1

loading...

Tuesday, December 4, 2018

MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK


MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK 1’’Teori-Teori Psikologi Perkembangan”


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kumpulan fakta yang diikat oleh suatu hukum tertentu akan menjadi pandangan yang berlaku umum kemudian disebut sebagai teori. Suatu teori harus memenuhi syarat-syarat formal (Miller,1989) yaitu:
1.      Teori harus masuk akal (logis); didalamnya konsisten artinya tidak ada pernyataan-pernyataan yang saliong bertentangan.
2.      Teori secara empiris harus masuk akal; artinya tidak ada pengamatan ilmiah yang saling berlawanan.
3.      Teori harus diuji dan bersifat hemat; artinya sedapat mungkin terdiri dari beberapa konstruk, proposisi.
4.      Teori harus mempunyai cakupan ilmu yang cukup luas dan mampu mengintegrasikan peneliti terdahulu.
Sebuah teori merupakan kumpulan ide yang logis dan saling berhubungan yang membantu memberi penjelasan dan membuat prediksi.

Sebagai salah satu bidang dari psikologi dan sebagai ilmu, psikologi perkembangan memiliki teori-teori  yang ada sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami perubahan tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu atau zaman.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Yang Dimaksud Teori Psikodinamika?
2.      Apa ItuTeori Interaksionisme?
3.      Apa SajaTugas-tugas Perkembangan?

C.  Tujuan
      1.  Agar dapat mengetahui pengertian teoro psikodinamika
      2.  Agar dapat mengetahui apa itu teori interaksionisme
      3.  Agar dapat mengetahui apa saja tugas-tugas perkembangan


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Psikodinamika
            Teori Psikodinamika Sigmund Frued lebih dikenal dengan istilah teori Psikoanalititik. Konsep ini memiliki kesamaan dengan konsep belajar sosial. Frued sebagai konseptor psikoanalitik, memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuatan (energi) biologik, yaitu libido dan nafsu mati.[1] Kedua kekuatan itu menguasai semua orang, melalui proses konsentrasi energi psikis terhadap suatu objek atau suatu person spesifik. Struktur anak pada waktu dilahirkan adalah das es yang mendorong anak untuk memuaskan nafsu-nafsunya. Das es dalam perkembangannya karena pengaruh lingkungan, menimbulkan struktur das ich (aku) yang berfungsi sebagai penentu diri terhadap dunia luar maupun terhadap das es sesuai dengan realita. Kemudian karena pengaruh lingkungan pula, termasuk orang tua, terbentuklah das uber ich yang berfungsi mengatur perilaku das ich, dan tuntunan-tuntunan yang bersumber dari das es. Apabila das ich tidak berhasil mengkompromikan tuntunan das es dan uber ich, maka nafsu-nafsu yang berasal dari das es ditekan secara tidak sadar. Hal ini berarti bahwa nafsu-nafsu tadi tidak manifes, tetapi pengaruhnya mai ada secara laten. Eeorang dapat melakukan hal-hal tertentu yang tidak diketahuinya sendiri alasannya. Kebenaran konsep ini tidak dapat diuji secara empiris (Monkss, 2002).

