1

loading...

Friday, November 2, 2018

MAKALAH KONSEP DASAR dan STRATEGI PELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


MAKALAH KONSEP DASAR dan STRATEGI PELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Hakikat Membaca.
Pemahaman membaca sebagai suatu istilah sangat beragam. Di dalam konteks belajar mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman dan sebagai produk yang dapat diukur. (Hafni, 1981).[1]
Sementara itu menurut Tarigan (1985) membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau bahasa tulis.
Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk rekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis (Goodman 1996). Dalam pendekatan Buttom-Up, membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol tertulis kedalam berbagai ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear (Nunan, 1999). Dengan demikian, dalam kegiatan membaca, pertama kali seseorang membedakan masing-masing huruf saat ditemukan, menyembunyikan, mencocokan simbol-simbol tertulis dengan ekuivalen-ekuivalen pendengaran, mencampurkannya untuk membentuk kata-kata, dan memperoleh makna. Oleh karena itu, menemukan makna sebuah kata merupakan langkah terahir dalam proses itu.
Dalam perkembangan study membaca dikenal tiga pandangan tentang proses membaca. Pandangan pertama biasa disebut dengan pandangan kuno. Pandangan ini menganggap membaca sebagai proses pengenalan simbol-simbol bunyi yang tercetak(Harris dalam Olson, 1982). Pandangan kedua, membaca sebagai suatu proses pengenalan simbol-simbol bunyi yang tercetak dan diikuti oleh pemahaman makna yang tersurat (Carrol dalam Olson, 1982). Pandangan ketiga disebut pandangan modern, membaca bukan sekedar pemahaman dan pengenalan simbol-simbol tercetak saja, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu sebagai proses pengolahan secara kritis.
Pengenalan kata meliputi keterampilan untuk membaca kata dengan cepat dan tepat tanpa bantuan kamus. Pemahaman literal meliputi keterampilan untuk memahami kata dan memahami pengelompokan kata-kata tersebut kedalam frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Pada pemahaman literal ini, pembaca juga mencoba memahami maksud penulis sehingga pembaca dapat membuat kesimpulan dan memberikan tanggapan terhadap bacaan. Pada pemberian kritik, pembaca menciptakan ide-ide orisinil. Sebagai suatu proses psykolinguistik, dalam membaca terjadi interaksi antara pikiran dan bahasa. Selama proses ini, skemata sangat membantu pembaca dalam menyusun makna. Pengetahuan pembaca tentang fonologi, semantik, sintaksis sangat membantu pembaca dalam memahami dan menginterpretasi pesan. Sementara itu, sebagai suatu proses metakognitif, kegiatan membaca mencakup perencanaan, penentuan strategi, pemantauan, dan penilaian.
Berdasarkan hakikat membaca tersebut, ternyata membaca merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Pada saat membaca, anak harus mampu:
1.      Merasakan perangkat simbol pada teks bacaannya (aspek sensoris)
2.      Menginterpretasikan apa yang dilihatnya (Aspek Persektual)
3.      Mengikuti pola-pola linear, logika, dan tata bahasa kata-kata yang ditulis (Aspek urutan)
4.      Menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman-pengalaman langsung agar bisa     memberi makna pada kata-kata yang ada (Aspek Pengalaman)
5.      Melakukan inferensi dan mengevaluasi materi (Aspek Berfikir)
6.      Mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya dan memasukan fakta-fakta dan ide-ide baru (Aspek Pembelajaran)
7.      Mengenai hubungan antara simbol dan bunyi, antara kata dan apa yang diwakilinya                                              (Aspek Asosiasi)
8.      Berhubungan dengan minat dan sikap yang mempengaruhi tugas membaca (Tugas Afektif)
9.      Mengerahkan segalanya untuk memahami materi bacaan (Aspek Konstruktif).
B.     Tujuan Membaca
Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dalam melakukan kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan berbeda-beda.[2] Orang membaca peringatan dan rambu-rambu di jalan untuk mengarahkan ia sampai pada tujuannya, menginformasikan bahaya di jalan dan mengingatkan aturan-atauran lalu lintas. Dengan demikian, orang membaca dengan berbagai tujuan yaitu:
1.      Untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta atau informasi yang ia butuhkan (Reading for detail or facts).
2.      Untuk memperoleh ide utama dari apa yang dibacanya (Reading for main ideas).
3.      Untuk mengetahui urutan atau susunan tentang sesuatu (Reading for sequenc or organization).
4.      Untuk menyimpulkan dari apa yang dibacanya itu (Reading for inferenc).
5.      Untuk mengklasifikasikan (Reading to classify), atau
6.      Untuk menilai atau mengevaluasi (Reading to evaluate), untuk membandingkan atau mempertentangkan (Reading to compare or contrast),
7.      Untuk memperoleh kesenangan dan sebagainya.
Berkaitan dengan tujuan membaca, Rivers dan Temperly (1978)mengajukan tujuh tujuan utama dal;am membaca:
1.      Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topic
2.      Untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (Misalnya: mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga)
3.      Untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki.
4.      Untuk berhubungan dengan teman-teman dengan surat menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis.
5.      Untuk mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang teresedia,
6.      Untuk mengetahuo apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagai mana dilaporkan dalam Koran, majalah, laporan) dan
7.      Untuk memperoleh kesenangan atau hiburan.
Sedangkan tujuan utama pengajaran membaca di MI adalah mengantarkan siswa agar terampil membaca dan memiliki budaya baca yang tinggi. Apabila siswa sudah termapil membaca mereka dengan mudah akan mencerna isi bacaan, memperoleh informasi, pengalaman, dan memiliki sejumlah kosa kata yang tepat pada bacaan tersenut. Lebih jauh akan dapat kita ketahui, apabila sudah terampil membaca diharapkan akan dapat menguasai semua mata pelajaran yang ditempunya tanpa ada hambatan yang berarti. Berikut ini dapat diperhatikan implikasikan tujuan pengajaran membaca yang dikemukakan M.E Fowler (Dalam Ahmadi, 1990: 24).
1.      Suatu program pengajaran membaca yang bertujuan untuk: menambah kecepatan dan memperbaiki pemahaman, mengajak siswa bagaimana mengadaptasi pendekatan membaca dengan berbagai variasi bahan bacaan, dan memperbaiki pembacaan bagi semua keterampilan berbahasa.
2.       Suatu latihan membaca untuk dapat mengapresiasi dan memperoleh kesenangan estetis dari prosa (Karya sastra).
3.      Program individual yang bertujuan untuk mendorong siswa agar membaca sebanyak-banyaknya dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan diri menjadi pembaca yang teliti sepanjang hayatnya.
C.    Fungsi Membaca
Kemampuan membaca bagi siswa juga merupakan kemampuan dasar dalam belajar karena hamper semua kemampuan untuk memperoleh informasi dalam belajar bergantung pada kemampuan tersebut. Melalui membaca, siswa dapat menggali informasi, mempelajari pengetahuan, menperkaya pengalaman, mengembangkan wawasan, dan meplejari segala sesuatu. Oleh sebab itu, siswa yang tidak atau belum mampu membaca dengan baik, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Kegiatan membaca mempunyai manfaat atau fungsi yang sangat besar pada diri menurut Jordan E. Ayan (Dalam kuantum reading, 2004 36) bahwa membaca mempunyai manfaat sebagai berikut.
a.       Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan tata kalimat. Membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian, dapat mepertajam kepekaan bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan.
b.       Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintropeksi diri dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita dengan orang lain.
c.       Membaca memicu imajinasi. Buku atau bacaan yang baik mengajak kita dengan orang lain. Membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.
D.    Strategi Pembelajaran Membaca Kelas Tinggi
a. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA (Direct Reading Activities)
Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1.      Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.
2.      Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.
3.      Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.
b.    Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)
Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah
1.   Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.
2.   Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).
3.   Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.
c.     Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah
1.   Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah
2.   Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan
3.   Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.
4.   Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.
d.    Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities)
Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.
1.   Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”
2.   Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.
3.   Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”
4.   Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.
e.     Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.
1.   Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”
2.   Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara Lingkungan Nyaman?”
3.   Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan kehidupan keluarga?”.
4.   Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang, dan tumbuhan?”
Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah
a.       Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya.
b.      Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
c.       Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.
f.      Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.
1.   Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.
2.   Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.
3.   Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pemahaman membaca sebagai suatu istilah sangat beragam. Di dalam konteks belajar mengajar, membaca dipandang sebagai proses menuju pemahaman dan sebagai produk yang dapat diukur. Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk rekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis (Goodman 1996). Dalam pendekatan Buttom-Up, membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol tertulis kedalam berbagai ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear (Nunan, 1999). Membaca penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Dalam melakukan kegiatan membaca tersebut, tentu dengan tujuan berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA
Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya



[1] Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya) hal. 23


No comments:

Post a Comment