PERMASALAHAN
MAKRO EKONOMI
DI INDONESIA
1. Masalah
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan
dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu
mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil
dan menengah yang kekurangan modal.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
Ø
Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan
penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
Ø
Faktor investasi, yaitu dengan membuat
kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar.
Ø
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca
pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan
menstabilkan nilai rupiah.
Ø
Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu
kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di
antisipatif dan diterima pasar.
Ø
Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan
fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.
Kebanyakan
negara berkembang menghadapi banyak masalah dalam mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting yang dialami adalah:
Ø Kegiatan sektor
pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat rendah.
Ø Kebanyakan
negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang modal (peralatan
produksi) yang modern.
Ø Tenaga
terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh dibawah
jumlah yang diperlukan.
Ø Perkembangan
penduduk sangatlah pesat.
Ø Berbagai
masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi.
Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan
mengenai hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi.
Pandangan teori tersebut adalah:
I.
Teori klasik: menekankan tentang pentingnya
faktor fator produksi dalam menaikkan pendapatan nasional dan mewujudkan
pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah
peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
II.
Teori Schumpeteer: menekankan tentang peranan
usahawan yang akan melakukan inovasi dan investasi untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi.
III.
Teori Harrod-Domar: menekankan peranan
investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat.
Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi permintaan dakam mewujudkan
pertumbuhan.
IV.
Teori neo klasik: melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa
perkembangan teknologi dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor
yang terpenting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi
Sedangkan untuk cara mengatasi masalah pertumbuhan & pembangunan ekonomi di Indonesia saya uraikan seperti di bawah ini :
1. Meningkatkan mutu pendidikan yang layak kepada
masyarakat.
2. Pemberantasan Korupsi
3. Membuka usaha mandiri
4. Mengatasi pengangguran
5. Mengembangkan NPM Mandiri.
Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dilakukan pemerintah adalah:
Kebijakan
diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah penting yang harus
dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat
mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada
kegiatan ekonomi yang modern.
Mengembangkan
infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan infrasturuktur yang
modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur yang
berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan
perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
Meningkatkan
tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan
masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk
membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan invesatsi selalu dinyatakan
sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab
itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat
Meningkatkan
taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu maupun dari segi
secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna
dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan tinggi cenderung
akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin tinggi pendidikan
maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah yang
konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula dari
pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan.
Melalui
perencanaan pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan
pemerintah perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah
ditentukan.
2. Masalah
Ketidakstabilan Ekonomi
Dalam sistem
ekonomi bebas atau sistem ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering mengalami
pasang surut. Kadang kala pertumbuhan ekonomi maju pesat dan kadang kala
berjalan lambat, bahkan kadang-kadang merosot. Pergerakan naik turunnya
kegiatan perusahaan-perusahaan demi mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka
panjang disebut Konjungtoratau siklus kegiatan perusahaan.
Siklus dalam
suatu periode konjungtor berbeda dengan keadaan konjungtor pada periode lain.
Tetapi sifat-sifat dasar setiap siklus sama. Kurva konjungtur ekonomi terdiri
dari masa pertumbuhan, masa puncak kemakmuran (peak of wealth), masa
kemunduran, masa keterpurukan (peak of crises). Setelah krisis dapat teratasi,
akan terjadi masa pemulihan (recovery), pertumbuhan, dan seterusnya. Siklus ini
terbangun seperti gelombang sinus.
3. Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu
kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dalam golongan angkatan kerja yang
ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran dapat
terjadi karena faktor-faktor berikut.
a. Kekurangan pengeluaran
agregat.
b. Ingin meninggalkan
pekerjaan lama untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.
c. Perusahaan mengganti
tenaga kerja manusia dengan peralatan-peralatan canggih, seperti penggunaan
mesin-mesin komputer.
d. Ketidaksesuaian antara
keterampilan pencari kerja dan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri.
