MAKALAH BAHASA INDONESIA
" KALIMAT EFEKTIF"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia
dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi
pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif. satu
hal yang dibahas dalam bab ini adalah
kalimat efektif dan pengembangan-nya.
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili
pikiran pembaca atau penulisnya dan mampu mengemukakan pemahaman yang sama,
tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca
atau penulisnya. kalimat efektif sering digunakan dalam mengungkapkan gagasan,
informasi, dan perasaan.
Pengembangan
kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana
pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi secara efektif.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Mengapa
kalimat efektif diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan
secara baik dan benar?
2.
Bagaimana
cara menentukan perbedaan kalimat efektif dengan kalimat yang lainya?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui alasan dari kalimat efektif
diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan
benar
2. untuk dapat membedakan kalimat efektif dengan
kalimat yang lainya dengan adanya ciri-ciri kalimat efektif.
1.4 Definisi
Istilah
Efektifitas: pencapaian tujuan secara tepat
atau memilih tujuan tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan
cara yang meentukan pilihan dari beberapa pilihan lainya.
Frasa
: kumpulan kata yang tidak memiliki predikat.
Hiponim : kata yang tercakup didalam kata
lain.
Ide
pokok : masalah utama yang dibahas dalam suatu paragraf
Kalimat:
Satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap.
Kaidah:
patokan atau ukuran sebagai pedoman bagi manusia dalam bertindak.
Kalimat
gramatikal : kalimat yang berubah-ubah menyesuaikan dengan konteks .
Predikat
: unsur yang di nyatakan sebagai perbuatan atau aktifitas yang di lakukan oleh
subyek.
Obyek
: unsur kalimat yang dikenai perbuatan atau tindakan oleh subyek.
Subyek : unsur yang
mewakili seseorang yang melakukan pperbuatan atau aktifitas tertentu.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kalimat
Efektif
Kosasih (2008:72) kalimat efektif adalah kalimat
yang secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya dan mampu mengemukakan pemahaman
yang sama, tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang di
pikirkan pembaca atau penulisnya.
Kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti
kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Kaidah yang dimaksud adalah kaidah Bahasa
Indonesia menurut ejaan Bahasa Indonesia .
Widjono ( 2005:148) kalimat efektif adalah
kalimat yang tersusun secara
efektif, artinya kalimatnya singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat.
Dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif
adalah kalimat yang secara penulisanya sesuai dengan kaidah ejaan bahasa
indonesia, mampu menyampaikan pikiran penulisnya secara utuh dan lengkap,
artinya tidak menimbulkan penafsiran makna kalimat yang membingungkan .
Putrayasa
(2007:2) Kalimat efektif adalah suatu
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan,
informasi, dan perasaan dengan tepat di tinjau dari segi diksi,
struktur, dan logikanya. Kalimat dikatakan efektif jika memenuhi dua syarat
utama, yaitu (1). Kebenaran Struktur kalimat efektif (2) kecocokan kalimat efektif. Struktur
kalimat efektif mencakup (a) kalimat
umum (b) kalimat paralel (c) kalimat periodik. Sementara itu kecocokan yang
dapat dilihat dari ciri-ciri kalimat efektif yang meliputi (a) kesatuan ‘unity’
(b) kehematan ‘economy’ (c) penekanan ‘emphasis’ (d) kevariasian “variety’. Di
samping syarat utama kalimat efektif
masih ada syarat yang harus dipenuhi yaitu diksi dan ejaan.
1.
Struktur Kalimat Efektif
a. Struktur kalimat umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu unsur wajib dan unsur tak wajib. Unsur wajib adalah unsur
yang harus ada dalam sebuah kalimat ( yaitu unsur S/subject dan P/predikat),
sedangkan unsur tak wajib adalah unsur
yang boleh ada dan boleh tidak ada ( yaitu kata kerja bantu: harus, boleh
keterangan aspek: sudah, akan keterangan: tempat, waktu, cara).
b. Struktur kalimat paralel (paralelisme)
Kalimat paralel atau kesejajaran adalah kalimat
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang digunakan dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam kalimat yang dinyatakan
dengan frasa (kelompok kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan
frasa. Jika sebuah ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya
bentuk pe-an, ke-an), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan benda
juga. Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan kalimat secara
keseluruhan.
