MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN “KEPEMIMPINAN DAN SUVERVISI”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya,
pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan
dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuangkandalam peraturan materi
tentang kepegawasan. Tuntutan tersebut salah satunya adalah tentang kompotensi
dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Pengawasan ini bertujuan
untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan
cara memberikan pengarahan-pengarahanyang baik dan bimbingan serta masukan
tentang cara atau metode mendidik yang baik dan profesional.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian kepemimpinan?
2. apa fungsi kepemimpinan?
3. macam-macam gaya kepemimpinan?
4. teori kepemimpinan?
5. Apa pengertian supervisi?
6. karakter supervisi?
7. faktor yang mempengaruhi supervisi?
8. teknik-teknik supervisi?
C. Tujuan
1.mengetahui tentang Pengertian kepemimpinan
2. mengetahui fungsi kepemimpinan
3. Mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan
4. mengetahui teori kepemimpinan
5. mengetahui pengertian supervisi
6. mengetahui karakter supervisi
7. mengetahui faktor yang mempengaruhi supervisi
8. mengetahui teknik-teknik supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian tentang
Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah hal
penting dalam organisasi. Suatu organisasi memiliki kompleksitas, baik
barang/jasa maupun ide, menghadapi berbagai perubahan yang senantiasa
melingkupi setiap saat, menghadapi berbagai karakteristik personel yang dapat
mengembangkan maupun melemahkan. Hal ini menjadi alasan diperlukannya orang
yang tampil mengatur,
memberi pengaruh, menata, mendamaikan, memberi penyejuk, dan dapat menetapkan tujuan yang tepat saat anggota tersesat atau kebingungan
menetapkan arah. Disinilah perlunya pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan.
Sedangkan Pengertian kepemimpinan
secara umum adalah kemampuan dankesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat
mempengaruhi, mendorong,mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu
memaksa orang lainagar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu
yang dapatmembantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Ada banyak pendapat
yang mengemukakan tentang pengertian
Kepemimpinan:
a. Robin dalam T. Handoko: kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan.
b. Menurut J.M. Pfiffner dalam Sudarwan Danim mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
seni mengoordinasi dan member arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
c. Menurut pandangan Amitai Etzioni dalam Ngalim Purwanto, kepemimpinan adalah
kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat/watak seseorang yang memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normatif.
d. Pengertian kepemimpinan juga diungkapkan oleh Siagian, yang menyebutkan bahwa
kepemimpinan adalah motor atau daya penggerak daripada sumber – sumber dan alat – alat yang tersedia bagi suatu
organisasi.
e. Mardjin menyebutkan
bahwa kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan
orang – orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi lain yang lebih lengkap dapat
dikatakan kepemimpinan adalah proses pemberian
bimbingan (pimpinan) atau teladan dan pemberian jalan yang mudah (fasilitas)
daripada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Good dalam Tahalele, menyebutkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang
untuk mempengaruhi, membimbing,
Pembahasan tentang kepemimpinan telah menunjuk pada suatu fenomena kemampuan
seseorang dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan
orang lain dalam suatu kerjasama. Apabila dipadukan dengan
istilah pendidikan, muncullah istilah kepemimpinan Pendidikan. Pendidikan
sendiri menurut langeveld dalam Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto adalah
membimbing anak didik dari tingkat belum dewasa menuju ke kedewasaan. Berarti
kriteria keberhasilan pendidikan adalah kedewasaan. Apabila pengertian
kepemimpinan dipadukan dengan pengertian pendidikan, maka akan muncul
pengertian kepemimpinan pendidikan. Dirawat dan kawan-kawan memberikan definisi
kepemimpinan pendidikan sebagai “suatu kemampuan dan proses mempengaruhi,
membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya
dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif
dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran.
Didalam
ajaran islam sendiri banyak ayat dan hadist-hadist baik baik secara langsung
maupun tidak langsung yang menjelaskan tentang kepemimpinan. Diantaranya
seperti yang dijelaskan dalam surat An – Nahl ayat 36 yang menjelaskan bahwa
hakikat diutusnya para rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah untuk memimpin
umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya. Tidak satupun umat yang
eksis kecuali Allah mengutus orang yang mengoreksi akidah dan meluruskan
penyimpangan para individu umat tersebut.
