1

loading...

Friday, November 2, 2018

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN “KEPEMIMPINAN DAN SUVERVISI”

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN “KEPEMIMPINAN DAN SUVERVISI” 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuangkandalam peraturan materi tentang kepegawasan. Tuntutan tersebut salah satunya adalah tentang kompotensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Pengawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahanyang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik yang baik dan profesional.

B.     Rumusan Masalah
    1. Pengertian kepemimpinan?
     2. apa fungsi kepemimpinan?
    3. macam-macam gaya kepemimpinan?
    4. teori kepemimpinan?
    5. Apa pengertian supervisi?
     6. karakter supervisi?
     7. faktor yang mempengaruhi supervisi?
     8. teknik-teknik supervisi?
C.    Tujuan
    1.mengetahui tentang  Pengertian kepemimpinan
    2. mengetahui fungsi kepemimpinan
    3. Mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan
    4. mengetahui teori kepemimpinan
    5. mengetahui pengertian supervisi
     6. mengetahui karakter supervisi
     7. mengetahui faktor yang mempengaruhi supervisi
     8. mengetahui teknik-teknik supervisi 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian tentang Kepemimpinan

1.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi. Suatu organisasi memiliki kompleksitas, baik barang/jasa maupun ide, menghadapi berbagai perubahan yang senantiasa melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personel yang dapat mengembangkan maupun melemahkan. Hal ini menjadi alasan diperlukannya orang yang tampil mengatur, memberi pengaruh, menata, mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan menetapkan arah. Disinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan.
Sedangkan Pengertian kepemimpinan secara umum adalah kemampuan dankesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lainagar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapatmembantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian
Kepemimpinan:
a.       Robin dalam T. Handoko:  kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
b.      Menurut J.M. Pfiffner dalam Sudarwan Danim mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengoordinasi dan member arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c.       Menurut pandangan Amitai Etzioni dalam Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat/watak  seseorang yang memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif.
d.      Pengertian kepemimpinan juga diungkapkan oleh Siagian, yang menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah motor atau daya penggerak daripada sumber – sumber dan alat – alat yang tersedia bagi suatu organisasi.
e.       Mardjin menyebutkan
bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang – orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau  dengan definisi lain yang lebih lengkap dapat dikatakan kepemimpinan adalah  proses pemberian bimbingan (pimpinan) atau teladan dan pemberian jalan yang mudah (fasilitas) daripada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Good dalam Tahalele, menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang
untuk mempengaruhi, membimbing,
Pembahasan tentang kepemimpinan telah menunjuk pada suatu fenomena kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain dalam suatu kerjasama. Apabila dipadukan  dengan istilah pendidikan, muncullah istilah kepemimpinan Pendidikan.  Pendidikan sendiri menurut langeveld dalam Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto adalah membimbing anak didik dari tingkat belum dewasa menuju ke kedewasaan. Berarti kriteria keberhasilan pendidikan adalah kedewasaan. Apabila pengertian kepemimpinan dipadukan dengan pengertian pendidikan, maka akan muncul pengertian kepemimpinan pendidikan. Dirawat dan kawan-kawan memberikan definisi kepemimpinan pendidikan sebagai “suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.
            Didalam ajaran islam sendiri banyak ayat dan hadist-hadist baik baik secara langsung maupun tidak langsung yang menjelaskan tentang kepemimpinan. Diantaranya seperti yang dijelaskan dalam surat An – Nahl ayat 36 yang menjelaskan bahwa hakikat diutusnya para rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya. Tidak satupun umat yang eksis kecuali Allah mengutus orang yang mengoreksi akidah dan meluruskan penyimpangan para individu umat tersebut.
ولقد بعثنا فى كل أ مة ر سو لا أ ن آ عبد و ا آ اط‘خو ت فمنهم من هد ى آ الله ومنهم من حقت ءايه آ لضللت فسر أ ف آلللأ ر ض فآ نظر و ا كيف كل ن ءةبة آ لمكز بين

Dan sungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu", Maka  di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan  ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.  Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana  kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Makna hakiki kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mewujudkan khilafah di muka bumi, demi terwujudnya kebaikan dan reformasi. Perintah Allah demikian jelas dalam firmannya :
فلا ورىك لا يؤ منو ن حتى يحكمو ك فما ثجر بينهم ثم لا تجد و ا فى أ نفسهم حر خا مما قديت ويسلمو ا تسليما