Contoh:
1. penyakit alzheimer alias pikun adalah satu
segi usia tua yang “mengerikan” dan “berbahaya”
Bentuk yang dipakai untuk kata-kata sederajat dalam
kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat tersebut mmenjadi:
1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu
segi usia tua yang “mengerikan” dan “membahayakan”
2. Ciri
Kalimat Efektif
a.
Kesatuan
‘unity’
Kalimat
yang memiliki kesatuan yaitu:
1.
Kalimat itu mempunyai
subyek dan predikat yang jelas.
Ketidak jelasan subyek
atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif
kejelasan subyek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut,
dan sebagainya didepan subyek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
Semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar)
2. Tidak terdapat subyek yang ganda
Contoh :
Penyusunan laporan itu saya
dibantu para dosen
Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara berikut :
Dalam penyusunan
laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
Soal itu bagi saya
kurang jelas.
3.
Kata penghubung antar kalimat
tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh :
kami datang agak
terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kakaknya membeli
sepeda motor honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor suzuki.
Perbaikan
kalimat-kalimat ini dapat dilakukan 2 cara. Pertama, ubahlah kalimat itu
menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung kalimat menjadi
ungkapan penghubung antar kalimat, sebagi berikut :
Kami datang agak
terlambat. Oleh karena itu , kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Kakaknya membeli sepeda motor
honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor suzuki.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang".
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
melayu.
Sekolah kami yang terletak didepan bioskop
gunting
Pebaikannya
adalah sebagai berikut:
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu
Sekolah kami terletak didepan bioskop gunting
b.
Kehematan
‘economy’
Yang
dimaksud kehematan adalah adanya
hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu.
Sebuah kalimat disebut hemat bukan karena jumlah katanya sedikir, sebaliknya
dikatakan tidak hemat bukan karena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama
adalah seberapa banyakkah kata yang
bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Oleh karena itu, kata-kata yang
tidak perlu dapat dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata, hal-hal berikut
perlu di perhatikan:
1. Mengulang subjek kalimat
Penulis terkadang tanpa sadar sering mengulang subjek
dalam satu kalimat. Pengulangan itu tidak membuat kalimat menjadi lebih jelas.
Oleh karena itu pengulangan kalimat yang demikian tidak diperlukan.
Contoh:
a. Pemuda
itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
Kalimat ini dapat berubah menjadi:
b.
Pemuda
itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahan itu.
2. Hiponim dihindarkan
Di dalam makna kata tersebut makna dasar kelompok makna kata yang
bersangkutan.
Contoh:
a. Presiden Soeharto menghadiri rapin ABRI hari
Senin lalu
Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan
kata hari.
3. Pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘dari pada’
Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata depan dari dan
dari pada selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa indonesia dipakai
untuk menunjukkan arah (tempat), asal (asal usul), sedangkan dari pada
berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal
lainya.
Contoh:
a. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30
b. Kalimat
A lebih sukar dari pada kalimat B
c.
Penekanan
‘emphasis’
Setiap
kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti dari pikiran ini biasanya ingin ditekankan
atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan memperlambat ucapan,
meninggikan suara pada kalimat tertentu. Dalam penulisan ada berbagai cara
untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara:
1.
Pemindahan
letak frasa
Untuk
memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat
memindahkan letak frasa atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara
ini disebut juga pengutamaan bagian kalimat.
Contoh:
a.
Prof.
Dr. Herman Yohanes
berpendapat, salah satu indikator yang menunjukkan tidak efesiensinya pertamina
adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dengan produksi
minyaknya.
b.
Salah
satu indikator yang
menunjukkan efesiensinya pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes
adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai pertamina dengan poduksi minyaknya.
Kalimat-kalimat
di atas menunjukkan bahwa ide yang
dipentingkan diletakkan dibagian muka kalimat. Dengan demikian, walaupun kedua
kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
2.
Mengulang
kata-kata yang sama
Pengulangan
kata dalam sebuah kalimat kadang kadang diperlukan dengan maksud memberi
penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang
demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
a.
Dalam
pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta, keseimbangan
domestik Luar Negeri, keseimbangan
perbankan dengan lembaga keuangan
nonbank.
d.
Kevariasian
‘variety’
Kelincahan
dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kalimat
yang pendek dan ada pula kalimat yang panjang. Ada kalimat yang panjang yang
terus menerus dipakai sehingga membuat pembaca kehilangan ide pokok yang
kemungkinan akan menimbulkan kelelahan pada pembaca. Oleh sebab itu, dalam
penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi.