ولقد بعثنا
فى كل أ مة ر سو لا أ ن آ عبد و ا آ اط‘خو ت فمنهم من هد ى آ الله ومنهم من حقت
ءايه آ لضللت فسر أ ف آلللأ ر ض فآ نظر و ا كيف كل ن ءةبة آ
لمكز بين
Dan
sungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).
Makna hakiki
kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mewujudkan khilafah di muka bumi, demi
terwujudnya kebaikan dan reformasi. Perintah Allah demikian jelas dalam
firmannya :
فلا ورىك لا يؤ منو ن حتى يحكمو ك فما
ثجر بينهم ثم لا تجد و ا فى أ نفسهم حر خا مما قديت ويسلمو ا تسليما
“Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakimdalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima
dengan
sepenuhnya”
Dari
beberapa pandangan dan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah perilaku yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap
orang lain untuk menstruktur aktivitas serta hubungan di dalam suatu
kelompok/organisasi atau lembaga
pendidikan.
2. Fungsi kepemimpinan
Rincian
dalam fungsi kepemimpinan, seorang supervisor hendaknya melaksanakan hal-hal
berikut ini:
a.
Meningkatkan semangat kerja kepala
sekolah, guru dan staf sekolah yanng berada dibawah tangung jawab dan
kewenangan.
b.
Mendorang aktivftas dan kreaktifitas
serta dedikasi seluruuh personil sekolah.
c.
Menampung, melayani, dan
mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan disekolah tersebut dan
berusaha membantu pemecahan.
d.
Mendorong terciptanya suasana
kondusif didalam dan diluar lingkungan sekolah.
e.
Membantu mengembangkan kerja sama
dan kemitraan kerja dengan semua unsur terkait.
f.
Membantu mengembangkan kegiatan
intra dan ekstra kurikuler di sekolah .
g.
Membimbing dan mengarahkan seluruh
personil sekolah untuk meningkatakan kualitas pendidikan dan pengajaran pada
sekolah tersebut.
3. Gaya
Kepemimpinan
Kepemimpinan
dapat ditelaah dari berbagai segi tergantung dari
konsep
gaya kepemimpinan yang menjadi dasar sudut pandang. Karenaberagamnya gaya
kepemimpinan, melahirkan berbagai pendekatan atauteori kepemimpinan yang
beragam pula. Sehingga efektifitaskepemimpinan dapat diidentifikasikan dari
berbagai kriteria sesuai dengankonsep gaya kepemimpinan yang
dipergunakan.Keberhasilan kepala madrasah dipengaruhi oleh gayakepemimpinannya
terhadap bawahan (guru).
Menurut Hersey
dan Blanchard “.... the style of
leaders is the consistent behavior patterns that they use when they are
working with and through other people as perceived by those people”,
yang artinya bahwa gaya kepemimpinan adalah
pola perilaku konsisten para pemimpin yang mereka gunakan ketika mereka bekerja
dengan dan melalui orang lain seperti yang
dipersepsi
oleh orang – orang itu.
Pada saat suatu proses kepemimpinan berlangsung,
seorang pemimpin mengaplikasikan suatu gaya
kepemimpinan tertentu. Gaya kepemimpinan yang efektif merupakan gaya
kepemimpinan yang dapatmempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan
orang –orang yang dipimpin sesuai dengan situasi dan kondisi supaya mereka
mau
bekerja dengan penuh semangat dalam mencapai tujuan organisasi.Hersey dan
Blanchard menjelaskan bahwa gaya kepala sekolah yang efektif ada empat :
(1) gaya
instruktif
penerapannya
pada bawahan (guru) yang masih baru atau bertugas.
(2). gaya konsultatif
penerapannya
pada bawahan (guru) yang memiliki kemampuan tinggi namun kemauan rendah,
(2) gaya
partisipatif
penerapannya
pada bawahan (guru) yang memiliki kemampuan rendah, namun memiliki kemauan
kerja tinggi,
(4). gaya delegatif
penerapannya
bagi bawahan (guru) yang memiliki kemampuan tinggi dan kemauan tinggi
Dari keempat
gaya kepemimpinan yang efektif diatas masing – masing memiliki
ciri – ciri,
diantaranya :
1.
Ciri – ciri gaya
kepemimpinan instruktif, mencakup antara lain :
(a) memberi pengarahan secara spesifik tentang
apa, bagaimana, dan kapan kegiatan dilakukan; (bkegiatan lebih banyak diawasi
secara ketat
(c) kadar direktif tinggi; (d) kadar suportif
rendah; (e) kurang dapat meningkatkan kemampuan pegawai; (f) kemampuan motivasi
pegawai rendah. Tingkat kematangan
bawahan rendah.