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakimdalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”
Dari beberapa pandangan dan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah perilaku yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas serta hubungan di dalam suatu kelompok/organisasi atau lembaga
pendidikan.
2.      Fungsi kepemimpinan
Rincian dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melaksanakan hal-hal berikut ini:
a.       Meningkatkan semangat kerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah yanng berada dibawah tangung jawab dan kewenangan.
b.      Mendorang aktivftas dan kreaktifitas serta dedikasi seluruuh personil sekolah.
c.       Menampung, melayani, dan mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan disekolah tersebut dan berusaha membantu pemecahan.
d.      Mendorong terciptanya suasana kondusif didalam dan diluar lingkungan sekolah.
e.       Membantu mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan semua unsur terkait.
f.       Membantu mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler di sekolah .
g.      Membimbing dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk meningkatakan kualitas pendidikan dan pengajaran pada sekolah tersebut.
3. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi tergantung dari
konsep gaya kepemimpinan yang menjadi dasar sudut pandang. Karenaberagamnya gaya kepemimpinan, melahirkan berbagai pendekatan atauteori kepemimpinan yang beragam pula. Sehingga efektifitaskepemimpinan dapat diidentifikasikan dari berbagai kriteria sesuai dengankonsep gaya kepemimpinan yang dipergunakan.Keberhasilan kepala madrasah dipengaruhi oleh gayakepemimpinannya terhadap bawahan (guru).

Menurut Hersey dan Blanchard  “.... the style of leaders is the consistent behavior patterns that they use when they are working with and through other people as perceived by those people”,   yang artinya bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten para pemimpin yang mereka gunakan ketika mereka bekerja dengan dan melalui orang lain seperti yang dipersepsi oleh orang – orang itu.
Pada saat suatu proses kepemimpinan berlangsung, seorang pemimpin mengaplikasikan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Gaya kepemimpinan yang efektif merupakan gaya kepemimpinan yang dapatmempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang –orang yang dipimpin sesuai dengan situasi dan kondisi supaya mereka
mau bekerja dengan penuh semangat dalam mencapai tujuan organisasi.Hersey dan Blanchard menjelaskan bahwa gaya kepala sekolah yang efektif ada empat :
(1)   gaya instruktif
penerapannya pada bawahan (guru) yang masih baru atau bertugas.
(2). gaya konsultatif
penerapannya pada bawahan (guru) yang memiliki kemampuan tinggi namun kemauan rendah,
(2)   gaya partisipatif
penerapannya pada bawahan (guru) yang memiliki kemampuan rendah, namun memiliki kemauan kerja tinggi,
       (4). gaya delegatif
penerapannya bagi bawahan (guru) yang memiliki kemampuan tinggi dan kemauan tinggi

Dari keempat gaya kepemimpinan yang efektif diatas masing – masing memiliki
ciri – ciri, diantaranya :
1.      Ciri – ciri gaya kepemimpinan instruktif, mencakup antara lain :
 (a) memberi pengarahan secara spesifik tentang apa, bagaimana, dan kapan kegiatan dilakukan; (bkegiatan lebih banyak diawasi secara ketat
 (c) kadar direktif tinggi; (d) kadar suportif rendah; (e) kurang dapat meningkatkan kemampuan pegawai; (f) kemampuan motivasi pegawai rendah. Tingkat kematangan
bawahan rendah.
2.       Kedua, gaya kepemimpinan konsultatif, ciri – cirinya mencakup
antara lain : (a) kadar direktif rendah; (b) kadar suportif tinggi; (c) komunikasi
 dilakukan secara timbal balik; (d) masih memberikan pengarahan yang spesifik;
(e) pimpinan secara bertahap memberikan tanggung jawab kepada pegawai walaupun bawahan masih dianggap belum mampu. Tingkat kematangan bawahan rendah ke sedang.
 3. Ketiga, gaya kepemimpinan partisipatif, ciri–ciri kepemimpinan partisipatif ini mencakup antara lain : (a) pemimpin melakukan  komunikasi dua arah; (b) secara aktif mendengar dan respon segenap  kesukaran bawahan; (c) mendorong bawahan untuk menggunaka  kemampuan secara operasional; (d) melibatkan bawahan dalam  pengambilan keputusan (e) mendorong bawahan untuk berpartisipasi Tingka t kematangan bawahan dari sedang ketinggi. Kepemimpinan   partisipatif ini juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau non directive.
4. gaya kepemimpinan delegatif, ciri–cirinya mencakup
        antara lain : (a) memberikan pengarahan bila diperlukan saja; (b  memberikan suport dianggap tidak perlu lagi; (c) penyerahan tanggungjawab kepada bawahan untuk mengatasi dan menyelesaikan tugas; (d   tidak perlu memberi motivasi. Tingkat kematangan bawahan tinggi.15
           Perilaku kepemimpinan menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

