1

loading...

Wednesday, June 19, 2019

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM " HAKIKAT DAN FUNGSI IPA"


MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM " HAKIKAT DAN FUNGSI IPA" 
BAB I
PENDAHULUAN 
A.        Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa itu hakikat ipa
2.    Apa saja fungsi ipa

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui hakikat ipa
2.      Untuk mmengetahui fungsi ipa
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Hakikat Ipa
Ilmu Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’,secara singkat disebut Science. IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya.
Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain:
1.        IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya.
2.        Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya dapat melakukan penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut Patta Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa keterampilan dasar tersebut.
3.        IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara hati-hati, kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:
a.         Sikap ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.
b.         Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), sikap ini bertitik tumpu dari kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak, namun hanya bersifat sementara.
c.          Sikap kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama adalah sikap untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama atau berkelompok.
d.        Sikap tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa jika mengalami kegagalan dalam menggali ilmu.
e.         Sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)
f.          Sikap mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut haruslah dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar memiliki sikap jujur tehadap dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani mengoreksi dirinya sendiri.
g.         Sikap bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini seseorang harus berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap tersebut harus dikembangkan sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil pengamatan atau kerja yang telah dilakukan secara jujur.
h.         Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu pengetahuan diperlukan objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
i.           Sikap kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse dan Wingo ( Darmodjo, 1992), mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan sesorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju tingkah laku yang dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya sekumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab dapat bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.

B.            Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
          Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:
a.       Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b.      Mengembangkan keterampilan proses.     
c.       Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d.      Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e.       Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam Sumaji (2006) antara lain ialah:
a.       Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.
c.       Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
d.      Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
e.       Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f.       Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g.      Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA

BAB III
PENUTUP


A.           Kesimpulan
IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah.

B.            Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.        Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA
2.        Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal maupun website yang  jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo,  Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat  Jendral Pendidikan Tinggi.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: depdiknas.
Srini M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi

No comments:

Post a Comment