1

loading...

Sunday, October 21, 2018

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR PADA ASPEK FISIK,KOGNITIF,PERSAHABATAN DAN TEKANAN TEMAN SEBAYA

A.      ASPEK PERKEMBANGAN FISIK USIA SD
Perkembangan fisik ialah pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa.proses perubahannya akan menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horisontal) dalam suatu proporsi tubuh. Terdapat dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh (satoto,1993),yaitu hukum chepa locaudal dan hukum proksi modistal. Menurut hukum chepa locaudal,pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju kaki.bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada daerah daerah lain.Menurut hukum proximodistal, pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (prixmo) ke arah tepi (distal). Alat-alat yang berada di daerah sumbu, misalnya jantung, alat-alat nafas, dan pencernaan tumbuh lebih dahulu dan lebih pesat dibandingkan daerah tepi, misalnya anggota gerak badan.
Aspek fisiologis pada perkembangan fisik anak SD yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atausentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 milyar sel syaraf (neuron), dan setiap sel syaraf tersebut rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel syaraf lainnya. Neuron ini terdiri dari inti sel (nucleus) dansel body yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel lainnya. Menurut Vasta, Heith & Miller, (1992: 179-181), Struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1.      Brainstem, berfungsi mengontrol keseimbangan koordinasi
2.      Mid-brain, berfungsi sebagai stasion pengulang atau penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
3.      Cerebrum, Sebagai pusat otak yang paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu.Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi,melainkan pusat kesadaran emosi sekalipun, menurut Goleman (1995), juga terdapat dalam otak (bagian tengah), yaitu pada sitem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdala. Seperangkat system syaraf otak dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk belajar secara konsisten. Keberhasilan siswa menghasilkan proses pembelajaran keadaan fisiologis otak siswa sangat membantu kapasitas siswa dalam pembelajaran. Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Bila dibanding dengan pertumbuahan bagian-bagian tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat.. Menurut penelitian Sperry et.al (Witdarmono, 1996), konstruksi jaringan otak itu hanya akan hidup bila diprogram melalui rangsangan. Tanpa dirangsang atau digunakan otak manusia tidak akan berkembang. Karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru. Berkaitan dengan fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu belahan kiri dan kanan.
Fungsi kedua belahan otak adalah sbb:
1.      Fungsi Otak Kiri
Berfikir rasional,ilmiah,logis,kritis, linier, analitis, refrensial, dan konfergen. Berkaitan erat dengan kemampuan belajar membaca, berhitung dan bahasa.
2.      Fungsi Otak Kanan
Berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linier, analitis, referensial, dan konfergen. Berkaitan erat dengan kemampuan membaca, berhitung, dan bahasa. Berpikir holistik, nonlinier, non-verbal, intuitif, imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan mistik.
Proses pertumbuhan otak, menurut para ahli (Vasta, Heith & Miller, 1992) meliputi tiga tahap, yaitu:
1.      Produksi sel (cell production) yaitu bahwa sel-sel itu telah diproduksi diantara masa 8-16 minggu setelah masa konsepsi.
2.      Perpindahan Sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu bermigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang semestinya.
3.      Elaborasi Sel yaitu terjadinya proses dimanaxon (jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron) membentuk syaraf synapses (ruang kecil diantara neuron-neuron dimana kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang satu dengan yang lainnya.
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral, maupun kepribadian.
Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek lainnya sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.

a.        Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan - perubahan besar pada awal pubertas.Penambahan ukuran dalam kerangka tulang karena adanya, sistem otot, dan ukuran organ tubuh lainnya, tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah. Menurut F.A. Hadis. 1996, di Indonesia, belum ada standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5 - 3,5 kg dan 5-7 cm pertahun. Kaki anak SD lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Masa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat. Kekuatan fisik anak usia SD lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot, disamping faktor kematangan unsur latihan juga
sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot. Keadaan berat dan tinggi
badan sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berekembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan masih relatif pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5-6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat hingga 42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969) dalam (Desmita, 2008). Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuansebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci (Hurlock,1980). Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang  dada dan panggul lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama, karena bertambahnya ukuran sisitem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, kekuatan otot-otot berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini karena faktor keturunan dan latihan (olah raga). Karena perbedaan sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat daripda anak perempuan (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2008).

