MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN "KONSENTRASI BELAJAR"
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Konsentrasi
belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian yang erat kaitannya dengan
memori (ingatan). Konsentrasi memegang peranan penting bagi seorang anak untuk
mengingat, merekam, melanjutkan, dan mengembangkan materi pelajaran yang
diperoleh di sekolah. Kemampuan untuk mengingat, merekam, dan mengembangkan
materi pelajaran yang baik memungkinkan anak memperoleh prestasi yang optimal.
Pada masa ini, konsep pemikiran siswa sangat mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
Konsentrasi belajar siswa dengan mudah terganggu. Banyak faktor yang
menyebabkan siswa kehilangan konsentrasi, baik itu faktor internal maupun
faktor eksternal. Dengan gangguan itu kinerja gelombang otak yang hanya mampu
berkonsentrasi selama lima belas menit menurun. Faktor-faktor tersebut sangat
erat dan merupakan rutinitas dari semua orang didalam lingkungan sekolah, baik
itu pendidik maupun peserta didik.
Karena hal yang
demikian kenyataannya bahwa “belajar” dan “mengajar” adalah masalah setiap orang,
maka jelaslah kiranya peril dan pentingnya menjelaskan dan merumuskan masalah
belajar itu terlebih bagi kita calon pendidik professional kita harus melakukan
metode dan cara yang pas agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa itu konsentrasi?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi
belajar?
3. Apa itu faktor internal? Dan apa saja
faktor internal itu?
4. Apa itu faktor eksternal? Dan apa saja
faktor eksternal itu?
C. Tujuan
dan Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu
konsentrasi
2. Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal apa
saja yang berpengaruh dalam proses belajar.
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja
faktor internal dan komponen-komponen dalam faktor internal itu.
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja
faktor eksternal dan komponen-komponen dalam faktor eksternal itu.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar
Menurut pengertian secara
psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
berikut:
“Belajar” ialah suatu proses usaha
yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
seara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Belajar merupakan suatu proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Hampir semau kecakapan, keterampilan, pengetahaun,
kebiasaan, kegemaran dan sikap manuasia terbentuk, dimodifikasi dan
dikembangkan karena belajar.[1]
Perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena karena itu sudah
tentu tidak setiap perubahan diri seseorang merupakan perubahan dalam belajar.
Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak obil,
perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan kedalam arti belajar. Demikian
pula perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang
terjadi dala aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak
termasuk perubahan dalam pengertian belajar.[2]
B.
Pengertian
Konsentrasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Konsentrasi adalah sebuah peusatan perhatian atau pikiran pada
suatu hal yang ada atau sebuah objek. Seperti halnya saat kita belajar.
Tentunya kita berusaha untuk konsentrasi pada pelajaran yang menjadi objek.
Menurut asal katanya, konsentrasi
atau concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata bentuk
kata benda, concentration artinya pemusatan. Konsentrasi adalah pemusatan
pikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak
berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati dari beberapa
tingkah lakunya ketika proses belajar mengajar.
Menurut pendapat lain konsentrasi
yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang
sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari
pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi. Pada kenyataannya, justru banyak individu yang tidak mampu
berkonsentrasi ketika menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecahpecah
dalam berbagai arus pemikiran yang justru membuat persoalan menjadi semakin
kabur dan tidak terarah.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat
disimpulkan bahwa secara umum konsentrasi merupakan suatu proses pemusatan
pikiran terhadap suatu objek tertentu. Berarti tindakan atau pekerjaan itu
dilakukan dengan sungguhsungguh dengan memusatkan seluruh panca indra yang kita
miliki bahkan yang bersifat abstrak sekalipun seperti perasaan. Konsentrasi
ketika mendengarkan guru menyampaikan materi saat proses pembelajaran
berlangsung yang harus kita lihat, dengar dan simak dengan sungguhsungguh,
bertanyanya bila diperlukan, mencatat bila terdapat pembahasan yang sangat
penting agar maksud maupun tujuan yang disampaikan dapat kita terima dengan
baik.
C.
Konsentrasi
Belajar
Konsentrasi belajar adalah
terpusatnya perhatian siswa pada proses pembelajaran yang berlangsung tanpa
melakukan hal-hal lain. Menurut Dimyati dan Mudjiono, “Konsentrasi belajar merupakan
kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut
tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.” Jika seorang siswa
tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, bisa jadi ia tidak dapat menikmati
proses belajar yang dilakukannya. Hal ini bisa saja dikarenakan mata pelajaran
yang dipelajari dianggap sulit sehingga tidak dapat menyukai pelajaran
tersebut, guru yang menyampaikan tidak disukai karena beberapa alasan, suasana
dan tempat tidak menyenangkan, atau bahkan cara penyampaiannya membosankan.
Gangguan konsentrasi pada saat belajar banyak dialami oleh para siswa terutama
dalam mempelajari mata pelajaran yang mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi
misalnya pelajaran yang berkaitan dengan ilmu pasti dan mata pelajaran yang
termasuk kelompok ilmu social.[3]
D.
Faktor-Faktor
Yang Mepengaruhi Konsenterasi Belajar
Faktor-faktor yang mepengaruhi konsentrasi belajar banyak
jenisnya,tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada didalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstrn adalah faktor yang ada
diluar individu.
A.
Faktor Intern
Faktor intern ialah faktor yang berasal dari dalam
diri setiap individu peserta didik itu sendiri, yang dapat mempengaruhi cara
dan kualitas belajarnya.[4] Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.
Faktor
Jasmaniah
a) Faktor
Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan berseeta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaaan atau hal sehat. Kesehatan seseoran berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan
terganggu bila kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah
ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta
tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan
baik haruslah mengusahakan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,
makan, olahraga, rakreasi dan ibadah.[5]
Jasmani yang sehat diperoleh dari
makanan yang sehat, yang mengandung: Nutrisi, karbohidrat, vitamin, protein dan
sedikit lemak.[6]
b) Cacat
Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
Cacat itu dapat berupa buta,
setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga
mepengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lemaga pendidikan khusus atau diusahakan
alat bantu agar dapat menghidari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2.
Faktor
Psikologi
a) Inteligensi
Untuk memberikan pegertian tentang
inteligensi, J. P. Chaplin merumuskan
sebagai berikut:
(1) The ability to
meet and adapt to novel situations quikly and effectively.
(2) The ability to
utilize abstract concepts effectively.
(3) The ability to
grasp relationships and learn quickly.
Jadi
inteligensiitu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-knsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Inteligensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa ya
ng menpunyai inteligensi yamg rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai
timgkat inteligensi tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini
disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan faktor yang
menpengaruhuinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor diantara
faktor lain.
b) Perhatian
Perhatian
menurut ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Intuk
dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajari, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga dia tidak lagi suka belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran selalu menarik
perhatian dengan cara meggusahakan pelajaran itu sesuai hobi dan bakatnya.
c) Minat
Hilgard
memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “interest is persinting tendency to pay attention to and enjoy some
activity or content”.
Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan
rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti degan perasaan senang dari situ
diperoleh kepuasan.
Minat
besar pegaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk
belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dandisimpan, karena minat menambah
daya belajar.
Jika
terdapat siswa yang kurang minat terhadap belajar, dapatlah diusahakna agar ia
mempunyai minat yang lebih besar dengan cara ,menjelaskan hal-hal yang menarik
dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita
serta kaitanya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
d) Bakat
Bakat
adalah aptitude menurut Hilgard adalah: “the
capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
Jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai denganbakatnya, maka hasil
belajarnya lebi baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih
giat dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan
menempatkan siswa belajar disekolah yang sesuai dengan bakatnya.
e) Motif
James Drever memberikan pengertian tentang
motif sebagai berikut: motive is an
effective-conantive factor which operates in determeaning the direction of an
individual’s behavior to wards an and or goal, consioustly apprehended or
unconsioustly”.
Jadi motif erat sekali hubungannya
dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dpat disadari
atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorong.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan
apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Motif diatas juga
dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara membereikan latihan-latihan atau
kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengfaruhi oleh keadaan
lingkungan. Jadi motif itu sangat perlu di dalam belajar, di dalam membentuk
motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan dan
pengaruh lingkungan yang memperkuat.
f)
Kematangan
kematangan
adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siuap untuk berfikir abstrak, dan lain-lain.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus,
untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pengajaran. Dengan kata lain anak yang
sudah siap (matang) belumdapat melaksanakan kecakapannyan sebelum belajar.
Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan
baruuntuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
kesiapan
atau readiness menurut Jamies Drever
adalah: preparedness to respond or react.
Kesiapan adalah kesediaan untuk member respons atau bereaksi. Kesediaan itu
timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melakukan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah
ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
h) Faktor
Kelelahan
Keleahan
pada seseorang walaupun sulit dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
macam , kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan
ingin membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadinya kekacauan
substansi sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar
pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahn sangat terasa pada bagian
kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah
otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus
memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang
selalu sama/ konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena
terpaksa, dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian.
Agar siswa dapat belajar dengan baik harusnya menghindari jangan
sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi
yang bebas dan kelelahan.
Kelelahan baik jasmani ataupun
rohani dapat dihilangkan dengan cara berikut:
1. Tidur,
2. Istirahat,
3. Mengusahakan variasi dalam belajar, juga
dalam belajar,
4. Menggunakan obat-obatan yang bersifat
melancarkan peredaran darah, misalnya obat gosok,
5. Rekreasidan ibadah yang teratur,
6. Olahraga secara teratur, dan
7. Mengimbangi makan dengan makanan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya memenuhi empat sehat lima sempurna,
8. Jika kelelahan yang sangat serius
cepat-cepat hubungi seorang ahli, misalnya dokter, bidan, dll.
B. Faktor-Faktor
Ekstern
Faktor ekstern ialah faktor yang berasal dari luar
diri peserta didik itu, yang juga dapat mempengaruhi cara dan kualitas belajarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain.[7]
Faktor ekstren yang berpengaruh terhadap
belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1.
Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya
besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh
SutjiptoWirowidjojo denga pertanyaannya
yang menyatakan bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama,.keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil.,
tetapi bersifat menentukan pendidiknan dalam ukuran yang besar yaitu pendidikan kebangsaan,
negara dan dunia.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnay mereka acuh tah acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan
anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak bekajar
atau tidak, tidak mau tau bagaimana kemajuan belajar
anaknya,kesulitan-kesulitan yang dialami dalmbelajar,.
Mendidik
anak dengan cara memanjakannya adalah car mendidik yang tidak baik. Orang tua
yang terlalu kasihan terhadap anaknya tidak samapai hati utnuk memaksa anaknya
belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar dengan alasan segan,
adalah tidak benar, karena jika hal itu dibiarkan berlarut-larut anak akan
menjadi anak yang nakal, berbuat seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi
kacau. Mendidik anak dengan cara yang terlalu keras, adalah cara mendidik yang
juga salah. Dengan demikian anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci
terhadap belajar, bahkan jika ketakutan itu semakin serius anak mengalami
gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-tekanan tersebut.
b) Relasi Anggota Keluarga
Relasi anggota keluarga yang sangat
penting adalah relasi ornag tua dengan anaknya. Selain relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lainpun turut mempengaruhi belajar
anak. Wujud relasi itu misalnya hubungan yang penuh dengan kasih sayang dan
pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah
sikap yang acuh tak acuhdan sebagainya.
Sebenarnya relasi antara anggota
keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Uraian cara orang
tua mendidik diatas menunjukkan relasi yang tak baik. Hubungan yang baik adalah
hubungan yang penuh perhatian, pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak
sendiri.
c) Suasana Rumah
Suasan rumah dimaksudkan sebagai
situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana
anak berad dan belajar. Suasana rumah merupakan suatu hal yang penting yang
tidak termasuk faktoryang disengaja. Suasana rumah ynag gaduh /ramai dan
semrawut tidak memberikan ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pad keluarga
yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut
dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga atau dengan
keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah,
akibatnya belajarnaya kacau.
Rumah yang sering dipakai untuk
keperluan-keperluan, misalnya untuk resepsi, pertemuan, pesta-pesta, upacara
keluarga, dapat menganggu belajar anak,terutama untuk berkonsentrasi.
Selanjutnya agar anak dapatbelajar
dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Didalam
suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak kerasan/betah tinggal
dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya denga belajar anak. Anak yang sering belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pkoknya,misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin,kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,
akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat
yang lain anak selalu dirundung
kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal itu pasti akan
menganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah
sebagai pembantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk
bekerja, hal yang begitu akan menganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat
dipungkiri tentang adanya kemungkinan anak yang srrba kekurangan dan selalu
menderita akibat ekonomi keluargayang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi
cambuk baginya untuk lebih giat belajar dan akhirnya sukses besar.
Sebaiknya keluarga yang kaya raya,
orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya
bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan
perhatiannya kepada belajar. Hal tersebut juga dapat menganggu belajar anak.
e) Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu doronga dan
pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan
tugas-tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua
wajib member pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk
mengetahui perkembangannya.
f) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan
didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk
belajar.
2.
Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar ini mencakup metode belajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa terhadap siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar belajar, kondisi gedung, metode belajar dan tugas rumah.
a) Metode Mengajar
Metode belajar adalah suatu cara
atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Mengajar itu sendirimenurut
Ign. S. ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang
kepada orang lain agar dia menerima., menguasai dan mengembangkannya. Didalam
lembaga pendidikan, orang lain yang disebut diatas disebut sebagai murid/siswa
dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan
lebih-lebihmengembangkan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara
belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.
Metode mengajar yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang
kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siwa dan atau terhadap pelajaran itu sendiri tidak baik,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa
malas untuk belajar.
Guru bisa mengajar dengan metode
ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.
Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu
kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa siswa untuk belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif
mungkin.
b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkang bahan
pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu yang mempengaruhi belajar siswa.
Kurikulumyang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu
misalnya kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak sesuai
dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu dingat bahwa sistem instuksional
sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
Gru perlu mendalami siwa yang baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail,
agar dapat melayani siswa belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum
dapat memberikan pedoman perencanan yang demikian.
c) Relasi Guru Dengan Siswa
Proses belajar menggajar terjadi
antara guru dengan siswa. Prose tersebut juga dipengaruhi dengan relasi yang
ada dalam prose situ sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh
relasinya dengan gurunya.
Didalam relasi guru dengan siswa yang baik, siwa
akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya
sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi
sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran
yang diberikanya, akibatnya pelajaran tidak maju.
Guru yang berinteraksi denga siswa secara akab, menyebabkan proses
belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa juga merasa jauh dari guru, maka
segan berpartisipasi secar aktif dalam belajar.
d) Relasi Siswa Dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa
dan kurang bijaksana, tidak melihat didalm kelas bahwa ada grup yang slaing
bersaing secara tidak sehat. Iwa kelas tidak terbina, bahkan hubunga
msing-masing siswa tidak tampak.
Siswa yang memiliki sifat-sifat atua tingkah laku
yang kurang menytenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang
mengalami tekanantekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin
parah masalahnya dan akan menganggu belaarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi
malas untuk masuk sekolah dengn alasan-alasan yang tidak-tidak karena mengalami
perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-tenannya. Jika halini terjadi,
segeralah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat
diterima kembali kedalam kelompoknya.
Menciptakan relasi yang baik antara
siswa adalah perlu., agar siswa memberikan pengaruh yang positif terhadap
belajar siswa.
e) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat
hubungannya dengan kerajian siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dan melaksanakan
tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan
kebersihan/keteraturan kelas, gedung,, dan halaman sekolah maupun lain-lainnya.
Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta sswa-siswanya,
dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siwa.
Seluruh staf staf sekolah yang
mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi
disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh positif terhadap belajarnya.
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siwa harus disiplin dalam
belajar baik disekolah, dirumah dan diperpustakaan. Agar siswa disiplin
haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
f) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena alat peelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajardipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu,
alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, mak belajarnya akan lebih giat dan lebih maju.
Kenyataannya saat ini dengan
banyaknya tuntunan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu
lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang pula, seperti buku-buku
diperpustakaan, laboraturium atau media-media lain. Kebanyakaan sekolah masih
kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.
Mengusahakan alat pelajaran yang
baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik
pula.
g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu
terjadinya proses belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi, siang,
soremalam hari.waktu sekolah juag mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi
terpaksa siwa harus masuk disore hari, sebenarnya kurang dpat dipertanggung jawabkan.
Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah., hingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya siswa belajar
dipagi hari, pikiran masih segar, jasmani dan kondisi yang baik. Jika siswa
bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah, misalnya siang hari, akan
mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena
siswa sulit berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi.
Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap belajar.
h) Standar Pelajaran Diatas Ukuran
Guru berpendirian untuk
mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajari diatas ukuran standar.
Akibatnya siswa meras kurang mampu dan takut terhadap guru. Bila banyak siswa
yang tidak berhasil dalam mata pelajarannya, guru semacam ini merasa
senang.tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan
kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi, guru
dalam menuntut pengguasaan materi harus sesuai kemampuan siswa masing-masing.
Yang penting tujuan yang telah diruskan dapat tercapai.
i)
Keadaan
Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak
serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gadung dewasa
ini harus memadai didalam setiap kelas. Bagaimana mungkin meraka dapat belajar
dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai, dan hal-hal yang harus diperhatikan
didalam runagan belajar ialah sebagai berikut:
1. Suara.
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang menyukai
belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman.
Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang tanpa suara, atau ada
juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang begitu
dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang
senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi
kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan.
3. Temperatur.
Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang pengaruhnya
kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar ditempat
yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun hangat.
4. Desain
Belajar. Desain belajar merupakan salah satu
faktor yang memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam
belajar, seperti halnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai
sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara tersebut
merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.
j)
Metode
Belajar
Banyak
siswa yang melakasanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan
dari guru. Dengan cara belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk
belajar/ kadang-kadang siwa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena
besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan
mungkindapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan
pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat
akan meningkatkan hasil belajar.
k) Tugas Rumah
Waktu
belajar terutama adalah disekolah, disamping untuk belajar waktu dirumah
biarlah digunakkan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan
terlalu banyak member tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3.
Faktor Masyarakat
Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh
itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.
a) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan
siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika sisa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak,
misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dll, belajarnya
akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu.
Perlulah
kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai
menganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.
Kegiatan itu misalnya kursus berbahasa inggris, PKK Remaja, kelompok diskusi
dan lain sebagainya.
b) Mass Media
Yang
termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah,
buku-buku. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat.
Mass
media yang baik member pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap
belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek bagi siswa.
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan control yang cukuop
bijaksana dari orang tua atau pendidik, baik didalam keluarga dan masyarakat.
c) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh
dari teman betgaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita
duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu
juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat
buruk.
Teman
bergaul yang tidak baik misalnya suka bergadang, keluyuran, pecandu rokok,
film, minum-minum, pastilah menyeret siswa keambang bahaya dan pastilah
belajarnya jadi berantakan.
Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki
pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup
bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan lengah).
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan
masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat
yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajara, penjudi, suka mencuri dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa)
yang berada disitu. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang
dilakukan orang-orang disekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan
ana/siswa kehilangan semanagat belajar karena perhatiannya semula terpusat
kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang
disekitarnya yang tidak baik. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah
orang-orang yang terpelajara yang baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan
anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang lihur akan masa depan anaknya,
anak/siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang
lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di
lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak/siswa untuk belajar
lebih giat lagi.
Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan
yang baik agar dapat member pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga
dapat belajar dengan sebaik-baiknya. [8]
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
“Belajar” ialah
suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru seara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Belajar
merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semau
kecakapan, keterampilan, pengetahaun, kebiasaan, kegemaran dan sikap manuasia
terbentuk, dimodifikasi dan dikembangkan karena belajar
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Konsentrasi adalah sebuah peusatan perhatian atau pikiran pada
suatu hal yang ada atau sebuah objek. Seperti halnya saat kita belajar.
Tentunya kita berusaha untuk konsentrasi pada pelajaran yang menjadi objek.
Menurut asal katanya, konsentrasi
atau concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata bentuk
kata benda, concentration artinya pemusatan. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran
pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan.
Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati dari beberapa tingkah lakunya
ketika proses belajar mengajar.
Faktor-faktor yang mepengaruhi konsentrasi belajar banyak jenisnya,tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada didalam diri individu yang sedang
belajar, sedangkan faktor ekstrn adalah faktor yang ada diluar individu.
Faktor Intern, terdiri dari Faktor
Jasmani dan Faktor Psikologi. Sedangkan Faktor Ekstern, terdiri dari Faktor
Keluarga, Faktor Sekolah Dan Faktor Masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati.
2006. Belajar dan pembelajaran.
Jakarta: Depdikbud.
Khodijah,
Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
Slameto.
2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.
Suryabrata,
Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
No comments:
Post a Comment