Makalah Macam Aliran Pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Macam-Macam Aliran Pendidikan
1.
Aliran
Empirisme.
Aliran empiris di pandang berat sebelah
sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang di peroleh dari
lingkungan,sedangkan kemampuan dasar yang di bawa sejak lahir di anggap tidak menentukan.Menurut
kenyataan kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil dari
berbakat,meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung .Keberhasilan ini di
sebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa
kecerdasan dan kemauan keras. Anak berusaha mendapatkan lingkungan yang daoat
mengembangkan bakat atau kemauan yang sudah ada di dalam dirinya.Meskipun
demikian,penganut alian ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang
manusia sebagai mahluk yang pasif dan dafat manipulasi, umpama melalui
modipikasi tingka laku.
Aliran
empirisme mengatakan bahwa pembawan itu tidak ada, yang di miliki anak adalah
akibat pendidikan baik sifat yang baik maupun sifat yang jelek. Jadi
perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungan
atau dengan pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil, sehingga
manusia dapat menjadi apa saja atau menurut kehendak lingkungan atau
pendidikanya.
2.
Aliran
Nativisme.
Tokoh
aliran nativisme adalah schopenhauer (gambar 7.2) seorang filosf jerman yang
hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu
di tentukan oleh paktor-paktor yang di bawa sejak lahir. Paktor lingkungan
kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak laki-laki dan perempuan.
Nativisme
berpendapat jika anak memiliki bakat jahat dari lahir ia akan menjadi jahat,
dan sebaliknya jika anak memiliki bakat
baik ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang
di bawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Berdasarkan
pandangan ini, keberhasilan pendidikan di tentukan oleh peserta didik sendiri.
Penganut pandangan ini mengatakan bahwa kalu anak mempunyai pembawaan jahat, di
akan menjadi jahat, sebaliknya, kalu anak membawa pembawan baik, dia akan
menjadi orang baik. Pembawan buruk dan baik tidak akan di ubah dari kekuatan
luar. Meskipun dalam penyapaan sehari-hari, sering di temukan anak mirif orang
tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang
tuanya, tetapi pembawan itu bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan
perkembangan. Masih bayak faktor yang bisah memengaruhi perkembangan anak dalam
menuju kedewasanya.
Kaum
nativisme mengatakan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaan. Jadi, kalau benar pendapat tersebut percuma kita mendidik karena
yang jahat tidak akan menjadi baik.[1]
3.
Aliran
Naturalisme.
Naturalisme berasal dari kata nature yang
berarti alami .Aliran ini di namakan nagativisme
.Nagativisme adalah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan
sesorang karena ia di lahirkan dengan pembawaan yang baik.Aliran ini
berpendapat bahwa pendidikan tidak di perlukan.Serahkan saja pendidikan anak
kepada alamnya,pembawaan baik tidak akan rusak akibat intervensi guru melalui
proses pendidikan .Aliran ini menurut Donin dapat disebut naifisme atau fatalisme
(Sudarman Donin , 2010 :50)
Ciri utaa aliran ini ialah dalam mendidik
seseoang kembalilah kepada alam agar pembawaan seseorang yang baik tidak di
rusak oleh pendidik .Dengan kata lain ,pembawaan yang baik berkembang secara
spontan .Pelopor aliran ini adalah J.J Rousseati (1712-1778) seprang
filosof berkebangsaan perancis.
Aliran naturalisme mengetahkan 3 prinsip
pandangan tentang proses pembelajaran sebagai berikut:
1)
Peserta didik belajar dari pengalaman nya sendiri ,yang berproses untuk
interaktif antara pengalaman nya dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan
dari dalam diri nya .Proses ini bersifat alami.
2)
Guru atau pendidik berada di luar proses belajar peserta didik secara
langsung.Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang favorable.Tanggung jawab belajar
terletak pada dirinya sendiri.Sedang pendidik hanya berperan sebagai
facilitator atau narasumber (resource
person) yang menyediakan lingkingan
belajar yang kaya dan mendorong keberanian peserta didik ke arah pandangan yang
positif dan di tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan
sugesti dari pendidik.
3) Program pendidikan di sekolah harus di
sesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik ,dengan menyediakan lingkungan
belajar berorentasi kepada pola
belajarnya peserta didik.Karna itu pendidikan di sekolah harus dapat memberikan
suasana kegembiraan kepada peserta didik.Sedangkan peserta didik secara bebas
diberikan kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajar nya sendiri sesuai
dengan minat dan perhatiannya.
Jelas bahwa pandangan
naturalismemenitikberatkan pada strategi belajar yang besifat paedosentris(child –centered) dimana
faktor kemampuan ,individu peserta didikk menjadi pusat kegiatan proses
pembelajaran.Strategi demikian membawa pada sistem pendidikan individualisme
yaitu pendidikan yang mendorong aktivita belajar peserta didik sesuai dengan bakat dan keampuan dasarnya.
4.
Aliran konvergensi
Konvergensi asal katanya convergency artinya pertemuan pada satu
titik .Aliran
ini
Mempertemukan dua aliran yang berlawanan
yaitu empirisme dan nativisme. Perkembangan
seseorang tergantung pada pembawaan dan lingkungannya .Pelopor aliran ini ialah
William Stem (1871-1932) seorang ahli pendidikan berkebangsaan Jerman .Aliran
konvergensi berpandangan sintetik atau dialetik yang hendak memadukan anatara
kemampuan dasar dari dalam diri peserta didik dengan pengaruh faktor lingkungan
dari luar (eksternal)
Manusia dalam perkembangan dan pertumbuhan
nya berjalan secara dialetik (saling pengaruh
mempengaruhi antara faktor internal dan faktor eksternal) atau pembawaan dengan
lingkungan sekitar .Dalam
proses kependidikan
faktor dasar dan faktor ajar berperan sama dan seimbang pengaruhnya .Keduanya
berproses secara interaksional (saling mempengaruhi).
Antara faktor pembawaan dangan faktor
lingkungan berproses secara dialogis yaitu saling mengembangkan ke arah tujuan
perkembangan yang optimal.Faktor dasar atau pembawaan saja tidak akan
berkembang seoptimal mungkin tanpa di pengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar
(misalnya pendidikan)yang sepadan dan begitu pula sebaliknya faktor lingkungan
yang baik ,tidak akn dapat menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan peserta
didik secara optimal jika faktor dasr (pembawaa) yang sesuai tidak terdapat di
dalam diri peserta didik.
Kemampuan dasar atau pembawaan nya atas
pengaruh faktor lingkungan berproses secara dialektikal dalam jangka waktu
tertentu akan mengahsilkan tingkat perkembangan seseorang.Misalnya tingkat
perkembangaan hasil dasar ,tingkat menengah,tingkat menengah ke atasdan perguruan
tinggi.
Aliran konvergensi ini sering kali disebut
juga paham interaksionisme,karena memadukan antara pengaruh faktor dari dalam
dan faktor dari luar secara timbal balik saling pengaruh mempengaruhi
perkembangan manusia .
Pandangan introksionisme pada prinsipnya
menghendaki adanya kebebasan manusia mengembangkan dirinya dalam lingkungan
hidup tanpa banyak diarahkan pendidik,karena proses belajar baru berhasil jika
berlangsung secara interaktif antara pendidik dan peserta didik antara peserta
didik dengan materi pendidikan dan
antara pikiran nya dan khidupannya.
Aliran konvergensi ini menurut donin diterima
luas dalam keseluruhan praktis pendidikan sehingga lahirnya berbagai model
pembellajaran ,seperti model pembelajaran tuntas,simulasi,inkuiri dan
sejenisnya.(lihat Sudirman Donin,2010:53)[2]
5. Aliran Progresivisme
Tokoh aliran progresivisme adalah Jhon Dewey
.Aliran ini berpendapat ini bahwa manusia mempunyai kemampuan –kemampuan yang
wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yabg bersifat
menekan,ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
Aliran ini memandang bahwa peserta didik
mempunyai akal dan kecerdasan.Hal itu ditujukan dengan dengan fakta bahwa
manusia mempunyai kelebihan jika di bandingkan makhluk lain.Manusia memiliki
sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasan nya sebagai bekal
menghadapi dan memecahkan masalah .Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama
pendidik,yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.
Peserta didik tidak hanya di pandang sebagai kesatuan jasmani dan
rohani,namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang
berada di dalam pengalaman nya .Jasmani dan rohani,terutama kacerdasan, perlu
diopyimalkan.Artinya,peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak
mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di
sekitarnya,sehingga sistem belajar tumbuh di dalam maupun di luar sekolah.
6.
Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini di awali dengan
Giambatista Vico ,seorang episteminiologi Italia.Ia dipandang sbagai cikal
bakal lahirnya konstruktivisme .Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam
semesta dan manusia adalah tuan dati penciptaan (Paul Suparno,1997:24).Mengerti
berarti mengatahuai sesuatu jika ia mengatahui.Hanya Tuhan yang mengetahui
segala sesuatu karena Dia pencipta segala sesuatu itu .Manusia hanya dapat
mengetahui sesutu yang di kinstruksikan Tuhan .Bagi vico,pengetahuan dapat
menunjuk pada struktur kkonsep yang di bentuk .Pengetahuan tidak lepas subjek
yang mengetahui .
Aliran ini di kembangkan oleh Jean Piaget .melalui teori perkembangan aktif,piaget
mengemukakan bahwa penngetahuan
interaksi individu antara individu satu dengan lingkungannya .Pengetahuan
merupakan proses ,bukan suatu barang.Menurut piaget ,mengerti adalah proses
intelektual antara penngalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah di
milikinya ,sehingga dapat terbentuk pengertian baru (Paul Suparno ,1997:33)
Piaget jugaberpendapat bahwa perkembangan
kognitif di pengaruhi juga proses dasar yaitu asimilasi,akomodasi,dan
ekuilibrasi ,asimilas erpaduan data baarubdebgan struktur kognitif yang telah
dimiliki .Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru
dan akomodasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus menerus antara
asimilasi dan akomodasi.(Suwardi,2004:24).
Aliran kontruktivisme ini menegaskan bahwa
pengetahua mutlak diprtanyakan dari hasil kontruksi kognitif dalam diri seorang,melalui
pengalaman yang di terima lewat pancaindra ,yaitu penglihatan ,pendenngaran
,peraba,penciuman,dan perasa.Dengan demikian,aliran ini menolak adanya transfer
pengetahuan yang di lakukan dari seseorang kepada orang lain.Dengan alasan
pengetahuan bukan barang yang bisa di pindahkan ,sehingga di tunjukan untuk
mentransfer ilmu,pembuatan itu akan sia-sia saja.Sebaliknya,kondisi ini akan
berbeda jika pembelajaran ini di tunjukan untuk gali pengalaman.[3]
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan aliran-aliran
diatas ,bahwa aliran empirisme berpendapat bahwa pada dasarnya kemampuan
pembawaan yang di bawa lahir itu tidak menentukan.Jadi anak yang berhasil dari
bakat dan baik buruknya anak di tentukan dari lingkungan .Sedangkan aliran
nativisme apabila anak ituberwatak jahat dari kecil maka ia dewasa akan
bersikap jahat,dan apabila anak itu bersikap
baik maka bersikap baik, hal ini
ia berpandangan bahwa faktor lingkungan tidak menjamin ia hanya berpandangan
anak yang lahir denngan pembawaan seperti itu tidak akan bisa di ubah wataknya.
Dan aliran naturalisme lebih menekankan dan memberikan belajar itu ssuai
kemampuan sendiri dan bersifat mandiri yang mana guru hanya memberi
matetri,menyediakan lingkungan belajar yang di kembalikan pada alam atau pada
pengalaman diri sendiri.Aliran konvergensi lebih menyampaikan pertemuan 2
aliran empiris dan nativisme dimana aliran-aliran lebih memadukan antara faktor
luar dan faktor dalam.Aliran progresivisme aliran yang brpendapat bahwa manusia
memiliki kelebihan dalam artian manusia makhluk yang sempurna yang memiliki
akal pikiran untuk menentukan hidup dan berpikiran luas seperti berfikir yang
kreatif.Dan untuk aliran kontruktivisme mempunyai pandangan bahwa Tuhan yang
menciptakan seluruh alam semesta ,baik itu pengetahuan ,tetapi di sisi lain
aliran ini menolak seseorang mentransferkan pengetahuan sedangkan kita sebagai
makhluk sosial sangat membutuhkan
pengetahuan.Adapun fungsi aliran-aliran tersebut semua menuju pada pendidikan ,dimana
fungsi ini masing-masing menjelaskan
pengertian dan pendangannya berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir Abdul,Dasar-dasar pendidikan,Jl Tambra
Raya No. 23 Rawamangun.Jakarta 13220 PRENAMEDIAGROUP,2012 hal 129-130.
Pidarta
Made ,landasan kependidikan,PT RINEKA CIPTA ,Jakarta, 2000,hal 1
Ramayulis,Dasar-dasar
kependidikan suatu pengantar ilmu kependidikan,--Jakarta Kalam Mulia ,2015 hal
26-27.
Zainudin
,Pendidikan Agam Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2007,hal 126-127.
[1] Zainudin,Pendidikan Agama Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2007,hal 126-127
[2] H.Ramayulis , Dasa-dasar kependidikan suatu pengantar ilmu pendidikan
,--Jakarta Kalam Mulia ,2015 hal 26-27.
[3] Abdul Kadir,Dasar-Dasar Pendidikan ,Jl Tambra Raya No.23
Rawamangun.Jakarta 13220 PRENAMEDIA GROUP,2012 Hal 129-130.
No comments:
Post a Comment