1

loading...

Monday, March 18, 2019

MAKALAH SINTAKSIS


MAKALAH SINTAKSIS

Penyusunan Kalimat Negatif, Aktif, dan Tak Langsung
 


BAB I

PENDAHULUAN
    
A. Latar Belakang
           Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini. Sintaksis ini terdapat berbagai jenis tulisan, salah satunya adalah karya ilmiah, Penulisan karya ilmiah menurut kacamata penulis dalam pemilihan dan penggunaan kata atau kalimat serta dalam penggunaan Sintaksis.
Sintaksis merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang telah distandardisasi. Standardisasi ini meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan dan pemakaian tanda baca.
Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian Sintaksis pada karya tulis mahasiswa. Pengkajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam karya tulis mahasiswa. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai bahasa Indonesia dalam penulisan, dilakukan dengan cara menghitung ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan kalimat/susunan kata serta mengklasifikasikan ketepatan dan ketidaktepatan ejaan sehingga diperoleh tingkat kemampuan mahasiswa dalam mempelajari sintaksis.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan Kalimat Pasif?
2.      Bagaimana proses penyusunan kalimat pasif?
3.      Apa yang di makdsud dengan kalimat negatif?
4.      Apa saja contoh kalimat negatif?
C. Tujuan
1.        Untuk memahami pengertian kalimat pasif.
2.        Untuk megetahui proses penyusunan kalimat pasif.
3.        Untuk megetahui apa yang di maksud dengan kalimat negatif.
4.        Untuk mengetahui contoh-contoh kalimat negatif.
D. Manfaat       
1.        Makalah ini bermanfaat untuk Mahasiswa supaya lebih mengetahui dan memahami bentuk kesalahan dalam penggunaan kalimat sintaksis.
2.        Makalah ini bermanfaat untuk lebih menekankan penggunaan sintaksis untuk pelajaran bahasa Indonesia.
3.        Dapat menjadi referensi bagi penulis landasan teori dalam penulisannya di bidang pendidikan bahasa Indonesia

A.  Pengertian Kalimat Pasif
Istilah kalimat pasif lazim didikotomikan dengan istilah kalimat aktif, karena lazim dibicarakan bahwa kalimat pasif itu dibentuk dari kalimat aktif. Namun, tidak semua kalimat aktif dapat di ubah menjadi kalimat pasif.
Kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat pasif adalah kalimat aktif yang fungsi predikatnya diisi oleh verba transitif, yaitu verba yang memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran) atau (+hasil). Secara formal klausa atau kalimat yang predikatnya berupa verba transitif ini akan diikuti oleh sebuah objek, yang transitif ini secara morfologi di tandai dengan adanya prefiks me- inflektif. Simak kalimat-kalimat ini :
-    Nenek                 Membaca        Komik
   O                         P                   O
Keterangan :
Nenek = subjek, nomina, pelaku
Membaca = predikat, verba transitif, tindakan
Komik = objek, nomina, sasaran.
-          Kakak                Menulis           Surat
S                          P                    O
Keterangan :
Kakek = subjek, nomina, pelaku
Menulis = predikat, verba transitif, tindakan
Surat = objek, nomina, hasil
Beda komik sebagai objek pada kalimat pertama dengan surat sebagai objek pada kalimat kedua adalah bahwa komik berperan sebagai sasaran tindakan mmbaca, sedangkan surat  adalah hasil dari tindakan menulis.
B.  Proses Penyusunan Kalimat Pasif
Proses pembentukan kalimat pasif dari sebuah kalimat aktif dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Pertama, memindahkan kalimat objek kalimat aktif menjadi subjek dn kalimat pasif. Kedua, memindahkan subjek kalimat aktif menjadi objek kalimat pasif, mengubah bentuk verba dari berfrefiks me- mennjadi verba berprefiks di-. Lalu, terakhir menempatkan preposisi oleh sebagai penanda pelaku secara opsional di antara predikat dan objek pelaku. Proses itu dapat di bagankan sebagai berikut :[1]


Kalimat Aktif
S
P
O
V – me-

Kalimat Pasif
S
P

O
V – di-

Dengan demikian kalau kalimat aktif Nenek Membaca Komik akan dipasifkan terjadi proses sebagai berikut :
Nenek              Membaca         Komik
S                      P (V me-)        O


Komik             Dibaca   (oleh)   Nenek
S                      P (V di-)            O
C.       Pengertian Kalimat Negatif
Istilah kalimat negatif biasanya didikotomikan dengan istilah kalimat positif. Semua kalimat dasar, yang dibuat dari klausa dasar, adalah kalimat positif. Jadi, kalimat negatif dibentuk dari kalimat (klausa) positif dengan cara menambahkan kata-kata negasi atau kata sangkalan kedalam klausa (kalimat) dasar itu.
Kata-kata sangkalan atau kata-kata untuk membentuk kalimat negatif dari kalimat positif adalah kata tidak atau tak, bukan, tiada, dan tanpa. Secara umum kata tidak atau tak digunakan dalam membentuk kalimat verbal, ajektival, dan juga nominal.
D.      Contoh Kalimat Negatif
1.      Kalimat negatif dengan kata penyangkal tidak
a.       Kata penyangkal tidak (bentuk singkatnya tak) digunakan untuk menyangkal atau menidakkan tindakan, perbuatan, atau kejadian. Contoh :[2]
-       Mereka tidak datang
-       Mereka tidak boleh datang
-       Mereka mungkin tidak datang
-       Mereka tidak jatuh
-       Mereka tidak bisa jatuh
b.      Kata penyangkal tidak (bentuk singkatannya tak) digunakan juga untuk menyangkal keadaan (sifat, bentuk, usia, dan sebagainya). Contoh :
-       Anak itu tidak pandai
-       Bola itu tidak bundar
-       Suaminya tidak tidak muda lagi
-       Mereka tidak tidak malu lagi
-       Hawanya tidak dingin lagi
c.       Kata penyangkal tidak dapat digunakan untuk menyangkal dua maujud nomina atau lebih yang memiliki perbuatan atau sifat yang sama. Contoh :
-       Tidak bapak, tidak anak, sama saja kelakuannya
-       Beliau tidak memberikan apa-apa, tidak uang, tidak barang, dan tidak ada jua pun
-       Tidak yang kecil, tidak yang besar, semua diambilnya
-       Tidak yang muda, tidak yang tua, kelakuannya sama saja
2.      Kalimat negatif dengan kata penyangkal bukan
a.       Kata penyangkal bukan digunakan untuk menyangkal keberadaan maujud nomina. Contoh :
-       Dia bukan kakak saya
-       Suaminya bukan orang Batak
-       Yang dibacanya bukan buku komik
-       Bukan saya yang mengambil buku itu
-       Bukan mereka yang diharapkan datang
b.      Kata penyangkal bukan digunakan di muka verba, yang disertai dengan perbaikannya. Contoh :
-       Mereka bukan menganiaya, melainkan dianiaya
-       Gadis itu bukan menangis karena pacar, tetapi karena dosa
-       Itu namanya bukan melukis, melainkan mencoret-coret
-       Beliau bukan bersalah, hanya menyalahi prosedur
-       Pejabat itu bukan ditangkap, melainkan melaporkan diri ke polisi[3]

Catatan :
Kata penyangkal bukan dapat juga diikuti kata penyangkal tidak dalam sebuah kalimat verbal negatif. Contoh :
-       Persoalan itu memang sukar, tetapi bukan tidak dapat diselesaikan
-       Saya bukan tidak mengerti, hanya minta penjelasan lebih rinci
3.      Kalimat negatif dengan kata penyangkal tanpa
Kata penyangkal tanpa memiliki makna ‘tidak dengan’ dapat digunakan untuk menyangkal maujud dalam sebuah kalimat negatif. Contoh :
-       Tanpa dibacanya dulu surat itu langsung dirobeknya
-       Tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan dia segera menyeberang jalan
-       Kamu akan sulit hidup di Jakarta tanpa kepandaian yang memadai
-       Manusia tidak dapat hidup tanpa tersedianya air bersih
-       Rumah itu dibangun tanpa izin dari P2B
4.      Kalimat negatif dengan kata penyangkal tiada
Kata penyangkal tiada memiliki makna ‘tidak ada’, dapat digunakan untuk menyangkal tindakan atau perbuatan dan juga menyangkal maujud dalam sebuah kalimat negatif. Contoh :
-          Dia lewat saja di depanku, tiada menoleh sedikitpun
-          Beliau tiada memperhatikan kehadiran kami
-          Tiada uang tentu tiada barang
-          Hidupku memang susah, punya anak, punya istri, tetapi tiada penghasilan tetap
-          Prinsip mereka tiada hari tanpa bekerja keras[4]

A.  Kesimpulan
Dari ke-empat materi diatas dapat disimpulkan Istilah kalimat pasif lazim didikotomikan dengan istilah kalimat aktif, karena lazim dibicarakan bahwa kalimat pasif itu dibentuk dari kalimat aktif. Namun, tidak semua kalimat aktif dapat di ubah menjadi kalimat pasif. Susunannya yang pertama, memindahkan kalimat objek kalimat aktif menjadi subjek dn kalimat pasif. Kedua, memindahkan subjek kalimat aktif menjadi objek kalimat pasif, mengubah bentuk verba dari berfrefiks me- mennjadi verba berprefiks di-. Lalu, terakhir menempatkan preposisi oleh sebagai penanda pelaku secara opsional di antara predikat dan objek pelaku. Istilah kalimat negatif biasanya didikotomikan dengan istilah kalimat positif. Semua kalimat dasar, yang dibuat dari klausa dasar, adalah kalimat positif. Jadi, kalimat negatif dibentuk dari kalimat (klausa) positif dengan cara menambahkan kata-kata negasi atau kata sangkalan kedalam klausa (kalimat) dasar itu.

B. Kritik dan Saran
1. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
3. Dengan mempelajari sintaksis yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah.
4.  Untuk itu mempelajari sintaksis sangat perlu agar dapat mudah di pahami.



DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta


[1] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia. 2009. (hal.201-202)
[2] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia. 2009. (hal.202-203)
[3] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia. 2009. (hal.206-207)
[4] Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia. 2009. (hal.208)

No comments:

Post a Comment