PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR PADA ASPEK FISIK,KOGNITIF,PERSAHABATAN
DAN TEKANAN TEMAN SEBAYA
A.
ASPEK PERKEMBANGAN FISIK USIA SD
Perkembangan fisik ialah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang
terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa.proses perubahannya akan
menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan
horisontal) dalam suatu proporsi tubuh. Terdapat dua hukum pertumbuhan fisik
yang berlaku umum dan menyeluruh (satoto,1993),yaitu hukum chepa locaudal dan
hukum proksi modistal. Menurut hukum chepa locaudal,pertumbuhan dimulai dari
arah kepala menuju kaki.bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada daerah
daerah lain.Menurut hukum proximodistal, pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu
(prixmo) ke arah tepi (distal). Alat-alat yang berada di daerah sumbu, misalnya
jantung, alat-alat nafas, dan pencernaan tumbuh lebih dahulu dan lebih pesat
dibandingkan daerah tepi, misalnya anggota gerak badan.
Aspek fisiologis pada perkembangan fisik anak SD yang sangat penting
bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat
atausentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100
milyar sel syaraf (neuron), dan setiap sel syaraf tersebut rata-rata memiliki
sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel syaraf lainnya. Neuron ini
terdiri dari inti sel (nucleus) dansel body yang berfungsi sebagai penyalur
aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel lainnya. Menurut Vasta, Heith &
Miller, (1992: 179-181), Struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1.
Brainstem, berfungsi mengontrol keseimbangan koordinasi
2.
Mid-brain, berfungsi sebagai stasion pengulang atau penyambung dan
pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
3.
Cerebrum, Sebagai pusat otak yang paling tinggi yang meliputi belahan
otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan sebagai pengikat
syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku
individu.Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku
kognisi,melainkan pusat kesadaran emosi sekalipun, menurut Goleman (1995), juga
terdapat dalam otak (bagian tengah), yaitu pada sitem limbik dengan pusatnya
yang disebut dengan amigdala. Seperangkat system syaraf otak dalam pembelajaran
dapat membantu siswa untuk belajar secara konsisten. Keberhasilan siswa
menghasilkan proses pembelajaran keadaan fisiologis otak siswa sangat membantu
kapasitas siswa dalam pembelajaran. Pertumbuhan otak dan sistem syaraf
merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Bila
dibanding dengan pertumbuahan bagian-bagian tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan
kepala ini jauh lebih cepat.. Menurut penelitian Sperry et.al (Witdarmono,
1996), konstruksi jaringan otak itu hanya akan hidup bila diprogram melalui rangsangan.
Tanpa dirangsang atau digunakan otak manusia tidak akan berkembang. Karena
pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini
menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak tertutup
sehingga tidak dapat menerima program-program baru. Berkaitan dengan
fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu
belahan kiri dan kanan.
Fungsi
kedua belahan otak adalah sbb:
1.
Fungsi Otak Kiri
Berfikir rasional,ilmiah,logis,kritis, linier, analitis,
refrensial, dan konfergen. Berkaitan erat dengan kemampuan belajar membaca,
berhitung dan bahasa.
2.
Fungsi Otak Kanan
Berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linier, analitis, referensial,
dan konfergen. Berkaitan erat dengan kemampuan membaca, berhitung, dan
bahasa. Berpikir holistik, nonlinier, non-verbal, intuitif, imajinatif, non-referensial,
divergen, dan bahkan mistik.
Proses pertumbuhan otak, menurut para ahli (Vasta, Heith &
Miller, 1992) meliputi tiga tahap, yaitu:
1.
Produksi sel (cell production) yaitu bahwa sel-sel itu telah
diproduksi diantara masa 8-16 minggu setelah masa konsepsi.
2.
Perpindahan Sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu
bermigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang semestinya.
3.
Elaborasi Sel yaitu terjadinya proses dimanaxon (jaringan syaraf
panjang body sel dalam neuron) membentuk syaraf synapses (ruang kecil
diantara neuron-neuron dimana kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang
satu dengan yang lainnya.
