MANAJEMEN
PEMASARAN
A.
ARTIKEL
MARKETING
Sumber Kekuatan Merek
Konsumen
memutuskan untuk membeli pasti karena sebuah alasan. Salah satunya adalah merek
Anda terlintas di benak mereka dan menimbulkan kesan positif sehingga mampu
men-trigger pembelian.Bagaimana semua ini bisa terjadi?
Merek adalah salah
satu aset perusahaan yang paling berharga.Semua bisnis kini berlomba memperkuat
merek mereka. Pertanyaannya, apa pemicu sehingga suatu merek bisa menjadi kuat?
Supaya dikatakan
kuat, pertama kali merek harus bisa muncul dulu di benak konsumen ketika mereka
memikirkan tentang suatu kategori produk tertentu. Merek bisa muncul di benak konsumen
baik secara sadar maupun di bawah sadar. Merek juga bisa muncul di urutan pertama,
kedua, atau ketiga, saat konsumen memikirkan suatu produk atau layanan tertentu.
Biasa nya merek yang tidak muncul di urut anti gateratas dalam benak konsumen akan
gagal bersaing di pasaran.
Setelah muncul,
merek juga harus mampu bertahan lama di benak pelanggan setianya.Merek harus mampu
bertahan di tengah segala informasi lain yang berseliweran di benak pelanggan.
Selanjutnya, kemunculan dan ketahanan merek di benak pelanggan harus mampu menciptakan
image atau kesan positif yang cukupkuat, hingga akhirnya mampu memicu keputusan
pembelian.
·
Brand
Awareness Sumber Kekuatan Merek
Karena hal itulah, para marketer
menemukan satu istilah ampuh dalam memasarkan produk atau layanannya, yaitu
brand awareness. Dalam berbagai kasus, brand awareness saja sudah cukup untuk bisa
mendapatkan respons atau interaksi dengan pelanggan.Pada survei yang dilakukan oleh
Deloitte pada Desember 2016 lalu tentang perilaku berbelanja konsumen, bisa disimpulkan
bahwa konsumen masih cenderung loyal pada merek yang sudah biasa mereka beli. Ini berarti konsumen akan terus membeli merek
yang sama, kecuali mereka dikecewakan oleh merek tersebut.
Dari survei tersebut juga ditemukan bahwa
faktor utama yang memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli merek yang
mereka kenal atau merek baru, berasal dari internal konsumen, dan jarang sekali
berasal dari faktor eksternal seperti kenaikan harga bahan bakar, kondisi pasar
saham, berita buruk ekonomi, dan lainnya. Dengan demikian, brand awareness
semakin memainkan peranan penting di sini. Merek lain bisa mencuri perhatian pelanggan
yang tadinya loyal karena faktor harga yang lebih murah. Tapi, merek yang brand
awareness-nya sudah kuat punya kemampuan bertahan lebih besar dalam kondisi seperti
ini.
Untuk mendongkrak brand awareness,
para marketer pertama kali harus meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka usung
punya perbedaan yang berarti dibanding merek lain. Konsumen harus diyakinkan bahwa
tidak semua merek sama dalam suatu kategori produk tertentu. Marketer juga harus
bisa menciptakan image positif suatu merek dalam benak konsumen yang berbeda secara
unik.
·
Brand
Recognition dan Brand Recall
Ada dua elemen penting dalam suatu
brand awareness, yaitu brand recognition, dan brand recall. Keduanya harus memiliki
performa prima agar bisa menciptakan brand awareness yang tinggi.
Brand recognition adalah kemampuan suatu
merek untuk bisa secepat mungkin dikenali pelanggan, baik ketika konsumen mencari
produk di tengah merek-merek pesaingnya, atau saat diberi suatu petunjuk tentang
berbagai produk pada kategori tertentu.Misalnya produk smartphone berlogo buah apel
yang sudah digigit, dengan cepat dikenali sebagai iPhone canggih besutan Apple.
Sementara brand recall adalah kemampuan
konsumen untuk memang gilingatan suatu merek dari benak mereka, ketika sedang memikirkan
suatu kategori produk tertentu yang mereka butuhkan. Atau bisa jadi merek yang
berhasil diingat ketika konsumen sedang memikirkan kegunaan dari suatu produk dalam
kategori tertentu.Contohnya ketika konsumen sedang mencari detergen yang mampu membersihkan
tanpa melunturkan warna, maka merek yang muncul pertama atau kedua kali di
benak mereka adalah merek yang akan dibeli.