2.
Kedua, gaya kepemimpinan konsultatif,
ciri – cirinya mencakup
antara lain : (a) kadar
direktif rendah; (b) kadar suportif tinggi; (c) komunikasi
dilakukan secara timbal balik; (d) masih
memberikan pengarahan yang spesifik;
(e) pimpinan secara
bertahap memberikan tanggung jawab kepada pegawai walaupun bawahan masih
dianggap belum mampu. Tingkat kematangan bawahan rendah ke sedang.
3. Ketiga, gaya kepemimpinan
partisipatif, ciri–ciri kepemimpinan
partisipatif
ini mencakup antara lain : (a) pemimpin melakukan komunikasi dua arah; (b) secara aktif
mendengar dan respon segenap kesukaran bawahan; (c) mendorong bawahan untuk
menggunaka kemampuan secara operasional; (d) melibatkan
bawahan dalam pengambilan keputusan
(e) mendorong bawahan untuk berpartisipasi Tingka t kematangan
bawahan dari sedang ketinggi. Kepemimpinan partisipatif ini juga dikenal dengan istilah
kepemimpinan terbuka, bebas atau non directive.
4.
gaya
kepemimpinan delegatif, ciri–cirinya mencakup
antara lain : (a) memberikan pengarahan
bila diperlukan saja; (b memberikan suport dianggap tidak perlu lagi;
(c) penyerahan tanggungjawab kepada bawahan untuk mengatasi dan menyelesaikan
tugas; (d tidak perlu memberi motivasi. Tingkat
kematangan bawahan tinggi.15
Perilaku kepemimpinan menentukan
keberhasilan suatu lembaga pendidikan.
Konsep manajemen sebenarnya agak berbeda.
Kepemimpinan merupakan
salah satu bagian dari manajemen. Meskipun demikiankeduanya saling melengkapi.
Beberapa perbedaan antara manajemen dankepemimpinan menurut Kotter dalam
Tjiptono & Diana, antara lain : (a)manajemen berhubungan dengan usaha
menanggulangi kompleksitas,kepemimpinan menanggulangi perubahan; (b) manajemen
berkaitandengan perencanaan dan penganggaran untuk mengatasi
kompleksitas,kepemimpinan mengenai penentuan arah perubahan melalui
pembentukanvisi; (c) manajemen mengembangkan kemampuan untuk
melaksanakanrencana melalui pengorganisasian dan penyusunan staf, kepemimpinan
mengarahkan
orang untuk bekerja berdasarkan visi; (d) manajemenmenjamin pencapaian rencana
melalui pengendalian dan pemecahanmasalah, kepemimpinan memotivasi dan
mengilhami orang agar berusahamelaksanakan rencana. Oleh karena itu agar
kepemimpinan kepalamadrasah dapat efektif, maka kepala madrasah selaku pemimpin
dilembaganya diharapkan mampu menyeimbangkan antara aktivitasmanajerial dan
aktivitas kepemimpinannya.
4.
Teori Kepemimpinan
Timbulnya seseorang menjadi pemimpin oleh
para ahli kepemimpinan
telah
dikemukakan dalam beberapa teori, diantaranya adalah :
1)
Teori Hubungan Kepribadian dengan Situasi
Para penganut teori ini, dengan perbedaan–perbedaan
yang tidakbesar, berpendapat bahwa kepemimpinan seseorang itu ditentukanoleh
kepribadiannya dengan menyesuaikannya pada situasi dankondisi yang dihadapinya.
Situasi dan kondisi ini terdiri atas tiga lapis,yaitu tugas, pekerjaan atau
masalah yang dihadapi, orang–orang yangdipimpin, keadaan yangmempengaruhi
pekerjaan serta orang–orangyang harus menjalankan pekerjaan tersebut.Pemimpin
harus mengenal dirinya, mengenal kelompok orang–orang yang harus dipimpinnya,
mengenal akan sifat–sifat pekerjaanyang harus diselesaikan, serta mengetahui
sifat serta hukum daripadalingkungan yang mengitari serta mempengaruhi secara
langsung atautidak langsung baik orang–orangnya, dirinya dan tugas pekerjaan
yangharus dikerjakan bersama itu. Pemimpin harus berperan sebagaipembina
kelompok yang dipimpin, menciptakan cara–cara yangmudah untuk membangunkan
semangat kerja atau memberikesempatan serta kemungkinan orang–orang tersebut
untukmemahami apa yang harus dikerjakan dan dicapai, bagaimana caranyaserta
syarat–syarat yang harus dipenuhinya. Untuk itu ia harus mampumengusahakan kemudahan–kemudahan
guna merangsang kegiatan–kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.