4. Masalah
Inflasi
Inflasi adalah
suatu keadaan di mana harga naik secara umum dan terus menerus. Keadaan inflasi
akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari suatu negara ke negara lainnya. Ada
empat golongan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Pada
inflasi ringan, kenaikan harga masih di bawah angka 10% setahun. Pada inflasi
sedang, kenaikan harga antara 10%-30% setahun. Pada inflasi berat, kenaikan
harga antara 30%-100% setahun. Pada hiperinflasi atau inflasi tak terkendali,
kenaikan harga berada di atas 100% setahun
Inflasi dapat terjadi karena berbagai hal
sebagai berikut.
a. Ketidakseimbangan
pengeluaran agregat dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam menyediakan
barang-barang.
b. Tuntutan
kenaikan upah oleh pekerja yang menyebabkan harga pokok barang bertambah.
c. Kenaikan
harga-harga barang yang diimpor.
d. Pengeluaran
uang yang bertambah secara berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi
dan penawaran barang.
e. Kekacauan
politik dan ekonomi
5. Masalah
Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca Perdagangan atau balance of trade adalah
ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor suatu
negara dalam jangka waktu tertentu. Biasanya kurun waktunya satu tahun. Neraca
perdagangan suatu negara yang positif menunjukkan negara itu mengalami ekspor
yang nilai moneternya melebihi impor. Terjadi surplus perdagangan. Sementara
itu, neraca perdagangan suatu negara yang negatif menunjukkan nilai moneter
impornya melebihi nilai moneter ekspor. Terjadi defisit perdagangan.
Neraca pembayaran adalah suatu ikhtisar yang
menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam
negeri dan dari dalam negeri ke negara lain dalam satu tahun tertentu. Aliran
itu mencakup hal-hal berikut.
a. Aliran
penerimaan ekspor serta pembayaran impor barang dan jasa.
b. Aliran
penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing.
c. Aliran keluar
masuk modal jangka pendek seperti deposito di luar negeri.
Neraca pembayaran bermaslaah ketika neraca
pembayaran mengalami defisit. Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi
penerimaan dari luar negeri. Hal ini dapat disebabkan oleh impor lebih besar
daripada ekspor dan aliran modal terlalu banyak ke luar negeri.
Neraca pembayaran yang defisit dapat
menimbulkan akibat sebagai berikut.
a. Penurunan
kegiatan ekonomi dalam negeri karena penggunaan barang impor.
b. Harga valuta
asing meningkat.
c. Harga barang
impor bertambah mahal.
d. Kegairahan
pengusaha berkurang dalam penanaman modal dan membangun usaha baru.
a.
Masalah
Kemiskinan dan Pemerataan
Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin
Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh
penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir
tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin
turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah
seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional,
penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak
dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
b.
Krisis
Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang
Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian
Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara
tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian
yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah
menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk
menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan
kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai
tukar yang mengambang terkendali.
c.
Masalah
Utang Luar Negeri
Kebijakan nilai tukar yang mengambang
terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi
penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang
relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri
tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat
krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada
tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998
melambung menjadi 152% dari PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan
penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga
menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan
masalah ini.
d.
Masalah
Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan
permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena
meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet
sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas
makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap
sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat
secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan
menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara
keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran.
Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang
mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas.
Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang
tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya
suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan
suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat
kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin
kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka
miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman
sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka
miliki.
e.
Masalah
Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak
terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis
perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia
pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik
sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi
tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan
pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara
drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan
perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
f.
Pertumbuhan
Ekonomi dan Pengangguran
Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun
2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap
angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu
menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap
pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu lapangan kerja.
Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan
tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan,
pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan
irigasi bagi pertanian.
a.
Masalah
Harga Dasar dan Harga Tertinggi
Krisis ekonomi yang pernah melanda dunia
terjadi cukup lama dan diyakini bahwa mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan
masalah ekonomi tersebut. Artinya, keseimbangan permintaan dan penawaran di
pasar tidak tercapai. Pengaruh dari krisis tersebut adalah melambungnya harga
berbagai jenis barang yang di butuhkan oleh produsen dan konsumen.
Salah satu campur tangan pemerintah dalam
permasalahan ini ialah kebijakan pemerintah mengenai harga dasar (floor price)
dan harga tertinggi (ceiling price). Tujuan penentuan harga dasar adalah untuk membantu
produsen, sedangkan harga tertinggi untuk membantu konsumen. Misalnya, musim
panen padi menyebabkan jumlah beras melimpah. Akibatnya, harga beras turun
sehingga para petani mengalami kerugian. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pemerintah menentukan harga dasar (floor price) beras untuk membantu para
petani.
b.
Meningkatnya
Permintaan Beras
Gagal panen akan menyebabkan berkurangnya
penawaran beras sehingga harga beras akan naik. Tingginya harga beras akan
menambah beban hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap.