Ketika keputusan konsumen untuk membeli
dilakukan saat berbelanja atau hendak membayar di kasir, dengan segala merek,
logo, kemasan tampil secara fisik dan terlihat langsung, maka brand recognition
akan menjadi lebih penting. Sebaliknya, jika keputusan tersebut dilakukan tidak
pada saat berbelanja, maka brand recall menjadi lebih penting.
Oleh karena itu, dalam konteks layanan
dan produk/merek online, brand recall menjadi lebih penting. Ini karena konsumen
harus secara aktif mencari suatu merek dalam ingatan merek aketikase dangmemikirkan
tentang kebutuhan atau pun sedang browsing untuk suatu kebutuhan.
Meski brand recall nampaknya hanya jadi
kedua terpenting saat pembelian, evaluasi, penilaian, pilihan konsumen masih akan
selalu tergantung pada pertama kali mereka mampu me-recall suatu merek dari benak
mereka. Brand recall sangat penting karena pada kebanyakan kasus, bagi konsumen
jauh lebih mudah untuk langsung mengenali merek ketika mencarinya secara fisik,
dari pada harus me-recall merek dari ingatan.
·
Kegunaan
Brand Awareness
Lalu, apa gunanya brand awareness
dan mengapa marketer harus berusaha keras mendongkraknya? Ada tiga keuntungan
yang bisa didapat suatu merek bila mampu memiliki brand awareness yang tinggi,
yaitu pada tahap learning, considering, dan choosing.
Tahapan learning memengaruhi faktor-faktor
yang membentuk kekuatan dan segala hal yang bisa dihubungkan dengan suatu merek.Ini
karena untuk membentuk image darisuatu merek, pertama kali marketer harus menciptakan
sesuatu yang memorable. Berarti menciptakan kondisi supaya konsumen bisa mempelajari
sekaligus mengasosiasikan merek dengan berbagai hal tertentu. Tujuannya agar
merek mendapat tempat di benak pelanggan sekaligus bisa dihubungkan dengan berbagai
halte rtentu sehingga mampu tampil unik dalam ingatan.
Tahapan considering adalah suatu kondisi
dimana konsumen selalu memasukkan merek tertentu kedalam daftar mereka sebagai bahan
pertimbangan manakala sedang mencari produk untuk memuaskan sekaligus memenuhi kebutuhan.
Brand awareness yang tinggi menjamin suatu merek masuk kedalam daftar pertimbangan
konsumen ketika hendak melakukan pembelian.Konsumen pasti nya hanya loyal pada merek-merek
yang masuk kedalam daftar saja.
Tahapan choosing memengaruhi pilihan
yang diambil ketika mempertimbangkan serangkaian merek dalam daftar pertimbangan.Pada
tahap ini konsumen akan memilih (choose) merek yang mempunyai brand awareness
paling tinggidan image paling positif di dalamdaftarmereka.
Dua faktor yang mungkin berpengaruh dalam tahapan ini adalah
motivasi dan kemampuan konsumen untuk membeli sesuatu. Bisa jadi merek dengan
brand awareness paling tinggidan image paling positif ternyata tidak dibeli karena
harganya terlalu mahal, atau tingkat urgensinya dianggap tidak terlalu tinggi.
Tapi, lebih banyak konsumen yang mengabaikan faktor harga karena mereka lebih percaya
pada image produk yang sudah baik dan produk yang brand awareness-nya sudah sangat
tinggi di pasaran.
Jadi, bagaimanaAnda menciptakan
brand awareness?Secara garisbesar, menciptakan brand awareness berarti meningkatkan
keakraban antara merek dan konsumen setiap kali interaksi atau kontak terjadi.Tujuannya
adalah menciptakan kemampuan brand recognition dan brand recall yang tinggi.
Ini berarti semakin banyak dan positif experience yang dialami konsumen ketika mendengar,
melihat, memikirkan, ataupun berinteraksi dengan suatu merek, maka semakin kuat
merekter sebutakan tertancap di ingatan konsumen.
