1

loading...

Monday, December 17, 2018

MAKALAH BAHASA INDONESIA


MAKALAH BAHASA INDONESIA 

" KALIMAT EFEKTIF"

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. satu hal yang dibahas dalam bab ini  adalah kalimat efektif dan pengembangan-nya.
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya dan mampu mengemukakan pemahaman yang sama, tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya. kalimat efektif sering digunakan dalam mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan.
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi secara efektif.

1.2  Rumusan Masalah
1.         Mengapa kalimat efektif diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar?
2.         Bagaimana cara menentukan perbedaan kalimat efektif dengan kalimat yang lainya?

1.3  Tujuan
1.         Untuk  mengetahui alasan dari kalimat efektif diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar
2.    untuk dapat membedakan kalimat efektif dengan kalimat yang lainya dengan adanya ciri-ciri kalimat efektif.
1.4  Definisi Istilah
Efektifitas: pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara yang meentukan pilihan dari beberapa pilihan lainya.
Frasa         : kumpulan kata yang tidak memiliki predikat.
Hiponim : kata yang tercakup didalam kata lain.   
Ide pokok : masalah utama yang dibahas dalam suatu paragraf
Kalimat: Satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Kaidah: patokan atau ukuran sebagai pedoman bagi manusia dalam bertindak.
Kalimat gramatikal : kalimat yang berubah-ubah menyesuaikan dengan konteks .
Predikat : unsur yang di nyatakan sebagai perbuatan atau aktifitas yang di lakukan oleh subyek.
Obyek : unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau tindakan oleh subyek.
Subyek : unsur yang mewakili seseorang yang melakukan pperbuatan atau aktifitas tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Kalimat Efektif
Kosasih (2008:72) kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya dan mampu mengemukakan pemahaman yang sama, tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang di pikirkan pembaca atau penulisnya.  Kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Kaidah yang dimaksud adalah kaidah Bahasa Indonesia menurut ejaan Bahasa Indonesia .
Widjono ( 2005:148) kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara efektif, artinya kalimatnya singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang secara penulisanya sesuai dengan kaidah ejaan bahasa indonesia, mampu menyampaikan pikiran penulisnya secara utuh dan lengkap, artinya tidak menimbulkan penafsiran makna kalimat yang membingungkan .
 Putrayasa (2007:2) Kalimat efektif  adalah suatu kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan,  informasi, dan perasaan dengan tepat di tinjau dari segi diksi, struktur, dan logikanya. Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat utama, yaitu (1). Kebenaran Struktur kalimat efektif  (2) kecocokan kalimat efektif. Struktur kalimat efektif mencakup  (a) kalimat umum (b) kalimat paralel (c) kalimat periodik. Sementara itu kecocokan yang dapat dilihat dari ciri-ciri kalimat efektif yang meliputi (a) kesatuan ‘unity’ (b) kehematan ‘economy’ (c) penekanan ‘emphasis’ (d) kevariasian “variety’. Di samping syarat utama kalimat efektif  masih ada syarat yang harus dipenuhi yaitu  diksi dan ejaan.
1.      Struktur Kalimat Efektif
a.       Struktur kalimat umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur wajib dan unsur tak wajib. Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat ( yaitu unsur S/subject dan P/predikat), sedangkan unsur tak wajib adalah  unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada ( yaitu kata kerja bantu: harus, boleh keterangan aspek: sudah, akan keterangan: tempat, waktu, cara).
b.      Struktur kalimat paralel (paralelisme)
Kalimat paralel atau kesejajaran adalah kalimat penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang digunakan dalam  susunan serial.  Jika sebuah ide dalam kalimat yang dinyatakan dengan frasa (kelompok kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan frasa. Jika sebuah ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan benda juga. Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
Contoh:
1.      penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang “mengerikan” dan “berbahaya
Bentuk yang dipakai untuk kata-kata sederajat dalam kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat tersebut mmenjadi:
1.      Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang “mengerikan” dan “membahayakan”
2.      Ciri Kalimat Efektif
a.       Kesatuan ‘unity’
Kalimat yang memiliki kesatuan yaitu:
1.      Kalimat itu mempunyai subyek dan predikat yang jelas.
Ketidak jelasan subyek atau predikat  suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif kejelasan subyek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya didepan subyek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar)
2.        Tidak terdapat subyek yang ganda
 Contoh :
      Penyusunan laporan itu saya dibantu para dosen
  Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
Soal itu bagi saya kurang jelas.
3.          Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh :
kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kakaknya membeli sepeda motor honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan 2 cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung kalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagi berikut :
      Kami  datang agak terlambat. Oleh karena itu , kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
      Kakaknya membeli sepeda motor honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor suzuki.
4.          Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang".
  Contoh:
      Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu.
      Sekolah kami yang terletak didepan bioskop gunting
Pebaikannya adalah sebagai berikut:
      Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu
      Sekolah kami terletak didepan bioskop gunting
b.      Kehematan ‘economy’
Yang dimaksud kehematan  adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat disebut hemat bukan karena jumlah katanya sedikir, sebaliknya dikatakan tidak hemat bukan karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang  bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu dapat dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata, hal-hal berikut perlu di perhatikan:
1.      Mengulang subjek kalimat
Penulis terkadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Pengulangan itu tidak membuat kalimat menjadi lebih jelas. Oleh karena itu pengulangan kalimat yang demikian tidak diperlukan.
Contoh:
a.   Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan        pemimpin perusahaan itu.  
Kalimat ini dapat berubah menjadi:
b.      Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahan itu.
2.      Hiponim dihindarkan
Di dalam makna kata tersebut  makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan.
Contoh:
a.       Presiden Soeharto menghadiri rapin ABRI hari Senin lalu
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata hari.
3.      Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘dari pada’
Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata depan dari dan dari pada selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal (asal usul), sedangkan dari pada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainya.
Contoh:
a.       Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30
b.   Kalimat A lebih sukar dari pada kalimat  B
c.       Penekanan ‘emphasis’
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti dari pikiran ini biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara pada kalimat tertentu. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara:
1.      Pemindahan letak frasa
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat memindahkan letak frasa atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamaan bagian kalimat.
Contoh:
a.       Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang menunjukkan tidak efesiensinya pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dengan produksi minyaknya.
b.      Salah satu indikator yang menunjukkan efesiensinya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dengan poduksi  minyaknya.
Kalimat-kalimat di atas  menunjukkan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan dibagian muka kalimat. Dengan demikian, walaupun kedua kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
2.      Mengulang kata-kata yang sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang kadang diperlukan dengan maksud memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
a.       Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta, keseimbangan  domestik Luar Negeri, keseimbangan  perbankan dengan lembaga keuangan nonbank.
d.      Kevariasian ‘variety’
Kelincahan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kalimat yang pendek dan ada pula kalimat yang panjang. Ada kalimat yang panjang yang terus menerus dipakai sehingga membuat pembaca kehilangan ide pokok yang kemungkinan akan menimbulkan kelelahan pada pembaca. Oleh sebab itu, dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi.
Kevariasian tidak kita temukan dalam kalimat perkalimat atau pada klimat-kalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian akan didapatkan kalau kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain. Variasi kalimat tersebut  yaitu:
1.      Variasi dalam pembukaan kalimat
Dalam variasi pembentukan kalimat, sebuah kalimat sapat dimulai atau dibuka dengan: (1) frasa keterangan ‘waktu, tempat, cara’ (2) frasa benda (3) frasa kerja (4) partikel penghubung.
Contoh:
a.       Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar umpan dan menembus jala kiper pada menit kesembila belas. (frasa keterangan cara)
b.      Mang usil  dari kompas menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhana untuk berteansmigrasi (frasa benda)
c.       Di buang jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (frasa kerja)
d.      Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit. (partikel penghubung). 
2.      Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi predikat-objek-subjek atau  yang lainya.
Contoh:
a.       Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa sukamaju
(S-P-O)
b.      Belum dikenal oleh masyarakt Desa Sukamaju dokter muda itu
(P-O-S)
c.       Dokter muda itu oleh masyarakat Desa Sukamaju belum dikenal
(S-O-P)
3.      Variasi dalam jenis kalimat
Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
a.       Presiden sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap makna peringatan tersebut?
4.      Variasi dalam bentuk aktif-pasif
Contoh:
a.       Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali  lubang , menanam, dan tinnggal menunggu buahnya.
b.      Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (1) tidak bervariasi sedangkan paragraf (2) bervariasi , namun hanya variasi aktif-pasif.
2.2  Pengembangan Kalimat Efektif
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar terjadi komunikasi secara efektif. Untuk mengembangkan kalimat efektif, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni persyaratan kalimat efektif dan cara pengembangan kalimat efektif.
Ada dua persyaratan kalimat efektif, yakni persyaratan struktur dan persyaratan kecocokan. Persyaratan struktur bertolak ukur kebenaran kaidah bahasa. Persyaratan kecocokan bertolak ukur kekompakan kalimat-kalimat dalam konteks kebahasaan maupun dalm konteks non bahasa. Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan cara-cara khusus, yakni :
1.      Menggunakan bahasa yang tepat, artinya dalam membuat kalimat diharuskan memnggunakan kata-kata yang tepat, mudah dipahami pembaca dan informatif.
2.       Menggunakan bahasa baku. Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Mendiknas dalam EYD penulisan karya ilmiah harus menggunakan kata baku sesuai dengan perkembangannya (bukan bahasa percakapan sehari-hari).
3.        Membentuk kalimat yang tetatur dan tidak berbelit-belit, artinya kalimat yang dibentuk menjelaskan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan dan tidak mempersulit pemahaman pembaca.
4.      Menggunakan makna tunggal. Artinya kata yang digunakan dalam membentuk kalimat efektif diharuskan menggunakan makna tunggal, bukan makana ganda sehingga tidak membuat pembaca bingung, tidak tahu maksud yang disampaikan.
5.      Mengikuti peraturan EYD yang telah disempurnakan

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
     Kalimat efektif merupakan kalimat yang menyampaikan pikiran penulisan-nya secara utuh dan lengkap sehingga tidak akan menimbulkan makna kalimat yang membingungkan.
kalimat efektif memiliki banyak ciri-ciri sehingga ketika kita  sudah mengetahui ciri-ciri kalimat efektif maka kita akan dengan mudah membedakan dengan kalimat yang lainya
3.2  Saran
kalimat efektif sering digunakan dalam mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan. Jadi kita wajib untuk mengetahui  apa itu pengertian kalimat efektif syarat menjadi kalimat efektif dan apa yang  membedakan antara kalimat efektif dengan kalimat yang lainya.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ketut Dibia , Putu Mas Dewantara, 2017. Bahasa Indonesi untuk perguruan tinggi. Depok: PT. RajaGrafindo Persada 


welti wediasti, 2017. bahasa indonesia dasar penulisan ilmiah. Bekasi Timur: Cakrawala cendikia

No comments:

Post a Comment