b.        Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih mempunyai proporsi tubuh yang kurang seimbang. Kekurang seimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir SD lazimnya proporsi anak sudah mendekati keseimbangan. Kekurangan  seimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala, badan, dan kaki. Kepala masih terlalu besar bila dibanding dengan bagian tubuh lainnya. Akan tetapi beberapa perbandingan pada bagian wajah yang kurang seimbang mulai menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, semakin melebar dan meratanya dahi, semakin mengecilnya bibir,serta menjadi lebih besar dan berbentuknya hidung. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada sedikit melebar, perut tidak buncit dan lebih langsing serta lengan dan tungkai memanjang namun kelihatannya kurus dan belum berbentuk karena otot belum berkembang. Tangan dan kaki juga secara bertahap tumbuh semakin besar, walaupun hal itu terjadi dalam tempo yang agak lambat. Akhirnya sedikit demi sedikit anggota badan anak menjadi semakin kekar dan berisi, terutama pada saat menjelang pubertas.

c.         Tipologi bentuk tubuh
Tipologi Sheldon (Hurlock, 1980) menyatakan ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD. Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat daripada jaringan ototnya. Jaringan otot baru akan berkembang agak cepat pada awal pubertas. Besarnya jaringan otot-lemak anak SD akan mengikuti tipe bentuk tubuhnya.
Tiga macam tipologi bentuk tubuh yaitu:
1.      Endomorph,yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar. Anak yang bertipe endomorph lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot.
2.      Mesomorp , yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar. Mesomorph lemaknya jauh lebih sedikit daripada jaringan otot.
3.      Ectomorph, yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot. Anak.yang beritpe ectomorph tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga tampak kurus.
Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi kurang seimbang dan atau bentuk tubuh yang berkelainan dapat menumbuhkan sikap-sikap negatif, yakni berupa kekurang puasan atau bahkan penolakan terhadap dirinya sendiri (self rejection). Hal demikiantentunya akan dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak khususnyadalam pembentukkan kesan tentang tubuh (body image) dan konsep dirinya (selfconcept ).

B. ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF USIA SD
Keat (1985) melihat secara umum perkembangan mental atau perkembangan kognitif sebagai proses-proses mental yang mencakup pemahaman tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir, dan mengerti. Ia selanjutnya juga menjelaskan bahwa proses mental tersebut tidak lain adalah proses pengolahan informasi yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensia, belajar, pemecahan masalah, dan pembentukan konsep. Secara lebih luas menjangkau kreatifitas, imajinasi, dan ingatan.
Dalam pandangan Piaget, perkembangan mental pada hakikatnya adalah perkembangan kemampuan penalaran logis ( development of ability to reason logically ). Baginya, makna berfikir dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar mengerti.
Proses perkembangan mental bersifat universal dalam tahapan yang umum nya sama,tetapi dengan berbagai cara ditemukan adanya perbedaan penampilan kognitif pada tiap kelompok manusia. Sistem persekolahan dan keadaan sosial ekonomi mempengaruhi terjadi perbedaan pada perkembangan anak,demikian pula dengan budaya,sistem nilai,dan harapan dalam masyarakat masing-masing.Aspek kognitif atau intelektual perkembangan nya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati,melihat hubungan, dan memecahkan masalah sederhana ,kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang pelik .aspek tersebut berkembang pesat pada masa sekolah dasar(usia 6-7 tahun ),berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah keatas (usia 16-17 tahun). Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan meraban. Perkembangan selanjutnya berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial.Bahasa merupakan alat untuk berfikir.berfikir merupakan suatu proses memahami dan melihat hubungan oleh karena itu Pengaruh perkembangan bahasa terhadap kognitif cukup menarik untuk dikaji. Pada usia dini,kemampuan berbahasa belum menjadi bagian penting dari perkembangan kognitif karena kemampuan bahasa sedikit sekali diperlukan untuk kemampuan kognitif. Akan tetapi,pada tahap-tahap yang lebih lanjut,konsep perlu diklasifikasikan dan dikelompokan. kegiatan tersebut lebih mudah dilakukan dan hasilnya lebih mudah dimengerti dengan bantuan bahasa. Lebih-lebih dengan kegiatan menulis,dan membaca merupakan bagian penting dari kegiatan kognitif. Dengan kata lain,bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif dan bahasa juga merupakan keterampilan-keterampilan intelektual dasar untuk melaksanakan tugas-tugasnya disekolahnya dan perkembangan belajarnya lebih lanjut. Selain itu,interaksi sosial juga merupakan hal yang penting bagi aspek perkembangan kognitif usia sd dimana bagian lingkungan sosialnya sudah termasuk kedalam peran bahasa serta pendidikan, pengalaman fisik juga bisa memacu ataupun menghambat perkembangan struktur kognitif anak tersebut.

Karakteristik perkembangan kognitif anak sd yaitu :
1.      Dapat mengetahui fungsi benda dengan benar.
2.      Dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk, warna, ukuran dan fungsi secara sederhana.
3.      Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang belum terisi.
4.      Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya
5.      Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.
6.      Berusaha membaca dengan memperhatikan gambar
7.      Sudah bisa membaca kata-kata singkat dan juga ringan seperti 4-6 huruf.
8.      Dapat membaca cerita sederhana dengan lantang dan juga bersuara.
9.      Dapat membedakan mana hal yang fantasi ataupun realita

C.      MAKNA PESAHABATAN PADA USIA SEKOLAH DASAR
Menurut Baron dan Bryne persahabatan bagi anak sekolah dasar yaitu hubungan di mana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai situasi,dan juga menyediakan dukungan emosional. Sedangkan menurut Rawlins (dalam tillman-healy) mengatakan sahabat sebagai seorang teman dekat, yaitu seorang untuk berbicara, tempat untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, juga suatu kepedulian, hingga bersenang-senang melakukan sesuatu sebagainya. Pada saat usia 8-10 tahun pada rentang usia ini, anak- anak sudah sedkit lebih berkembang dalam menjalin persahabatan dan juga pertemanan. Anak-anak sudah mulai mampu melihat peran dari anak-anak lain. Mereka sudah mulai mampu untuk mendifenisikan mana anak-anak yang memiliki kesamaan secara psikologis, bisa di percaya, setia, kooperatif, yang juga baik kepada diri nya, dan tidak hanya melihat dari kesamaan aktivitas saja.
Pada saat berada di rentang usia anak-anak, tepatnya dibawah 8 tahun, prinsip utama dari persahabatan bagi anak-anak adalah bagaimana bisa saling berinteraksi dengan anak-anak yang memiliki aktivitas yang sama. Misalnya seperti bermain bersama, hobi yang sama dan bagi anak sekolah dasar persahabatan yaitu memerankan perasaan atau nurani dalam pergaulan. Kompleks yang tidak di pelajari melainkan di peroleh dari kelahiran dan dapat terlihat pada seseorang. Bagi anak sekolah dasar interaksi dan sosialisai sangat penting di mana pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok atau lembaga sosial, belajar bergaul khsusus nya bagi anak usia 4-10 tahun. Kebutuhan dan keinginan anak pada usia seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, dan kebutuhan anak diantara nya adalah:
1.      Kebutuhan akan kasih sayang.
2.      Kebutuhan akan kebebasan menyatakan diri.
3.      Kebutuhan mengadakan hubungan dengan sesama atau bersosialisasi.
4.      Kebutuhan akan rasa harga diri.
Makna persahabatan bagi anak usia sekolah dasar itu penting dapat dilihat dari kisah inspiratif, yaitu sebuah kisah tentang dua orang anak yang.erusia 6 tahun yang mengajarkan kita arti persahabatan yaitu Kisah inspiratif ini mengisahkan tentang Vincent dan sahabatnya Zac Gossage, seorang anak yang belum lagi usianya genap untuk masuk SD namun telah didiagnosa lymphoblastic leukemia akut.
Setelah mulai masuk ke sekolah dasar, Zac harus melakukan berbagai prosedur medis untuk pengobatan leukemia-nya. Namun si kecil Zac juga tak pernah hentinya ingin terus bermain bersama sahabatnya, Vincent. Ketika Vincent menyadari bahwa sahabatnya Zac sedang sakit, dia pun mulai memborbardir berbagai pertanyaan. Dia menyadari bahwa pengobatan tersebut makan biaya yang tinggi. Jadi sebagai seorang sahabat, apa yang kemudian dilakukan Vincent kecil sungguh membuat para orang dewasa berdecak kagum. Vincent mengumpulkan dana untuk Zac dengan melakukan penjualan syal. Dari penjualan tersebut, dana sebesar $200 berhasil didapatkannya. Tidak berhenti di situ. Rasa persahabatan Vincent juga ditunjukkannya dengan datang ke sekolah dengan kepala yang plontos. Katanya, dia tidak ingin Zac merasa aneh karena harus gundul sendirian, jadi diapun menggunduli kepalanya. Vincent kecil berhasil menunjukkan bahwa seorang sahabat bisa menjadi pelipur lara terbaik yang pernah ada.
Dari cerita ini bisa kita lihat bahwa anak sekolah dasar sudah bisa merasakan makna dari suatu persahabatan yang mana mereka telah mengerti tentang kepedulian dan simpati,bukan hanya bermain dan bersenang-senang saja.

D.      IMPLIKASI TEKANAN TEMAN SEBAYA DALAM PERGAULAN
Kelompok teman sebaya adalah sekumpulan individu yang memiliki tingkatan usia yang relatif sama, yang memiliki aturan yang berbeda dengan atura pada masyarakat. Persepsi terhadap kelompok teman sebaya merupakan pemberian arti atas kelompok teman sebayanya yang terdiri dari sekumpulan individu dengan tingkatan usia yang relatif sama, yang memiliki aturan yang berbeda dengan individu dengan masyarakat, dan proses tersebut dipengaruhi factor dari dalam dan luar individu, sehingga remaja menyadari apa yang dirasakan atas teman sebayanya tersebut (Santrock, 2003). Dalam sebuah kelompok teman sebaya, ada yang disebut dengan tekanan teman sebaya. Tekanan teman sebaya terjadi ketika individu mengalami persuasi implisit maupun eksplisit yang terkadang berupa paksaan, untuk mengadopsi nilai-nilai yang sama, keyakinan, dan tujuan, atau untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dalam kelompok teman sebaya (Bourne, 2001).
Tekanan teman sebaya merupakan pengaruh dari kelompok sebaya agar seseorang mengubah prilaku, kebiasaan dan niali dirinya agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Tekanan teman sebaya memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Tekanan teman sebaya biasanya membuat orang melakukan sesuatu yang tidak biasa di lakukan. Pengaruh kuat teman sebaya atau sesama remaja merupakan hal penting yang tidak dapat diremehkan dalam masa-masa remaja. Diantara para remaja terdapat jalinan yang cukup kuat. Pada kelompok teman sebaya ini untuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip-prinsip hidup bersama dan bekerja sama. Keberadaan teman sebaya sangat mempengaruhi tingkah laku, minat bahkan sikap dan pikiran remaja. Misalnya pengaruh terhadap cara berpakaian, gaya hidup, merokok dan sebagainya (Mapiere, 2004).
Penyesuaian diri remaja dalam kelompok teman sebaya umumnya terjadi dalam kelompok besar yang heterogen, misalnya berkaitan dengan minat, sikap dan sifat, usia dan jenis kelamin yang berbeda. Penyesuaian diri remaja dalam kelompok besar semacam ini dengan lebih banyak mengabaikan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompok. Hal ini dilakukan untuk menghindari rasa keterkucilan dari kelompok (Mapiere, 2004).
Pengaruh teman sebaya dapat berpengaruh posistif dan negatif. Piaget dalam Santrock menekankan bahwa melalui interaksi teman sebayalah anak-anak dan remaja belajar mengenal pola hubungan yang timbal balik dan setara. Anak-anak menggali prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan dengan cara mengatasi ketidaksetujuan dengan teman sebaya. Mereka juga belajar mengamati dengan teliti minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya yang sedang berlangsung. Sulivan dalam Santrock menambahkan alasan bahwa remaja belajar menjadi teman yang memiliki kemampuan dan sensitif terhadap hubungan yang lebih akrab dengan menciptakan persahabatan yang lebih dekat dengan teman sebaya yang dipilih.