2) Teori
Hubungan antar Manusia
Para penganut teori ini menekankan kepada faktor
atau unsurmanusia. Manusia itu pada umumnya mempunyai motif untuk mauberbuat
sesuatu. Pada pokoknya motifnya itu didasarkan atasperhitungan keinginan atau
pamrih, atau perhitungan untung–rugiuntuk jangka panjang dan jangka pendek,
akan tetapi kesemuanya itutergantung dari pendidikan, kecerdasan, pengalaman,
nasihatlingkungan dan lain sebagainya. Menurut teori ini seorang pemimpin
dalam
melakukan kepemimpinannya harus pandai melakukan hubungan–hubungan antar manusia
yaitu dapat memelihara keseimbangan antara kepentingan–kepentingan perseorangan
dan kepentingan umum organisasi dandapat memenuhi berbagai harapan dan
kebutuhan orang–perorangan,tanpa merugikan kepentingan organisasi.
“The human being
is by nature a motivated organism. The
organization is
by nature structure and controlled.”
Yaitu
: manusia karena sifatnya adalah organisme yang dimotivasi, sedangkanorganisasi
karena sifatnya adalah tersusun dan terkendali.Oleh karena itu fungsi
kepemimpinan adalah membuat organisasisedemikian rupa sehingga memberikan
kebebasan kepada individuuntuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial gunamemenuhi
kebutuhankebutuhannya dan pada saat yang bersamaanmemberikan sumbangan bagi
pencapaian tujuan organisasi.
3) Teori
Kegiatan–Harapan
Golongan yang berteori ini berpendapat, bahwa proses
kegiatan–kegiatan manusia yang berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi
daninteraksi bermacam–macam perasaan pada pihak–pihak yangbersangkutan. Segala
tindakan pemimpin harus dapat memberikepercayaan, demikian pula orang–orang
yang dipimpinnya. Menurutteori ini seorang pemimpin harus mengembangkan
kepemimpinannyayang terdiri atas perbuatan–perbuatan yang selalu ada isinya,
artinyayang tidak mengecewakan orang–orang yang bersangkutan
dalamharapan–harapan mereka.Semakmin tinggi tingkat seseorang dalam kelompok,
dan semakinmendekati kesesuaian kegiatannya dengan norma–norma kelompok,maka
semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar jumlahanggota kelompok
yang bergerak. Namun harus dijaga agar aksi–aksipemimpin itu tidak mengecewakan
harapan–harapan pengikutnya /kelompok.
Teori
ini memakai nama yang berlainan, stogdill dalam Victor
4) The High –
High Leader (pemimpin yang tinggi – tinggi)
Teori universal yang paling terkenal mendalilkan
bahwapemimpin yang efektif berorientasi kepada tugas dan berorientasikepada
orang, apa yang disebut “high–high leader”. Berbagai versidari teori dua
faktor tersebut telah diusulkan. Blake dan Mouton
dalam
Yukl telah mengembangkan teori jaringan manajerial untukmenggambarkan para
manajer dalam kaitannya dengan perhatian pada
orang
dan perhatian pada produksi.25Versi tambahan dari model tersebut, perilaku yang
berorientasipada tugas dan perilaku yang berorientasi pada orang mempunyai
efektambahan yang berdiri sendiri terhadap efektivitas manajerial.
Asumsitersebut yang secara implisit terdapat pada model tambahan tersebutadalah
bahwa kebanyakan perilaku kepemimpinan yang spesifikadalah hanya relevan bagi
pencapaian tugas atau untukmempertahankan hubungan yang harmonis, kooperatif,
namun bukanuntuk kedua perhatian secara bersamaan.
