Makalah Sastra Daerah Syair dan Talibun
Kata
Pengantar
Puji dan syukur kita haturkan atas khadirat Allah SWT. Atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampuh, Meddyan
Heriadi, M.Pd, mata kuliah
“Sastra Daerah” dengan judul Syair dan Talibun.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dan semua pihak
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang teori belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Untuk mengetahui
teori dalam belajar, strategi belajar, dan hasil yang di dapat dari belajar
kita dapat menganalisis, membaca dan memahami dari berbagai sumber informasi,
referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa . Utamanya pada jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kami
minta kritik dan saran dari para pembaca.
Bengkulu, September 2018
Kelompok 5
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Syair.......................................................................................... 3
B.
Ciri-Ciri Syair.............................................................................................. 3
C.
Hakekat Syair............................................................................................. 4
D.
Struktur Bentuk
Syair................................................................................. 5
E.
Jenis Syair................................................................................................... 6
F.
Pengertian
Talibun...................................................................................... 9
G.
Ciri-Ciri
Talibun.......................................................................................... 9
H.
Fungsi Talibun............................................................................................ 9
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan................................................................................................... 11
B.
Kritik dan Saran........................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah cipta yang dihasilkan
oleh manusia yang memiliki nilai keindahan (nilai estetika) yang bisa berbentuk
tulisan ataupun lisan. Secara umum Sastra diambil dari kata serapan bahasa
sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi, pedoman ataupun
perintah. Menurut Mursal Esten, Kesustraan adalah pengungkapan dari fakta
artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia.
Berdasarkan pembagiannya, sastra terbagi kepada dua
bagian yaitu sastra lama dan sastra modern. Sastra lama merupakan karya sastra yang
berbentuk lisan atau ucapan, sering juga disebut sebagai sastra melayu yang
proses terjadinya berasal dari ucapan serta cerita orang orang zaman dulu.
Sastra lama biasanya berbentuk pantun, seloka, gurindam, syair, mantra serta
talibun.
Dari beberapa bentuk sastra lama tersebut di atas,
syair dan talibun merupakan bentuk sastra klasik melayu yang sudah mendekati
kepunahan akibat tergerus zaman. .Banyak karya puisi lama Indonesia yang
terkenal dikalangan sastra dunia, seperti syair yang dikarang oleh hamzah
fansuri. Dewasa ini syair sudah mulai pudar dikalangan masyarakat Indonesia,
khususnya kaum remaja. Mereka lebih suka pada novel dan karya yang terbit dari
barat. Hal ini akan mengurangi kekayaan karya sastra Indonesia yang dulunya
menjadi kebanggan di dunia.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengulas
tentang syair dan talibun. Diharapkan
dengan melalui ini masyarakat Indonesia lebih tahu dengan lanjut mengenai syair
dan talibun ini, serta membangkitkan kembali sastra Indonesia yang pernah
hilang dan menjadikannya sebagai ajang mengembangkan diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian syair?
2. Bagaimana
penggolongan syair menurut isinya?
3. Apa
ciri-ciri syair?
4. Apa
hakekat syair?
5. Bagaimanakah
struktur bentuk syair?
6. Apa
pengertian talibun?
7. Apa
ciri-ciri talibun?
8. Apa
fungsi talibun?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui definisi syair.
2. Untuk
mengetahui jenis syair menurut isinya.
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri syair.
4. Untuk
mengetahui hakekat syair.
5. Untuk
memgetahui struktur bentuk syair.
6. Untuk
mengetahui definisi talibun.
7.
Untuk mengetahui
fungsi talibun.
D. Manfaat
Penulisan
1. Manfaat
bagi penulis:
a. Penulis
dapat menambah pengetahuan tentang syair dan talibun dan sebagai bahan
referensi dalam pembelajaran puisi lama.
b. Penulis
dapat berbagi pengetahuan mengenai syair dan talibun melalui makalah yang telah
dibuat ini.
c. Penulis
dapat melestarikan puisi lama ini melalui pembuatan makalah ini, karena pada
zaman sekarang kebanyakan orang lebih tertarik pada youtube, menonton, bermain
game, dan lain-lain dari pada membaca syair ataupun talibun.