Pengaruh teman sebaya dapat menentukan bagaimana seorang individu mengambil sikap atau berperilaku. Misalnya, seorang individu bergaul dengan lingkungan teman sebaya yang mengutamakan gadget dan selalu mengedepankan berita-berita terbaru yang hadir dari dunia maya atau media sosial maka sangat rentan sekali individu tersebut akan mengikuti gaya hidup rekan sebayanya. Meski belum dapat dipastikan individu tersebut akan mengambil pola tingkah laku teman sebayanya, namun individu yang berada dalam usia remaja berada dalam masa-masa ketidakstabilan baik dari segi pemikiran maupun dalam hal pemegangan prinsip hidup. Ditambah dengan tingginya rasa keingintahuan di masa remaja dan adanya rasa ingin diakui atau diterima dalam sebuah kelompok membuat seorang individu memilih untuk mengambil sikap yang sama yang dilakukan oleh lingkungan sebayanya. Pergaulan teman sebaya adalah kontak langsungyangterjadi antar individu maupun individu dengan kelompok Kontak tersebutmelibatkan anakanakyang memiliki kesamaan ciri dan berada pada tingkat usia yang sama dan biasanya berasal dari ras, asal etnis dan status ekonomi yang sama pula.
Menurut Abdulah Idi pergaulan adalah kontak langsung antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Pergaulan sehari-hari yang dilakukan individu satu dengan yang lainnya .adakalanya setingkat usianya, pengetahuannya, pengalamannya, dan sebagainya. Pergaulan sehari-hari ini dapat terjadi antara individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.
Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan Teman Sebaya Conny R. Semiawan(1999: menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan teman sebaya yaitu :
a.       Kesamaan usia. Kesamaan usia lebih memungkinkan anak untuk memiliki Minat-minat dan tema-tema pembicaraan atau kegiatan yang sama sehingga mendorong terjalinnya hubungan pertemanan dengan teman sebaya ini.
b.      Situasi. Faktor situasi berpengaruh di saat berjumlah banyak anak-anak akan cenderung memilih permainan yang kompetitif daripada permainan yang kooperatif.
c.       Keakraban. Kolaborasi ketika pemecahan masalah lebih baik dan efisien bila dilakukan oleh anak di antara teman sebaya yang akrab. Keakraban ini juga mendorong munculnya perilaku yangn kondusif bagi terbentukknya persahabatan.
d.      Ukuran kelompok. Apabila jumlah anak dalam kelompok hanya sedikit, maka interaksi yang terjadi cenderung lebih baik, lebih kohesif, lebih berfokus, dan lebih berpengaruh.
e.       Perkembangan kognisi. Anak yang kemampuan kognisinya meningkat, pergaulan dengan teman sebayanya juga meningkat. Anak-anak yang keterampilan kognisinya lebih unggul cenderung tampil sebagai pemimpin atau anggota kelompok yang memiliki pengaruh dalam kelompoknya, khususnya ketika kelompok menghadapi persoalan yang perlu dipecahkan.
Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Havinghurst (Slamet Santosa, 2006: 82) menyatakan pengaruh lain dalam kelompok sebaya dapat berupa pengaruh positif dan pengaruh negatif.
1.      Pengaruh positif dari kelompok sebaya yaitu:
a.       Apabila dalam hidupnya individu memiliki kelompok sebaya maka lebih siap menghadapi kehidupan yang akan datang.
b.      Individu dapat mengembangkan rasa solidaritas antarkawan.
c.       Apabila individu masuk dalam kelompok sebaya, setiap anggota kelompok dapat menyeleksi kebudayaan dari beberapa temannya.
d.      Setiap anggota dapat berlatih memperoleh pengetahuan dan melatih kecakapan bakatnya.
e.       Mendorong individu untuk bersikap mandiri.
f.       Menyalurkan perasaan dan pendapat demi kemajuan kelompok

2.      Pengaruh negatifdari kelompok sebaya yaitu :
a.       Sulit menerima individu yang tidak memiliki kesamaan.
b.      Tertutup bagi individu lain yang tidak termasuk anggota kelompok.
c.       Menimbulkan rasa iri pada anggota yang tidak memiliki kesamaan dengan dirinya.
d.      Timbulnya persaingan antaranggota kelompok.
e.       Timbulnya pertentangan antarkelompok sebaya yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa selain membantu anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik, kelompok sebaya juga dapat menunjang perkembangan kualitas yang tidak baik pada anak. Sebagian besar pengaruh buruk tersebut hanya bersifat sementara yang dapat dihilangkan seiring dengan bertambahnya usia anak.

1.      Manfaat Hubungan Teman Sebaya
Menurut Diane (Lusi Nuryanti, 2008: 68) dalam berhubungan dengan teman sebaya, anak dapat mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan menjalin keakraban, anak mampu meningkatkan hubungan dengan teman, dan anak mendapatkan rasa kebersamaan. Selain itu, anak termotivasi untuk mencapai prestasi dan mendapatkan rasa identitas. Anak juga mempelajari keterampilan kepemimpinan dan berkomunikasi, bekerja sama, bermain peran, dan membuat atau menaati peraturan.
Havighurst (Abu Ahmadi, 1991: 113-114) menyatakan bahwa teman sebaya adalah suatu wadah untuk bersosialisasi yang berfungsi untuk mengajarkan kebudayaanpada teman yang lain apabila mereka memiliki kebudayaan yang berbeda, mengajarkan mobilitas sosial
dengan adanya perubahan status sosial dari anak kelas bawah menjadi anak kelas menengah dan sebaliknya, dan membantu peranan sosialyang barudengan memberi kesempatan pada teman sebaya untuk mengisi peran sosial yang baru, misalnya bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat hubungan teman sebaya adalah mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan menjalin keakraban, meningkatkan hubungan dengan teman,dan termotivasi untuk berprestasi. Selain itu, hubungan teman sebaya juga dapat memberikanrasa identitaspada anak serta mempelajari kebudayaan yang berbeda dari teman sebaya yang berasal dari daerah yang berbeda.
2.      IndikatorPergaulanTemanSebaya
Indikator pergaulan teman sebaya diturunkan dari faktor-faktoryang mempengaruhi pergaulan teman sebayayang dikemukakan oleh Conny R. Semiawan (1999: 165-167) , yaitu:
1.      Kesamaan usia.
Kesamaan usia lebih memungkinkan anak untuk memiliki minat-minat dan tema-tema pembicaraan atau kegiatan yang sama sehingga mendorong terjalinnya hubungan pertemanan dengan teman sebaya ini.
2.      Situasi
Faktor situasi berpengaruh di saat berjumlah banyak anak-anak akan cenderung memilih permainan yang kompetitif daripada permainan yang kooperatif.
3.      Keakraban
Kolaborasi ketika pemecahan masalah lebih baik dan efisien bila dilakukan oleh anak diantara teman sebaya yang akrab. Keakraban ini juga mendorong munculnya perilaku yang kondusif bagi terbentukknya persahabatan.
4.      Ukuran kelompok.
Apabila jumlah anak dalam kelompok hanya sedikit, maka interaksi yang terjadi cenderung lebih baik, lebih kohesif, lebih berfokus, dan lebih berpengaruh.
5.      Perkembangan kognisi
Anak yang kemampuan kognisinya meningkat, pergaulan dengan teman sebayanya juga meningkat. Anak-anak yang keterampilan kognisinya lebih unggul cenderung tampil sebagai pemimpin atau anggota kelompok yang memiliki pengaruh dalam kelompoknya, khususnya ketika kelompok menghadapi persoalan yang perlu dipecahkan.










No comments:

Post a Comment