MAKALAH KONSEP DASAR dan STRATEGI PELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Membaca.
Pemahaman membaca sebagai suatu istilah sangat beragam.
Di dalam konteks belajar mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju
pemahaman dan sebagai produk yang dapat diukur. (Hafni, 1981).[1]
Sementara itu menurut Tarigan (1985) membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau
bahasa tulis.
Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk rekonstruksi
suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis (Goodman 1996).
Dalam pendekatan Buttom-Up, membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol
tertulis kedalam berbagai ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear (Nunan,
1999). Dengan demikian, dalam kegiatan membaca, pertama kali seseorang
membedakan masing-masing huruf saat ditemukan, menyembunyikan, mencocokan
simbol-simbol tertulis dengan ekuivalen-ekuivalen pendengaran, mencampurkannya
untuk membentuk kata-kata, dan memperoleh makna. Oleh karena itu, menemukan
makna sebuah kata merupakan langkah terahir dalam proses itu.
Dalam perkembangan study membaca dikenal tiga pandangan
tentang proses membaca. Pandangan pertama biasa disebut dengan pandangan kuno.
Pandangan ini menganggap membaca sebagai proses pengenalan simbol-simbol bunyi
yang tercetak(Harris dalam Olson, 1982). Pandangan kedua, membaca
sebagai suatu proses pengenalan simbol-simbol bunyi yang tercetak dan diikuti
oleh pemahaman makna yang tersurat (Carrol dalam Olson, 1982).
Pandangan ketiga disebut pandangan modern, membaca bukan sekedar pemahaman dan
pengenalan simbol-simbol tercetak saja, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu
sebagai proses pengolahan secara kritis.
Pengenalan kata meliputi keterampilan untuk membaca kata
dengan cepat dan tepat tanpa bantuan kamus. Pemahaman literal meliputi
keterampilan untuk memahami kata dan memahami pengelompokan kata-kata tersebut
kedalam frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada pemahaman literal ini,
pembaca juga mencoba memahami maksud penulis sehingga pembaca dapat membuat
kesimpulan dan memberikan tanggapan terhadap bacaan. Pada pemberian kritik,
pembaca menciptakan ide-ide orisinil. Sebagai suatu proses psykolinguistik,
dalam membaca terjadi interaksi antara pikiran dan bahasa. Selama proses ini,
skemata sangat membantu pembaca dalam menyusun makna. Pengetahuan pembaca
tentang fonologi, semantik, sintaksis sangat membantu pembaca dalam memahami
dan menginterpretasi pesan. Sementara itu, sebagai suatu proses metakognitif,
kegiatan membaca mencakup perencanaan, penentuan strategi, pemantauan, dan
penilaian.
Berdasarkan hakikat membaca tersebut, ternyata membaca
merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Pada saat membaca, anak harus
mampu:
1. Merasakan
perangkat simbol pada teks bacaannya (aspek sensoris)
2. Menginterpretasikan
apa yang dilihatnya (Aspek Persektual)
3. Mengikuti
pola-pola linear, logika, dan tata bahasa kata-kata yang ditulis (Aspek urutan)
4. Menghubungkan
kata-kata kembali kepada pengalaman-pengalaman langsung agar bisa memberi makna pada kata-kata yang ada
(Aspek Pengalaman)
5. Melakukan
inferensi dan mengevaluasi materi (Aspek Berfikir)
6. Mengingat
apa yang telah dipelajari sebelumnya dan memasukan fakta-fakta dan ide-ide baru
(Aspek Pembelajaran)
7. Mengenai
hubungan antara simbol dan bunyi, antara kata dan apa yang diwakilinya (Aspek Asosiasi)
8. Berhubungan
dengan minat dan sikap yang mempengaruhi tugas membaca (Tugas Afektif)
9. Mengerahkan
segalanya untuk memahami materi bacaan (Aspek Konstruktif).
B.
