MAKALAH PRANATA SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika
perjalanan pulang kuliah, perut terasa lapar, apa yang kita lakukan?. Mungkin
kita akan mampir ke restotan atau kita akan menahan lapar hingga sampai di
rumah. Tentunya ada beberapa hal yang dipertimbangkan jika makan di
restoran atau makan di rumah. Misalnya, jika kita makan di restoran, tentunya
harus membayar sejumlah uang apa yang telah dimakan pada restoran tersebut.
Namun, jika makan di rumah, tentunya tidak perlu membayar apa yang telah
dimakan di rumah.
Peristiwa
tersebut sekilas sangat sederhana. Namun, jika dikaji lebih jauh, banyak hal
yang dapat dipelajari. Ketika kita makan di restoran, berati kita sedang
berhubungan dengan sebuah pranata. Oleh karena itu, kita harus mematuhi
aturan-aturan yang terdapat dalam pranata tersebut. Salah satunya adalah kita
harus membayar apa yang telah dimakan. Sementara itu, jika kita makan di rumah,
berarti kamu berhubungan dengan keluarga. Tentunya yang dipakai adalah
aturan-aturan atau fungsi dan tujuan yang ada dalam pranata keluarga tersebut.
Dari contoh
peristiwa tersebut, dapatkah kita menyimpulkan pengertian pranata sosial?. Oleh
karena itu untuk membahasnya lebih lanjut mengenai pranata sosial. Pada Makalah
ini, kita akan membahas tentang : Pengertian Pranata
Sosial, Perbedaan Pranata Sosial dengan Lembaga Sosial, Ciri-Ciri Pranata
Sosial, Tipe-Tipe Pranata Sosial, Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial, Macam-Macam
Pranata Sosial, dan Hubungan Pranata Sosial dengan Geografi.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pranata
sosial.
2. Mengetahui perbedaan pranta
sosial dengan institusi sosial.
3. Mengetahui tujuan dan
fungsi pranata sosial.
4. Mengetahui tipe dan macam
pranata sosial di dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pranata Sosial
Pranata sosial
berasal dari istilah bahasa Inggris social institution. Istilah-istilah lain
pranata sosial ialah lembaga sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang
digunakan berbeda-beda, tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur
yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
Pranata juga
berasal dari bahasa latin instituere yang berarti mendirikan. Kata bendanya
adalah institution yang berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution
diartikan institusi (pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalah sistem
norma atau aturan yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah
seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata
termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata
termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan
seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Menurut
Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering dikacaukan pengertiannya.
Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah institute. Padahal kedua
istilah itu memiliki makna yang berbeda.
Menurut Horton
dan Hunt (1987), pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain,
pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi
kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh karena itu, ada tiga kata kunci di dalam
setiap pembahasan mengenai pranata sosial yaitu:
a.
Nilai dan norma.
b.
Pola perilaku yang dibakukan atau
yang disebut prosedur umum.
c.
Sistem hubungan, yakni jaringan
peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai
dengan prosedur umum yang berlaku.
Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud
dengan pranata-pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang
memungkinkan warga masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya
bukan merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik
unsur-unsur yang terdapat didalamnya selalu dapat dilihat dan diamati.
Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai
perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional,
artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana
pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau
konstruksi pikir.
Unsur-unsur
dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi
kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan
tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau
konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang
terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering
disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.
Herkovits,
mengatakan bahwa pranata sosial itu tidak lain adalah wujud dari respon-respon
yang diformulasikan dan disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup (1952:
229 dalam Harsojo, 1967 : 157). Hetzler (1929 : 67/68 dalam Harsojo, 1967 :
157) secara lebih rinci mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep
yang kompleks dan sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan
antara manusia tertentu yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena
dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan elementer individual, kebutuhan-kebutuhan
social yang wajib atau dipenuhinya tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep
itu berbentuk keharusan-keharusan dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara
individual paranta sosial itu mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang
dikondisikan oleh individu di dalam kelompok, dan secara sosial pranata sosial
itu merupakan suatu struktur. Kemudian Elwood (1925 : 90-91 dalam Harsojo, 1967
: 157), pranata sosial itu dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan
dalam kehidupan bersama yang mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan
dibentuk oleh kewibawaan masyarakat. Pranata sosial yang penting adalah hak
milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem kekerabatan, dan edukasi
(harsojo, 1967 : 158).