Konsep manajemen sebenarnya agak berbeda. Kepemimpinan merupakan salah satu bagian dari manajemen. Meskipun demikiankeduanya saling melengkapi. Beberapa perbedaan antara manajemen dankepemimpinan menurut Kotter dalam Tjiptono & Diana, antara lain : (a)manajemen berhubungan dengan usaha menanggulangi kompleksitas,kepemimpinan menanggulangi perubahan; (b) manajemen berkaitandengan perencanaan dan penganggaran untuk mengatasi kompleksitas,kepemimpinan mengenai penentuan arah perubahan melalui pembentukanvisi; (c) manajemen mengembangkan kemampuan untuk melaksanakanrencana melalui pengorganisasian dan penyusunan staf, kepemimpinan
mengarahkan orang untuk bekerja berdasarkan visi; (d) manajemenmenjamin pencapaian rencana melalui pengendalian dan pemecahanmasalah, kepemimpinan memotivasi dan mengilhami orang agar berusahamelaksanakan rencana. Oleh karena itu agar kepemimpinan kepalamadrasah dapat efektif, maka kepala madrasah selaku pemimpin dilembaganya diharapkan mampu menyeimbangkan antara aktivitasmanajerial dan aktivitas kepemimpinannya.
4. Teori Kepemimpinan
    Timbulnya seseorang menjadi pemimpin oleh para ahli kepemimpinan
telah dikemukakan dalam beberapa teori, diantaranya adalah :

1) Teori Hubungan Kepribadian dengan Situasi
Para penganut teori ini, dengan perbedaan–perbedaan yang tidakbesar, berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang itu ditentukanoleh kepribadiannya dengan menyesuaikannya pada situasi dankondisi yang dihadapinya. Situasi dan kondisi ini terdiri atas tiga lapis,yaitu tugas, pekerjaan atau masalah yang dihadapi, orang–orang yangdipimpin, keadaan yangmempengaruhi pekerjaan serta orang–orangyang harus menjalankan pekerjaan tersebut.Pemimpin harus mengenal dirinya, mengenal kelompok orang–orang yang harus dipimpinnya, mengenal akan sifat–sifat pekerjaanyang harus diselesaikan, serta mengetahui sifat serta hukum daripadalingkungan yang mengitari serta mempengaruhi secara langsung atautidak langsung baik orang–orangnya, dirinya dan tugas pekerjaan yangharus dikerjakan bersama itu. Pemimpin harus berperan sebagaipembina kelompok yang dipimpin, menciptakan cara–cara yangmudah untuk membangunkan semangat kerja atau memberikesempatan serta kemungkinan orang–orang tersebut untukmemahami apa yang harus dikerjakan dan dicapai, bagaimana caranyaserta syarat–syarat yang harus dipenuhinya. Untuk itu ia harus mampumengusahakan kemudahan–kemudahan guna merangsang kegiatan–kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.           
2) Teori Hubungan antar Manusia
Para penganut teori ini menekankan kepada faktor atau unsurmanusia. Manusia itu pada umumnya mempunyai motif untuk mauberbuat sesuatu. Pada pokoknya motifnya itu didasarkan atasperhitungan keinginan atau pamrih, atau perhitungan untung–rugiuntuk jangka panjang dan jangka pendek, akan tetapi kesemuanya itutergantung dari pendidikan, kecerdasan, pengalaman, nasihatlingkungan dan lain sebagainya. Menurut teori ini seorang pemimpin
dalam melakukan kepemimpinannya harus pandai melakukan hubungan–hubungan antar manusia yaitu dapat memelihara keseimbangan antara kepentingan–kepentingan perseorangan dan kepentingan umum organisasi dandapat memenuhi berbagai harapan dan kebutuhan orang–perorangan,tanpa merugikan kepentingan organisasi.

