MAKALAH POPULASI
A.
Populasi
1.
Defenisi
populasi
Populasi merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat
perhatian dan menjadi sumber data penelitian.Populasi adalah
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam
penelitian.
Populasi di sini
maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda
alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek
atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat
yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa
digunakan sebagai populasi, karena satu orang tersebut memiliki berbagai
karakteristik, misalnya seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain
sebagainya.
Berikut ini adalah contoh suatu
populasi:
a.
Populasi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad).
b.
Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta).
c.
Populasi Mahasiswa Agroteknologi, Faperta, Unpad.
d.
Populasi Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta,
Unpad.
e.
Populasi Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009,
Faperta, Unpad.
f.
Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu
produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut.
g.
Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”,
maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut.
h.
Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A”
maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen“A”.
2.
Jenis Jenis populasi
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi
terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga).
a.
Populasi
Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b.
Populasi
Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
a)
Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b)
Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
c.
Populasi berdasarkan keadaannya
Populasi Homogen: populasi dikatakan homogen apabila
unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif
seragam satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang
eksakta, misalnya air, larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis
tidaknya secangkir kopi, cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut.
Setetes cairan kopi sudah bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi
tersebut.
Populasi Heterogen: populasi dikatakan heterogen
apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang
relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini banyak ditemukan
dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita
ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan 2009 (berarti rata-rata
dari semua Fakultas).
d.
Populasi berdasarkan ukurannya
Populasi terhingga: populasi
dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat diperkirakan atau
diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara
kuantitatif, misalnya:
1)
Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009,
Faperta, Unpad
2)
Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
3)
Panjang ikan di sebuah danau
Populasi tak hingga: populasi dikatakan tak
hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat diperkirakan atau tidak
dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain, batas-batasnya tidak dapat
ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
1)
Air di lautan
2)
Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
3)
Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
4)
Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
3.
Cara menentukan populasi
Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah
sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin
banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat
digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada
jenis penelitiannya.
1. Jika penelitiannya bersifat
deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi
2. Jika penelitianya korelasional,
sampel minimunya adalah 30 subjek
3. Apabila penelitian kausal
perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group
4. Apabila penelitian eksperimental,
sampel minimumnya adalah 15 subjek per group
Tidak
jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan beberapa
panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :
1. Ukuran sampel lebih dari 30
dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam
subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum
30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian mutivariate
(termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar
dari jumlah variabel dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental
sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah
mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
Slovin
(1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N
= n/N(d)2 + 1
n
= sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya,
jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N
= 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Frankel
dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
1. Penelitian deskriptif sebanyak 100
2. Penelitian korelasional sebanyak 50
3. Penelitian kausal-perbandingan
sebanyak 30/group
4. Penelitian eksperimental sebanyak
30/15 per group
Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang
diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau
5x jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah
20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100
Arikunto Suharsimi (2005) memberikan pendapat sebagai
berikut : “..jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka
mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah
anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam
pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah
itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan
pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai
dengan kemampuan peneliti.
B.
Sampel
1.
Defenisi Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang
dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki
populasi.Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi
yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di
populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya,
tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang
diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus
betul-betul representatif atau dapat mewakili.
Dari definisi tersebut jelas bahwa
sampel yang kita ambil digunakan untuk menggambarkan karakteristik suatu
populasi, atau dengan kata lain, sampel digunakan untuk menggeneralisasi suatu
populasi. Dengan demikian, sampel harus betul-betul bersifat
representatif sehingga dapat mewakili dan mencerminkan karakteristik populasi
dari mana sampel itu diambil.
Seorang peneliti jarang mengamati
keseluruhan populasi karena:
a.
Biaya terlalu tinggi
b.
Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak
mungkin seluruh elemen diteliti
c.
Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya
manusia
d.
Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa
berubah dari waktu ke waktu
Ada tiga keuntungan utama
pengambilan sampel, yaitu:
a.
Biaya lebih rendah
b.
Pengumpulan data lebih cepat
c.
Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk
meningkatkan akurasi dan kualitas data karena kumpulan data lebih kecil
2.
Karakteristik Sampel Yang Baik
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan
sampel, yaitu representatif (dapat mewakili karakteristik populasi) dan besamya
memadai (Atherton. dan Clemmack, 1982 dalam Busnawir). Dikatakan representatif
apabila ciri-ciri sampel sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi.
Dengan sampel yang representatif, maka informasi yang dihasilkan relatif sama
dengan informasi yang dikandung populasinya. Sehingga kesimpulan dari hasil
penelitian sampel dapat berlaku bagi populasi. Sebagaimana yang dikemukakan
Vockel & Asher (1995) dalam Setyosari (2007:143), “the sample must be
representative of the population about which we wish to make generalizations”.
Ibnu, Dasna, dan Mukhadis (2003:64) menyebutkan beberapa
pertimbangan yang menentukan representatifnya suatu sampel adalah sebagai
berikut.
- Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang
memadai sehingga dapat menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar
sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan
penelitian. Penentuan jumlah sampel bergantung pada faktor variabilitas
populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, semakin sedikit
ukuran sampel yang dibutuhkan, dan sebaliknya.
- Penelitian yang baik adalah penelitian yang hasilnya
sangat akurat. Dengan hasil yang akurat dapat dirumuskan simpulan yang
akurat pula. Sehingga terdapat hubungan, semakin besar sampel, akan
semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan tentang
populasi.
- Kepadanan tenaga, kecukupan waktu, sarana teknis
penunjang, serta kecukupan logistik penunjang. Keterbatasan keadaan tersebut
dapat mempengaruhi besarnya sampel yang digunakan.
Selain bersifat representative, sampel dipersyaratkan
tidak mengandung bias. Sampel bersifat bias jika pemilihan sampel tidak
didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan sampel dengan unsur subyektivitas
dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias. Sebagai contoh: untuk meneliti
tingkat kesejahteraan masyarakat berdasarkan penghasilan rata-rata
perbulan yang hanya memberlakukan kalangan menengah ke atas dengan
subyektiviatas peneliti yang ingin menunjukkan bahwa masyarakat di daerah X
telah mencapai kesejahteraan yang baik. Bias juga dapat terjadi karena seleksi
yang keliru.
Dengan memenuhi syarat representative dan jumlah sampel
yang memadai akan meningkatkan validitas sampel terhadap populasi. Artinya,
sampel dapat mengukur apa yang seharusnya hendak diukur, dengan memiliki dua
sifat, yaitu tingkat akurasi dan presisi
yang tinggi, Tingkat akurasi yang tinggi diartikan sebagai tingkat ketidakadaan
bias dalam sampel. Sedangkan presisi mengacu
pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Kedua
hal ini akan diuraikan sebagai berikut.
1. Akurasi
atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan "bias"
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit
tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut.
Tolok ukur adanya "bias" atau tematic variance" yang
maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang
disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak
diketahui, yang menyobabkan skor cenderung mengarah
pada satu titik tertentu. Sebagai contoh,
jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu
perumahan, laiu yang dijadikan sampel adalah rumah yang
terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias.
Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil secara sistematis.
2. Presisi, yakni.terkait
dengan persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari populasi
sebanyak 100 sopir taxi yang diinterview diperoleh
rata-rata penghasilan mereka perhari Rp. 300.000.
Kemudian diambil sampel secara acak sebanyak 30 orang
(30% daripopulasi)
dan diperoleh rata-rata penghasilan mereka perhari
Rp. 295.000 rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa
ada selisih antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel sebesar Rp.5,000.
Selisih tersebut dapat dikatakan relatif kecil. Makin kecil tingkat perbedaan
di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Semakin kecil perbedaan di antara
simpangan baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan
baku dari populasi (Q), makin tinggi pula tingkat
presisinya.
3.
Ukuran Sampel
Besaran atau ukuran
sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan
yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, acuan umum
penelitian sosial memiliki maksimal tingkat kesalahan sebesar 5% (0,05).Makin
besar tingkat kesalahan maka makin kecil ukuran sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar sampel (semakin mendekati populasi) maka
semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil
jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.
Beberapa formula untuk
menentukan ukuran sampel seperti Tabel Isaac and Michael, Tabel Krejcie dan
Morgan, Formula Slovin, Formula Lemeshow, Cohran’s Formula atau lainnya
tersedia untuk menentukan besaran sampel yang dapat digunakan dalam penelitian.
Syarat Pengambilan Sampel Sampel dapat dikatakan
sebagai sampel yang representatif terhadap populasi manakala sampel tersebut:
a. Akurasi atau ketepatan Tingkat ketidakadaan bias atau
kekeliruan dalam sampel. Tolak ukur adanya biasa atau kekeliruan dalam sampel
adalah populasi. Oleh karena itu, agar sampel dapat memprediksi dengan baik
suatu populasi maka sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik
populasi.
b. Presisi Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana
estimasi kita dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku
Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel
dengan simpangan baku dari populasi, makin tinggi pula tingkat presisinya.
Ukuran Sampel
Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang harus digunakan ketika melakukan
kegiatan penelitian. Gay dan Diehl berpendapat bahwa sampel haruslah
sebesar-besarnya. Hal ini mengandung maksud bahwa semakin banyak sampel yang
diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digeneralisasi. Akan
tetapi, ukuran sampel bergantung dari jenis penelitian yang diterapkan. Berikut
ini diberikan beberapa cara dalam menentukan ukuran sampel menurut para ahli
Berdasarkan Gay dan Diehl, ukuran sampel dalam suatu penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian deskriptif, sampel minimumnya adalah 10%
dari populasi
b. Penelitian korelasi, sampel minimumnya adalah 30
subjek
c. Penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30
subjek per group
d. Penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15
subjek per group
Berdasarkan
Frankel dan Wallen ukuran sampel minimum untuk :
a. Penelitian deskriptif sebanyak 100
b. Penelitian korelasional sebanyak 50
c. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group
d. Penelitian eksperimental sebanyak 30 atau 15 per
group
Berdasarkan
Roscoe, Ukuran sampel penelitian dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu : Ukuran
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior,
dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian Untuk
penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, jika peneliti memiliki
beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka dapat menentukan kurang lebih
25-30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya
meliputi antara 100-150 orang dan dalam pengumpulan datanya peneliti
menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya.
Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah
tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan
peneliti. Sugiyono (2013:126) Berdasarkan Isaac dan Michael, ukuran sampel
dapat diperoleh melalui perhitungan matematis dengan taraf signifikansi 1%, 5%,
dan 10%. Rumus tersebut adalah sebagi berikut: Keterangan: Berdasarkan
Slovin,ukuran sampel dapat ditentukan dengan rumus :
keterangan
: Menurut Kretije dan Morgan, ukuran suatu sampel ditentukan berdasarkan tabel
pada lampiran 2. Dengan demikian, ukuran sampel tidak dapat disamaratakan dalam
setiap jenis penelitian. Ukuran sampel suatu penelitian bergantung pada jenis
penelitian yang digunakan.
4.
Teknik sampling
Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Sedangkan Margono menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
Dengan demikian, sampling
atau teknik pengambilan sampel merupakan suatu teknik atau metodologi yang
dipergunakan untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota
populasi untuk digunakan sebagai sampel yang representatif. Oleh karena itu,
terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang digunakan. Dalam menentukan
sampel atau ukuran sampel dalam penelitian.
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan
pengambilan sebagian dari populasi.
Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu
sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Metode
sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.
Tahapan sampling adalah:
a.
Mendefinisikan
populasi hendak diamati
d.
Melakukan
pengambilan sampel (pengumpulan data)
e.
Melakukan
pengecekan ulang proses sampling
Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Sedangkan Margono menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif.
Dengan demikian, sampling
atau teknik pengambilan sampel merupakan suatu teknik atau metodologi yang
dipergunakan untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota
populasi untuk digunakan sebagai sampel yang representatif. Oleh karena itu,
terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang digunakan. Dalam menentukan
sampel atau ukuran sampel dalam penelitian.
No comments:
Post a Comment