5)
Teori Kepemimpinan Kharismatik dari House
House mengajukan sebuah teori untuk
menjelaskankepemimpinan kharismatik dalam hubungannya dengan sejumlahdalil yang
dapat diuji yang menyangkut proses–proses yang dapatdiobservasi bukannya
berdasarkan atas cerita rakyat dan mistik. Teoritersebut didasarkan atas hasil–hasil
penemuan dari berbagai disiplin ilmu sosial. Ia mengidentifikasi bagaimana para
pemimpinkharismatis berperilaku, bagaimana mereka berbeda dari orang lain,serta
dalam kondisi yang bagaimana mereka memperoleh banyakkemungkinan untuk
berkembang. Dimasukkannya ciri–ciri,pengaruh, serta kondisi situasional dari
seorang pemimpin membuatteori ini lebih komprehensif dalam wawasannya dari
padakebanyakan teori–teori kepemimpinan sebelumnya.
B. Kajian
tentang Supervisi
1. Pengertian
Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.Istilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata: “supervisi
danPendidikan”. Dalam uraian-uraian berikut hanya istilah supervisi yang lebih
banyak diberbicarakan dari pendidikan, karena istilah pendidikan (education)
lebih lengkap telah dikupas habis dalam mata kuliah Dasar- Dasar Kependidikan. Supervisi adalah istilah
yang relatif baru dikenal d dunia pendidikan di Indonesia (lihat sejarah
supervisi), karena itu perluuraian secara lengkap tentang pengertiannya, yang
akan dilihat dari tig sudut pandang, yaitu dari sudut etimologis,
morfologis, dan semantik.
Secara Etimologis, kata supervisi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu supervision, artinya pengawasan.28 Suharsimi
mengatakan bahwamemang sejak dulu banyak orang menggunakan istilah pengawasan,
penilikan
atau pemeriksaan untuk istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda orang mengenal
istilah inspeksi.29
Secara Morfologis, kata supervisi terdiri atas dua
kata, super danvisi (super dan vision). Menurut Ametembun, super berarti
atas ataulebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik, dan awasai. Jadi supervisi
berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atau sekaligus
menunjukanbahwa orang yang melaksanakan supervisi berada lebih tinggi dari
orangyang dilihat, ditilik, dan diawasi.30
Secara Semantik, para ahli memberikan berbagai corak
definisi,tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menur"Supervision
is assistance in the development of a better teachinglearning situation" (supervisi
adalah bantuan dalam pengembangansituasi mengajar yang lebih baik). Neagley dalam Pidarta menyebutkanbahwa
supervisi adalah layanan kepada guru-guru di sekolah yangbertujuan untuk
menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dankurikulum.
Tugas pokok pengawas sekolah/satuan
pendidikan adalahmelakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan
fungsi-fungsisupervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatanyang harus dilaksanakan
pengawas yakni:
1.
Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepalasekolah,
kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,
2.
Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta pengembangannya,
3.
Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil programpengembangan sekolah
secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Pendapat-pendapat di atas menunjukkan bahwa istilah
supervisimengandung makna banyak, tapi mengandung makna yang sama,misalnya
bantuan, pelayanan, memberikan arah, penilaian, pembinaan,meningkatkan,
mengembangkan dan perbaikan. Dengan kata lain, istilahsupervisi dipertentangkan
dengan makna mengawasi, menindak,memeriksa, menghukum, mengadili, inspeksi,
mengoreksi, danmenyalahkan. Dengan demikian istilah supervisi "tidak
sama" denganistilah controlling, inspection (inspeksi), dan directing
(mengarahkan).Perlu ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisi
disekolah adalah guru, walaupun semua orang di sekolah dikenai supervisiitu
hanyalah objek perantara. Isyarat lain dari pendapat- pendapat di atas,adalah
penting adanya administrasi yang baik dalam kegiatan supervisi,karena itu
diperlukan suatu administrasi supervisi, terutama yang menyangkut fungsi utamanya, yaitu
perencanaan, pengorganisian,penyelenggaraan dan pengawasan supervisi itu
sendiri.
Supervisi adalah aktivitas menentukan
kondisi/syarat-syarat yangessensial yang akan menjamin tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan. Daridefinisi tersebut maka tugas kepala sekolah
sebagai supervisor berartibahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan
menentukan syaratsyaratmana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya
sehinggatujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin
dapattercapai.
Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya
seorang kepalasekolah dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan
kualitasmengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan,
penampilanmengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara
yangrasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Ruang Lingkup
Supervisi Pendidikan
Materi supervisi pendidikan telah mulai
diperkenalkan pada matakuliah Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, yang
menunjukkan bahwamateri supervisi tidak terlepas dari Administrasi Pendidikan
padaumumnya. Rifai, mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus
adasupervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, adaadministrasi
sesuatu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikansama pentingnya dengan
administrasi pendidikan, namun secara hirarkissupervisi merupakan salah satu
fase atau tahap dari administrasi.
Thomas H. Briggs dalam Rifai, menegaskan, bahwa
supervisi merupakanbagian atau aspek dari administrasi. Khususnya yang mengenai
usahapeningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu
Soetopo menjelaskan bahwa secara teoritis yang
menjadi objeksupervisi ada dua aspek, yaitu: A. Aspek manusianya, seperti sikapterhadap
tugas, disiplin kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadapperaturan
organisasi, kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalambekerja sama, watak; B.
Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja(cara mengajar), metoda pendekatan
terhadap siswa, efisiensi kerja, danhasil kerja. Pendapat Soetopo ini secara
jelas membedakan apa yangmenjadi objek pengawasan (controlling) dan supervisi
(supervision).
Fungsi
Administrasi :
1.
Perencanaan (planning)
2.
Pengorganisasian (organizing)
3.
Penyelenggaraan (actuating)
4.
Pengawasan (controlling)
Fungsi
Controlling:
1.
Inspeksi (inspection)
2.
Supervisi (supervision)
Sasaran
Controlling:
1.
Men (manusia)
2.
Money (uang)
3.
Material (materi/ bahan)
4.
Method (metode/ kurikulum)
5.
Mechine (mesin, peralatan)
6.
Market (pasar)
Sasaran
Supervisi:
1.
Men (manusianya)
2.
Activities (kegiatannya)
Uraian
di atas menunjukkan bahwa antara supervisi dan
controlling
memang mempunyai hubungan yang erat, atau dapat sebagai salah satu fungsi
pengawasan pendidikan dikatakan
supervisi adalah bagian dari kegiatan controlling (pengawasan), sedangkan kegiatan supervisi lebih
dititikberatkan pada aspek manusia.
Selanjutnya
Supandi, menegaskan, supervisi lebih banyak diartikan orang Harahap, merinci ruang lingkup supervisi
pendidikan sebagai
berikut:
a.
Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai, soal kenaikan
pangkat, soal pembagian tugas dan lainlain.
b.
Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja, ruang belajar, papan tulis
dan lain-lain.
c.
Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku, pelayanan, ketertiban, dan
lain-lain.
d.
Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melih melihat apakah pengeluaran sesuai dengan aturan,
ketepatan pembayaran gaji atau honor
lainnya kepada pegawai dan guru.
e.
Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat dan makanan, serta soal ketertiban
siswa yang jangan sampai menjadi
tempat
bermain, bolos dan merokok.
f.
Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampai mengganggu
kegiatan belajar siswa, kesehatan, dan
keamanan.Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapa.disamakan
dengan "praktek kedokteran", yaitu hubungan antarasupervisee dan
supervisor ibarat hubungan antara pasien dengan dokter.Supervisi klinik,
mula-mula diperkenalkan dan dikembangkan olehMorris L. Cogan, Robert
Goldhammer, dan Richarct Weller diUniversitas Harvard pada akhir dasa warsa
lima puluh tahun dan awal dasawarsa
enam puluhan.
Pada mulanya, supervisi klinik dirancang sebagai
salah satu modelatau pendekatan dalam melakukan supervisi pengajaran terhadap
calonguru yang sedang berpraktek mengajar.
Tujuan supervisi klinik adalah untuk
membantu memodifikasipola- pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif.
Menurut Sergiovanni, ada dua sasaran supervisi klinik, yang menurut
penulismerefleksi multi tujuan supervisi klinik, yang menurut penulis
merefleksimulti tujuan supervisi pengajaran, khususnya pengembangan
profesionaldan motivasi kerja guru. Di satu sisi, supervisi klinik dilakukan
untukmembangun motivasi dan komitmen kerja guru. Di sisi lain, supervisiklinik
dilakukan untuk menyediakan pengembangan staf bagi guru.46Sedangkan menurut dua
orang teoritisi lainnya, yaitu Acheson dan Gall tujuan supervisi klinik adalah
meningkatkan pengajaran guru dikelas.
Tujuan ini dirinci lagi ke dalam
tujuan yang lebih spesifik, sebagai
berikut.
a)
Menyediakan
umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenaipengajaran yang
dilaksanakannya.
b)
Mendiagnosis
dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.
c)
Membantu
guru mengembangkan keterampilannnya menggunakanstrategi pengajaran.
d)
Mengevaluasi
guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusanlainnya.
e)
Membantu
guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan
profesional yang berkesinambungan.
Demikianlah konsep spuervisi klinik
bila disimpulkan, maka
karakteristik supervisi klinik
sebagai berikut ; supervisi klinikberlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka
antara supervisor danguru, tujuan supervisi klinik itu adalah untuk
pengembangan profesionalguru. Kegiatan supervisi klinik ditekankan pada
aspek-aspek yangmenjadi perhatian guru serta observasi kegiatan pengajaran di
kelas,observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail, analisis
terhadaphasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisor dan guru dan
hubungan
antara supervisor dan guru harus bersifat kolegial bukan
autoritarian.
3.
Karakteristik Supervisi
Menurut Mulyasa, salah satu supervisi akademik yang populeradalah
supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)
Supervisi
diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif
tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
b)
Aspek
yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan
c)
.
Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan
kepala sekolah
d)
Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan
dengan mendahulukan interpretasi guru.
e)
Supervisi
dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta
menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan.
f)
upervisi
klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,pengamatan, dan
umpan balik
g)
Adanya
penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor
terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
h)
Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu
masalah.48
4.
Faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi
Menurut Purwanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi
berhasil
tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara
lain:
1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu
di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang
kaya atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnyakurang mampu. Dilingkungan
masyarakat intelek, pedagang, atau
petani dan lain-lain.
2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah. Apakah
sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyakjumlah guru dan
muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas atau sebaliknya.
3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu S atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan
sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di
sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi,
hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara
faktorfaktor yang lain, yang terakhir ini
adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah
itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yangdiperlukan, semuanya itu
tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanyakecakapan dan keahlian yang dimiliki
oleh kepala sekolah, segalakekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang
mendorong nyauntuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
5.Fungsi
kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh
kepala
sekolah
sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:
.
a) Membangkitkan
dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing
dengan sebaik-baiknya
b) Berusaha
mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolahtermasuk media
instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan
proses belajar-mengajar.
c) Bersama
guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode
mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Membina kerja sama yang baik dan
harmonis di antara guru-guru dan
pegawai sekolah lainnya.
d) Berusaha
mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain
dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah,
dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai
dengan bidangnya masing- masing
e) Membina hubungan kerja sama antara sekolah
dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan para siswa.
6.
Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto, secara garis besar cara atau
tehnik supervisi
dapat
digolongkan menjadi
dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
kelompok.
1.
Teknik perseorangan, yang
dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan.
a)
Mengadakan kunjungan kelas
b)
Mengadakan kunjungan observasi
(observation visit) Guru-guru
c).
Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa dan atau mengatasi problema yang
dialami siswa Banyak
masalah yang dialami guru dalam mengatasi
kesulitan- kesulitan belajar siswa.
2.
Teknik kelompok Ialah supervisi
yang dilakukan secara kelompok
a)
Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
b)
Mengadakan diskusi kelompok (group
discussions)
c)
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training).
Dari beberapa pendapat dan uraian
tersebut diatas dapat diambilkesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah
proses pembinaankepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses
belajarmengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan
kelas,pertemuan baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain
yangdianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknikyang
biasa digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya,namun dalam
penelitian ini hanya indikator : kunjungan kelas, semangatkerja guru, pemahaman
tentang kurikulum, pengembangan metode danevaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan
kegiatan rutin diluar mengajar yangkami teliti sedangkan indikator lain tidak
kami teliti karena kurangmengungkap masalah yang kami teliti.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
kepemimpinan secara umum adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan
dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya
berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Sedangkan Supervisi adalah aktivitas menentukan
kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah
sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan
menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya
sehingga
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal
mungkin dapat tercapai.
B. Saran
Pada kenyataanya makalah
ini sangatlah sederhana jauh dari kata sempurna dan pembuatan makalah ini masih
sangat memerlukan kritikan dan saran bagi para pembaca. Mudah-mudahan makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya, khususnya bagi mahasiswa dan para
pembacanya pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumidjo
Wahjo.2003.kepemimpinan kepala sekolah,jakarta :Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Ngalim.2003.Administrasi dan Supervisi
pendidikan.Bandung,Rosdakarya.
Pidarta,
Made.1992.Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan.Jakarta; Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment