1

loading...

Friday, April 19, 2019

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


MAKALAH KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 
BAB I
                                                           PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam rangka berlangsungnya suatu pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, modeling, demonstrasi, Membangun Kolaborasi, keterampilan memberikan variasi, Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar ini diambil dari berbagai sumber dimana bahan ini digunakan untuk para mahasiswa yang melakukan praktek mengajar di sekolah sebelum dia bekerja sepenuhnya sebagai seorang guru. Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan- keterampilan yang sangat mendasar ini.
 Pada proses pembelajaran dimana guru diharapkan menjadi sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar, dengan pembelajaran yang lebih realistis dan aplikatif khususnya bidang pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Oleh karena itu, perluh diperhatikan materi keterampilan dasar pembelajaran sebagai dasar seorang guru melaksanakan kewajibanya  dan untuk lebih memudahkan tercapainya keberhasilan proses pembelajaran yang diinginkan. 
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterampilan dasar mengajar?
2.  Apa saja manfaat keterampilan dasar mengajar?
3. Apa saja jenis-jenis keterampilan dasar mengajar?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui apa pengertian keterampilan dasar mengajar
2. untuk mengetahui apa saja manfaat keterampilan dasar mengajar
3. untuk mengetahui apa saja jenis-jenis keterampilan dasar mengajar
D. Manfaat Penulisan
1. Makalah ini bermanfaat untuk pendidik menambah wawasan mengenai keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran tematik.
2. Makalah ini bermanfaat untuk peserta didik dalam memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran dan proses serta hasil belajar yang telah dilaluinya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif dan efisien. Dengan demikian, keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Manfaat Keterampilan belajar adaalah membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran dan keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar
Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan yaitu sebagai berikut: Keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, modeling, demonstrasi, membangun kolaborasi, keterampilan memberi penguatan, memberikan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif dan efisien. Dengan demikian, keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;
1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan
2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.[1]

B. Manfaat keterampilan dasar mengajar
Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk: [2]
1.    Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran
2.    Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
3.    Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan
4.    Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan tema yang akan dipelajari
Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk:
1.    Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya
2.    Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu
3.    Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya

C. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar tersebut adalah sebagai berikut:[3]
1. Keterampilan Bertanya
a. Pengertian keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.
b. Tujuan keterampilan bertanya :
1)   Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
2)   Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
3)   Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
4)   Melatih peserta didik berfikir divergen dalam  mencapai tujuan belajar
c. Jenis-jenis pertanyaan
1)   Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
2)   Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
3)   Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
4)   Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
5)   Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
6)   Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
d. Prinsip-prinsip bertanya
1)   Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
2)   Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
3)   Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
4)   Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
5)   Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
6)   Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question.
e. Teknik-teknik dalam bertanya
1)   Tekhnik menunggu
2)   Tekhnik menguatkan kembali
3)   Tekhnik menuntun dan menggali
4)   Tekhnik mekacak

2. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
b. Prinsip-prinsip menjelaskan
1)   Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
2)   Penjelasan harus diselingi tanya jawab
3)   Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
4)   Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
5)   Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
6)   Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan

c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
1)   Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
2)   Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
3)   Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
4)   Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
5)   Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan.

3. Modeling
Dalam modeling guru mengajar dengan bantuan model-model.  Model-model dapat merupakan alat peraga dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, peta, dena. Atau alat peraga tiga dimensi seperti globe atau bola dunia, boneka dalam pembelajaran matematika.
Penggunaan metode sangat penting, misalnya: menggunakan boneka atau boneka dari karet yang diberi pemberat bagian bawahnya sehingga lentur dan jika ditekan, dipukul, ditendang, didorong dan sebagainya akan kembali keposisi semula, serta manusia model misalnya orang yang berperan sebagai badut. Intinya model bukan benda sesungguhnya tetapi mirip atau menyerupainya.
4. Demonstrasi
            Demonstrasi artinya guru menunjukkan prilaku dan sifat-sifat sesuatu, mencoba sesuatu dihadapan siswa tanpa ada keharusan bagi siswa untuk mencobanya sendiri. Demostrasi dapat dilakukan guru didalam kelas, didalam laboratorium atau bahkan diluar kelas, dan dibawah udara terbuka, di taman, kebun dan lain sebagainya. Demonstrasi dapat dilakukan dengan atau tanpa alat peraga.
            Demonstrasi dengan alat peraga banyak sekali macamnya, sedangkan demonstrasi tanpa alat peraga biasanya menggunakan bahasa tubuh atau gerakan tubuh tertentu. Misalnya, guru mendemonstrasikan cara bernapas yang baik, guru menunjukkan berbagai latihan fisik untuk merangsang kesegaran otak.
5. Membangun Kolaborasi
Kolaborasi dalam kelompok kecil terbukti sebagai cara pembelajaran paling efektif. Kolaborasi akan efektif jika ruang kelas di tata sedemikian rupa sehingga tidak menggambarkan situasi klasikal, tetapi dapat berbentuk setenagh lingkaran hurup U, kelompok tatap muka, double setengah lingkaran dan lain sebagainya. Intinya ciptakan suasana ineteraktif, siswa aktif dan komunikasi walau memliki kemiripan dan berbeda dengan kooperatif.

6. Keterampilan Memberi Penguatan
a. Pegertian keterampilan memberi penguatan
Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1)   Menimbulkan perhatian peserta didik
2)   Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
3)   Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
4)   Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5)   Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
c. Jenis-jenis penguatan
1)   Penguatan Verbal
2)   Penguatan Gestural
3)   Penguatan dengan cara mendekatinya
4)   Penguatan dengan cara sambutan
5)   Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
6)   Penguatan berupa tanda atau benda
d. Prinsip-prinsip penguatan
1)   Dilakukan dengan hangat dan semangat
2)   Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3)   Berdampak terhadap perilaku positif
4)   Dapat bersifat pribadi atau kelompok
5)   Hindari penggunaan respon negative
7.   Memberikan Variasi
Variasi ini dapat dilakukan melalui enam cara sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
a.    Variasi suara. Variasi suara dapat dilakukan seperti perubahan nada suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih.
b.    Memusatkan perhatian. Pemusatan dengan lisan diikuti dengan syarat seperti menunjuk pada gambar yang tergantung di dinding atau papan tulis dan sebagainya. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek kunci guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya: “perhatikan baik-baik”, “jangan lupa ini dicatan baik-baik”, dan sebagainnya.
c.    Membuatan kesenyapan sejenak. Kesenyapan adalah suatu keadaan atau diam secara tiba-tiba ditengah-tengah kegiatan pembelajaran atau saat menerangkan sesuatu. Kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Kesenyapan ada untuk memberi waktu berfikir, supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.
d.   Mengadakan kontak. Saat guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya pandangan guru menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata siswa untuk menunjukkan hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi (seperti membesarkan mata tanda tercengang), atau dapat juga digunakan untuk mengetahui pengertian dan pemahaman siswa.
e.    Variasi gerakan badan dan mimik. Suatu gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi yang disampaikan, dan hal itu tidak boleh terlalu berlebihan. Begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah yang merupakan alat komunikasi yang kuat. Misalnya: memasang ekspresi wajah yang penuh semangat, ceria dan mendukung suasana belajar yang kondusif agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan.
f.     Mengubah posisi dengan gerak. Perpindahan posisi, selain bermanfaat bagi guru agar tidak jenuh, juga agar perhatian siswa tidak monoton. Sebaiknya pergerakan atau perpindahan posisi guru didasarkan pada tujuan, misalnya karena sebwlah kanan kelas terdapat siswa yang ribut, maka dengan perpindahan posisi guru kesebelah kanan dapat mengurangi atau menghentikan kegaduhan siswa.
Setiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang sama, baik pendengaran maupn penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak dan senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan media yang dimiliki setiap anak didik, misalnya guru dapat menulis di papan tullis, dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indera anak didik.
1)   Variasi media pandang (visual).
penggunaan media pandang memiliki keuntungan sebagai berikut: 1) Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respons yang kurang bermanfaat; 2) Memiliki perhatian anak didik secara potensial pada tingkat yang tinggi; 3) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik; 4) Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film; 5) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain; 6) Memberi frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar.
2)   Variasi media dengar (audio).
Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandang dan media taktil. Ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai diantaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahakan rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevan dengan pelajaran.
3)   Variasi alat yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids). Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi, karena melibatkan semua indera yang dimiliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar mengajar. Media yang termasuk AVA ini misalnya film, televisi, radio,slide projector.
4)   Variasi alat yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan mampu menarik perhatian siswa, dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun kelompok. Misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka.
8.   Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
a. Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
b. Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah :
1)   Keterampilan dalam pendekatan pribadi
2)   Keterampilan dalam mengorganisasi
3)   Keterampilan dalam membimbing belajar
4)   Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif dan efisien. Dengan demikian, keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
Berikut keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, modeling, demonstrasi, Membangun Kolaborasi, keterampilan memberikan variasi, Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan.

B. Saran
Pada kenyataannya saat ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan- keterampilan yang sangat mendasar ini. Maka saran dari kami seorang guru haruslah memiliki keterampilan dalam mengajar agar para peserta didik dapat memahami pembelajaran dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.
Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran.  Surabaya: Rosda.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.




 

No comments:

Post a Comment