007
Tentang pelaksanaan
prinsip syariah dalam kegiatan, penghimpunan dana serta pelayanan jasa bank
syariah.
2)
PBI
No.7/35/PBI/2005
Tentang perubahan atas
peraturan bank indonesia.
3)
PBI
No. 6/24/PBI/2004
Tentang bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
b.
Fatwa majelis ulama indonesia
Selain
undang-undang dasar yang disebutkan di atas, landasan hukum islami yang
dimaksud dalam perbankan syari’ah adalah fatwa yang dikeluarkan lembaga
tertentu yang berwenang sebagaimana yang diatur pada pasal 1 poin ke-12 UU No.
21 tahun 2008.
Prinsip
syari’ah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memilki wewenang dalam menetapkan fatwa di
bidang syari’ah. Meskipun tidak disebut secara langsung, UU memberikan dewan
syari’ah nasional MUI sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa
sekaligus berwenang merekomendasikan dewan pengawas syariah yang di tempatkan
pada bank-bank syariah dan unit usaha syariah.
2.
Perbedaan sistem bunga dan bagi hasil
a.
Menentukan
besarnya hasil
Pada sistem bunga
besarnya hasil sudah tentukan sebelumnya, sedangkan pada sistem bagi hasil
ditentukan sesudah berusaha atau sesudah ada untungnya, maka setelah itu sudah
jelas berapa bagian masing-masing.
b.
Jika terjadi kerugian
Apabila terjadi
kerugian itu sudah resiko nasabah dan harus di tanggung oleh nasabah sendiri.
c.
Berapa persen besarnya
Pada sistem bunga itu
sudah pasti, artinya beberapa persen bunga yang sudah ditetapkan nanti
dikalikan dengan jumlah pinjaman dan itu harus dibayarkan.
d.
Yang di tentukan sebelumnya
Ialah bunga atau
besarnya nilai rupiah, sedangkan pada sistem bagi hasil yang ditentukan
sebelumnya adalah menyepakati proporsi pembagian untung masing-masing pihak.
e.
Status hukum
Pada sistem bunga
berlawanan dengan surat luqman ayat 34, sedangkan pada sistem bagi hasil
melaksanakan surat luqman ayat 34.
E.
AKAD-AKAD DAN PRODUK PERBANKAN SYARIAH
1.
Akad-akad dalam transaksi syariah
Yaitu Titipan (Wadi’ah) merupakan titipan
murni dari satu pihak kepada pihak lain. Akad Wadi’ah terbagi 2 yaitu:
a. Wadi’ah Yad Al-Amanah
Merupakan akad penitipan barang atau
uang dari penitip kepada penyimpan dimana barang yang dititip tidak boleh
dipergunakan oleh penyimpan.
b. Wadi’ah Yad Dhamamah
Merupakan akad penitipan barang atau
uang dari penitip kepada penyimpan dimana barang yang dititip dapat
dipergunakan dengan seijin penyimpan.
2.
Bagi Hasil
a. Mudharabah
Merupakan akad kerja sama antara 2
pihak, 1 pihak sebagai penyandang dana, dan pihak kedua sebagai pengelolah.
b. Musyarakah
Merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebi dimana masing
pihak memiliki kontribusi sebagai penyandang dana maupun sebagai pengelolah
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama.
3.
Jual Beli
a. Murabahah
Merupakan jual beli barang dengan
spesifikasi yang jelas.
b. Salam
Merupakan pembelian dengan pesanan
terhadap barang yang spesifikasinya jelas.
c. Istishna
Merupakan kontrak penjualan antara
pembeli dan pembuat barang terhadap
barang yang spesifikasinya jelas.
F.
SISTEM OPRASIONAL BANK SYARIAH
1.
Organisasi dan mekanisme kerja bank syariah
a. Pengertian organisasi
Organisasi adalah
meliputi pembagian kerja yang logis, penetapan garis tanggung jawab dan
wewenang yang jelas, pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai yang
menunjukan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang atas suatu tindakan. Contoh organisasi bank umum syariah dan
BPRS:

Dewan
komisaris





Dewan audit
b.
Mekanisme
kerja perbankan syariah
1)
Dewan
pengawas syariah
DPS adalah suatu badan
independen yang ditempatkan oleh dewan syariah nasional (DSN) pada bank.
2)
Dewan
nasional syariah
DSN merupakan bagian
dari majelis ulama indonesia (MUI) yang bertugas menumbuh kembangkan penerapan
nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya.
3)
Unit
usaha syariah
UUS adalah suatu unit
kerja khusus untuk kantor bank konvensional yang memiliki cabang syariah.
4)
Pendekatan
fungional
Pendekatan tradisional
dalam menyusun organisasi bank adalah melalui pengintegrasian fungsi-fungsi.
5)
Fungsi
investasi
Pada bank kecil direktur
utamanya yang menangani fortopolio investasi sedang cash management ditangani
direktur oprasi, karena hubungan dengan pemeliharaan cadangan wajib.
6)
Pendekatan
pasar
7)
Fungsi
staf
8)
Dewan
komisaris
9)
Direksi
2.
Tugas masing-masing bagian operasional pada bank
syariah.
a. DPS : tugas mengawasi kegiatan usaha
bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah
difatwah kanoleh dsn
b. DSN : bertugas menumbuh kembangkan
penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan
sektor keuangan pada khususnya termasuk asuransi dan reksadana
c. UUS :
Ø Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan
kantor dan cabang syariah
Ø Menyusun laporan keuangan konsulidasi
dari seluruh kantor-kantor cabang syariah
Ø Melaksanakan tugas penata usahaan
laporan keuangan kantor-kantor cabang syariah.
G.
POLA MANAJEMEN BANK SYARIAH
1.
Manajemen dalam islam
Sangat
penting artinya dari segala aspek kehidupan, karena itu manajemen icon yang
baik individual/kelompok. Pengertian yang paling sederhana seni yang memperoleh
hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Manajemen
sebagai ilmu pengetahuan, manajemen sebagai seni atau keterampilan, manajemen
sebagai profesi.
2.
Unsur-unsur manajemen syariah
Ø SDM
adalah yang paling menentukan. Karena tanpa ada manusia tidak ada proses kerja sebab
pada dasarnya manusia adalah manajemen kerja.
Ø Uang
adalah merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan, karena uang alat
tukar dan pengukuran nilai. Karena uang merupakan alat yang penting untuk
mencapai tujuan.
Ø Bahan
sebab materi dan manusia tidak akan dipisahkan, yanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang di kehendaki
Ø Mesin
penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesien kerja.
Ø Metode
suatu tata kerja yang baik akan melancarkan jalannya
pekerjaan.
Ø Market/Pasar
menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan.
H.
MANAJEMEN PEMASARAN BANK SYARIAH
1. Konsep pemasaran dapat dikatakan bahwa,
merupakan konsep pemasaran merupakan proses pendistribusian yang akan dilakukan
untuk kepuasan pelanggan.
2.
Strategi
pemasaran pemasaran bank syariah adalah seni dan sebuah logika yang kreatif.
3.
Pentingnya
nasabah bank
Pada sebuah bank akan
memberikan efek positif kepada bank itu sendiri, selain bertambah jumlah
nasabah citra bank di masyarakat semakin baik. Dengan pelayanan yang baik, maka
nasabah akan merasa nyaman dan setia untuk menggunakan layanan. Untuk mencapai
SDM tersebut, harus diingatkan. Harus menguasai bidang masing-masing, service
excellonce akan sangat menentukan kondisi bank.
I.
MANAJEMEN PERMODALAN BANK SYARIAH
1.
Fungsi modal bank
Menurut jhonson modal
bank mempunyai 3 fungsi,
a. Sebagai penyangga untuk menyerap
kerugian operasional dan kerugian lainnya. Dalam fungsi ini modal memberikan
perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap
kepentingan para deposan.
b. Sebagai dasar bagi menetapkan batas
maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi bank
sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada
setiap individu nasabah bank.
c. Modal juga menjadi dasar perhitungan
bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara
relatif untuk menghasilkan keuntungan.
2.
Sumber-sumber permodalan bank syariah
Menurut
george h. Hempel dkk. Sumber modal bank dibagi dalam tiga bentuk utama yaitu,
pinjaman subordinasi, saham preferen, dan saham biasa. Sumber-sumber tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut: pinjaman subordinasi terdiri dari semua
bentuk kewajiban berbunga yang dibayar kembali dalam jumlah yang pasti (fixed)
dalam jangka tertentu. Bentuk pinjaman subordinasi bervariasi dari capital notes
sampai debenture dengan jangka waktu yang lebih panjang.
Penentuan
sumber-sumber permodalan bank yang tepat adalah didasarkan atas beberapa fungsi
penting yang dapat di perani oleh modal bank misalnya, bila modal harus
berfungsi menyediakan proteksi terhadap kegagalan bank, maka sumber yang paling
tepat adalah ekuitas (equity capital). Modal ekuitas merupakan penyangga untuk
menyerap kerugian dan kecukupan penyangga itu adalah kritikal bagi solvabilitas
bank.
J.
MANAJEMEN DANA BANK
SYARIAH
1.
