MAKALAH MANAJEMEN DAN PENILAIAN KINERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam dunia
perusaan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau tahapan
dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan tersebut secara
efektif dan efisien.
Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah instansi atau
organisasi, kinerja dalam sebuah instansi juga perlu diperhatikan. Karena,
kinerja merupakan hasil kerja dan juga penilaian atas kerja seseorang yang
berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi. Oleh karenanya, kinerja juga
membutuhkan manajemen, agar hasil yang diperoleh atau kinerja dari para pekerja
atau karyawan dapat mencapai hasil yang ditujukan oleh perusahaan.
Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan manfaat bagi organisasi,
tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi
dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada keseluruhan
unit kerjanya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian manajemen dan
penilaian kinerja?
b. Apa tujuan dan manfaat manajemen
dan penilaian kinerja?
c. Apa Syarat efektifnya penilian
kinerja?
d Bagaimana kriteria Keberhasilan manajemen
dan penilian kinerja?
e. Bagaimana prinsip-prinsip dasar
manajemen kinerja?
F. Bagaimana Metode Penilaian Kinerja?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. pengertian Manajemen
dan Penilaian kinerja.
Manajemen berasal
dari kata to manage yang diartikan dengan mengendalikan, menangani
atau mengelola. Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu
pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja. [1]
Menurut G. R. Terry,
manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
dan usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.[2]
Manajemen adalah
proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Yakni dengan menjalankan
fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pelaksanaan, pengawasan, dll. Manajemen dapat didefenisikan sebagai sebuah
proses yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
Sementara itu,
kinerja atau permormance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja. Manajemen kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh para
manajer.
Kinerja sendiri
adalah suatu hal yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik
berdasarkan kondisi khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas
suatu model kausal yang menghubungkan antara input dan output.
kinerja juga dapat diartikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan.
Manajemen kinerja
didefenisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan
yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan. [3]
Jadi, kesimpulan dari
manajemen kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara
berkesinambungan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut.
Penilaian kinerja
merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. Pada
intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai alat untuk memverifikasi
bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian
kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan mengelola kinerja mereka. Jadi Penilaian kinerja
merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan
secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan
perusahaan.
B. Manfaat
dan Tujuan manajemen dan Penilian kinerja.
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi
organsisasi dan menunjukkan kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi
diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas tersebut dapat
berupa pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar
aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya
manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.[4]
Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja
adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen kinerja bukannya memberi
manfaat kepada organisasi saja tetapi juga kepada manajer dan individu.
Bagi organisasi, manfaat manajemen kinerja
adalah menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu,
memperbaiki kinerja,memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen, mendukung
nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan
dasar ketrampilan, mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan,
mengusahakan basis perencanaan karier, membantu menahan pekerja terampil
agar tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan,
mendukung program perubahan budaya.
Bagi manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain: mengupayakan
klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu
secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan
penghargaan nonfinansial pada staf, membantu karyawan yang kinerjanya rendah,
digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi
dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja
dan tingkat kompensasi.
Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara
lain dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk
tampil baik, membantu pengembangan kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan
waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur
kinerja, dan memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola
dan dijalankan.
Manajemen kinerja dalam praktiknya memiliki berbagai
tujuan yang dapat membantu kefektifan dan keefisienan kerja. Adapun tujuan dari
manajemen kinerja tersebut menurut Noe dkk (1999) ada tiga tujuan manajemen
kinerja,[5]
diantaranya:
1. Tujuan Strategik
Manajemen kinerja harus mengaitkan kegiatan pegawai
dengan tujuan organisasi. Pelaksanaan streategi tersebut perlu mendefenisikan
hasil yang akan dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi, mengembangkan pengukuran dan sistem umpan balik terhadap
kinerja pegawai.
2. Tujuan Administratif
Kebanyakan organisasi menggunakan informasi manajemen
kinerja khususnya evaluasi kinerja untuk kepentingan keputusan administratif,
seperti: penggajian, promosi, pemberhentian pegawai dan lain-lain.
3. Tujuan Pengembangan
Manajemen kinerja bertujuan mengembangkan kapasitas pegawai
yang berhasil dibidang kerjanya. Tujuan umum
manajemen kinerja adalah menciptakan budaya para individu dan kelompok memikul
tangggung jawab bagi usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang
berkesinambungan.
