MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK 1’’Teori-Teori Psikologi Perkembangan”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hukum tertentu
akan menjadi pandangan yang berlaku umum kemudian disebut sebagai teori. Suatu
teori harus memenuhi syarat-syarat formal (Miller,1989) yaitu:
1.
Teori harus masuk akal (logis);
didalamnya konsisten artinya tidak ada pernyataan-pernyataan yang saliong
bertentangan.
2.
Teori secara empiris harus masuk akal;
artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
3.
Teori harus diuji dan bersifat
hemat; artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk, proposisi.
4.
Teori harus mempunyai cakupan ilmu
yang cukup luas dan mampu mengintegrasikan peneliti terdahulu.
Sebuah teori merupakan kumpulan ide yang logis dan saling berhubungan
yang membantu memberi penjelasan dan membuat prediksi.
Sebagai salah
satu bidang dari psikologi dan sebagai ilmu, psikologi perkembangan memiliki
teori-teori yang ada sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka
acuan untuk memahami perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan
waktu atau zaman.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Yang Dimaksud Teori Psikodinamika?
2.
Apa ItuTeori Interaksionisme?
3. Apa
SajaTugas-tugas Perkembangan?
C.
Tujuan
1.
Agar dapat mengetahui pengertian teoro psikodinamika
2.
Agar dapat mengetahui apa itu teori interaksionisme
3.
Agar dapat mengetahui apa saja tugas-tugas perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Psikodinamika
Teori
Psikodinamika Sigmund Frued lebih dikenal dengan istilah teori Psikoanalititik.
Konsep ini memiliki kesamaan dengan konsep belajar sosial. Frued sebagai
konseptor psikoanalitik, memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan memiliki
dua kekuatan (energi) biologik, yaitu libido dan nafsu mati.[1]
Kedua kekuatan itu menguasai semua orang, melalui proses konsentrasi energi
psikis terhadap suatu objek atau suatu person spesifik. Struktur anak pada
waktu dilahirkan adalah das es yang
mendorong anak untuk memuaskan nafsu-nafsunya. Das es dalam perkembangannya karena pengaruh lingkungan,
menimbulkan struktur das ich (aku)
yang berfungsi sebagai penentu diri terhadap dunia luar maupun terhadap das es sesuai dengan realita. Kemudian karena
pengaruh lingkungan pula, termasuk orang tua, terbentuklah das uber ich yang berfungsi mengatur perilaku das ich, dan tuntunan-tuntunan yang bersumber dari das es. Apabila das ich tidak berhasil mengkompromikan tuntunan das es dan uber ich, maka nafsu-nafsu yang berasal dari das es ditekan secara tidak sadar. Hal ini berarti bahwa nafsu-nafsu
tadi tidak manifes, tetapi pengaruhnya mai ada secara laten. Eeorang dapat
melakukan hal-hal tertentu yang tidak diketahuinya sendiri alasannya. Kebenaran
konsep ini tidak dapat diuji secara empiris (Monkss, 2002).
B. teori
interaksionisme
Teori ini sering pula
disebut teori perkembangan kongnitif piaget.jean piaget
(1896-1980),lahir di Neuchatel ,Switzerland.latar belakang kehidupanmasa kecil
nya ditandai dengan karakteristik yang
cerdas ,energik ,simpatik ,mudah bergaul, serius bekerja,tetapi memiliki
tempramen neurotic.[2]
Ketika keluarganya bergolak karena pengalaman neourotik tersebut ,maka timbulah
minat piaget untuk mempelajri konsep psikonalitik .sebelumnya ia menaruh
perhatian pada bidang - bidang yang luas
,termasuk mekanik,fauna,kelautan ,dan fosil-fosil .bahkan publikasinya
yang pertama adalah artikel tentang burung pipit sebagai observasi pada suatu
taman .kemudian konflik antara pengajaran religi dengan scienfic yang ditekuni nya
merangsang ia untuk menelaah ilmu –ilmu filsafat karya-karya filosofi kenamaan
seperti Bergson ,kant,comte,Durckhim,William lames ,dan tokoh filsafat lainya
.piaget kemudian menuliskan berbagai isu filsafat .(Miller,1993).
Piaget
melanjutkan studi formalnya pada tingkat doctoral pada bidang ilmu alam dengan
tesis tentang kerang-kerangnya.kemudian sesudah mengujungi laboraturium
psikologi di Zurich ,ia mulai mengeluti pekerjaanya pada laboraturium Alfred
Binet di paris ,suatu laboraturim pencetus pertama tes itelegensi modern
.piaget tidak setuju dengan penekanan binet bahwa inelegensi sifatnyatetap dan
bersifat bawaan ,dan mulai menjelajahi proaes-proses berpikir tingkat tinggi
.dia mulai konsepnya dengan melakukan observasi
secara intensif pada subjek kelompok kecil .dia lebih tertarik kepada
bagaimana anak-anak bisa mencapai konklusi-konklusi daripada apakah jawaban -
jawaban benar,selain menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan memeriksa nenar atau
tidaknya jawaban – jawabn anak ,piaget meminta dan mengajak anak untuk
menemukan logika di balik jawaban-jawabannya.melalui pengamatan-pengamatan yang
sungguh-sungguh terhadap anak-anaknya dan juga terhadap anak-anak lainnya ,ia
mulai mengkostruksi konsep-nya tentang perkembangan kongnitif .
Menurut
piaget ,perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari proses
belajar yang merupakan kombinasi atau interaksi dari pembelajaran ,pengalaman
dan kematangan .koseo kongnitif bermaksud memahami aktivitas perilaku manusia
seperti perhatian,rekognisi,pembuatan keputusan ,pemecahan masalah ,pengetahuan
konseptual,belajar,penalaran ,prinsip-prinsip dan mekanisme perkembangan
,intelegensi,interprestasi,artibusi,penilaian,memori dan imajinasi
(Bordwell,1989:feerick ,1995).[3]secara
lebih khusus ,konsep kongnitif mengacu pada tingkat aktivitas mental yang tidak
dapat di ubah begitu saja dalam menjalankan tindakan social dengan postulat
yang sesungguhnya ,seperti persepsi ,pikiran,intensi,perencanaan
,keterampilan,dan perencanaan (Bordwell,1989).
Konsep interaksionisme perkembangan
intelektual dan moral. piaget memandang perkembangan sebagai kelanjutan
genesa-embrio .proses perkembangan melalui stadium-stadium perkembangan di
pengaruhi bermacam-macam faktor ,termasuk
factor kematangan ,pengalaman ,transmisi social ,dan intraksi di antara semua factor tersebut .kematangan mengacu pada keadaan
biologis individu yang berineraksi dengan genetic dan keadaan lingkungan social
. factor kematangan juga berpengaruh
terhadap aspirasi dan intensitas indivudu dalam aktivitas belajar .kondisi
organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas kongnitif yang berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajsr .pengalaman hidup terhadap lingkungan sangat
penting bagi siswa .siswa membentuk rencana atau pola-pola hidup melalui
interaksi dengan lingkungan .pengalamn hidup sangat membantu siswa dalam
memahami pelajaran .seorang guru dianjurkan untuk meramu pelajaran dengan baik
berdasar perbedaan latar belakang pengalaman hidup siswa .maka gurub di
harapkan menyiapkan contoh konkret .bertukar
pengalaman dengan siswa dan/ atau menyerahkan
orang tua siswa dalam kegiatan belajar .piaget menyatakan bahwa
pengalaman social juga merupakan factor penting dalam perkembangan .tanpa
pengalaman social,manusia akan mengalami keterbatasan dalam memperoleh
pengetahuan .
Teori
kongnitif menekankan pentingnya interaksi resiprokal factor-faktor personal
termasuk cita-cita,harapan,kepercayaan dan kemampuan kongnitif dikembangkan dan
dimodifikasi melalui pengaruh factor social.[4] Piaget
juga mementingkan aktvitas spontan karena adanya kemampuan untuk
menyesuaikan diri (adaptasi)melalui
proses asimilasi dan akomodasi
.asimilasi berarty mendapatkan kesan-kesan baruberdasarkan pola penyesuaian
yang sudah ada.sedangkan akomodasi berarrty penyesuaian diri untuk dapat
bertindak sesuai dengan situasi baru .asimilasi dan akomodasi juga diperlukan
untuk membentuk keseimbangan dalam dunia ini melalui konsep saling memahami dan
pengertian satu sama lain .untuk meraih suatu keseimbangan manusia berusaha
untuk mengatur pengalaman hidup yang koheren melalui suatu rencana .organisasi
adalah suatu proses membentuk suatu proses rencana atau pola .rencana adalah
suatu sistem yang menjelaskan cara manusia berpikir tentang hidup .rencana di
bangun berdasar tahapan –tahapan dalam berpikir .dalam linkungan sekolah
,konseo, prinsip, dan prosedur setiap pemahaman harus di kolaborasikan agar
siswa dapat mempelajari dan mengenali sebuah rencana yang dapat mereka terapkan
dalam kehidupanya.
C.
Tugas-tugas
Perkembangan
Tugas-tugas
perkembangan yang dimaksud dapat berbentuk sebgai hal-hal tersebut:
1. Belajar
berjalan, hal ini terjadi ketika anak berada pada usia antara 9-15 bulan,
karena pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya sudah matang untuk
berjalan.
2. Belajar
makan-makanan padat, hal ini terjadi pada tahun kedua, karena pada usia ini
sistem alat pencernaan makanan dan alat pengunyah pada mulut sudah matang.
3. Belajar
berbicara, dengan mengeluarkan suara bermakna dan menyampaikannya kepada orang
lain dengan perantaraan suara tersebut.
4. Belajar
buang air kecil dan air besar, sebelum usia 4 tahun padaumumnya belum bisa
menahan ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum
sempurna.
5. Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin, melalui observasi yang dilakukan oleh anak
dapat membedakan dari fisik, tingkah laku, pakaian yang dipakai yang mencermin
adanya perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis, keadaan
jasmani anak sangat labil dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga anak
dengan cepat merasakan perubahan suhu sehingga temperatur tubuhnya berubah.
Sehingga untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi nak diperlukan waktu lima
tahun.
7. Pembentukan
konsep sederhana tentang realitas fisik dan sosial, pada mulanya dunia ini
merupakan hal yang sangat membingungkan bagi anak. Melalui pengamatan dan
pemahaman terhadap benda-benda dan orang sekitarnya anak mulai paham dan dapat
menyimpulkan suatu kedaan bahwa setiap benda dan orang yang berada disekitarnya
mempunyai ciri-ciri khusus.
8. Belajar
menciptakan hubungan dirinya secara emosional dengan orang tua, saudara Dan
orang lain , anak mengadakan hubungan dengan orang disekitarnya menggunakan
berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dang menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh
dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain sedikit banyak
akan menentukan sikapnya dikemudian hari.
9. Belajar
mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati, anak
kecil dikuasai oleh hedonism naif, dimana
kenikmatan dinggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk. Apaabila
anak bertambah besar harus belajar baik dan buruk, benar dan salah.
Sama halnya seperti pola atau arah
perkembangan, maka tugas-tugas perkembanganpun memiliki arahan yang sama, yaitu
menaik. Dari tugas perkembanganpun memiliki arah yang sama, yaitu menaik. Dari
tugas perkembangan yang sederhana menuju tugas perkembangan yang sulit.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Teori Psikodinamika Sigmund Frued lebih
dikenal dengan istilah teori Psikoanalititik. Konsep ini memiliki kesamaan
dengan konsep belajar sosial. Frued sebagai konseptor psikoanalitik, memandang
bahwa seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuatan (energi) biologik,
yaitu libido dan nafsu mati.
2.
Teori
ini sering pula disebut teori
perkembangan kongnitif piaget.jean piaget (1896-1980),lahir di Neuchatel
,Switzerland.latar belakang kehidupanmasa kecil nya ditandai dengan karakteristik yang cerdas ,energik
,simpatik ,mudah bergaul, serius bekerja,tetapi memiliki tempramen neurotik
.ketika keluarganya bergolak karena pengalaman neourotik tersebut ,maka
timbulah minat piaget untuk mempelajri konsep psikonalitik .
B.
SARAN
·
Untuk menerapkan teori sebaiknya harus
melihat konteks penerapanannya.
·
Saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Daftar Pustaka
Thalib, Syamsul Bachri.
2010. Psikologi pendidikan berbasis
analisis empiris aplikatif. Jakarta:kencana.
Yusuf LN, Syamsu & Juantika Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian. Rosda karya : Bandung
Santrock, John.W. 2007. Perkembangan Anak. Erlangga : Jakarta
Susanto, Ahmad. 2011.
Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:kencana
[1]
Syamsul
Bachri Thali, Psikologi pendidikan
berbasis analisis empiris aplikatif (Jakarta:kencana, 2010), hlm.17
[4]
Hlm. 80
No comments:
Post a Comment