2. Manfaat
bagi pembaca:
a. Pembaca
dapat mengetahui bagaimana struktur bentuk dari syair dan talibun.
b. Pembaca
dapat mengetahui bagaimana ciri-ciri dari syair dan talibun.
c. Pembaca
dapat menambah sumber bacaan, referensi dalam pembelajaran.
1.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syair
Syair
adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia, dan dibawa
masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau
istilah Syair berasal dari bahasa arab yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang
berarti perasaan yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang
menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan
umum. Dalam kamus bahasa Indonesia, syair adalah puisi lama yang
tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang
sama; sajak; puisi. Menurut
Uned (2010:37) syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang
berakhir dengan bunyi yang sama (berirama aaaa).
Ada yang mendefinisikan syair sebagai tembang yang
penuh curahan perasaan. Meskipun demikian, bentuknya bukan puisi arab. Syair
terdapat tiga macam yakni syair yang berisi cerita, syair yang mengisahkan
kejadian dan syair yang berisi ajaran agama. Selain itu syair merupakan
rangkaian kata-kata yang diciptakan pengarangnya dan wujud ekspresinya yang
dikontemplasikan dengan alat-alat musik khasnya yaitu rabana.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami
perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada
tradisi sastra syair negeri Arab. Ikatan syair terjadi dari empat baris
yang bersajak kadang-kadang terdapat juga syair yang bersajak dua-dua baris.
Tiap-tiap baris panjangnya biasanya empat kata seperti pantun tetapi
perbedaannya ialah empat baris pantun biasanya menyimpulkan sesuatu pikiran,
perasaan, dan lain-lain sedangkan syair hampir selalu memakai lipatan empat.
Kebanyakan syair ialah lukisan yang panjang-panjang misalnya lukisan suatu
cerita, suatu nasehat, suatu ilmu dan lain-lain. Penyair yang berperan besar
dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara
lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
B. Ciri-Ciri Syair
Setiap
karya sastra khususnya puisi terdapat perbedaan dan ciri khas masing-masing.
Adapun ciri dari syair adalah sebagai berikut:
1. Setiap
bait terdiri dari empat baris.
2. Setiap
baris terdiri atas empat kata (antara 8-14 suku kata).
3. Bersajak
a-a-a-a.
4. Semua
baris adalah isi.
5. Bahasanya
biasanya kiasan.
6. Isinya:
Cerita, hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu.
7. Tidak
dapat selesai dalam satu bait.
C. Hakekat Syair
Hakikat syair adalah hal-hal yang diungkapkan penyair
dalam syair. Hakikat syair terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat atau pesan.
Hakikat syair disebut juga isi syair. Hakikat syair lama sangatlah jelas karena
tersurat. Adapun hakekat syair adalah sebagai berikut:
1. Tema (Sense)
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh
penyair melalui syairnya. Tema mengacu pada penyairnya. Tema syair sangat mudah
ditemukan karena tersurat langsung dalam syair. Jadi, untuk menemukan tema
syair kamu harus tahu isi syair.Tema yang sering digunakan dalam syair seperti
tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme,
perjuangan,kegagalan hidup, alam, kebaikan, kepahlawanan, kesedihan, kerinduan,
pendidikan, budi pekerti, dan perpisahan.
2. Perasaan (Feeling)
Syair mengungkapkan perasaan penyair. Perasaan penyair
dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, ataupun watakkhusus. Perasaan penyair
akan muncul saat menghadapi sesuatu. Perasaan yang menjiwai syair bisa perasaan
gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, tercekam, tertekan,
cemburu, ketakutan, kesepian, takut, menyesal, dan putus asa. Membaca syair
dengan suara keras akan lebih membantumu menemukan perasaan penyair. Perasaan
yang muncul dalam syairdidasari oleh cara pandang dan pengalaman penyair
terhadap sesuatu.
3.
Nada
(Tone)
Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca.
Dari sikap itulah tercipta nada syair. Sebuah syair dapat bernada sinis, protes,
menggurui, main-main, bercanda, patriotik, belas kasih, dendam, membentak,
memelas, takut, mencekam, mencemooh, merendahkan, khusyuk, filosofis, mengejek
(menghina), meremehkan, menghasut, mengimbau (menyuruh), dan memuji.
4.
Amanat
(Tujuan atau Intention)
Amanat, pesan, atau nasihat merupakan kesan yang
ditangkap pembaca setelah membaca syair. Amanat ditentukan sendiri oleh pembaca
berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu. Jadi, setiap pembaca dapat
berbeda-beda dalam menentukan amanat syair. Meskipun demikian, amanat tidak
dapat lepas dari tema yang dikemukakan penyair.
D. Struktur Bentuk Syair
Unsur-unsur pembangun syair sebagai sesatuan
struktur syair. Struktur ini merupakan bentuk atau wujud fisik syair.
Strukturnya meliputi unsur-unsur berikut.
1. Larik (Baris)
Larik merupakan kalimat yang ada dalam syair.
Larik-larik syair dibentuk oleh kata-kata yang indah. Kata-kata ini bias
bermakna denotasi atau konotasi. Bahkan, bisa juga bermakna kias. Larik atau
baris merupakan kelompok kata atau kumpulan kelompok kata.
2.
Bait
Bait berupa kumpulan larik atau kumpulan baris.
Jumlah larik dalam bait bisa berbeda-beda. Bait disebut juga kuplet.
3.
Pertautan
Larik-larik dalam syair saling berhubungan dalam
membentuk bait. Bait-bait dalam syair saling berhubungan. Isi dalam bait syair
pun juga harus berhubungan. Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau
antarbait yang membentuk kesatuan makna sebuah syair.
4.
Diksi
Diksi disebut juga pilihan kata. Kata-kata yang
digunakan dalam syair harus dipilih. Kata-kata yang dipilih harus dapat
menggambarkan isi syair. Kata-kata dalam syair bisa berupa kata denotasi atau
konotasi.
5.
Pengimajian
Pengimajian disebut juga citraan. Citraan
berhubungan dengan pancaindra. Apa yang digambarkan penulis dapat dilihat dari
citraan. Ada beberapa citraan yang dapat kamu temukan dalam syair. Citraan yang
dapat kamu temukan seperti, Imaji penglihatan (visual), Imaji pendengaran
(audio), Imaji perasaan (taktil), Imaji perabaan, Imaji penciuman
6.
Rima
Rima atau sajak biasa disebut persamaan bunyi yang
terdapat dalam syair. Persamaan bunyi ini bisa dilihat di akhir larik.
Persamaan bunyi bisa juga dilihat di dalam satu larik. Selain memiliki unsur
intrinsik, syair lama juga memiliki unsure ekstrinsik. Unsur ekstrinsik
merupakan unsur pembangun di luar syair tetapi berhubungan langsung dengan
syair. Unsur ekstrinsik merupakan
unsur yang melatarbelakangi terjadinya syair lama. Unsur yang melatarbelakangi syair lama meliputi hal-hal berikut, yaitu Latar belakang pendidikan pengaran, latar belakang budaya, latar belakang sosial, Religi, adat, kebudayaan, nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat
unsur yang melatarbelakangi terjadinya syair lama. Unsur yang melatarbelakangi syair lama meliputi hal-hal berikut, yaitu Latar belakang pendidikan pengaran, latar belakang budaya, latar belakang sosial, Religi, adat, kebudayaan, nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat
E. Jenis Syair
Menurut
isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, antara lain sebagai
berikut:
1.
Syair
Panji
Syair Panji menceritakan tentang keaadaan yang
terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berasal dari
isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan
tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada
Sang Ratu Kauripan.
2.
Syair
Romantis
Syair Romantis berisi tentang percintaan yang
biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh
syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri
raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan
(saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya
Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3.
Syair
Kiasan
Syair Kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung,
bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran
terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk
yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan
pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
4.
Syair
Sejarah
Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan
peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan.
Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair
Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5.
Syair
Agama
Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama
dibagi menjadi empat yaitu:
a. Syair
Sufi
b. Syair
tentang ajaran Islam
c. Syair
Riwayat Cerita Nabi
d. Syair
Nasihat.[5]
Contoh
Syair
1.
Syair
Abdul Muluk
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Abdul Muluk putra baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.
Paras elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina
Tema: "Syair
Abdul Muluk" adalah kisah putra raja yang bijak. Pesan atau amanat hendaklah kita menjadi
orang yang bijak dan baik budi agar dicintai sesama. Syair ini termasuk Syair
Panji
2. Contoh Syair Nasihat
Wahai
Ananda dengarlah pesan
Pakai
olehmu sifat anak jantan
Bertanggung
jawab dalam perbuatan
Beban
dipikul pantang dielakkan
Wahai
Ananda intan pilihan
Sifat
tanggung jawab engkau amalkan
Berani
mencencang terpotong tangan
Berani
berhutang tumbuhlah beban
Wahai
Ananda permata hikmat
Tanggung
jawabmu hendaklah ingat
Berani
menanggung sebab akibat
Berani
berbuat tangan dikebat
Wahai
Ananda intan terserlah
Bertanggung
jawab dalam bertingkah
Berani
menanggung sakit dan susah
Berani
mati mempertahankan lidah
Wahai
Ananda Bunda berpesan
Tanggung
jawabmu jangan tinggalkan
Sakit
dan perih engkau tahankan
Aib
dan malu engkau tampungkan
F. Pengertian
Talibun
Talibun
adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti pantun. Talibun
sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran dan isi. Tetapi
talibun berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki jumlah baris lebih
dari 4 baris. Talibun biasanya memiliki baris genap seperti 6 baris, 8 baris,
10 baris. Talibun 8 baris adalah talibun yang paling popular.
Menurut
Wikipedia, Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai
sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris hingga 20
baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya. Menurut Ali
(2006:486) talibun adalah sajak yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri
dari 6 atau 20 baris yang bersamaan bunyi akhirnya. Berirama abc-abc,
abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
G.
Ciri-Ciri Talibun
Adapun
ciri-ciri talibun, diantaranya yaitu:
1. Merupakan
sejenis puisi bebas
2. Terdapat
beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
3. Isinya
berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
4. Tiada
pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
5. Menggunakan
puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
6. Gaya
bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama
seperti pengulangan dan lain-lain)
7. Berfungsi
untuk menjelaskan sesuatu perkara
8. Merupakan
bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
H.
Fungsi Talibun
Biasanya
tema talibun disesuaikan fungsi talibun tersebut, diantaranya seperti:
1. Mengisahkan
kebesaran/kehebatan sesuatu tempat dan lainnya.
2. Mengisahkan
keajaiban sesuatu benda/peristiwa.
3. Mengisahkan
kehebatan/kecantikan seseorang.
4. Mengisahkan
kecantikan seseorang.
5. Mengisahkan
kelakuan dan sikap manusia.
6. Mengisahkan
perlakuan dimasa lalu.
7. Mengisahkan
seperti peperangan pada masa lalu.
Contoh Talibun
1. Contoh Talibun 6 Baris
Antara Dunaiawi dan uhkrowi tiada yang
dianaktirikan Saudara jauh datang berkunjung sebagai tamu
Selayaknya pula tuan rumah sibuk menjamu
Tamu dari jauh datang mebawa oleh-oleh bak upeti
Berbuat baiklah kepada orang tuamu
Juga terhadap saudara-saudaramu
Agar engkau menjadi manusia yang tau adat dan budi pekerti
Selayaknya pula tuan rumah sibuk menjamu
Tamu dari jauh datang mebawa oleh-oleh bak upeti
Berbuat baiklah kepada orang tuamu
Juga terhadap saudara-saudaramu
Agar engkau menjadi manusia yang tau adat dan budi pekerti
2.
Contoh
Talibun 8 Baris
Buah nangka manis rasanya tak enak
getahnya
Berduri-duri namun tak tajam nan lembut luarnya
Susahlah payah pak petani menanam buah nangka
Maka dari itulah jangan kau buang sia-sia
Janganlah engkau berbuat jahat kepada sesama
Niscaya balasan berat yang engkau terima dari Yang Maha Kuasa
Di akhirat engkau akan dimasukkan Nya ke dalam neraka
Di dunia pun engkau akan hidup sengsara
Berduri-duri namun tak tajam nan lembut luarnya
Susahlah payah pak petani menanam buah nangka
Maka dari itulah jangan kau buang sia-sia
Janganlah engkau berbuat jahat kepada sesama
Niscaya balasan berat yang engkau terima dari Yang Maha Kuasa
Di akhirat engkau akan dimasukkan Nya ke dalam neraka
Di dunia pun engkau akan hidup sengsara
3.
Contoh
Talibun 10 Baris
Berburu mengejar menjangan dengan busur
ungu
Menjangan lari tunggang langgang melihat garangnyan pemburu
Pemburu yang lain menggunakan sebapan berlaras
Berharap dapatkan tumpukan daging menjangan
Berharap malam nanti dapat menikmati daging menjangan yang guruh nan kenyal
Kejarlah akhiratmy seperti engkau mengejar buruanmu
Kejarlah duniamu seperti engkau mengejar mangsamu
Dengan begitu engkau akan hidup dengan selaras
Menjangan lari tunggang langgang melihat garangnyan pemburu
Pemburu yang lain menggunakan sebapan berlaras
Berharap dapatkan tumpukan daging menjangan
Berharap malam nanti dapat menikmati daging menjangan yang guruh nan kenyal
Kejarlah akhiratmy seperti engkau mengejar buruanmu
Kejarlah duniamu seperti engkau mengejar mangsamu
Dengan begitu engkau akan hidup dengan selaras
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syair
berasal dari Persia, dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya
Islam ke Indonesia. Kata atau istilah Syair berasal dari bahasa arab
yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti perasaan
yang menyadari, kemudian kata Syu'ur berkembang
menjadi Syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan
umum. Adapun ciri dari syair, yaitu: Setiap bait terdiri dari empat baris,
setiap baris terdiri atas empat kata (antara 8-14 suku kata), bersajak
a-a-a-a., semua baris adalah isi, bahasanya biasanya kiasan, isinya: Cerita,
hikayat, nasehat, petuah, atau tentang ilmu, tidak dapat selesai dalam satu
bait.
Hakikat
syair adalah hal-hal yang diungkapkan penyair dalam syair. Hakikat syair
terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat atau pesan. Unsur-unsur syair, yaitu: larik,
bait, pertautan, diksi, pengimajian. dan rima. Adapun jenis syair menurut
isinya dapat dibagi menjadi lima, yaitu: syair panji, syair romantis, syair
kiasan, syair sejarah, dan syair agama.
Talibun
adalah salah satu bentuk puisi lama yang berbentuk seperti pantun. Talibun
sendiri lebih mirip dengan pantun karena memiliki sampiran dan isi. Tetapi
talibun berbeda dengan pantun biasa karena talibun memiliki jumlah baris lebih
dari 4 baris.
B. Kritik dan Saran
1. Bagi sebagian mahasiswa, memiliki
pengetahuan tentang syair dan talibun atau puisi lama seperti hal yang sangat
langka. Oleh karena itu, dosen perlu lebih menjelaskan mengenai syair dan
talibun, selain itu mahasiswa juga harus rajin dalam mencari refernsi mengenai
puisi lama ini untuk dijadikan bahan dalam pembelajaran.
2. Masyarakat
sekarang memiliki minat baca yang kurang, masyarakat lebih tertarik pada
kecanggihan teknologi, membaca novel, puisi, pantun modern, sehingga
pengetahuan mengenai puisi lama seperti syair dan talibun sudah semakin
berkurang. Jadi, pemerinah semestinya menyediakan perpustakaan keliling khusus
puisi lama, bias juga guru Bahasa Indonesia membat perlombaan mengenai syair
dan talibun sehingga masyarakat lebih tertarik.
3. Guru
sekarang kurang menjelaskan mengenai syair dan talibun, sehingga banyak siswa
kurang memahami bahkan ada yang tidak tahu sama sekali. Jadi, guru seharusnya
lebih menjelaskan mengenai materi ini dengan cara yang menarik agar siswa
tertarik dalam mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhammad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Imani
Faklin Brayen. 2014. Makalah Tentang Syair. Faklinbrayen.blogspot.com/2014/09. Diakses 13 September 2014.
Rosidah Albana. 2017. “Makalah Syair”. Rossyblackmonster.blogspot.com/2017/12.
Diakses 10 Oktober 2018
No comments:
Post a Comment