Kevariasian
tidak kita temukan dalam kalimat perkalimat atau pada klimat-kalimat yang
dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian akan
didapatkan kalau kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain.
Variasi kalimat tersebut yaitu:
1.
Variasi
dalam pembukaan kalimat
Dalam
variasi pembentukan kalimat, sebuah kalimat sapat dimulai atau dibuka dengan:
(1) frasa keterangan ‘waktu, tempat, cara’ (2) frasa benda (3) frasa kerja (4)
partikel penghubung.
Contoh:
a. Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah
menyambar umpan dan menembus jala kiper pada menit kesembila belas. (frasa
keterangan cara)
b. Mang usil dari kompas
menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhana untuk berteansmigrasi (frasa
benda)
c. Di buang jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (frasa
kerja)
d. Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit. (partikel
penghubung).
2.
Variasi
dalam pola kalimat
Untuk
efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi
predikat-objek-subjek atau yang lainya.
Contoh:
a.
Dokter
muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa sukamaju
(S-P-O)
b.
Belum
dikenal oleh masyarakt Desa Sukamaju dokter muda itu
(P-O-S)
c.
Dokter
muda itu oleh masyarakat Desa Sukamaju belum dikenal
(S-O-P)
3.
Variasi
dalam jenis kalimat
Untuk
mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan
dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
a.
Presiden
sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar dan
energi dalam negeri. Apakah kita menangkap makna peringatan tersebut?
4.
Variasi
dalam bentuk aktif-pasif
Contoh:
a.
Pohon
pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya.
Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang , menanam,
dan tinnggal menunggu buahnya.
b.
Pohon
pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan
dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat
pada paragraf (1) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada paragraf (2)
berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat pada
paragraf (1) tidak bervariasi sedangkan paragraf (2) bervariasi , namun hanya
variasi aktif-pasif.
2.2 Pengembangan Kalimat Efektif
Pengembangan
kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana
pengungkap dan penangkap pesan agar terjadi komunikasi secara efektif. Untuk
mengembangkan kalimat efektif, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni
persyaratan kalimat efektif dan cara pengembangan kalimat efektif.
Ada dua persyaratan
kalimat efektif, yakni persyaratan struktur dan persyaratan kecocokan. Persyaratan
struktur bertolak ukur kebenaran kaidah bahasa. Persyaratan kecocokan bertolak
ukur kekompakan kalimat-kalimat dalam konteks kebahasaan maupun dalm konteks
non bahasa. Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan cara-cara khusus, yakni :
1.
Menggunakan bahasa
yang tepat, artinya dalam membuat kalimat
diharuskan memnggunakan kata-kata yang tepat, mudah dipahami pembaca dan
informatif.
2.
Menggunakan
bahasa baku. Sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh Mendiknas dalam EYD penulisan karya ilmiah harus
menggunakan kata baku sesuai dengan perkembangannya (bukan bahasa percakapan
sehari-hari).
3.
Membentuk
kalimat yang tetatur dan tidak berbelit-belit,
artinya kalimat yang dibentuk menjelaskan sesuai dengan tujuan yang ingin
disampaikan dan tidak mempersulit pemahaman pembaca.
4.
Menggunakan makna
tunggal. Artinya kata yang digunakan
dalam membentuk kalimat efektif diharuskan menggunakan makna tunggal, bukan
makana ganda sehingga tidak membuat pembaca bingung, tidak tahu maksud yang
disampaikan.
5.
Mengikuti peraturan
EYD yang telah disempurnakan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif merupakan kalimat yang menyampaikan pikiran penulisan-nya
secara utuh dan lengkap sehingga tidak akan menimbulkan makna kalimat yang
membingungkan.
kalimat
efektif memiliki banyak ciri-ciri sehingga ketika kita sudah mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
maka kita akan dengan mudah membedakan dengan kalimat yang lainya
3.2 Saran
kalimat efektif sering digunakan dalam mengungkapkan
gagasan, informasi, dan perasaan. Jadi kita wajib untuk mengetahui apa itu pengertian kalimat efektif syarat
menjadi kalimat efektif dan apa yang
membedakan antara kalimat efektif dengan kalimat yang lainya.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Dibia , Putu Mas Dewantara, 2017. Bahasa Indonesi untuk perguruan tinggi. Depok:
PT. RajaGrafindo Persada
No comments:
Post a Comment