B.
Perbedaan
Pranata Sosial dengan Lembaga Sosial
Institution
(pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas
masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga) adalah badan
atau organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat
dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya
KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara
anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa
sehari-hari kita sebut “aturan main/cara main”. Jadi peranan pranata sosial
sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata
sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata
perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di
Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak
orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret, sedangkan
pranata sosial bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan.
Pranata adalah
seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata
termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata
termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan
seperangkat aturan, bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata adalah lembaga.
Untuk jelasnya lihat tabel berikut ini :
Pranata dan Lembaga
No.
|
Kegiatan dan
Kebutuhan
|
Pranata
|
Lembaga
|
1.
2.
3.
|
Makanan,
pakaian, perumahan
Peran serta
politik
Pengembangan
keturunan
|
Perdagangan
Pemilihan
umum
Pernikahan
|
Keluarga
Abimanyu
Komisi
Pemilihan Umum
KUA, Catatan
Sipil, Gereja
|
C.
Ciri-Ciri
Pranata Sosial
Menurut John
Levis Gillin dan John Phillpe Gillin ciri umum pranata sosial adalah sebagai
berikut :
·
Pranata sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku
yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas adat
istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang secara
langsung atau tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.
·
Hampir semua pranata sosial mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu
sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan norma yang sudah sewajarnya harus
dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan,
baru akan menjadi bagian pranata sosial setelah melewati waktu yang sangat
lama.
·
Pranata sosial mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
·
Pranata sosial mempunyai alat
perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
·
Panata sosial biasanya memiliki
lambang-lambang tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsinya.
·
Pranata sosial mempunyai suatu
tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang
bersangkutan dalam menjalankan fungsinya. Tradisi tersebut merumuskan tujuan
dan tata tertib yang berlaku.
D.
Tipe-Tipe
Pranata Sosial
Dalam
kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial, dimana satu dengan
yang lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan
tertentu. Persamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain
bertujuan untuk mengatur pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu
terdiri dari seperangkat kaidah dan pranata sosial. Sedangkan perbedaannya,
seperti dikemukakan oleh J.L. Gillin dan J. P. Gillin (1954), bahwa pranata
sosial itu diantaranya dapat diklasifikasikan menurut:
1.
Dari Sudut Perkembangan
Dari sudut
perkembangannya dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
·
Crescive institutions, pranata
sosial yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat sehingga
disebut juga pranata yang paling primer. Contoh : pranata hak milik,
perkawinan, dan agama.
·
Enacted institutions, pranata
sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh :
pranata utang-piutang dan pranata pendidikan.
2.
Dari Sudut Sistem Nilai yang
Diterima oleh Masyarakat
Dari sudut
sistem nilai yang diterima oleh masyarakat dikenal 2 macam pranata social yaitu
:
·
Basic institutions, pranata sosial
yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
misalnya keluarga, sekolah, dan Negara.
·
Subsidiary institutions, pranata
sosial yang berkaitan dengan hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting,
misalnya rekreasi.
3.
Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
Dari sudut
penerimaan masyarakat dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
·
Aproved dan Sanctioned
institutions, pranata sosial yang diterima oleh masyarakat, seperti sekolah dan
perdagangan.
·
Unsantioned institutions, pranata
sosial yang ditolak oleh masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu
memberantasnya, misalnya pemerasan, kejahatan, dan pencolongan.
4.
Dari Sudut Penyebaran
General
institutions, pranata sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia.
Misalnya : pranata agama, HAM.
Restructed
institutions, pranata sosial yang hanya dikenal oleh sebagian masyarakat
tertentu, misalnya pranata Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dll.