B.     teori interaksionisme
Teori ini sering pula  disebut teori perkembangan kongnitif piaget.jean piaget (1896-1980),lahir di Neuchatel ,Switzerland.latar belakang kehidupanmasa kecil nya ditandai  dengan karakteristik yang cerdas ,energik ,simpatik ,mudah bergaul, serius bekerja,tetapi memiliki tempramen neurotic.[2] Ketika keluarganya bergolak karena pengalaman neourotik tersebut ,maka timbulah minat piaget untuk mempelajri konsep psikonalitik .sebelumnya ia menaruh perhatian pada bidang - bidang yang luas  ,termasuk mekanik,fauna,kelautan ,dan fosil-fosil .bahkan publikasinya yang pertama adalah artikel tentang burung pipit sebagai observasi pada suatu taman .kemudian konflik antara pengajaran religi dengan scienfic  yang ditekuni nya merangsang ia untuk menelaah ilmu –ilmu filsafat karya-karya filosofi kenamaan seperti Bergson ,kant,comte,Durckhim,William lames ,dan tokoh filsafat lainya .piaget kemudian menuliskan berbagai isu filsafat .(Miller,1993).
            Piaget melanjutkan studi formalnya pada tingkat doctoral pada bidang ilmu alam dengan tesis tentang kerang-kerangnya.kemudian sesudah mengujungi laboraturium psikologi di Zurich ,ia mulai mengeluti pekerjaanya pada laboraturium Alfred Binet di paris ,suatu laboraturim pencetus pertama tes itelegensi modern .piaget tidak setuju dengan penekanan binet bahwa inelegensi sifatnyatetap dan bersifat bawaan ,dan mulai menjelajahi proaes-proses berpikir tingkat tinggi .dia mulai konsepnya dengan melakukan observasi  secara intensif pada subjek kelompok kecil .dia lebih tertarik kepada bagaimana anak-anak bisa mencapai konklusi-konklusi daripada apakah jawaban - jawaban benar,selain menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan memeriksa nenar atau tidaknya jawaban – jawabn anak ,piaget meminta dan mengajak anak untuk menemukan logika di balik jawaban-jawabannya.melalui pengamatan-pengamatan yang sungguh-sungguh terhadap anak-anaknya dan juga terhadap anak-anak lainnya ,ia mulai mengkostruksi konsep-nya tentang perkembangan kongnitif .
            Menurut piaget ,perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari proses belajar yang merupakan kombinasi atau interaksi dari pembelajaran ,pengalaman dan kematangan .koseo kongnitif bermaksud memahami aktivitas perilaku manusia seperti perhatian,rekognisi,pembuatan keputusan ,pemecahan masalah ,pengetahuan konseptual,belajar,penalaran ,prinsip-prinsip dan mekanisme perkembangan ,intelegensi,interprestasi,artibusi,penilaian,memori dan imajinasi (Bordwell,1989:feerick ,1995).[3]secara lebih khusus ,konsep kongnitif mengacu pada tingkat aktivitas mental yang tidak dapat di ubah begitu saja dalam menjalankan tindakan social dengan postulat yang sesungguhnya ,seperti persepsi ,pikiran,intensi,perencanaan ,keterampilan,dan perencanaan (Bordwell,1989).
            Konsep interaksionisme perkembangan intelektual dan moral. piaget memandang perkembangan sebagai kelanjutan genesa-embrio .proses perkembangan melalui stadium-stadium perkembangan di pengaruhi bermacam-macam faktor  ,termasuk factor kematangan ,pengalaman ,transmisi social ,dan  intraksi di antara semua factor  tersebut .kematangan mengacu pada keadaan biologis individu yang berineraksi dengan genetic dan keadaan lingkungan social . factor kematangan  juga berpengaruh terhadap aspirasi dan intensitas indivudu dalam aktivitas belajar .kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas kongnitif yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajsr .pengalaman hidup terhadap lingkungan sangat penting bagi siswa .siswa membentuk rencana atau pola-pola hidup melalui interaksi dengan lingkungan .pengalamn hidup sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran .seorang guru dianjurkan untuk meramu pelajaran dengan baik berdasar perbedaan latar belakang pengalaman hidup siswa .maka gurub di
harapkan menyiapkan contoh konkret .bertukar pengalaman dengan siswa dan/ atau menyerahkan  orang tua siswa dalam kegiatan belajar .piaget menyatakan bahwa pengalaman social juga merupakan factor penting dalam perkembangan .tanpa pengalaman social,manusia akan mengalami keterbatasan dalam memperoleh pengetahuan .
            Teori kongnitif menekankan pentingnya interaksi resiprokal factor-faktor personal termasuk cita-cita,harapan,kepercayaan dan kemampuan kongnitif dikembangkan dan dimodifikasi melalui pengaruh factor social.[4] Piaget juga mementingkan aktvitas spontan karena adanya kemampuan untuk menyesuaikan  diri (adaptasi)melalui proses asimilasi  dan akomodasi .asimilasi berarty mendapatkan kesan-kesan baruberdasarkan pola penyesuaian yang sudah ada.sedangkan akomodasi berarrty penyesuaian diri untuk dapat bertindak sesuai dengan situasi baru .asimilasi dan akomodasi juga diperlukan untuk membentuk keseimbangan dalam dunia ini melalui konsep saling memahami dan pengertian satu sama lain .untuk meraih suatu keseimbangan manusia berusaha untuk mengatur pengalaman hidup yang koheren melalui suatu rencana .organisasi adalah suatu proses membentuk suatu proses rencana atau pola .rencana adalah suatu sistem yang menjelaskan cara manusia berpikir tentang hidup .rencana di bangun berdasar tahapan –tahapan dalam berpikir .dalam linkungan sekolah ,konseo, prinsip, dan prosedur setiap pemahaman harus di kolaborasikan agar siswa dapat mempelajari dan mengenali sebuah rencana yang dapat mereka terapkan dalam kehidupanya.
C.    Tugas-tugas Perkembangan
            Tugas-tugas perkembangan yang dimaksud dapat berbentuk sebgai hal-hal tersebut:
1.      Belajar berjalan, hal ini terjadi ketika anak berada pada usia antara 9-15 bulan, karena pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya sudah matang untuk berjalan.
2.      Belajar makan-makanan padat, hal ini terjadi pada tahun kedua, karena pada usia ini sistem alat pencernaan makanan dan alat pengunyah pada mulut sudah matang.
3.      Belajar berbicara, dengan mengeluarkan suara bermakna dan menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara tersebut.
4.      Belajar buang air kecil dan air besar, sebelum usia 4 tahun padaumumnya belum bisa menahan ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna.
5.      Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin, melalui observasi yang dilakukan oleh anak dapat membedakan dari fisik, tingkah laku, pakaian yang dipakai yang mencermin adanya perbedaan jenis kelamin.
6.      Mencapai  kestabilan jasmaniah fisiologis, keadaan jasmani anak sangat labil dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga anak dengan cepat merasakan perubahan suhu sehingga temperatur tubuhnya berubah. Sehingga untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi nak diperlukan waktu lima tahun.
7.      Pembentukan konsep sederhana tentang realitas fisik dan sosial, pada mulanya dunia ini merupakan hal yang sangat membingungkan bagi anak. Melalui pengamatan dan pemahaman terhadap benda-benda dan orang sekitarnya anak mulai paham dan dapat menyimpulkan suatu kedaan bahwa setiap benda dan orang yang berada disekitarnya mempunyai ciri-ciri khusus.
8.      Belajar menciptakan hubungan dirinya secara emosional dengan orang tua, saudara Dan orang lain , anak mengadakan hubungan dengan orang disekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dang menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain sedikit banyak akan menentukan sikapnya dikemudian hari.
9.      Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati, anak kecil dikuasai oleh hedonism naif, dimana kenikmatan dinggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk. Apaabila anak bertambah besar harus belajar baik dan buruk, benar dan salah.

