1

loading...

Thursday, December 6, 2018

MAKALAH INSTITUSI/ LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM



MAKALAH INSTITUSI/ LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAB I 

PENDAHULUAN
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak hidup masyarakat. Pendidikan Islam sangat penting bagi ummat Islam karena dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Pendidikan Islam dikenal sejak zaman Nabi sampai sekarang. Di Indonesia mengenal pendidikan Islam sejak Islam datang ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorongan/perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti pada pesantren dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti pada pendidikan madrasah.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan lembaga-lembaga pendidikan karena suatu pendidikan pasti ada lembaga yang membantu. Lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan, dan itu dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti dalam firman Allah swt dalam QS. At-Tahrim: 6, yaitu: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Pada ayat ini diperintahkan untuk memberi peringatan dan dakwah pada keluarga. Berdasarkan beberapa bentuk lembaga pendidikan Islam tersebut, tampaknya sangat berperan dalam penyelenggaraaan pendidikan Islam. Oleh karena itu kami akan membahas lebih mendalam mengenai lembaga pendidikan Islam dalam makalah kami kali ini yang berjudul “Lembaga Pendidikan Islam”
1.      Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam?
2.      Apa jenis-jenis lembaga pendidikan Islam?
3.      Apa saja tugas-tugas lembaga pendidikan Islam?
4.      Apa prinsip-prinsip pada lembaga pendidikan Islam?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui maksud dari lembaga pendidikan Islam.
2.      Mengetahui jenis-jenis lembaga pendidikan Islam.
3.      Mengetahui tugas lembaga pendidikan Islam.
4.      Mengetahui prinsip-prinsip yang diterapkan pada lembaga pendidikan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

Lembaga menurut bahasa adalah “badan” atau “organisasi” (tempat berkumpul). (Depdikbud, 1994: 851). Badan (lembaga) pendidikan, menurut Ahmad D. Marimba adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan badan tersebut. (Marimba, 1987: 56)
Lembaga pendidikan Islam ialah suatu bentuk organisasi yang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga Islam yang baik, yang permanen, maupun yang berubah-ubah dan mempunyai struktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berad adalam naungannya, sehingga lembaga ini mempunyai kekuatan hokum tersendiri. (Muhaimin, 1993: 286)
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa lembaga pendidikan Islam adalah tenpat atau oganisasi yang menyelenggarakan pendidikan Islam, yang mempunya istruktur yang jelas dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan Islam.Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam tersebut harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik, menurut tugas yang diberikan kepadanya, seperti sekolah(madrasah) yang melaksanakan proses pendidikan Islam.
Secara konsep, lembaga sosial terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) asosiasi, misalnya universitas atau persatuan , (2) organisasi khusus misalnya sekolah, rumah sakit, (3) pola tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan. Dalam Islam, pola tingkah laku yang telah melembaga pada jiwa setiap individu muslim mempunyai dua bagian, yaitu lembaga yang tidak dapat berubah dan lembaga yang dapat berubah.

Menurut Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban melaksanakan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1.            Rumah tangga, yaitu pendidikan primer untuk fase bayi dan fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidikannya adalah orangtua, sanak kerabat, family, saudara-saudara, teman sepermainan,dan kenalan pergaulan.
2.            Sekolah, yaitu pendidik sekunder yang mendidik anak mulai dari usia masuks ekolah sampai ia keluar dari sekolah tersebut. Pendidikannya adalah guru yang professional.
3.            Kesatuan sosial, yaitu pendidikan terakhir yang merupakan pendidikan yang terakhir tetapi bersifat permanen. Pendidikanya adalah kebudayaan, adat istiadat, dan suasana masyarakat setempat. (Gazalba, 1970: 26-27)

Di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits secara eksplisit tidak disebutkan secara khusus mengenai adanya lembaga pendidikan, sekolah atau madrasah. Lembaga-lembaga pendidikan selengkapnya akan dikemukakan sebagai berikut:
1.            Keluaga
MenurutHammudahAbd Al-Ati, definisi keluarga secra operasional adalah suatu struktur yang bersifat khusus, satu sama lain dalam keluarga mempunyai ikatan melalui hubungan darah atau pernikahan. Sistem kekeluargaan menurut Islam adalah “al-usrat az-zawjiyyah” (suami istri) yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anak yang belum cukup umur atau berumah tangga. Anak yang telah menikah dipandang telah membuat keluarga pula.
Keluarga merupakaan lembaga pendidikan yang pertama, tempat peserta didik perta kali menerima pendidikan dan bimbingan dari orangtua atau anggota keluarga lain. Keluargalah yang meletakkan dasar-dasar kepribadian anak, karena pada masa ini, anak lebih peka terhadap pengaruh pendidik (orangtua).
Lembaga pendidikan pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah tangga. Rumah sebagai lembaga pendidikan dalam Islam sudah diisyaratkan oleh Al-Qur’an, seperti yang terkandung dalam Asy-Syura (26) yang Artinya: “Berikanlah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”.
2.            Sekolah (Madrasah)
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Semakin besar anak, semakin banyak kebutuhannya. Kerana keterbatasannya, orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh karena itu, orangtua menyerahkan sebagian tanggung  jawabnya kepada sekolah. Masa sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar. Namun disadari bahwa sekolah merupakan tempat dan saat yang strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina peserta didik dalam menghadapi kehidupan masa depan.
Tugas guru dan pemimpin sekolah, di samping memberikan pendidikan budi pekerti dan keagamaan, juga memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan di sekolah haruslah merupakan lanjutan, setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
3.            Masyarakat
Masyarakat turut serta dalam memikul tanggung jawab pendidikan. Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan, dan agama setiap masyarakat. masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak, berlangsung beberapa jam dalam satu hari selepas dari pendidikan keluarga dan sekolah. Corak pendidikan yang diterima peserta didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Aktivitas dan interaksi antar sesama manusia dalam badan pendidikan tersebut banyak mempengaruhi perkembangan kepribadian anggotanya cenderung berwarna Islam pula. Sebaliknya, jika aktivitas dan interaksi di dalamnya bercorak sekuler maka kepribadian anggotanya akan cenderung seperti itu pula.
4.            Masjid
Peran masjid dalam pendidikan Islam antara lain adalah, pertama, peran masjid sebagia lembaga pendidikan informal dapat dilihat dari segi fungsinya sebagai tempat ibadah, sedangkan peran masjid sebagai lembaga nonformal dapat dilihat dari sejumlah kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam bentuk halaqah(lingkungan studi) yang dipimpin oleh seorang ulama. Kedua, peran masjid sebagai lembaga pendidikan sosial kemasyarakatan dan kepemimpinan. Hal ini berkaitan dengan kepentingan mesyarakat dapat dipelajari di masjid dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan yang bersifat amaliyah.
5.            Al-Kuttab, Surau dan TPA
Munculnya lembaga pendidikan al-kuttab dapat ditelusuri sampai kepada zaman Rasulullah SAW. al-kuttab pernah memaiankan peranan yang cukup besar dalam bidang pendidikan, khususnya permulaan sejarah Islam, ketika Nabi SAW memerintahkan para tawanan perang Badar yang dapat menulis dan membaca untuk mengajar sepuluh anak Madinah. Keberadaan al-kuttab mirip dengan keberadaan surau termasuk lembaga pendidikan dasar yang tertua di Sumatera Barat. Di Surau ini anak-anak diajarkan tentang membaca Al-Qur’an, praktek ibadah shalat, dasar-dasar agama, akidah dan akhlak.
Selanjutnya, TPA atau Taman Pendidikan Anak-anak adalah lembaga pendidikan Islam yang membimbing anak-anak untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah, mengucapkan kata-kata atau kalimat huruf Arab, dan selanjutnya membaca dan menghafal surat dan ayat-ayat pendek. 
6.            Al-Zawiyah
Kata zawiyah secara harfiah berasal dari kata inzawa, yanzawi, yang berarti mengambil tempat tertentu dari sudt masjid yang digunakan untuk i’tikaf (diam) dan beribadah. Kaitannya sebagai lembaga pendidikan adalah zawiyah merupakan tenpat berlangsungnya pengajian-pengajian yang mempelajari dan membahasa dalil-dalil yang berkaitan dengan aspek-aspek agama serta digunakan para kaum sufi sebagai tempat untuk halaqah berdzikir dan tafakkur untuk meningkatkan keagungan Allah SWT.
7.            Al-Maristan
Al-Maristan dikenal sebagai lembaga ilmiah yang paling penting dan sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan Islam. di lembaga ini, para dokter mengajarkan ilmu kedokteran dan mereka mengadakan studi dan penelitian secara menyeluruh.
8.            Al-Ribath
Secara harfiah, al-ribath artinya ikatan. Al-ribath adalah ikatan yang mudah dibuka, seperti ikatan rambut seorang wanita. Al-ribath selanjutnya menjadi lembaga pendidikan yang secara khusus dibangun untuk mendidik para calon sufi atau guru spiritual.
9.            Al-Qushur (istana)
Istana tempat kediaman khalifah, raja, sultan, dan keluarganya, selain berfungsi sebagai pusat pengendalian kegiatan pemerintah, juga digunakan sebagai tempat bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan bagi para putra khalifah, raja dan sultan tersebut. Mata pelajaran yang diberikan antara lain ilmu pengetahuan, peradaban, bahasa, sastra, ketrampilan pidato, sejarah kehidupan pehlawan, memanah, mengendarai kuda dan berenang.

10.        Huwanit al-Waraqin
Tentang peranan toko buku sebagai tempat kegiatan belajar sudah ada sejak zaman klasik Islam. toko buku yang ada di pasar digunakan sebagai tempat berkumpul mengemukakan sebagai karakter pedagang, namun mereka juga berusaha untuk menggunakan untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran, seperti membaca syair, debat ilmiah, dan menyampaikan ceramah.
11.        Al-Shalunat Al-Adabiyah (sanggar sastra)
Sanggar sastra ini mulai tumbuh pada zaman pemerintah Bani Umayyah. Sanggar sastra pada mulanya merupakan perkembangan dari balai pertemuan khalifah, para khalifah dalam Islam banyak berurusan denagn aktivitas keduniaan dalam hubungannya dengan urusan keagamaan, dan atas dasar ini, maka dipandang perlu adanya persyaratan ilmiah yang memungkinkan bagi berlangsungnya kegiatan ijtihad dalam pengambilan keputusan.
12.        Al-Badiyah
al-Badiyah secara harfiyah dapat diartikan sebagai tempat mengajarkan bahasa Arab asli, yakni bahasa Arab yang belum tercampur oleh pengaruh berbagai dialek bahasa asing.
13.        Al-Maktabat
Sejarah mencatat, bahwa perhatian kaum muslimin di zaman klasikterhadap pendidikan, bukan hanya dengan membangun gedung-gedung sekolah, melainkan juga disertai dengan membangun perpustakaan. Perpustakaan didirikan dengan maksud menyebarluaskan ilmu di kalangan orang-orang yang kurang mampu dan haus akan ilmu pengetahuan, sehingga ia merupakan suatu institute agama, sastra dan ilmiah.

1.            Tugas Keluarga
Orang tua dituntut untuk  menjadi pendidik yang memberikan pengetahuan pada anak-anaknya dan memberikan sikap serta keterampilan yang memadai, memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya, memberikan contoh sebagai keluarga yang ideal, bertanggung jawab dalam kehhidupan keluarga, baik yang bersifat jasmani maupun ruhani.
Tugas di atas wajib dilaksanakan oleh orang tua berdasarkan nash-nash Al-Qur’an, diantaranya:
a.             Firman Allah surat at-Tahrim ayat 6

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

b.            Firman Allah surat an-Nisa ayat 9

Artinya: dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

2.            Tugas Sekolah (Madrasah)
An-Nahlawi mengemukakan bahwa sekolah (madrasah) sebagai lembaga pendidikan harus mengemban tugas sebagai berikut:
a.              Merealisasikan pendidikan yang didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Bentuk realisasi itu adalah agar peserta didik beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah dan syari’at Nya.
b.              Memelihara fitrah peserta didik sebagai insan yang mulia, agar ia tidak menyimpang dari tujuan Allah menciptakannya.
c.              Memberikan kepada peserta didik seperangkat peradaban dan kebudayaan Islam, dengan cara mengintegrasikan antara ilmu alam, ilmu sosial, ilmu ekstra dengan landasan ilmu agama.
d.             Membersihkan pikiran dan jiwa peserta didik dari pengaruh subjektivitas (emosi) karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah pada penyimpangan fitrah manusia.
e.              Memberikan wawasan nilai dan moralsserta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran peserta didik menjadi berkembang.
f.               Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antara peserta didik.
g.              Tugas mengoordinasikan dan membenahi kegiatan pendidikan lembaga-lembaga pendidikan keluarga, masjid, dan pesantren mempunyai saham sendiri dalam merealisasikan tujuan pendidikan, tetapi pemberian saham itu belum cukup. Oleh karena itu, madrasah hadir untuk melengkapi dan membenahi kegiatan pendidikan yang berlangsung.
h.              Menyempurnakan tugas-tugas pendidikan keluarga, masjid dan pesantren.


3.            Tugas Lembaga Pendidikan Masyarakat
a.              Tugas Masjid
Pada masa permulaan Islam, masjid memiliki fungsi yang sangat angung. Dahulu, masjid berfungsi sebagai pangkalan angkatan perang dan gerakan kemerdekaan, pembebasan umat dari penyembahan terhadap manusia, berhala dan taghut, agarmereka beribadah kepada Allah SWT semata. Di samping itu, masjid berfungsi sebagai markas pendidikan. Di situlah manusia dididik supaya memegang teguh keutamaan, cinta kepada ilmu pengetahuan, mempunyai kesadaran sosial, serta menyadari hak dan kewajiban mereka dalam negara Islam yang didirikan guna merelisasikan ketaatan kepada Allah. Pengajaran baca tulis sebagai gerakan pemberantasan buta huruf dimulai dari masjid Rasulullah SAW.
b.              Tugas Pesantren
Dari tujuan pesantren seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Amir Feisal, dapat dilihat tugas yang diemban pesantren adalah sebagai berikut.
1)             Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama. Sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 122:
  
Artinya: dan tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

2)            Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama. Lulusan pesantren, walaupun mereka tidak sampai ke tingkat ulama, adalah mereka yang harus mempunyai kemampuan melaksanakan syariat agama secara nyata dalam rangka mengisi, membina, dan mengembangkan suatu peradaban dalam perspektif Islam.
3)            Mendidik agar objek memiliki kemampuan dasar yang relevan dengan terbentuknya masyarakat yang beragama. Selain dari kedua kelompok di atas, kenyataan membuktikan bahwa setiap kelompok msyarakat dalam bentuk kultur dan peradaban apapun, ada sekelompok manusia terakhir ini yang tidak memiliki komitmen (keterkaitan yang erat) dengan nilai-nilai dan cita-cita yang relevan dengan agama.

Bentuk lembaga pedidikan Islam apapun dalam Islam harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu yang telah disepakati sebelumnya, sehingga antara lembaga satu dengan lembaga lainnya tidak terjadi semacam tumpang tindih. Prinsip-prinsip pembentukan lembaga pendidikan Islam itu adalah:
1.            Prinsip pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang menjerumuskan manusia pada api neraka (QS. At-Thamrin:6)
2.            Prinsip pembinaan umat manusia menjadi hamba-hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia dunia dan akherak (QS. Al-Baqarah: 201; al-Qashash: 77)
3.            Prinsip pembentukan kepribadian manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain mengembangkan hidupnya untuk menghambakan diri pada Khaliknya (QS. Al-Mujadilah: 11)
4.            Prinsip amar ma’ruf nahi dan munkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kenistaan (QS. Ali-Imran: 104, 110)
5.            Prinsip pengembangan daya pikir , daya nalar, dan daya rasa sehingga dapat menciptakan anak didik yang kreatif dan dapat memfungsikan daya cipta, rasa dan karsa.

BAB III

KESIMPULAN

Lembaga pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tanggung jawab lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan Islam adalah kaitannya dengan usaha mensukseskan misi dalam tiga macam tuntan hidup seorang muslim,yaitu: Pembebasan manusia dari ancaman api neraka, pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat, membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan. Salah satu pendukung untuk mengsukseskan pendidikan adalah lembaga pendidikan, lembaga pendidikan harus menjalankan perannya sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Abdul Mujib. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Abuddin Nata. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Bukhori Umar. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

No comments:

Post a Comment