5. Dari Sudut
Fungsi
Operative
institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan,
misalnya pranata industri.
Regulative
institutions, pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata
kelakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata hukum seperti kejaksaan
dan pengadilan.
E.
Tujuan dan
Fungsi Pranata Sosial
Secara umum, tujuan utama diciptakannya
pranata sosial yaitu untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat
terpenuhi secara memadai, dan untuk mengatur agar kehidupan sosial warga
masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku. Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus
memelihara anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah
harus mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya
pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda
karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif
terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin
lama semakin banyak.
Untuk
mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata sosial didalam
masyarakat harus dilaksanakan dengan fungsi-fungsi berikut :
·
Memberi pedoman pada anggota
masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap didalam usaha untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya.
·
Menjaga keutuhan masyarakat dari
ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
·
Berfungsi untuk memberikan pegangan
dalam mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).
F.
Macam-Macam
Pranata Sosial
1.
Pranata Keluarga
Keluarga
merupakan unit masyarakat yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga
mempunyai banyak fungsi penting yaitu :
·
Fungsi Reproduksi : Keluarga
merupakan lembaga yang fungsinya mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
Dalam masyarakat yang beradab, keluarga adalah satu-satunya tempat untuk tujuan
itu. Berlangsungnya fungsi reproduksi berkaitan erat dengan aktivitas seksual
laki-laki dan wanita. Dengan berkeluarga, manusia dapat melanjutkan keturunan
secara tepat, wajar, dan teratur di lihat dari segi moral, cultural, sosial,
dan kesehatan.
·
Fungsi Afeksi : Salah satu
kebutuhan manusia adalah kasih saying atau rasa saling mencintai. Apabila
kebutuhan kasih sayang tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan gangguan emosional,
masalah perilaku, dan kesehatan fisik.
·
Fungsi Sosialisasi : Keluarga
merupakan tempat sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak sehingga kelak
dapat berperan dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media sosialisasi
kelompok primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah perkembangan
kepribadian dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok
atau media sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar kepribadian anak
sudah tertanam secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah terarah dengan baik
melalui keluarga.
·
Fungsi Ekonomi : Keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga, semua anggota keluarga melakukan kerja sama. Pada umumnya,
seorang suami melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
keluarga, sedangkan isteri berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga.
2.
Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang menangani masalah kesejahteraan
materiil, yang mengatur kegiatan atau cara berproduksi, distribusi, dan
konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup masyarakat
agar semua lapisan masyarakat mendapatkan bagian yang semestinya. Fungsi
pranata ekonomi yaitu :
·
Memelihara ketertiban,
·
Mencapai consensus,
·
Meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin.
Contoh dari Pranata Ekonomi adalah , bertani, industri, bank, koperasi
dan sebagainya.
3.
Pranata Politik
Pranata
Politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk
mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk memilih pemimpin yang wibawa.
Fungsi pranata politik yaitu :
·
Melaksanakan undang-undang yang
telah disahkan,
·
Melembagakan norma melalui
undang-undang yang dibuat oleh lembaga legislatif,
·
Menyelesaikan masalah-masalah yang
terjadi diantara warga masyarakat, dll.
Contoh Pranata
politik adalah seperti sistem hukum, sistem kekuasaan, partai,wewenang,
pemerintahan.
4.
Pranata Pendidikan
Tujuan pranata
pendidikan ialah memberikan ilmu pengetahuan, pendidikan sikap, dan melatih
keterampilan kepada warga agar seseorang dapat mandiri dalam mencari
penghasilan. Contohnya seperti Kegiatan Belajar Mengajar, sistem pengetahuan,
aturan, kursus, pendidikan keluarga, ngaji.
5.
Pranata Kepercayaan/Agama
Fungsi pokok pranata agama adalah memberikan pedoman bagi manusia untuk
berhubungan dengan Tuhannya dan memberikan dasar perilaku yang ajeg dalam
masyarakat. Contohnya seperti upacara semedi, tapa, zakat, infak, haji dan
ibadah lainnya.
6. Pranata Kesenian
Fungsi Pranata Kesenian adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia akan keindahan, contohnya seperti seni suara, seni lukis, seni
patung, seni drama, dan sebagainya.
7.
Hubungan Antarpranata
Dalam
masyarakat terdapat bermacam-macam pranata sosial yang saling berhubungan.
Contohnya dalam masyarakat Jakarta merupakan suatu tatanan yang terdiri dari
berbagai pranata sosial yang saling berkaitan, antara lain pranata keluarga,
pranata pendidikan, pranata politik, pranata agama, dll.
8.
Pranata Total
Masyarakat
merupakan tatanan pranata sosial. Kehidipan dalam masyarakat berarti adanya
kesempatan berpindah dari satu pranata ke pranata lain. Warga masyarakat
mengalami perpindahan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kehidupan siswa SMA
biasanya sejak pagi hingga malam hari ditandai oleh perpindahan tsb. Pagi hari
ketika bangun tidur siswa tsb berada dalam pranata keluarga. Norma-norma yang
mengatur, cara berpikir, bertindak, dan berperasaan bersumber pada pranata
keluarga. Kemudian pindah ke pranata pendidikan dan rekreasi. Begitu seterusnya
sampai pulang ke rumah.
9.
Pranata Dominan
Pranata
dominan merupakan pranata sosial yang menuntut loyalitas penuh dari orang-orang
yang berada dibawah naungannya. Contohnya militer dan pranata sekte keagamaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Dalam
kesimpulan disini yang ingin disampaikan adalah bahwa sebuah pranata sosial
memberikan makna kepada kita bentuknya yang abstrak yang tidak dapat dilihat,
akan tetapi mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi tingkah laku kita khususnya
tindakan-tindakan yang harus dilakukan berdasar pada aktivitas yang
mengikatnya.
Pranata
sosial yang ada di masyarakat pada prinsipnya adalah mengacu pada kebudayaan
yang dipedomaninya, sehingga ketika terjadi suatu perubahan pada tingkah laku
nyata yang terlihat maka biasanya aturan dalam pranata sosial dapat
menetralisirnya, akan tetapi terkadang perubahan dapat juga terjadi ketika
muncul hubungan antar budaya yang berbeda.
Di
dalam pranata sosial kita dapat menganalisa adanya masalah-masalah sosial
dengan cara menganalisa modal sosial yang ada pada masyarakat, dan modal sosial
ini pada dasarnya terletak pada masing-masing pranata sosial yang berlaku di
masyarakat. Kadang-kadang kita sering dikacaukan antara istilah pranata sosial
dengan lembaga sosial. Akan tetapi pada dasarnya bila kita mengacu pada lembaga
artinya suatu bentuk pranata sosial yang bersifat resmi dan mempunyai struktur
yang jelas serta tertulis.
Seperti
apabila kita mengatakan sebuah pranata sosial pendidikan maka di dalamnya
terdapat lembaga-lembaga pendidikan, seperti Sekolah Dasar (SD), Universitas
Negeri Jakarta (UNJ), Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), dan sebagainya.
Kesemuanya tersebut merupakan wadah bagi terlaksananya pranata pendidikan suatu
masyarakat; sehingga dapat dikatakan bahwa pranata sosial pendidikan mempunyai
arti yang lebih luas dan abstrak, di dalam pranata sosial pendidikan maka di
dalamnya terdapat proses sosialisasi, status dan peran yang ada, sedangkan
lembaga pendidikan akan tampak wujud fisik serta aturan-aturan yang jelas
tertulis.
Akhirnya
sebuah masyarakat akan mempunyai banyak sekali pranata sosial yang menjelaskan
makna dari norma, nilai, pengetahuan serta aturan yang ada dalam kebudayaan
masyarakat yang ada, karena pranata sosial merupakan sebuah perangkat pedoman
dalam aktivitas khusus manusia sebagai anggota masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahid, Idat, dkk.
2003. Pranata Sosial Dalam Masyarakat Sunda. Jakarta : Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto, Soerjono.
1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
No comments:
Post a Comment