            Sama halnya seperti pola atau arah perkembangan, maka tugas-tugas perkembanganpun memiliki arahan yang sama, yaitu menaik. Dari tugas perkembanganpun memiliki arah yang sama, yaitu menaik. Dari tugas perkembangan yang sederhana menuju tugas perkembangan yang sulit.[5]


BAB III
PENUTUP 

A.    KESIMPULAN 
1.              Teori Psikodinamika Sigmund Frued lebih dikenal dengan istilah teori Psikoanalititik. Konsep ini memiliki kesamaan dengan konsep belajar sosial. Frued sebagai konseptor psikoanalitik, memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuatan (energi) biologik, yaitu libido dan nafsu mati.
2.              Teori ini sering pula  disebut teori perkembangan kongnitif piaget.jean piaget (1896-1980),lahir di Neuchatel ,Switzerland.latar belakang kehidupanmasa kecil nya ditandai  dengan karakteristik yang cerdas ,energik ,simpatik ,mudah bergaul, serius bekerja,tetapi memiliki tempramen neurotik .ketika keluarganya bergolak karena pengalaman neourotik tersebut ,maka timbulah minat piaget untuk mempelajri konsep psikonalitik .

B.     SARAN
·         Untuk menerapkan teori sebaiknya harus melihat konteks penerapanannya.
·         Saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Daftar Pustaka

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif.       Jakarta:kencana.
Yusuf LN, Syamsu & Juantika Nurihsan. 2007. Teori Kepribadian. Rosda karya : Bandung
Santrock, John.W. 2007. Perkembangan Anak. Erlangga : Jakarta
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:kencana



[1] Syamsul Bachri Thali, Psikologi pendidikan berbasis analisis empiris aplikatif (Jakarta:kencana, 2010), hlm.17
[2] Nurihsan, DKK.  Teori Kepribadian (Rosda karya:Bandung 2007), hlm.59

[3] John, dkk,  Perkembangan Anak (Erlangga : Jakarta,2007), hlm. 79

[4] Hlm. 80
[5] Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta:kencana, 2011), hlm: 43


No comments:

Post a Comment