Dengan demikian segala elemen yang
menyangkut merek bisa sangat membantu, sepertinama, simbol, logo, karakter,
kemasan, slogan, termasukpesanpromosi, sponsor, iklan, event, danpublisitas.
Segala repetisi dan kreativitas yang dipadukan dengan semua elementer sebut meningkatkan
keakraban merek dengan konsumennya.Pada akhirnya brand awareness sangat menentukan
seberapa kuat merek Anda di pasaran.
Ivan Mulyadi
MM.02.2017/W
“Supaya bisadi katakan kuat, pertama kali merek harus bisa muncul dulu
di benak konsumen.”
B.
ANALISIS
1.
Pengertian
Merek:
label yang tepat dan layak untuk
menggambarkan suatu objek yang dipasarkan.
·
nama,
istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau
sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari kompetitornya (American Marketing
Association/Kotler)
·
nama,
istilah, simbol atau disain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang
dirancang untuk mengidentifikasikan barang/jasa yang ditawarkan oleh penjual
(Stanton)
Merek merupakan alat penanda bagi produsen bisa berupa nama, logo,
trademark, atau berbagai bentuk simbol lainnya yang berguna untuk membedakan
satu produk dengan produk lainnya, juga akan mempermudah konsumen dalam
menganali dan mengidentifikasi suatu produk.
2.
Konsep
Merek
Merek dapat diartikan sebagai sebuah
nama yang mewakili produk secara keseluruhan. Baik produk itu sendiri, jasa yang
diberikan produk tersebut, perusahaan yang memproduksi, dan hal-hal terkait
lainnya. Semua itu merupakan suatu kesatuan yang diwakili oleh sebuah simbol
yang bernama merek.
Merek yang melabeli sebuah produk
dan sebagai wakil dari sesuatu yang dipasarkan menjadi penanda bagi sebuah
produk sekaligus pembeda dengan produk-produk lainnya. Merek sendiri berfungsi
sebagai value indicator yaitu menggambarkan seberapa kokoh value atau nilai
yang ditawarkan kepada pelanggan. Jadi, merek menggambarkan nilai yang
ditawarkan dan mempunyai peranan penting bagi konsumen dalam menetapkan
pilihannya. Oleh karena itu, persaingan merek saat ini begitu dominan. Merek
dianggap sebagai aset perusahaan yang paling berharga.
Merek mempunyai kontribusi yang
sangat penting bagi jalannya sebuah industri, apapun bentuknya. Merek mempunyai
berbagai peran, diantaranya adalah:
– Merek yang sukses dapat menjadi penghambat munculnya merek-merek
baru yang mewakili produk-produk dari pesaing
– Menjadi pembeda dengan produk lainnya.
– Sebagai alat bagi perusahaan untuk mencapai nilai ekonomis.
3.
Peran
Merek
·
menjadi
alat kunci bagi pelanggan dalam menetapkan pilihan pembelian karena
menggambarkan value yang ditawarkan perusahaan
·
Merupakan
‘payung dari keseluruhan strategi pemasaran yang dijalankan
strategi pemasaran apapun sesungguhnya merupakan bagian dari
keseluruhan upaya perusahaan membangun merek
The ultimate achievement dari upaya
pemasaran adalah merek (Kertajaya)
·
Merupakan
representasi atas produk dan layanan, inti dari aktivitas komunikasi pemasaran
merupakan janji dari produsen untuk secara konsisten terus
menyampaikan seperangkat keistimewaan, keuntungan, dan pelayanan kepada
konsumen.
4.
Tingkatan
Pengertian Merek:
1. Atribut: setiap merek memiliki atribut
Atribut perlu dikelola dan
diciptakan agar pelanggan dan mengetahui dengan pasti atribut-atribut yang
terkandung dalam merek
2. Manfaat: merek juga memiliki serangkaian manfaat
Konsumen tidak hanya membeli atribut
tetapi juga manfaat. Produsen harus menterjemahkan atribut menjadi manfaat
fungsional maupun manfaat emosional
3. Nilai: menyatakan suatu nilai bagi produsen
Merek yang mempunyai nilai yang
tinggi dipandang sebagai merek yang berkelas (berkualitas) merupakan ‘value
indicator’ sebuah produk
4. Budaya: merek mewakili budaya tertentu
Merek dapat mencerminkan budaya dari
masyarakat tertentu. Misal produk Mercedez buatan Jerman mencerminkan produk
dengan cara kerja efisien dan berkualitas tinggi
5. Kepribadian: merek memiliki kepribadian
Merek juga dapat merepresentasikan
kepribadian tertentu dari konsumennya
6. Pemakai: menunjukkan jenis pemakai merek tersebut
Merek seringkali diasosiasikan
dengan orang-orang tertentu yang terkenal (public figure)
5.
