1

loading...
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Juni 2019

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM " HAKIKAT DAN FUNGSI IPA"


MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM " HAKIKAT DAN FUNGSI IPA" 
BAB I
PENDAHULUAN 
A.        Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fowler (Trianto, 2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan menurut Wahaya (Trianto, 2010), mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dan menekankan pada keterampilan proses. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran menurut Dimyani dan Mudjiono (Rahayu, 2014) siswa dapat dikatakan belajar, apabila proses perubahan perilaku terjadi pada dirinya sebagai hasil dari suatu pengalaman. Untuk itu, tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik apabila siswa tidak memahami hakikat pembelajaran IPA itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa itu hakikat ipa
2.    Apa saja fungsi ipa

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui hakikat ipa
2.      Untuk mmengetahui fungsi ipa
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Hakikat Ipa
Ilmu Pengetahuan Alam diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘natural science’,secara singkat disebut Science. IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (Usman Samatowa, 2006) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah. Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya.
Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen antara lain:
1.        IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya.
2.        Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara bertahap dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya dapat melakukan penelitian sederhana (Darmodjo, 1992). Menurut Patta Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa keterampilan dasar tersebut.
3.        IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara hati-hati, kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:
a.         Sikap ingin tahu (curiousity), dalam hal ini suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari objek yang diamatinya.
b.         Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality), sikap ini bertitik tumpu dari kesadaran bahwa jawaban yang telah diperoleh dari rasa ingin tahu tidak bersifat mutlak, namun hanya bersifat sementara.
c.          Sikap kerja sama (cooperation), dalam hal ini kerja sama adalah sikap untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak secara bersama-sama atau berkelompok.
d.        Sikap tidak putus asa (perseverance), sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa Sekolah Dasar agar tidak mudah putus asa jika mengalami kegagalan dalam menggali ilmu.
e.         Sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness)
f.          Sikap mawas diri (self critism), seorang ilmuwan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Objektivitas tidak hanya ditunjukkan diluar dirinya tetapi juga terhadap dirinya sendiri. sikap tersebut haruslah dikembangkan sejak dini khususnya pada siswa Sekolah Dasar agar memiliki sikap jujur tehadap dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran, dan berani mengoreksi dirinya sendiri.
g.         Sikap bertanggung jawab (responsibility), dalam hal ini seseorang harus berani mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuat. sikap tersebut harus dikembangkan sejak usia SD misalnya membuat dan melaporkan hasil pengamatan atau kerja yang telah dilakukan secara jujur.
h.         Sikap berpikir bebas (independence in thinking), dalam ilmu pengetahuan diperlukan objektifitas karena hal tersebut merupakan salah satu kriteria kebenaran suatu ilmu pengetahuan.
i.           Sikap kedisiplinan diri (self discipline), menurut Morse dan Wingo ( Darmodjo, 1992), mengatakan bahwa kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan sesorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya sendiri menuju tingkah laku yang dikehendaki dan diterima oleh masyarakat.
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya sekumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan sesuatu menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian Sains dari segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; dari proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab dapat bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.

B.            Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
          Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993) Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:
a.       Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan keadaan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b.      Mengembangkan keterampilan proses.     
c.       Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d.      Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
e.       Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun secara rinci fungsi mata pelajaran IPA dijelaskan dalam Sumaji (2006) antara lain ialah:
a.       Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.
c.       Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
d.      Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan Pencipta-Nya.
e.       Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f.       Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g.      Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA

BAB III
PENUTUP


A.           Kesimpulan
IPA secara harafiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Srini M Iskandar, 1996/1997). Sedangkan Patta Bundu (2006) menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah.

B.            Saran
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1.        Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA
2.        Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal maupun website yang  jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo,  Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat  Jendral Pendidikan Tinggi.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: depdiknas.
Srini M. Iskandar. 1996/1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi

Rabu, 12 Juni 2019

MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK PEMANTULAN PADA CERMIN

MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIKPEMANTULAN PADA CERMIN

PEMBAHASAN
       A.    Hukum pemantulan Pada Cermin datar, Cekung dan Cembung
Definisi cermin adalah benda mengkilap pemantul cahaya dalam bahasa inggrisnya adalah Mirror. Cermin memiliki permukaan memantul yang cukup licin untuk membentuk gambar. Cermin dikenal banyak sebagai sejenis benda yang bisa memantulkan cahaya ataupun bayang-bayang. Cermin merupakan permukaan reflektif  yang cukup halus dan dapat menangkap cahaya yang dipantulkan berdasarkan hukum refleksi yang pada  dasarnya mempertahankan paralelisme dan dapat mengembangkan gambar. Kekasaran permukaan cermin harus kurang dari sekitar setengah panjang gelombang cahaya.
Hukum Pemantulan Cahaya

   