Untuk mengatasi pasokan beras ini, pemerintah melakukan program impor beras
melalui tender terhadap beberapa perusahaan swasta nasional dan asing.
c.
Kenaikan
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Sehubungan dengan naiknya harga BBM, para
pengusaha angkutan umum bus kota, angkutan kota (angkot), dan taksi mengalami
penurunan pendapatan dan mengurangi laba bagi pengusaha dan para sopir. Untuk
menyesuaikan kenaikan harga BBM tersebut, beberapa pengusaha angkutan umum
menaikkan tarifnya secara sepihak. Tindakan ini tentu sajaakan memberatkan para
konsumen
pengguna jasa angkutan.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah bersama para asosiasi pengusaha
angkutan melakukan penyesuaian tarif angkutan umum dengan menetapkan tarif
resmi bagi para pengusaha bus kota, angkutan kota dan taksi. Besarnya
tarif resmi ini tentu tidak memberatkan konsumen atau juga tidak merugikan
pengusaha angkutan umum.
e.
Masalah
Monopoli
Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan
pasar terhadap barang atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan.
Praktik monopoli seringkali merugikan masyarakat dan konsumen. Di samping itu,
monopoli akan mempersempit peluang usaha bagi masyarakat lain sehingga kurang
menumbuhkan semangat berwirausaha masyarakat. Perusahaan yang melakukan praktik
monopoli seringkali mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan
kelompok masyarakat yang memiliki usaha sejenis. Hal ini akan menghancurkan
para pesaing.
Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli,
pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha agar
menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi masyarakat, yaitu UU No. 5 tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
f.
Masalah
Distribusi
Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang
akan mengakibatkan tingkat harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai
ke tangan konsumen. Untuk itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah
atau swasta untuk memperpendek jalur distribusi sehingga harga barang ketika
sampai ke tangan konsumen tidak mahal. Misalnya, PT. Coca Cola Indonesia
melakukan distribusi barang melalui lebihdari 120 pusat penjualan di seluruh
Indonesia dan didistribusikan langsung melalui ke pedagang eceran (80%
pengecer) dan grosir dan 90% masuk kategori usaha kecil
Standar Kompetensi :
Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
Kompetensi Dasar :
Ø Mendeskripsikan perbedaan
antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
Ø Mendeskripsikan
masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Indikator :
Ø Mendeskripsikan pengertian
Ekonomi Mikro dan Makro
Ø Mendeskripsikan perbedaan
Ekonomi Mikro dan Makro
Ø Memberi contoh di
masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha industri kecil) dan ekonomi makro
(misal inflasi, pendapatan nasional dll)
Ø Mengidentifikasi
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
(kemiskinan,pemerataan pendapatan).
Ø Memecahkan Masalah-masalah
yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga
kenyataan berikut :
·
Kebutuhan
manusia relatif tidak terbatas.
·
Sumber
daya tersedia secara terbatas.
·
Masing-masing
sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya
mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara
garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro
dan ilmu ekonomi makro.
1.
Ekonomi
Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari
variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel
tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah
ekonomi utama sebagai berikut :
Sejauh mana berbagai sumber daya telah
dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja
penuh.
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil
khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun
dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan
dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik
antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat
trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah
tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro
dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual.
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual.
Contohnya permintaan dan dan penawaran,
perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau
rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan.
Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran,
investasi dan kebijakan ekonomi.
Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis
tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang
tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi
terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi
1.
Masalah kemiskinan
Upaya penanggulangan
kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres
Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2.
Masalah
Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi
adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan
kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin
masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan
formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM,
pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3.
Masalah
pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya
ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia.
Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja
sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang
tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya,
pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting
setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan
tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat
pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM
atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1.
Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah
dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan
keamanan.
2.
Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia
barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah,
penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3.
Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam
pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
Adapun cara-cara untuk
mengatasi pengangguran antara lain sebagai berikut :
Ø
Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja baru, baik di
bidang pertanian, industri, perdagangan, maupun jasa.
Ø
Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para
lulusan sudah siap pakai untuk menjadi tenaga yang terampil.
Ø
Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan
memberikan pendidikan keterampilan melalui pendidikan formal dan
nonformal.Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui penyaluran Tenaga
Kerja Indonesia (TKI).
Ø
Mendorong tumbuh kembangnya usaha-usaha atau
industri rumah tangga, seperti produksi pembuatan tas, vas bunga dan lain
sebagainya
Ø
Memberikan peranan KB untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk
Cara mengatasi ketidakstabilan ekonomi
Ø
Disetiap negera ketidakstabilan ekonomi kerap terjadi, namun
ketidakstabilan ini harus segera ditindak lanjuti dengan adanya upaya-upaya
untuk memperbaikinya. Upaya-upaya tersebut adalah :
Pemberdayaan ekonomi yang dimaskud adalah untuk menstabilkan perekonomian dalam ruang lingkup kecil adalah pengembangan kegiatan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro (LKM) dan pengembangan usaha kecil mikro (UKM).
Pemberdayaan ekonomi yang dimaskud adalah untuk menstabilkan perekonomian dalam ruang lingkup kecil adalah pengembangan kegiatan simpan pinjam dan lembaga keuangan mikro (LKM) dan pengembangan usaha kecil mikro (UKM).
Ø
Membuka lapangan kerja dan lebih banyak mengadakan padat karya, jadi dengan
adapnya lapangan kerja yang memadai dan lebih diutamakan padat karya maka akan
membantu untuk mengurangi pengganguran. Sehingga yang tadinya tidak dapat pekerjaan
sekarang dapat bekerja dan bisa berproduktifitas. Dengan ini maka juga akan
berdampak pada pendapatan perkapita suatu negara, karena semakin tingginya
angkatan kerja yang bekerja maka akan tinggi pula peningkatan perkapitanya.
Ø
Menghilangkan sifat konsumtif dan lebih bersikap hemat untuk sumber daya
alam yang belum ditemukan penggantinya atau lebih kreatif untuk menciptakan
barang pengganti, sehingga dengan peningkatan kebutuhan dan sumber daya alam
mampu berjalan dengan seimbang.
Pemerintah lebih bijak dalam menetapkan UMR dengan mempertimbanngkan kebutuhan dan hajat hidup masyarakatnya, sehingga kebutuhan dapat digunakan semaksimal mungkin sehingga kesejahteraan masyarakatnya dapat terpenuhi dengan baik.
Pemerintah lebih bijak dalam menetapkan UMR dengan mempertimbanngkan kebutuhan dan hajat hidup masyarakatnya, sehingga kebutuhan dapat digunakan semaksimal mungkin sehingga kesejahteraan masyarakatnya dapat terpenuhi dengan baik.
Ø
Bagi pemerintah lebih banyak membuka pelatihan
On The Job Training , dengan adanya pelatihan untuk masyarakat yang kurang
terampil, maka bisa menjadikan kegiatan tersebut sebagai pelatihan untuk
mendapat pekerjaan.
Ø
Bagi pemerintah dapat mengorientasikan pembangunan lebih
di fokuskan pada infrastruktur yang bernilai tambah tinggi, baik dalam sector
industry maupun pangan, sehingga mungkin dapat menjadikan negara kita tidak
hanya sebagai pengimpor namun sebagai pengekspor terlebih bahan mentah.
Adapun cara mengatasi hal yan g menyebabkan
terjadinya inflasi adalah:
a.
Pemerintah berusaha menekan inflasi
serendah-rendahnya karena inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.
b.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang
beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga.
c.
Kebijakan moneter dengan cara bank sentral
untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi perubahan
jumlah uang yang beredar.
d.
Memperkuat politik diskonto (discount policy),
yaitu politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan
menaikan dan menurunkan tingkat bunga.
e.
Kebijakan pasar terbuka (open market policy)
yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat berharga.
f.
Menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara uang tunai
yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya)
yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
Menurunkan cadangan
minimum sehingga jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika
cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun
Langkah-langkah pemerintah dalam menyelesaikan masalah neraca perdagangan
dan pembayaran Pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai berikut:
a. Kebijakan agar investasi
dilakukan dengan porsi agar bisa ekspor sehingga neraca perdagangan kita lebih
terkendali.
b. Kebijakan fiskal merupakan
kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan pengeluaran pemerintah/
anggaran untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
c. Kebijakan moneter
merupakan kebijakan yang ditempuh pemerintah/ bank sentral dalam penawaran uang
dan kebijakan suku bunga untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
d. Kebijakan segi penawaran
adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan lebih
murah.
e. Kebijakan
Neraca PembayaranMerupakan kebijakan yang digunakan untuk memantau keadaan
neraca pembayaran guna memengaruhi nilai tukar.
No comments:
Post a Comment