Tujuan
Membaca
Membaca
penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek
kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dalam melakukan kegiatan membaca
tersebut, tentu dengan tujuan berbeda-beda.[2]
Orang membaca peringatan dan rambu-rambu di jalan untuk mengarahkan ia sampai
pada tujuannya, menginformasikan bahaya di jalan dan mengingatkan
aturan-atauran lalu lintas. Dengan demikian, orang membaca dengan berbagai
tujuan yaitu:
1. Untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta atau informasi yang ia butuhkan (Reading
for detail or facts).
2. Untuk memperoleh ide utama dari
apa yang dibacanya (Reading for main ideas).
3. Untuk mengetahui urutan atau
susunan tentang sesuatu (Reading for sequenc or organization).
4. Untuk menyimpulkan dari apa yang
dibacanya itu (Reading for inferenc).
5. Untuk mengklasifikasikan (Reading
to classify), atau
6. Untuk menilai atau mengevaluasi
(Reading to evaluate), untuk membandingkan atau mempertentangkan (Reading to
compare or contrast),
7. Untuk memperoleh kesenangan dan
sebagainya.
Berkaitan
dengan tujuan membaca, Rivers dan Temperly (1978)mengajukan tujuh
tujuan utama dal;am membaca:
1. Untuk memperoleh informasi untuk
suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topic
2. Untuk memperoleh berbagai
petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan
sehari-hari (Misalnya: mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga)
3. Untuk berakting dalam sebuah
drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki.
4. Untuk berhubungan dengan
teman-teman dengan surat menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis.
5. Untuk mengetahui kapan dan dimana
sesuatu akan terjadi atau apa yang teresedia,
6. Untuk mengetahuo apa yang sedang
terjadi atau telah terjadi (sebagai mana dilaporkan dalam Koran, majalah,
laporan) dan
7. Untuk memperoleh kesenangan atau
hiburan.
Sedangkan
tujuan utama pengajaran membaca di MI adalah mengantarkan siswa agar terampil
membaca dan memiliki budaya baca yang tinggi. Apabila siswa sudah termapil
membaca mereka dengan mudah akan mencerna isi bacaan, memperoleh informasi,
pengalaman, dan memiliki sejumlah kosa kata yang tepat pada bacaan tersenut.
Lebih jauh akan dapat kita ketahui, apabila sudah terampil membaca diharapkan
akan dapat menguasai semua mata pelajaran yang ditempunya tanpa ada hambatan
yang berarti. Berikut ini dapat diperhatikan implikasikan tujuan pengajaran
membaca yang dikemukakan M.E Fowler (Dalam Ahmadi, 1990: 24).
1. Suatu program pengajaran membaca
yang bertujuan untuk: menambah kecepatan dan memperbaiki pemahaman, mengajak
siswa bagaimana mengadaptasi pendekatan membaca dengan berbagai variasi bahan
bacaan, dan memperbaiki pembacaan bagi semua keterampilan berbahasa.
2. Suatu latihan membaca untuk
dapat mengapresiasi dan memperoleh kesenangan estetis dari prosa (Karya
sastra).
3. Program individual yang bertujuan
untuk mendorong siswa agar membaca sebanyak-banyaknya dan memungkinkan siswa
untuk mengembangkan diri menjadi pembaca yang teliti sepanjang hayatnya.
C.
Fungsi
Membaca
Kemampuan
membaca bagi siswa juga merupakan kemampuan dasar dalam belajar karena hamper
semua kemampuan untuk memperoleh informasi dalam belajar bergantung pada
kemampuan tersebut. Melalui membaca, siswa dapat menggali informasi,
mempelajari pengetahuan, menperkaya pengalaman, mengembangkan wawasan, dan
meplejari segala sesuatu. Oleh sebab itu, siswa yang tidak atau belum mampu
membaca dengan baik, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Kegiatan
membaca mempunyai manfaat atau fungsi yang sangat besar pada diri menurut Jordan
E. Ayan (Dalam kuantum reading, 2004 36) bahwa membaca mempunyai
manfaat sebagai berikut.
a. Membaca menambah kosakata dan
pengetahuan akan tata bahasa dan tata kalimat. Membaca memperkenalkan kita pada
banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian, dapat mepertajam kepekaan
bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan.
b. Banyak buku dan artikel
yang mengajak kita untuk berintropeksi diri dan melontarkan pertanyaan serius
mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain.
c. Membaca memicu imajinasi. Buku
atau bacaan yang baik mengajak kita dengan orang lain. Membayangkan dunia
beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.