“The human being is by nature a motivated organism. The
organization is by nature structure and controlled.”

Yaitu : manusia karena sifatnya adalah organisme yang dimotivasi, sedangkanorganisasi karena sifatnya adalah tersusun dan terkendali.Oleh karena itu fungsi kepemimpinan adalah membuat organisasisedemikian rupa sehingga memberikan kebebasan kepada individuuntuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial gunamemenuhi kebutuhankebutuhannya dan pada saat yang bersamaanmemberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.

3) Teori Kegiatan–Harapan
Golongan yang berteori ini berpendapat, bahwa proses kegiatan–kegiatan manusia yang berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi daninteraksi bermacam–macam perasaan pada pihak–pihak yangbersangkutan. Segala tindakan pemimpin harus dapat memberikepercayaan, demikian pula orang–orang yang dipimpinnya. Menurutteori ini seorang pemimpin harus mengembangkan kepemimpinannyayang terdiri atas perbuatan–perbuatan yang selalu ada isinya, artinyayang tidak mengecewakan orang–orang yang bersangkutan dalamharapan–harapan mereka.Semakmin tinggi tingkat seseorang dalam kelompok, dan semakinmendekati kesesuaian kegiatannya dengan norma–norma kelompok,maka semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar jumlahanggota kelompok yang bergerak. Namun harus dijaga agar aksi–aksipemimpin itu tidak mengecewakan harapan–harapan pengikutnya /kelompok.
Teori ini memakai nama yang berlainan, stogdill dalam Victor

4) The High – High Leader (pemimpin yang tinggi – tinggi)
Teori universal yang paling terkenal mendalilkan bahwapemimpin yang efektif berorientasi kepada tugas dan berorientasikepada orang, apa yang disebut “high–high leader”. Berbagai versidari teori dua faktor tersebut telah diusulkan. Blake dan Mouton
dalam Yukl telah mengembangkan teori jaringan manajerial untukmenggambarkan para manajer dalam kaitannya dengan perhatian pada
orang dan perhatian pada produksi.25Versi tambahan dari model tersebut, perilaku yang berorientasipada tugas dan perilaku yang berorientasi pada orang mempunyai efektambahan yang berdiri sendiri terhadap efektivitas manajerial. Asumsitersebut yang secara implisit terdapat pada model tambahan tersebutadalah bahwa kebanyakan perilaku kepemimpinan yang spesifikadalah hanya relevan bagi pencapaian tugas atau untukmempertahankan hubungan yang harmonis, kooperatif, namun bukanuntuk kedua perhatian secara bersamaan.

5) Teori Kepemimpinan Kharismatik dari House
House mengajukan sebuah teori untuk menjelaskankepemimpinan kharismatik dalam hubungannya dengan sejumlahdalil yang dapat diuji yang menyangkut proses–proses yang dapatdiobservasi bukannya berdasarkan atas cerita rakyat dan mistik. Teoritersebut didasarkan atas hasil–hasil penemuan dari berbagai disiplin ilmu sosial. Ia mengidentifikasi bagaimana para pemimpinkharismatis berperilaku, bagaimana mereka berbeda dari orang lain,serta dalam kondisi yang bagaimana mereka memperoleh banyakkemungkinan untuk berkembang. Dimasukkannya ciri–ciri,pengaruh, serta kondisi situasional dari seorang pemimpin membuatteori ini lebih komprehensif dalam wawasannya dari padakebanyakan teori–teori kepemimpinan sebelumnya.