Penilaian kinerja
menurut Werther dan Davis mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi
dan pegawai yang dinilai,[6]
yaitu:
·
Performance Improvement yaitu memungkinkan pegawai dan
manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
·
Compensation adjustment yaitu Membantu para pengambil
keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau
sebaliknya.
·
Placement decision yaitu Menentukan promosi, transfer,
dan demotion.
·
Training and development needs yaitu mengevaluasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih
optimal.
·
Carrer planning and development yaitu Memandu untuk
menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.
·
Staffing process deficiencies yaitu Mempengaruhi
prosedur perekrutan pegawai.
·
Informational inaccuracies and job-design errors yaitu
Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen
sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia.
·
Equal employment opportunity yaitu Menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif.
·
External challenges yaitu Kadang-kadang kinerja
pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi,
kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun
dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan
sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi
peningkatan kinerja pegawai.
·
Feedback yaitu Memberikan umpan balik bagi urusan
kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
C. Syarat Efektifnya Penilaian Kinerja
Sistem penilaian
kinerja yang efektif, harus mampu merespon berbagai tantangan internal dan
eksternal yang dihadapi oleh karyawan.Menurut Cascio terdapat enam syarat yang
dapatdigunakan sebagai alat ukur dalam mengukur efektif atau tidaknya sistem
penilaian kinerja, yaitu sebagai berukut:[7]
a.
Penilai (Supervisor)
Mengukur kemampuan dan memotivasi penilai dalam
melakukan pnilaian secara terus menerus, merumuskankinerja karyawan secara
objektif,dan memberikan umpan balik bagi karyawan.
b.
Keterkaitan (Relevance)
Mengukur keterkaitan langsung unsur-unsur penilaian
kinerja dengan uraian pekerjaan.
c.
Kepekaan (Sensitivity)
Mengukur keakuratan atau kecermatan sistem penilaian
kerja yang dapat membedakan karyawan yang berprestasi dengan yang tidak
berprestasi, serta sistem harus dapat digunakan untuk tujuan administrasi
kekaryawanan.
d.
Keterandalan (Reliability)
Mengukur keandalan dan konsistensi alaat ukur yang
digunakan.
e.
Kepraktisan (Practicality)
Mengukur alat penilaian kinerja yang mudah digunakan
dan dimengerti oleh penilai dan bawahannya.
f. Dapat diterima
(Acceptability)
Mengukur kemampuan penilai dalam melakukan penilaian
sesuai dengan kemampuan tugas dan tanggung jawab bawahannya.
D. Kriteria Keberhasilan
Manajemen dan Penilaian Kinerja.
Keberhasilan kinerja akan membawa dampak
positif terhadap hasil kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan dari
sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi yang melakukan manajemen
kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh kinerja yang efektif. Maka,
manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1.
Proses manajemen
kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh individu dari
pekerjaan dapat dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.
2.
Proses
penyelenggaraan manajemen kinerja dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya
dari organisasi dan bagaimana kinerja pada umumnya dikelola.
3.
Manajemen kinerja
dapat memberi nilai tambah dalam bentuk hasil jangka pendek maupun pengembangan
jangka panjang.
4.
Proses manajemen
kinerja berjalan secara transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
5.
Pendapat
stakeholder diperhatikan tentang seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan
diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki berbagai proses. Jika perusahaan
memperhatikan dan berusaha memenuhi permintaan / kepentingan dari masing-masing
stakeholder, maka manejemen kinerja akan dapat berhasil. [8]
E. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Sebagai prinsip dasar
dalam manajemen kinerja adalah menghargai kejujuran, memeberikan pelayanan,
tanggung jawab, dirasakan seperti bermain, adanya perasaan kasihan, adanya
perumusan tujuan, terdapat konsensus dan kerja sama, sifatnya berkelanjutan,
terjadi komunikasi dua arah dan mendapatkan umpan balik.[9]
1. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam
komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan
kerja.Sehingga manajer mampu memahami hambatan-hambatan para karyawan untuk
mencapai kinerja yang bagus.
2. Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan
disini adalah bagaimana memberikan pelayanan kepada para pekerja, seperti jika
pekerja mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaannya, maka manajer membantu
pekerja tersebut agar mampu menyelsaikan pekerjaannya tersebut.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan prinsip
dasar dalam mengembangkan kinerja. Dengan memahami dan menerima tanggung jawab
atas apa yang mereka kerjakan dan yang tidak mereka kerjakan untuk mencapai
tujuan mereka. Dalam perspektif manajer, sudah menjadi tanggung jawab manajer
untuk memastikan keberhasilan bawahannya.
4. Bermain
Manajemen kinerja menggunakan
prinsip bahwa bekerja sama dengan bermain. Dengan menggunakan prinsip bermain,
maka pekerjan yang dikerjakan tidak akan menjadi beban, justru akan
menyenangkan dan menjadi semangat ketika mengerjakan pekerjaan tersebut.
5. Rasa kasihan
Makna rasa kasihan adalah seorang
manajer memiliki sikap memahami dan empati terhadap orang lain. Rasa kasihan
seorang manajer akan melupakan kesalahan di belakang dan akan memulai denhan
sesuatu yang baru.
6. Perumusan tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan
melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak
dicapai organisasi.
7. Konsensus dan kerja sama
Manajemen kinerja mengandalkan
pada kerja sama antara atasan dan bawahan dari pada menekankan pada kontrol dan
melakukan pemaksaan.
8. Berkelanjutan
Manajemen kinerja merupakan
proses yang sifatnya berlangsung secara terus menerus, dan berkelanjutan.
9. Komunikasi dua arah
Manajemen kinerja memerlukan gaya
menajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong teradinya komunikasi
dua arah. Dengan komunikasi dua arah, bawahan mudah memahami apa yang
diinginkan oleh atasannya. Sebaliknya, atasan lebih memahami apa yang terjadi
dan apa yang diinginkan oleh bawahan.
10. Umpan balik
Umpan balik dalam hal ini berupa kemungkinan
pengalaman dan pengetahuan kinerja pada masa lalu, yang gunanya untuk meninjau
kembali perencanaan kinerja.
F.Metode Penilaian kinerja.
Banyak Metode dlam penilaian
kinerja yang bisa dipergunakan, namun secara garis besar dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: [10]
1. Pas Oriented appraisal methods (
Penilaian Kinerja yang berorientai pada masa Lalu).
Penilaian Kinerja atas kinerja
sesorang dari pekerjaan yang telah dilakukanya.
2. Future Oriented appraisal methods
(Penilaian kinerja yang berorientasi Ke masa depan).
Penilaian Kinerja dengan menilai
seberapa besar potensi karyawan dan mampu untuk menetapkan kinerja yang
diharakan pada masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Manajemen kinerja
didefenisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan
yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan.
Jadi, kesimpulan dari
manajemen kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara
berkesinambungan untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut
Tujuan manajemen
kinerja ada 3 macam, yaitu: tujuan strategik, tujuan administratif, dan Tujuan
Pengembangan. Prinsip-prinsp dasar manajemen kinerja adalah kejujuran,
Pelayanan, Tanggung jawab, Bermain, Rasa kasihan, Perumusan tujuan, Konsensus
dan kerja sama, Berkelanjutan, Komunikasi dua arah, Umpan balik.
Penilaian kinerja
merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. Pada
intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai alat untuk memverifikasi
bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian
kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan mengelola kinerja
mereka.
B.Saran.
Demikianlah Makalah dari kami, kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk menjadikan lebih baik,dan semoga bermafaat untuk kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Bangun,
Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.jakarta : Erlangga.
Herman ,Sofyandi.2008.Manajemen Sumber
Daya Manusia. yogyakarta: Graha Ilmu.
Juni Priansa,
Donni. 2011.Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung
:Alfabeta CV.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
[1] Juni
Priansa, Donni. 2011.Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung
:Alfabeta CV.Hal.196.
[2] Bangun,
Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.jakarta : Erlangga.Hal.232
[3]
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.Hal 276.
[4] Herman ,Sofyandi.2008.Manajemen Sumber Daya
Manusia. yogyakarta: Graha Ilmu.Hal 245.
[6]
Juni Priansa, Donni. 2011.Manajemen SDM
dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung :Alfabeta CV.Hal.197
[7] Juni
Priansa, Donni. 2011.Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung
:Alfabeta CV.Hal.198.
[8]
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia.jakarta : Erlangga.Hal.235.
[10]
Juni Priansa, Donni. 2011.Manajemen SDM
dalam Organisasi Publik dan Bisnis.Bandung :Alfabeta CV.204.
No comments:
Post a Comment