Persyaratan
Merek
1. Merek harus khas atau unik
2. Merek harus menggambarkan manfaat produk dan pemakaiannya
3. Merek harus menggambarkan kualitas produk
4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat
5. Merek tidak boleh mengandung makna buruk pada budaya tertentu
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru
yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk
6.
Manfaat
Merek
Dari sisi Konsumen:
1. Merek dapat mempermudah pembelian
konsumen tidak perlu mengidentifikasi atau mengevalusi setiap
produk ketika akan melakukan pembelian
2. Merek dapat memperteguh keyakinan
konsumen yakin terhadap kualitas yang konsisten dari produk
tertentu.
Dari sisi Produsen:
1. Merek dapat dipromosikan
2. Merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan harga
3. Merek memudahkan penjualan dan menekan adanya permasalahan
4. Merek secara hukum melindungi produsen dari pemalsuan produk
5. Merek memungkinkan terciptanya kesetiaan konsumen
6. Merek dapat membantu proses segmentasi
7. Merek merepresentasikan citra perusahaan
7.
KONSEP
EKUITAS MEREK
Ekuitas merek adalah seperangkat
aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan
simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang
atau jasa kepada perusahaan dan para pelanggan perusahaan. (David A. Aaker,
1997)
·
Teori-teori
Tentang Ekuitas Merek
Secara umum menurut Farquhar perspektif nilai ekuitas merek dapat
dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :
1. Perspektif perusahaan (firm’s perspective)
2. Perspektif perdagangan (trade’s persepective)
3. Perspektif konsumen secara individual (individual consumer’s
perspective)
Menurut Farquhar, terdapat tiga cara
untuk memperoleh ekuitas merek, yaitu dengan cara membangun (built it),
meminjam (borrow it), dan membelinya (buy it),
Dalam membangun sebuah merek yang kuat menurut Farquhar ada tiga
elemen yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. A Positive Brand Evaluation
Agar sebuah merek mendapatkan positive evaluation dalam benak
konsumen, sebuah perusahaan harus mempunyai sebuah produk yang berkualitas.
2. An Accessible Brand Attitude
Accessible brand attitude menunjukkan seberapa cepat sebuah
individu dapat menyimpan merek dalam ingatannya.
3. A consistent brand image.
Sedangkan Kevin Lane Keller memperkenalkan konsep brand equity yang
berdasarkan pada pelanggan (customer based brand equity), yang berarti
pengetahuan akan merek (brand knowledge) yang dimiliki pelanggan
membutuhkan tanggapan pemasaran yang berbeda-beda untuk membangun
suatu merek.
Brand knowledge menurut Keller dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Brand awareness
Brand awareness adalah kemampuan dari konsumen untuk
mengidentifikasi merek dalam kondisi yang berbeda-beda, yang terdiri dari brand
recognition dan brand recall.
2. Brand image..
Brand image adalah persepsi dari konsumen akan sebuah merek yang
muncul (reflected) dari asosiasi suatu merek yang ada diingatan konsumen.
·
Ekuitas
merek dapat dikelompokkan dalam empat kategori yang meliputi:
1. Kesadaran merek (brand awareness)
Kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan kesanggupan seorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Asosiasi merek (brand association)
Asosiasi merek (brand association) menunjukkan pencitraan suatu
merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya
hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, selebritis (spoke person) dan
lain-lain.
3. Persepsi kualitas (Perceived quality)
mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan
maksud yang diharapkan.
4. Loyalitas merek (brand loyalty)
Loyalitas merek (Brand loyalty) mencerminkan tingkat
keterikatan konsumen dengan suatu merek produk Teori dari Aaker ini
akan dibahas lebih dalam lagi pada bagian selanjutnya, sebagai landasan teori
yang dipakai dalam penelitian ini (Durianto,dkk,2001:4).