D. Strategi Pembelajaran Membaca
Kelas Tinggi
a. Strategi
Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA (Direct Reading Activities)
Penggunaan
strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif,
membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk
dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai
berikut.
1.
Guru
mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan
siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan
pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu
dipahami siswa dalam membaca.
2.
Guru
meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya
jawab tentang isi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan
seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai
dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.
3.
Guru
memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan
keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya.
Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan
kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan
peribahasa dalam bacaan.
b. Strategi SQ3R (Survey, Questions,
Read, Recite, Review)
Tujuan penggunaan strategi ini,
untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan
membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan
mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya,
adalah
1.
Tahap
Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu
guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan
dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan
ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan
pengalaman awalnya.
2.
Proses
membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read).
Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang
relevan (recite).
3.
Pascamembaca
: Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi
bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan
oleh guru.
c. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ
atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan
kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan.
Tahapan kegiatannya, adalah
1.
Guru
menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara
yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2.
Guru
dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide
pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta,
dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan
kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3.
Setelah
membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi
paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati.
Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan
waktu yang tersedia.
4.
Tahap
terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.
d. Strategi Membaca dan Berpikir
Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities)
Tujuan penggunaan strategi ini,
adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna
memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.
1.
Guru
meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta
memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya
kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat
membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya?
Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2.
Guru
meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan
berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan
semula.
3.
Bagian
lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah
membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf
berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”
4.
Langkah
seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai
dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau
kagiatan yang lain.
e. Strategi Penghubungan
Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship)
Strategi ini digunakan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh
guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun
jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.
1.
Menemukan
kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa yang
bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”
2.
Jawaban
ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian
–bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita
menjadi juara Lingkungan Nyaman?”
3.
Pemahaman
isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan
dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu
diperlukan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman
dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana hubungan timbal-balik antara
lingkungan alam denganlingkungan kehidupan keluarga?”.
4.
Jawaban
tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus
menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali
berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber
informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan
kehidupan organisme manusia, binatang, dan tumbuhan?”
Berdasarkan
gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap kegiatan yang
dilakukan, adalah
a.
Guru
mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan
cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang
dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis
dan tingkatannya.
b.
Siswa
melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca selesai,
dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
c.
Pertanyaan
yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain,
misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan
pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara
kelompok.
f.
Strategi
Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)
Strategi
ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami
bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan
memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.
1.
Persiapan
: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.
2.
Proses
Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang
ditentukan.
3.
Selanjutnya
siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk
bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan
kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman
membaca sebagai suatu istilah sangat beragam. Di dalam konteks belajar
mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman dan sebagai produk
yang dapat diukur. Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk rekonstruksi
suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis (Goodman 1996).
Dalam pendekatan Buttom-Up, membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol
tertulis kedalam berbagai ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear (Nunan,
1999). Membaca penting dalam kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan
membaca. Dalam melakukan kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan
berbeda-beda.
DAFTAR
PUSTAKA
Http://mayasari9595.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-membaca-di-kelas-tinggi_38.html
diakses pada 1 April 2016 pukul 21:08
Iskandarwassid,
dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
[1] Iskandarwassid,
dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya) hal. 23
[2] Http://mayasari9595.blogspot.co.id/2015/11/pembelajaran-membaca-di-kelas-tinggi_38.html diakses pada
1 April 2016 pukul 21:08
No comments:
Post a Comment