B. Kajian tentang Supervisi

1. Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
   membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan    pekerjaan mereka secara efektif.Istilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata: “supervisi danPendidikan”. Dalam uraian-uraian berikut hanya istilah supervisi yang lebih banyak diberbicarakan dari pendidikan, karena istilah pendidikan (education) lebih lengkap telah dikupas habis dalam mata kuliah Dasar-  Dasar Kependidikan. Supervisi adalah istilah yang relatif baru dikenal d dunia pendidikan di Indonesia (lihat sejarah supervisi), karena itu perluuraian secara lengkap tentang pengertiannya, yang akan dilihat dari tig sudut pandang, yaitu dari sudut etimologis, morfologis, dan semantik.
Secara Etimologis, kata supervisi berasal dari bahasa Inggris, yaitu supervision, artinya pengawasan.28 Suharsimi mengatakan bahwamemang sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan,
penilikan atau pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal istilah inspeksi.29
Secara Morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, super danvisi (super dan vision). Menurut Ametembun, super berarti atas ataulebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik, dan awasai. Jadi supervisi berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atau sekaligus menunjukanbahwa orang yang melaksanakan supervisi berada lebih tinggi dari orangyang dilihat, ditilik, dan diawasi.30
Secara Semantik, para ahli memberikan berbagai corak definisi,tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menur"Supervision is assistance in the development of a better teachinglearning situation" (supervisi adalah bantuan dalam pengembangansituasi mengajar yang lebih baik).  Neagley dalam Pidarta menyebutkanbahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru di sekolah yangbertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dankurikulum.
            Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalahmelakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsisupervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatanyang harus dilaksanakan pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepalasekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil programpengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa istilah supervisimengandung makna banyak, tapi mengandung makna yang sama,misalnya bantuan, pelayanan, memberikan arah, penilaian, pembinaan,meningkatkan, mengembangkan dan perbaikan. Dengan kata lain, istilahsupervisi dipertentangkan dengan makna mengawasi, menindak,memeriksa, menghukum, mengadili, inspeksi, mengoreksi, danmenyalahkan. Dengan demikian istilah supervisi "tidak sama" denganistilah controlling, inspection (inspeksi), dan directing (mengarahkan).Perlu ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisi disekolah adalah guru, walaupun semua orang di sekolah dikenai supervisiitu hanyalah objek perantara. Isyarat lain dari pendapat- pendapat di atas,adalah penting adanya administrasi yang baik dalam kegiatan supervisi,karena itu diperlukan suatu administrasi supervisi, terutama yang menyangkut fungsi utamanya, yaitu perencanaan, pengorganisian,penyelenggaraan dan pengawasan supervisi itu sendiri.
Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yangessensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Daridefinisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berartibahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syaratsyaratmana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehinggatujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapattercapai.
Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepalasekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitasmengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilanmengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yangrasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan
Materi supervisi pendidikan telah mulai diperkenalkan pada matakuliah Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, yang menunjukkan bahwamateri supervisi tidak terlepas dari Administrasi Pendidikan padaumumnya. Rifai, mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus adasupervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, adaadministrasi sesuatu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikansama pentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirarkissupervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi.
Thomas H. Briggs dalam Rifai, menegaskan, bahwa supervisi merupakanbagian atau aspek dari administrasi. Khususnya yang mengenai usahapeningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu
Soetopo menjelaskan bahwa secara teoritis yang menjadi objeksupervisi ada dua aspek, yaitu: A. Aspek manusianya, seperti sikapterhadap tugas, disiplin kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadapperaturan organisasi, kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalambekerja sama, watak; B. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja(cara mengajar), metoda pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, danhasil kerja. Pendapat Soetopo ini secara jelas membedakan apa yangmenjadi objek pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).
Fungsi Administrasi :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penyelenggaraan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
Fungsi Controlling:
1. Inspeksi (inspection)
2. Supervisi (supervision)
Sasaran Controlling:
1. Men (manusia)
2. Money (uang)
3. Material (materi/ bahan)
4. Method (metode/ kurikulum)
5. Mechine (mesin, peralatan)
6. Market (pasar)
Sasaran Supervisi:
1. Men (manusianya)
2. Activities (kegiatannya)
Uraian di atas menunjukkan bahwa antara supervisi dan
controlling memang mempunyai hubungan yang erat, atau dapat sebagai salah satu fungsi pengawasan pendidikan dikatakan supervisi adalah bagian dari kegiatan controlling (pengawasan), sedangkan kegiatan supervisi lebih dititikberatkan pada aspek manusia.
Selanjutnya Supandi, menegaskan, supervisi lebih banyak diartikan orang Harahap, merinci ruang lingkup supervisi pendidikan sebagai
berikut:
a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagian tugas dan lainlain.
b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja, ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.
c. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku, pelayanan, ketertiban, dan lain-lain.
d. Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melih melihat apakah pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatan pembayaran gaji atau honor lainnya kepada pegawai dan guru.
e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat dan makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangan sampai menjadi tempat bermain, bolos dan merokok.
f. Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampai mengganggu
    kegiatan belajar siswa, kesehatan, dan keamanan.Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapa.disamakan dengan "praktek kedokteran", yaitu hubungan antarasupervisee dan supervisor ibarat hubungan antara pasien dengan dokter.Supervisi klinik, mula-mula diperkenalkan dan dikembangkan olehMorris L. Cogan, Robert Goldhammer, dan Richarct Weller diUniversitas Harvard pada akhir dasa warsa lima puluh tahun dan awal dasawarsa enam puluhan.
Pada mulanya, supervisi klinik dirancang sebagai salah satu modelatau pendekatan dalam melakukan supervisi pengajaran terhadap calonguru yang sedang berpraktek mengajar.

