MAKALAH Bimbingan Penyuluhan Islam “Konselor dalam Pandang Bimbingan Konseling Islam”
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita hanturkan kehadirat
Allah SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya.
Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin
akhir zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. “Konselor
dalam Pandang Bimbingan Konseling Islam”.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami
dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada ibu
dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar
penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga paper ini bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.
|
|||
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................
1
A. Latar
Belakang............................................................................
1
B. Rumusan
Masalah........................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................
3
A. Pengertian Konselor dan Bimbingan Konseling Islam................ 3
B. Konselor dalam Pandang Bimbingan Konseling Islami.............. 5
C. Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan
Konseling.... 7
BAB
III PENUTUP......................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan pendapat
ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan tindakan seseorang adalah kepribadiannya.
Kepribadian terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaluinya. Bahkan
sejak dari kandungan pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap kelakuan dan
kesehatan mental. Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan pengajaran serta
penanaman nilai-nilai agama Islam dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sejak
lahir. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat membentuk kepribadian manusia yang
berakhlak karimah yang sesuai dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan
kebiasaan yang mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk
meggunakan secara sadar.
Islam merupakan
sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan
berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia
ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk
membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai
figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan berbagai permasalahan yang
berkaitan dnegan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala sifat-sifat
yang negatif.
Oleh karena itu,
manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan
kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam
menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka
pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat
mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian
yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam.
Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan pendidikan
Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling
untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta
mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak
karimah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Konselor dan Bimbingan Konseling Islam?
2.
Bagaimana
Konselor dalam Pandang Bimbingan Konseling Islami?
3.
Bagaimana
Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konselor dan Bimbingan Konseling Islam
1.
Pengertian Konselor
Konselor merupakan
sebutan untuk seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling
dan ia adalah tenaga profesional, sedangkan klien adalah orang yang perlu memperoleh
perhatian sehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan membutuhkan bantuan
dari pihak lain untuk memecahkannya.
Konselor kepribadian
seorang konselor harus memiliki kepribadian yang baik, kepribadian konselor
sangat berperan dalam usaha membantu siswa maupun klien untuk tumbuh. Karena
konselor merupakan pribadi yang intelegen, artinya memilki kemampuan berfikir
verbal dan mampu memecahkan masalah secara logis dan persetif.
Ø
Menurut
Parah Ahli
·
Menurut
hartono dan Boy Soerdamadji dalam buku psikolog konseling konselor adalah
seorang yang memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan tenaga
profesional.
·
Menurut
Jones konselor adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua
pengalaman siswa difokuskan dalam masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh
yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam
pemecahan masalah.
·
Menurut
Winkel konselor adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan
khusus perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada layanan bimbingan
dan konseling.
ãAÍit\çRur z`ÏB Èb#uäöà)ø9$# $tB uqèd Öä!$xÿÏ© ×puH÷quur tûüÏZÏB÷sßJù=Ïj9
wur ßÌt tûüÏJÎ=»©à9$# wÎ) #Y$|¡yz ÇÑËÈ
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S.
Al-Israa’ayat 82).
2.
Pengertian Bimbingan dan Konsling
dalam Islam
Kata bimbingan dan
konseling merupakan pengalihan bahasa dari istilah Inggris guidance and
counseling. Pengertian Bimbingan secara etimologi adalah menunjuk,
membimbing, atau membantu. Sedangkan pengertian bimbingan secara terminologi
menurut Dr. Moh Surya (1986) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan
diri dan perwujudan diri dalam mencapai perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan.
Dan pengertian
konseling secara etimologi adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian
konseling dapat diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan
pembicaraan dengan bertukar pikiran.[1]
Sedangkan secara terminologi pengertian konseling adalah sebagaimana berikut:
1. C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling ialah
proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan
satu klien atau lebih, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas
dasar pengetahuan sitematik tentang kepribadian manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental klien.
2. Edwin C. Elwis (1970) mengemukakan bahwa konseling
adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk
merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang
yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi yang
merangsang klien untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan
secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
3. Menurut Williamson, konseling diartikan sebagai suatu
proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu seseorang dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara
dan nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya,
mempelajari keterampilan (skill), sikap dan kepercayaan yang dapat membantu
dirinya selaku makhluk yang dapat menyesuaikan diri secara normal.
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat ditarik garis besarnya, bahwa konseling
adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan
saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan klien
dengan menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik
tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
Bimbingan dan
konseling saling berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan
konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah
satu tekhnik dan alat dalam pelayanan bimbingan. Dan pendapat lain yang
mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah,
sedangkan konseling memusatkan diri pada pencegahan masalah individu atau dapat
dikatakan bahwa bimbingan bersifat preventif sedangkan konseling bersifat
kuratif.[2]
B.
Konselor dalam Pandang Bimbingan Konseling Islami
Dalam BK Islami perlu
diketahui apa tujuan dari BK Islami tersebut. berangkat dari hal tersebut,
Islam memandang bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang
diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya. Dari
hal tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling Islami
adalah untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran manusia tentang
eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah swt di muka bumi ini, sehingga
setiap aktifitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya, yakni
menyembah atau mengabdi kepada Allah swt.
Secara kodrati,
manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk religius yang memiliki
keeksistensiannya dan hidup secara bersama-sama. Manusia dilahirkan sebagai
makhluk monopluralis yang berunsurkan jasad dan ruh dengan disertai akal dan
hati nurani dan hawa nafsu diberi kebebasan untuk berkehendak. Akan tetapi hal
tersebut menuntut adanya tanggung jawab yang harus dipikulnya. Oleh
karena itu, dengan bimbingan dan konseling daimaksudkan agar manusia mampu
memhami potensi-potensi insaniahnya, dimensi-dimensi kemanusiaanya, termasuk
memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternati pemecahannya.[3] Dengan
pemahaman ajaran-ajaran Islam, secara preventif dapat mencegah manusia dari
berbagai bentuk perbuatan negatif yang dapat merugikanya dirinya maupun orang
lain. Allah berfirman dalam Al-Quran:
cÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìs3ZßJø9$#ur 3
Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut(29): 45).
$¨Br&ur ô`tB t$%s{ tP$s)tB ¾ÏmÎn/u ygtRur }§øÿ¨Z9$# Ç`tã 3uqolù;$# ÇÍÉÈ ¨bÎ*sù sp¨Ypgø:$# }Ïd 3urù'yJø9$# ÇÍÊÈ
Dan (40) Adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, (41) Maka Sesungguhnya syurgalah
tempat tinggal(nya). (An-Naziat (79): 40-41). Apabila hal tersebut terjadi
maka kebahagiaan yang hakiki yang akan diperoleh.
Di era globalisasi
ini, ditemukan banyak individu yang terbuai dengan urusan dunia sehingga
melahirkan sikap individualistik dan sifat-sifat negatif semacamnya. Sikap dan
perilaku yang demikian telah menyimpang dari perkembangan fitrah manusia yang
telah Allah berikan. Bahkan hal tersebut dapat menjauhkan hubungan manusia
sebagai hamba kepada Tuhannya meskipun hubungan sesama manusia tetap berjalan
dengan baik. Hal demikian dapat terjadi dikarenakan kekurang perhatian
pendidikan dan bimbingan yang diberikan sebelumnya terhadap hal tersebut.
Dari penjelasan
diatas bahwa konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam
menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya,
sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah dibumi dan berfungsi
untuk menyembah kepada Allah swt., sehingga askhirnya tercipta kembali hubungan
baik dengan Allah, manusia dan alam semesta.
Sebagaimana yang
ditegaskan oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling
saat ini adlah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan
modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi
yang dialami oleh manusia, ternyata menimbulkan suasana kehidupan yang tidak
memberikan kebahagiaan batiniah dan hanya menimbulkan perasaan hampa.
Akhir-akhir ini sedang berkembang kecenderuangan manusia untuk menata kehidupan
yang berlandaskan pada nilai-nilai spiritual. Keadaan ini telah mendorong
perkembangan bimbingan dan konseling yang berlandaskan nilai spiritual dan
religi.
Dalam agama, terutama
agama Islam, menempatkan manusia pada kedudukan yang mulia. Manusia diberi
jabatan oleh Allah sebagai khliafah di muka bumi dengan
keistemewaan-keistemewaan yang telah dibawanya sejak lahir (fitrah). Dan fitrah
tersebut tidak akan berkembang dengan tanpa adanya bimbingan dan pengajaran.
Dengan perjalanan perkembangan fitrah manusia, akan menghadapi berbagai
permasalaah. Dengan pendekatan agama, konselor akan dapat mengatasi masalah
yang dihadapi oleh klien. Karena agama mengatur segala aspek kehidupan manusia
untuk mewujudkan rasa tentram, damai dalam batin manusia dalam menuju
kebahagiaan yang hakiki.
C.
Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan
Konseling
Pendekatan Islami
dalam bimbingan dan konseling dapat diakaitkan dengan aspek-aspek psikologis
yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan lain-lain yang berkaitan
dengan klien dan konselor. Bagi pribadi muslim yang berlandaskan tauhid,
merupakan pribadi yang bekerja keras untuk melaksanakan tugas suci yang telah
Allah berikan dan percayakan kepadanya, yang mana baginya merupakan suatu ibadah.
Sehingga pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, pribadi muslim berprinsip
pada hal-hal sebagaimana yang disampaikan oleh Nelly Nurmelly dalam papernya
peran agama dalam bimbingan konseling berikut ini:
1. Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar
yaitu hanya beriman kepada Allah swt.
2. Memiliki prinsip kepercayaan, yakni beriman kepada
malaikat.
3. Memiliki prinsip kepemimpinan, yakni beriman
kepada Nabi dan Rosul-Nya.
4. Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yakni berprinsip
pada Al-Quran.
5. Memiliki prinsip masa depan, yakni beriman kepada hari
akhir.
6. Memiliki prinsip keteraturan, yakni beriman kepada
ketentuan Allah.
Jika seorang konselor
memegang prinsip tersebut, maka pelaksanaan bimbingan dan konseling akan
mengarah kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling perlu memiliki tiga langkah untuk mewujudkan tujuannya. Pertama, memiliki mission
statement yang jelas yaitu daua kalimat syahadat. Kedua, memiliki
sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu shalat lima
waktu. Ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang
dilatih dan disimbolkan dengan puasa. Dengan prinsip tersebut, seorang konselor
dapat menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat
tinggi (Ahlakul Karimah). Selain itu seorang konselor juga perlu mengetahhui
pandangan filsafat Ketuhanan (Theologi) karena manusia sejatinya telah membawa
potensi bertuhan sejak dilahirkan. Dalam menghadapi masalah diarahkan dengan
pendekatan agama. Yang mana dalam agama mempunyai fungsi-fungsi pelayanan
bimbingan, konseling dan terapi yang didasarkan kepada Al-Quran dan As-sunnah.
Dan sudah pastinya, pelaksanaan bimbingan dan konseling ddengan pendekatan
agama Islam, akan membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan yang
diridhai Allah swt.
Dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, agama telah mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa damai dan tentram bagi jiwa
manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. Peranan agama Islam dalam
menghadapi kesehatan mental manusia adalah sebagaimana berikut:
1. Ajaran Islam beserta seluruh petunjuknya yang ada di
dalamnya merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang
terdapat dalam jiwa manusia.
2. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia
dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitan.
3. Ajaran Islam memberikan rasa aman dan tentram yang
menimbulkan keimanan kepada allah dalam jiwa seorang mukmin.
Bagi seorang mukmin,
ketenangan jiwa, rasa aman dan ketentraman jiwa akan terealisasi dengan
keimanannyakepada Allah yang akan membekali harapan akan pertolongan, lindungan
dan penjagaan-Nya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan dan
konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan,
pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat memngembangkan potensi
akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi
problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar
secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin.
Tujuan bimbingan dan
konseling pendidikan Islam adalah membantu individu mencegah timbulnya
problem-problem yang berkaitan dengan kegiatan belajar / pendidikan, membantu
individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar/pendidikan,
dan membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan belajar agar
tetap baik dan mengembangkannya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bakari, Hamdani.
2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta.
Nurmelly, Mely.
2011. Peran Agama Dalam Bimbingan dan Konseling. Widyaswara
Muda bdk. Palembang.
Rahim Faqih, Aunur.
2001. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. UII press:Yogyakarta
Tohirin. 2007. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Rajawali Pers: Jakarta
[1] Hamdani Bakran,
2002, Konseling & Psikoterapi Islam,(Rajawali
Pers:Yogyakarta)hlm. 179
[2] Aunur Rohim Faqih,
2001, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam,(Fajar Pustaka:
Yogyakarta) hlm. 2
[3] Tohirin, 2007, Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (UII Pers: Yogyakarta)hlm. 51
No comments:
Post a Comment