Aaker dan Keller adalah peneliti yang paling popular yang meneliti
bidang ini dan mereka berdua mempunyai pandangan mengenai konsep brand equity
yang terkenal dan digunakan secara luas. Keduanya memiliki sudut pandang yang
sama yaitu berorientasi pada konsumen dan menitik beratkan pada kepentingan
dari brand awareness dan brand association. Konsep brand equity dari Aaker
memiliki kelebihan karena didalamnya juga membahas akan aspek perceivedquality
dan meskipun Aaker tidak membahas brand attitude sebagai dimensibrand equity
seperti Farquhar, tetapi Aaker menggunakan konsep yang sangat mirip yang
dinamakan brand loyalty. Loyalitas disini pada akhirnya menunjukkan perilaku
yang sangat kuat (Sanna,2003:15). Seperti yang dijelaskan pada awal, dalam
penelitian ini tidak mengukur brand equity secara eksak, karena itu memahami
komponen brand equity yang dikembangkan Aaker akan sangat membantu dan akan
dibahas lebih dalam pada bagian selanjutnya dalam penelitian ini.
·
Kategori
Ekuitas Merek
Aset dan liabilitas yang mendasari ekuitas merek berhubungan dengan
nama atau sebuah simbol sehingga jika dilakukan perubahan terhadap
nama dan simbol merek, beberapa atau semua aset dan liabilitas yang menjadi
dasar ekuitas merek akan berubah pula.(Durianto,dkk, 2001:4). Aset dan
liabilities yang menjadi dasar ekuitas merek tersebut dapat dikelompokkan
menjadi lima kategori yaitu :(Aaker,1997: 23).
1. Loyalitas merek (brand loyalty)
2. Kesadaran merek (brand awareness)
3. Kesan kualitas (perceived quality)
4. Asosiasi merek (brand association)
5. Aset-aset merek lainnya
Keempat elemen ekuitas merek diluar aset-aset merek lainnya dikenal
dengan elemen-elemen utama dari ekuitas merek, elemen ekuitas merek
yang
kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat
elemen utama
tersebut.
• Aset-aset dalam ekuitas merek ini dapat membantu pelanggan dalam
menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan
merek tersebut
• Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam
penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karateristik merek
• Kesan kualitas dan asosiasi merek dapat menguatkan konsumen
dengan pengalaman menggunakannya.
Selanjutnya ekuitas merek juga mampu memberikan nilai pada perusahaan,
karena (Aaker, 1997:26):
1. Ekuitas merek yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program
dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi yang
dilakukan juga akan lebih efektif jika merek sudah dikenal, ekuitas merek juga
dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek
2. Empat dimensi ekuitas merek yaitu kesadaran merek, kesan
kualitas, asosiasi merek, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan
pembelian konsumen dan mempengaruhi kepuasan konsumen dengan kata lain dapat
menguatkan loyalitas pada merek. Bahkan seandainya keempat
dimensi tersebut diatas tidak penting dalam proses pemilihan merek,
loyalitas merek tetap dapat mengurangi rangsangan untuk mencoba merek-merek
lain. Loyalitas merek yang dimiliki juga merupakan hal penting dalam merespon
inovasi yang dilakukan para pesaing.
3. Ekuitas merek yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh
margin yang lebih tinggi dengan menetapkan harga premium (premium price), dan
mengurangi ketergantungan pada promosi yang membutuhkan biaya
yang besar tersebut, sehingga dapat diperoleh laba yang tinggi.
4. Ekuitas merek yang kuat juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang
bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki
tanpa merek yang memiliki ekuitas merek tersebut.
5. Ekuitas merek yang kuat juga dapat meningkatkan penjualan karena
mampu menciptakan loyalitas pada saluran distribusi, supermarket/took dan
pengecer lainnya tidak akan ragu bahkan mencari produk yang memiliki ekuitas
merek yang tinggi untuk dijual kepada konsumen, sehingga dapat memperbesar
volume penjualan produk tersebut.
6. Aset-aset ekuitas merek juga dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki
pesaing, yang menghadirkan rintangan nyata terhadap competitor.
No comments:
Post a Comment