Batasan dan pengukuran dalam manajemen dana bank
syariah
Tingkat
kinerja kesehatan dan kualitas bank syariah dapat dilihat dari faktor-faktor
penting yang sangat memengaruhi bagi kelancaran keberlangsungan dan
keberhasilan bank syariah baik untuk jangka pendek dan keberlangsungan hidup
jangka panjang. Faktor-faktor tersebut salah satunya dapat dilihat dari kinerja
keuangan bank syariah yang dilihat dari beberapa indikator
NO
|
INDIKATOR
|
KOMPONEN
|
1.
|
Struktur
modal
|
Rasio
modal total terhadap dana/ simpanan pihak ketiga
|
2.
|
Likuiditas
|
Rasio
dana lancar terhadap dana/simpanan pihak ketiga
Rasio
total pembiayaan terhadap DPK
|
3.
|
Efisiensi
|
Rasio
total pembiayaan terhadap pendapatan operasional
Rasio
nilai inventaris terhadap total modal
|
4.
|
Rentabililtas
|
Rasio
laba bersih terhadap total aset (harta)
Rasio
laba bersih terhadap total modal
|
5.
|
Aktiva
produktif
|
Rasio
total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang di berikan
|
2.
Sumber-sumber dana bank syariah
Tiga sumber dana bank
syariah
Ø Titipan(Wadi’ah) simpanan yang dijamin
keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh
imbalan.
Ø Partisipasi modal berbagi hasil dan
berbagi resiko ( non guaranteed account ) untuk investasi umum (general
investment accountt/mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar kebagian
keuntungan secara perposional dengan porto polio yang didanai dengan modal
tersebut
Ø Investasi khusus (special investment
account/mudharabah muqadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi
untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya
mengambil resiko atas investasi itu demikian, sumber dana bank syariah terdiri
dari:
a. Modal inti ( core capital)
b. Kuasi ekuitas (mudharabah account); dan
c. Titipan (waidah) atau simpanan tanpa
imbalan.
Ø Penggunaan dana bank
Setelah
dana pihak ketiga (dpk) telah dikumpulkan oleh bank, maka sesui dengan fungsi
intermediarinya maka bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut untuk membayar
pembiayaan. Bank harus mempersiapkan strategi pengguna dana yang dihimpunnya
dengan rencana alokasi. alokasi dana ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a. Mencapai tingkat profitabilitas yang
cukup dan tingkat resiko yang rendah.
b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat
dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.
K. Manajemen Resiko Pada Bank Syariah
1.
Jenis-jenis resiko pada bank syariah
a. Resiko Kredit
Resiko
kredit merupakan resiko yang disebabkan oleh ketidak mampuan para debitor dalam
memenuhi kewajiban sebagaimana yang dipersyaratkan oleh pihak kreditor
b. Resiko Pasar
Resiko
pasar merupakan resiko yang disebabkan karena adanya pergerakan pasar dari
kondisi normal ke kondisi diluar predeksi atau yang tidak normal sehingga
kondisi tersebut menyebabkan pihak perbankan mengalami kerugian.
c. Resiko operasional
Resiko
operasional merupakan resiko yang timbul karena faktor internal bank (dalam
bank) sendiri yaitu seperti kesalahan pada sistem komputer, human error, dan
lainnya sehinga kejadian seperti itu telah menyebabkan timbulnya masalah pada
bank itu sendiri.
d. Resiko likuiditas
Merupakan
resiko yang dialami oleh pihak perbankan karena ketidak mampuannya memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Seperti membayar listrik, telepon, gaji karyawan
dan lainnya.
2.
Manajemen resiko pembiayaan bank syariah
Risiko-risiko
yang mungkin timbul adalah :
a. Analisis kredit yang tidak sempurna,
b. Monitoring proyek-proyek yang dibiayai,
c. Penilaian dan peninjauan bangunan,
d. Penyelesaian kredit bermasalah,
e. Penilaian pembelian surat-surat
berharga, dan
f. Penetapan limit untuk seluruh eksposure
kepada setiap individu.
Upaya-upaya untuk
mengeliminasi risiko-risiko tersebut di atas meliputi hal-hal berikut:
a. Dalam pemberian kredit, bank harus
melakukan analisis yang mendalam terhadap proyek yang dibiayai sebelum
pemberian kredit dilakukan.
b. Setelah kredit diberikan, bank wajib
melakukan pemantauan terhadap kemampuan dan kepatuhan debitur serta
perkembangan proyek yang dibiayai.
c. Bank perlu melakukan peninjauan dan
penilaian kembali agunan secara berkala sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
d. Apabila telah terdapat kredit-kredit
bermasalah, bank wajib menyelesaikan secara tuntas sehingga tidak membebani
kinerja Kualitas Aktiva Produktif (KAP) bank.
e. Bank telah mendiversifikasikan penanaman
dananya, sebelum pembelian terhadap surat-surat berharga (SBB) harus dilakukan
penilaian terhadap kemampuan penerbit atau memperhatikan rating SBB dimaksud.
f. Pembatasan credit line kepada setiap
individu debitur maupun kelompok untuk menghindari risiko yang lebih besar
bilamana kredit dimaksud wanprestasi.
No comments:
Post a Comment