Tujuan supervisi klinik adalah untuk membantu memodifikasipola- pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif. Menurut Sergiovanni, ada dua sasaran supervisi klinik, yang menurut penulismerefleksi multi tujuan supervisi klinik, yang menurut penulis merefleksimulti tujuan supervisi pengajaran, khususnya pengembangan profesionaldan motivasi kerja guru. Di satu sisi, supervisi klinik dilakukan untukmembangun motivasi dan komitmen kerja guru. Di sisi lain, supervisiklinik dilakukan untuk menyediakan pengembangan staf bagi guru.46Sedangkan menurut dua orang teoritisi lainnya, yaitu Acheson dan Gall tujuan supervisi klinik adalah meningkatkan pengajaran guru dikelas.
Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, sebagai
berikut.
a)      Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenaipengajaran yang dilaksanakannya.
b)      Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.
c)      Membantu guru mengembangkan keterampilannnya menggunakanstrategi pengajaran.
d)     Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusanlainnya.
e)      Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Demikianlah konsep spuervisi klinik bila disimpulkan, maka
karakteristik supervisi klinik sebagai berikut ; supervisi klinikberlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor danguru, tujuan supervisi klinik itu adalah untuk pengembangan profesionalguru. Kegiatan supervisi klinik ditekankan pada aspek-aspek yangmenjadi perhatian guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas,observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail, analisis terhadaphasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisor dan guru dan
hubungan antara supervisor dan guru harus bersifat kolegial bukan
autoritarian.

3. Karakteristik Supervisi
Menurut Mulyasa, salah satu supervisi akademik yang populeradalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
b)      Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan
c)      . Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah
d)      Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan   mendahulukan interpretasi guru.
e)      Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan  supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan.
f)       upervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,pengamatan, dan umpan balik
g)      Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
h)       Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu  keadaan dan memecahkan suatu masalah.48

4. Faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi
Menurut Purwanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi
berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara
lain:
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnyakurang mampu. Dilingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau
    petani dan lain-lain.
2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyakjumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas atau sebaliknya.
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu S  atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktorfaktor  yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yangdiperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanyakecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segalakekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorong nyauntuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

5.Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:
.
a)      Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya
b)      Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolahtermasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
c)      Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan  pegawai sekolah lainnya.
d)     Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing- masing
e)       Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau  komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
6. Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto, secara garis besar cara atau tehnik supervisi
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
kelompok.
1.      Teknik perseorangan, yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan.
a)      Mengadakan kunjungan kelas
b)      Mengadakan kunjungan observasi (observation visit) Guru-guru
c). Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
      siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa Banyak
      masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan- kesulitan belajar siswa.

2.      Teknik kelompok Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok
a)      Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
b)      Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
c)       Mengadakan penataran-penataran (inservice-training).

            Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas dapat diambilkesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaankepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajarmengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas,pertemuan baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain yangdianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknikyang biasa digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya,namun dalam penelitian ini hanya indikator : kunjungan kelas, semangatkerja guru, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode danevaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar yangkami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurangmengungkap masalah yang kami teliti.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
kepemimpinan secara umum adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. Sedangkan Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.
B.     Saran
 Pada kenyataanya makalah ini sangatlah sederhana jauh dari kata sempurna dan pembuatan makalah ini masih sangat memerlukan kritikan dan saran bagi para pembaca. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya, khususnya bagi mahasiswa dan para pembacanya pada umumnya. 

DAFTAR PUSTAKA
Sumidjo Wahjo.2003.kepemimpinan kepala sekolah,jakarta :Raja Grafindo Persada.
 Purwanto, Ngalim.2003.Administrasi dan Supervisi pendidikan.Bandung,Rosdakarya.
Pidarta, Made.1992.Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan.Jakarta; Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment