MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM " HAKIKAT DAN FUNGSI IPA"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam
adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan
gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Ilmu
pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan
menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar
tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam
suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa
dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya
sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa
agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi
dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa
tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat ipa
2. Apa saja fungsi ipa
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat ipa
2. Untuk mmengetahui fungsi ipa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Ipa
Ilmu
Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’,secara singkat disebut Science. IPA secara harafiah
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini
mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan
proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Seperti halnya setiap ilmu
pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu
berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman
Samatowa, 2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang
berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Dalam
hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah
sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan
ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui
proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap
ilmiah di dalamnya.
Secara
garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain:
1.
IPA
sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang
dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai
fenomena di dalamnya.
2.
Proses
dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa
Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara
bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya dapat melakukan
penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut Patta Bundu (2010) IPA sebagai
proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai
proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi kemampuan
observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi,
prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan
penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan
alam diperlukan beberapa keterampilan dasar tersebut.
3.
IPA
sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam
mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara
hati-hati, kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi
ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan aspek sikap
ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:
a.
Sikap
ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap yang selalu ingin
mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.
b.
Sikap
ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), sikap ini bertitik
tumpu dari kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu
tidak bersifat mutlak, namun hanya bersifat sementara.
c.
Sikap
kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama adalah sikap untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama atau berkelompok.
d.
Sikap
tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa
Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa jika mengalami kegagalan dalam
menggali ilmu.
e.
Sikap
terbuka untuk menerima (open-mindedness)
f.
Sikap
mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat menjunjung tinggi
kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar dirinya tetapi juga
terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut haruslah dikembangkan sejak dini
khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar memiliki sikap jujur tehadap dirinya
sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani mengoreksi dirinya sendiri.
g.
Sikap
bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini seseorang harus berani
mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap tersebut harus
dikembangkan sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil pengamatan
atau kerja yang telah dilakukan secara jujur.
h.
Sikap
berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu pengetahuan
diperlukan objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria
kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
i.
Sikap
kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse dan Wingo ( Darmodjo,
1992), mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan
sesorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju tingkah
laku yang dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam bukan hanya sekumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses
aktif menemukan sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya.
Dengan demikian, pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi
pada pencapaian Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta
Bundu, 2010). Segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan
kehidupan sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam
proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang
diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari; dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk
mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis,
mawas diri, bertanggungjawab dapat bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa
cinta terhadap alam sekitar.
B.
Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar
(Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:
a.
Memberikan
pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan alam dan lingkungan
buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b.
Mengembangkan
keterampilan proses.
c.
Mengembangkan
wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari.
d.
Mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara
kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e.
Mengembangkan
kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta
keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan
pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun
secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam Sumaji (2006) antara
lain ialah:
a.
Memberi
bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep-konsep IPA.
c.
Menanamkan
sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya.
d.
Menyadarkan
siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong
untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
e.
Memupuk
daya kreatif dan inovatif siswa.
f.
Membantu
siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g.
Memupuk
serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai
ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan
bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung
makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses
pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang dinamis. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam
memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA
sebagai sikap ilmiah.
B.
Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka
penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Mahasiswa
hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA
2.
Mahasiswa
sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku,
jurnal maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah
maupun karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis.
(1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi.
Patta
Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: depdiknas.
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: depdiknas.
Srini M.
Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Usman
Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi
No comments:
Post a Comment