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek
perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional,
sosial, moral, maupun kepribadian.
Pertumbuhan
otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek lainnya sedangkan apabila pertumbuhannya
tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan
menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
a.
Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif
konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan
- perubahan besar pada awal pubertas.Penambahan ukuran dalam kerangka tulang karena adanya,
sistem otot, dan ukuran organ tubuh lainnya, tinggi dan berat badan anak
secara bertahap terus bertambah. Menurut F.A. Hadis. 1996, di Indonesia,
belum ada standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia
SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5 - 3,5 kg dan 5-7 cm
pertahun. Kaki anak SD lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi
lebih kurus. Masa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat.
Kekuatan fisik anak usia SD lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan
lepas pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot, disamping faktor
kematangan unsur latihan juga
sangat
membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot. Keadaan berat dan tinggi
badan
sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berekembang
lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan masih relatif pendek,
kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi
bertumbuh sekitar 5-6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia
6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian
pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat hingga 42,5 kg
(Mussen, Conger & Kagan, 1969) dalam (Desmita, 2008). Kenaikan tinggi
per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuansebelas tahun
mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci (Hurlock,1980).
Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya.
Kaki dan tangan menjadi lebih panjang dada dan panggul lebih besar. Peningkatan berat
badan anak selama masa ini terjadi terutama, karena bertambahnya ukuran sisitem
rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada
saat yang sama, kekuatan otot-otot berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby
fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini karena faktor keturunan dan latihan
(olah raga). Karena perbedaan sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat
daripda anak perempuan (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2008).
b.
Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih mempunyai proporsi tubuh yang
kurang seimbang. Kekurang seimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai
terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada
kelas akhir SD lazimnya proporsi anak sudah mendekati keseimbangan. Kekurangan seimbangan tubuh anak dapat diamati
pada bagian kepala, badan, dan kaki. Kepala masih terlalu besar bila dibanding
dengan bagian tubuh lainnya. Akan tetapi beberapa perbandingan pada bagian wajah yang kurang seimbang mulai menghilang
dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, semakin melebar dan meratanya dahi,
semakin mengecilnya bibir,serta menjadi lebih besar dan berbentuknya hidung. Badan
memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada sedikit
melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta lengan dan tungkai
memanjang namun kelihatannya kurus dan belum berbentuk karena otot belum
berkembang. Tangan dan kaki juga secara bertahap tumbuh semakin besar, walaupun
hal itu terjadi dalam tempo yang agak lambat. Akhirnya sedikit demi sedikit
anggota badan anak menjadi semakin kekar dan berisi, terutama pada saat
menjelang pubertas.
c.
Tipologi bentuk tubuh
Tipologi Sheldon (Hurlock, 1980) menyatakan ada tiga kemungkinan
bentuk primer tubuh anak SD. Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat daripada jaringan
ototnya. Jaringan otot baru akan berkembang agak cepat pada
awal pubertas. Besarnya jaringan otot-lemak anak SD akan mengikuti tipe
bentuk tubuhnya.
Tiga
macam tipologi bentuk tubuh yaitu:
1.
Endomorph,yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar. Anak yang bertipe
endomorph lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot.
2.
Mesomorp , yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar. Mesomorph
lemaknya jauh lebih sedikit daripada jaringan otot.
3.
Ectomorph, yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak
berotot. Anak.yang beritpe ectomorph tidak terdapat jaringan yang melebihi
jaringan lainnya sehingga tampak kurus.
Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak
psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi kurang seimbang dan atau
bentuk tubuh
yang berkelainan dapat menumbuhkan sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurang
puasan atau bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri (self rejection).
Hal demikiantentunya akan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak khususnyadalam
pembentukkan kesan tentang tubuh (body image) dan konsep dirinya
(selfconcept ).
B. ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF USIA SD
Keat (1985) melihat secara umum perkembangan mental atau
perkembangan kognitif sebagai proses-proses mental yang mencakup pemahaman
tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir, dan
mengerti. Ia selanjutnya juga menjelaskan bahwa proses mental tersebut tidak
lain adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi,
intelegensia, belajar, pemecahan masalah, dan pembentukan konsep. Secara lebih
luas menjangkau kreatifitas, imajinasi, dan ingatan.
Dalam
pandangan Piaget, perkembangan mental pada hakikatnya adalah perkembangan
kemampuan penalaran logis ( development of ability to reason logically ).
Baginya, makna berfikir dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari
sekedar mengerti.
Proses perkembangan mental bersifat universal dalam tahapan yang
umum nya sama,tetapi dengan berbagai cara ditemukan adanya perbedaan penampilan
kognitif pada tiap kelompok manusia. Sistem persekolahan dan keadaan sosial
ekonomi mempengaruhi terjadi perbedaan pada perkembangan anak,demikian pula
dengan budaya,sistem nilai,dan harapan dalam masyarakat masing-masing.Aspek
kognitif atau intelektual perkembangan nya diawali dengan perkembangan
kemampuan mengamati,melihat hubungan, dan memecahkan masalah sederhana ,kemudian
berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang pelik .aspek tersebut
berkembang pesat pada masa sekolah dasar(usia 6-7 tahun ),berkembang konstan
selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah keatas (usia
16-17 tahun). Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan
meraban. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan
intelektual dan sosial.Bahasa merupakan alat untuk berfikir.berfikir merupakan
suatu proses memahami dan melihat hubungan oleh karena itu Pengaruh
perkembangan bahasa terhadap kognitif cukup menarik untuk dikaji. Pada usia
dini,kemampuan berbahasa belum menjadi bagian penting dari perkembangan
kognitif karena kemampuan bahasa sedikit sekali diperlukan untuk kemampuan
kognitif. Akan tetapi,pada tahap-tahap yang lebih lanjut,konsep perlu
diklasifikasikan dan dikelompokan. kegiatan tersebut lebih mudah dilakukan dan
hasilnya lebih mudah dimengerti dengan bantuan bahasa. Lebih-lebih dengan kegiatan
menulis,dan membaca merupakan bagian penting dari kegiatan kognitif. Dengan
kata lain,bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif dan
bahasa juga merupakan keterampilan-keterampilan intelektual dasar untuk
melaksanakan tugas-tugasnya disekolahnya dan perkembangan belajarnya lebih
lanjut. Selain itu,interaksi sosial juga merupakan hal yang penting bagi aspek
perkembangan kognitif usia sd dimana bagian lingkungan sosialnya sudah termasuk
kedalam peran bahasa serta pendidikan, pengalaman fisik juga bisa memacu
ataupun menghambat perkembangan struktur kognitif anak tersebut.
Karakteristik
perkembangan kognitif anak sd yaitu :
1.
Dapat mengetahui fungsi benda dengan benar.
2.
Dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk, warna, ukuran dan
fungsi secara sederhana.
3.
Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat
yang belum terisi.
4.
Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
5.
Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.
6.
Berusaha membaca dengan memperhatikan gambar
7.
Sudah bisa membaca kata-kata singkat dan juga ringan seperti 4-6
huruf.
8.
Dapat membaca cerita sederhana dengan lantang dan juga bersuara.
9.
Dapat membedakan mana hal yang fantasi ataupun realita
C.
MAKNA PESAHABATAN PADA USIA SEKOLAH DASAR
Menurut Baron dan Bryne persahabatan bagi anak sekolah dasar yaitu
hubungan di mana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai
situasi,dan juga menyediakan dukungan emosional. Sedangkan menurut Rawlins
(dalam tillman-healy) mengatakan sahabat sebagai seorang teman dekat, yaitu
seorang untuk berbicara, tempat untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, juga
suatu kepedulian, hingga bersenang-senang melakukan sesuatu sebagainya. Pada
saat usia 8-10 tahun pada rentang usia ini, anak- anak sudah sedkit lebih
berkembang dalam menjalin persahabatan dan juga pertemanan. Anak-anak sudah
mulai mampu melihat peran dari anak-anak lain. Mereka sudah mulai mampu untuk
mendifenisikan mana anak-anak yang memiliki kesamaan secara psikologis, bisa di
percaya, setia, kooperatif, yang juga baik kepada diri nya, dan tidak hanya
melihat dari kesamaan aktivitas saja.
Pada saat berada di rentang usia anak-anak, tepatnya dibawah 8
tahun, prinsip utama dari persahabatan bagi anak-anak adalah bagaimana bisa
saling berinteraksi dengan anak-anak yang memiliki aktivitas yang sama.
Misalnya seperti bermain bersama, hobi yang sama dan bagi anak sekolah dasar
persahabatan yaitu memerankan perasaan atau nurani dalam pergaulan. Kompleks
yang tidak di pelajari melainkan di peroleh dari kelahiran dan dapat terlihat
pada seseorang. Bagi anak sekolah dasar interaksi dan sosialisai sangat penting
di mana pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok atau lembaga
sosial, belajar bergaul khsusus nya bagi anak usia 4-10 tahun. Kebutuhan dan
keinginan anak pada usia seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan anak, dan kebutuhan anak diantara nya adalah:
1.
Kebutuhan akan kasih sayang.
2.
Kebutuhan akan kebebasan menyatakan diri.
3.
Kebutuhan mengadakan hubungan dengan sesama atau bersosialisasi.
4.
Kebutuhan akan rasa harga diri.
Makna persahabatan bagi anak usia sekolah dasar itu penting dapat
dilihat dari kisah inspiratif, yaitu sebuah kisah tentang dua orang anak
yang.erusia 6 tahun yang mengajarkan kita arti persahabatan yaitu Kisah
inspiratif ini mengisahkan tentang Vincent dan sahabatnya Zac Gossage, seorang
anak yang belum lagi usianya genap untuk masuk SD namun telah didiagnosa
lymphoblastic leukemia akut.
Setelah mulai masuk ke sekolah dasar, Zac harus melakukan berbagai prosedur medis untuk pengobatan leukemia-nya. Namun si kecil Zac juga tak pernah hentinya ingin terus bermain bersama sahabatnya, Vincent. Ketika Vincent menyadari bahwa sahabatnya Zac sedang sakit, dia pun mulai memborbardir berbagai pertanyaan. Dia menyadari bahwa pengobatan tersebut makan biaya yang tinggi. Jadi sebagai seorang sahabat, apa yang kemudian dilakukan Vincent kecil sungguh membuat para orang dewasa berdecak kagum. Vincent mengumpulkan dana untuk Zac dengan melakukan penjualan syal. Dari penjualan tersebut, dana sebesar $200 berhasil didapatkannya. Tidak berhenti di situ. Rasa persahabatan Vincent juga ditunjukkannya dengan datang ke sekolah dengan kepala yang plontos. Katanya, dia tidak ingin Zac merasa aneh karena harus gundul sendirian, jadi diapun menggunduli kepalanya. Vincent kecil berhasil menunjukkan bahwa seorang sahabat bisa menjadi pelipur lara terbaik yang pernah ada.
Setelah mulai masuk ke sekolah dasar, Zac harus melakukan berbagai prosedur medis untuk pengobatan leukemia-nya. Namun si kecil Zac juga tak pernah hentinya ingin terus bermain bersama sahabatnya, Vincent. Ketika Vincent menyadari bahwa sahabatnya Zac sedang sakit, dia pun mulai memborbardir berbagai pertanyaan. Dia menyadari bahwa pengobatan tersebut makan biaya yang tinggi. Jadi sebagai seorang sahabat, apa yang kemudian dilakukan Vincent kecil sungguh membuat para orang dewasa berdecak kagum. Vincent mengumpulkan dana untuk Zac dengan melakukan penjualan syal. Dari penjualan tersebut, dana sebesar $200 berhasil didapatkannya. Tidak berhenti di situ. Rasa persahabatan Vincent juga ditunjukkannya dengan datang ke sekolah dengan kepala yang plontos. Katanya, dia tidak ingin Zac merasa aneh karena harus gundul sendirian, jadi diapun menggunduli kepalanya. Vincent kecil berhasil menunjukkan bahwa seorang sahabat bisa menjadi pelipur lara terbaik yang pernah ada.
Dari
cerita ini bisa kita lihat bahwa anak sekolah dasar sudah bisa merasakan makna
dari suatu persahabatan yang mana mereka telah mengerti tentang kepedulian dan
simpati,bukan hanya bermain dan bersenang-senang saja.
D.
IMPLIKASI TEKANAN TEMAN SEBAYA DALAM PERGAULAN
Kelompok teman sebaya adalah sekumpulan individu yang memiliki
tingkatan usia yang relatif sama, yang memiliki aturan yang berbeda dengan
atura pada masyarakat. Persepsi terhadap kelompok teman sebaya merupakan
pemberian arti atas kelompok teman sebayanya yang terdiri dari sekumpulan
individu dengan tingkatan usia yang relatif sama, yang memiliki aturan yang
berbeda dengan individu dengan masyarakat, dan proses tersebut dipengaruhi
factor dari dalam dan luar individu, sehingga remaja menyadari apa yang
dirasakan atas teman sebayanya tersebut (Santrock, 2003). Dalam sebuah kelompok
teman sebaya, ada yang disebut dengan tekanan teman sebaya. Tekanan teman
sebaya terjadi ketika individu mengalami persuasi implisit maupun eksplisit
yang terkadang berupa paksaan, untuk mengadopsi nilai-nilai yang sama,
keyakinan, dan tujuan, atau untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dalam
kelompok teman sebaya (Bourne, 2001).
Tekanan teman sebaya merupakan pengaruh dari kelompok sebaya agar
seseorang mengubah prilaku, kebiasaan dan niali dirinya agar dapat diterima
dalam kelompok tersebut. Tekanan teman sebaya memberikan tekanan pada seseorang
untuk mengikuti kelompoknya baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Tekanan
teman sebaya biasanya membuat orang melakukan sesuatu yang tidak biasa di
lakukan. Pengaruh kuat teman sebaya atau sesama remaja merupakan hal penting
yang tidak dapat diremehkan dalam masa-masa remaja. Diantara para remaja
terdapat jalinan yang cukup kuat. Pada kelompok teman sebaya ini untuk pertama
kalinya remaja menerapkan prinsip-prinsip hidup bersama dan bekerja sama.
Keberadaan teman sebaya sangat mempengaruhi tingkah laku, minat bahkan sikap
dan pikiran remaja. Misalnya pengaruh terhadap cara berpakaian, gaya hidup,
merokok dan sebagainya (Mapiere, 2004).
Penyesuaian diri remaja dalam kelompok teman sebaya umumnya terjadi
dalam kelompok besar yang heterogen, misalnya berkaitan dengan minat, sikap dan
sifat, usia dan jenis kelamin yang berbeda. Penyesuaian diri remaja dalam
kelompok besar semacam ini dengan lebih banyak mengabaikan kepentingan pribadi
demi kepentingan kelompok. Hal ini dilakukan untuk menghindari rasa
keterkucilan dari kelompok (Mapiere, 2004).
Pengaruh teman sebaya dapat berpengaruh posistif dan negatif.
Piaget dalam Santrock menekankan bahwa melalui interaksi teman sebayalah
anak-anak dan remaja belajar mengenal pola hubungan yang timbal balik dan
setara. Anak-anak menggali prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan dengan cara mengatasi
ketidaksetujuan dengan teman sebaya. Mereka juga belajar mengamati dengan
teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses
penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya yang sedang berlangsung.
Sulivan dalam Santrock menambahkan alasan bahwa remaja belajar menjadi teman
yang memiliki kemampuan dan sensitif terhadap hubungan yang lebih akrab dengan
menciptakan persahabatan yang lebih dekat dengan teman sebaya yang dipilih.
Pengaruh teman sebaya dapat menentukan bagaimana seorang individu
mengambil sikap atau berperilaku. Misalnya, seorang individu bergaul dengan
lingkungan teman sebaya yang mengutamakan gadget dan selalu mengedepankan
berita-berita terbaru yang hadir dari dunia maya atau media sosial maka sangat
rentan sekali individu tersebut akan mengikuti gaya hidup rekan sebayanya.
Meski belum dapat dipastikan individu tersebut akan mengambil pola tingkah laku
teman sebayanya, namun individu yang berada dalam usia remaja berada dalam
masa-masa ketidakstabilan baik dari segi pemikiran maupun dalam hal pemegangan
prinsip hidup. Ditambah dengan tingginya rasa keingintahuan di masa remaja dan
adanya rasa ingin diakui atau diterima dalam sebuah kelompok membuat seorang
individu memilih untuk mengambil sikap yang sama yang dilakukan oleh lingkungan
sebayanya. Pergaulan
teman sebaya adalah kontak langsungyangterjadi antar individu maupun individu
dengan kelompok Kontak tersebutmelibatkan anakanakyang memiliki kesamaan ciri
dan berada pada tingkat usia yang sama dan biasanya berasal dari ras, asal
etnis dan status ekonomi yang sama pula.
Menurut Abdulah Idi pergaulan adalah kontak langsung antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya. Pergaulan sehari-hari yang
dilakukan individu satu dengan yang lainnya .adakalanya setingkat usianya,
pengetahuannya, pengalamannya, dan sebagainya. Pergaulan sehari-hari ini dapat
terjadi antara individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Faktor
yang Mempengaruhi Pergaulan Teman Sebaya Conny R. Semiawan(1999: menyatakan faktor-faktor
yang mempengaruhi pergaulan teman sebaya yaitu :
a.
Kesamaan usia. Kesamaan usia lebih memungkinkan anak untuk memiliki
Minat-minat dan tema-tema pembicaraan atau kegiatan yang sama sehingga
mendorong terjalinnya hubungan pertemanan dengan teman sebaya ini.
b.
Situasi. Faktor situasi berpengaruh di saat berjumlah banyak
anak-anak akan cenderung memilih permainan yang kompetitif daripada permainan
yang kooperatif.
c.
Keakraban. Kolaborasi ketika pemecahan masalah lebih baik dan
efisien bila dilakukan oleh anak di antara teman sebaya yang akrab. Keakraban
ini juga mendorong munculnya perilaku yangn kondusif bagi terbentukknya
persahabatan.
d.
Ukuran kelompok. Apabila jumlah anak dalam kelompok hanya sedikit,
maka interaksi yang terjadi cenderung lebih baik, lebih kohesif, lebih
berfokus, dan lebih berpengaruh.
e.
Perkembangan kognisi. Anak yang kemampuan kognisinya meningkat,
pergaulan dengan teman sebayanya juga meningkat. Anak-anak yang keterampilan
kognisinya lebih unggul cenderung tampil sebagai pemimpin atau anggota kelompok
yang memiliki pengaruh dalam kelompoknya, khususnya ketika kelompok menghadapi
persoalan yang perlu dipecahkan.
Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Havinghurst (Slamet Santosa, 2006:
82) menyatakan pengaruh lain dalam kelompok sebaya dapat berupa pengaruh
positif dan pengaruh negatif.
1.
Pengaruh positif dari kelompok sebaya yaitu:
a.
Apabila dalam hidupnya individu memiliki kelompok sebaya maka lebih
siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b.
Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antarkawan.
c.
Apabila individu masuk dalam kelompok sebaya, setiap anggota
kelompok dapat menyeleksi kebudayaan dari beberapa temannya.
d.
Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan dan melatih
kecakapan bakatnya.
e.
Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
f.
Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok
2.
Pengaruh negatifdari kelompok sebaya yaitu :
a.
Sulit menerima individu yang tidak memiliki kesamaan.
b.
Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota kelompok.
c.
Menimbulkan rasa iri pada anggota yang tidak memiliki kesamaan
dengan dirinya.
d.
Timbulnya persaingan antaranggota kelompok.
e.
Timbulnya pertentangan antarkelompok sebaya yang satu dengan yang
lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selain membantu
anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik, kelompok sebaya juga dapat menunjang
perkembangan kualitas yang tidak baik pada anak. Sebagian besar pengaruh buruk
tersebut hanya bersifat sementara yang dapat dihilangkan seiring dengan
bertambahnya usia anak.
1.
Manfaat Hubungan Teman Sebaya
Menurut Diane (Lusi Nuryanti, 2008: 68) dalam berhubungan dengan
teman sebaya, anak dapat mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan menjalin
keakraban, anak mampu meningkatkan hubungan dengan teman, dan anak mendapatkan
rasa kebersamaan. Selain itu, anak termotivasi untuk mencapai prestasi dan
mendapatkan rasa identitas. Anak juga mempelajari keterampilan kepemimpinan dan
berkomunikasi, bekerja sama, bermain peran, dan membuat atau menaati peraturan.
Havighurst (Abu Ahmadi, 1991: 113-114) menyatakan bahwa teman
sebaya adalah suatu wadah untuk bersosialisasi yang berfungsi untuk mengajarkan
kebudayaanpada teman yang lain apabila mereka memiliki kebudayaan yang berbeda,
mengajarkan mobilitas sosial
dengan
adanya perubahan status sosial dari anak kelas bawah menjadi anak kelas
menengah dan sebaliknya, dan membantu peranan sosialyang barudengan memberi
kesempatan pada teman sebaya untuk mengisi peran sosial yang baru, misalnya
bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
hubungan teman sebaya adalah mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan
menjalin keakraban, meningkatkan hubungan dengan teman,dan termotivasi untuk
berprestasi. Selain itu, hubungan teman sebaya juga dapat memberikanrasa
identitaspada anak serta mempelajari kebudayaan yang berbeda dari teman sebaya
yang berasal dari daerah yang berbeda.
2.
IndikatorPergaulanTemanSebaya
Indikator pergaulan teman sebaya diturunkan dari faktor-faktoryang
mempengaruhi pergaulan teman sebayayang dikemukakan oleh Conny R. Semiawan
(1999: 165-167) , yaitu:
1.
Kesamaan usia.
Kesamaan usia lebih memungkinkan anak untuk memiliki minat-minat
dan tema-tema pembicaraan atau kegiatan yang sama sehingga mendorong
terjalinnya hubungan pertemanan dengan teman sebaya ini.
2.
Situasi
Faktor situasi berpengaruh di saat berjumlah banyak anak-anak akan
cenderung memilih permainan yang kompetitif daripada permainan yang kooperatif.
3.
Keakraban
Kolaborasi ketika pemecahan masalah lebih baik dan efisien bila
dilakukan oleh anak diantara teman sebaya yang akrab. Keakraban ini juga
mendorong munculnya perilaku yang kondusif bagi terbentukknya persahabatan.
4.
Ukuran kelompok.
Apabila jumlah anak dalam kelompok hanya sedikit, maka interaksi
yang terjadi cenderung lebih baik, lebih kohesif, lebih berfokus, dan lebih
berpengaruh.
5.
Perkembangan kognisi
Anak yang kemampuan kognisinya meningkat, pergaulan dengan teman
sebayanya juga meningkat. Anak-anak yang keterampilan kognisinya lebih unggul
cenderung tampil sebagai pemimpin atau anggota kelompok yang memiliki pengaruh
dalam kelompoknya, khususnya ketika kelompok menghadapi persoalan yang perlu
dipecahkan.
No comments:
Post a Comment