Menurut Hukum Pemantulan (hukum snell), dinyatakan bahwa Sinar datang, sinar pantul, dan garis nornal (N) berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu   bidang datar. Sudut datang (i) sama besarnya dengan sudut pantul (r). Pada peristiwa pemantulan teratur, sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang yang sama serta sudut datang sama dengan sudut pantul. Pada materi di atas yang perlu dipahami adalah gejala terjadinya pemantulan.
Jenis pemantulan terdiri atas dua yaitu pemantulan teratur terjadi akibat cahaya memantul pada permukaan yang rata seperti cermin, sedangkan pemantulan difus  terjadi akibat sinar memantul pada permukaan yang  tidak rata. Akibat pemantulan baur (difus) kita dapat melihat benda disekitar kita karena penyebaran sinarnya menyebar sehingga mempermudah mata kita untuk melihat benda-benda sekitarnya. sementara pemantulan teratur menyebabkan terbentuknya bayangan benda yang hanya dapat dilihat pada arah tertentu saja. Pemantulan teratur pada permukaan yang rata seperti pada c.
Berdasarkan bentuk permukaannya ada cerrmin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung[1].
1.         Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasanya digunakan untuk bercermin. Ketika kamu akan berangkat ke sekolah, setelah mandi pasti kamu akan mencari cermin untuk merapikan penampilanmu sehingga menambah percaya diri. Mengapa menggunakan cermin? Cermin apakah yang kamu gunakan? Cermin yang kamu gunakan adalah cermin datar. Mengapa tidak menggunakan cermin cekung atau cermin cembung? Permukaan cermin datar sangat halus dan memiliki permukaan yang datar pada bagian pemantulannya, biasanya terbuat dari kaca. Di belakang kaca dilapisi logam tipis mengilap sehingga tidak tembus cahaya. Ketika kamu bercermin, bayangan wajahmu ada di belakang cermin tersebut berhadap-hadapan denganmu seakan kembaran yang persis sama. Akan tetapi, posisimu menjadi berubah, tangan kanan menjadi tangan kiri, telinga kirimu menjadi telingan kanan, begitu juga seluruh anggota badanmu.
2.      Cermin cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) dari pada benda yang sesungguhnya ruang benda.
3.      Cermin cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
1.      Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat  tegak, lebih besar, dan semu (maya).
2.      Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik.

    B.     Sifat-Sifat Bayangan Pada Cermin Datar, Cekung Dan Cembung
1.      Cermin datar
Hukum pemantulan pada cermin datar:
sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar , ” sudut datang selalu sama dengan pantul”. Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar.
besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul (α= β)
Bayangan cermin datar
           
Bayangan yang dibentuk oleh 2 cermin datar
                    
Jika kita punya dua cermin datar yang membentuk sudut (θ) maka jumlah bayangan benda (n) yang dibentuk oleh cermin tersebut dapat dicari dengan rumus berikut[2] :

n =  - 1
 



Keterangan :
n  : jumlah bayangan
sudut yang dibentuk 2 cermin
Contoh soal cermin datar 1
Kita punya dua cermin datar yang membentuk sudut 60º dan meletakkan korek api di muka cermin tersebut, berapakah bayangan korek api yang terbentuk dari cermin datar tersebut?
Diketahui: : 60
Ditanya : n: …?
Jawab :
n =  -1
n = 6 – 1
n = 5
Kita mungkin sering menjumpai soal cermin datar seperti ini, Jika si A tingginya x cm, maka berapa tinggi cermin datar minimal agar si A bisa melihat seluruh tubuhnya di cermin datar tersebut? untuk mencari tinggi cermin datar nya menggunakan rumus :
Tinggi Cermin Datar = x Tinggi Badan
Contoh soal cermin datar 2
Tinggi Mahmud 178 cm, berapa tinggi cermin yang dibutuhkan agar ia bisa melihat seluruh tubuhnya di dalam cermin?
Jawab : Tinggi Cermin Datar =  x 178 = 69 cm.

2.      Cermin cembung
Sifat Sinar yang dipantulkan cermin cembung yaitu
a.       sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus
             keterangan: 1, 2, 3, 4 ruang benda
b.      Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R
                
c.       Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
                 
Rumus Cermin Cembung
Rumus atau persamaan cermin cembung mirip seperti cermin cekung hanya saja nilai fokusnya (F) negatif. Untuk rumus perbesaran cermin cembung sama seperti cermin cekung.
                 
Keterangan:
f = fokus benda
s = jarak benda
s’= jarak bayangan yang terbentu
Contoh Soal Cermin Cembung
Sebuah benda diletakkan 4 cm di depan cermin cembung yang berfokus 6 cm. Letak bayangan yang terbentuk adalah …
s= 4 cm
f= 6 cm
Jawab:
-  =
- = +
-  =  +
-  =  +
-  =
s’ = = -2,4 cm.                                                                                             
Sifat bayangan tegak, maya, dan diperkecil
3.      Cermin cekung
Sifat Cermin Cekung
Sifat bayangan yang dibentuk oleh  cermin cekung tergantung dari posisi bendanya. Bagaimana menentukan sifat bayangan benda di cermin cekung? Berikut rangkuman singkatnya
a.       Jumlah ruang letak benda dan letak bayangan selalu = 5
b.      Jika ruang bayangan > ruang benda maka sifat bayangannya diperbesar.
c.       Jika ruang bayangan < ruang benda maka sifat bayangannya diperkecil
d.      Hanya bayangan di ruang 4 yang bersifat maya dan tegak selebihnya bersifat nyata dan terbalik[3]

Sifat Cahaya (sinar) yg dipantulkan Cermin Cekung
a.       Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan melalui fokus
                        
                       keterangan: 1, 2, 3, dan 4 adalah ruang benda
b.      Sinar datang yang melewati fokus akan dipantulkann sejajar dengan sumbu utama.
c.       Sinar datang yang melalui titik lengkung (R) akan dipantulkan kembali ke arah yang sama.
Rumus Cermin Cekung
Cermin Cekung berfokus positif. Jika sobat mempunyai benda dengan jarak S dari cermin maka untuk mencari jarak bayangannya menggunakan rumus :
Keterangan:
f = fokus cermin
s = jarak benda dari cermin
s’ = jarak bayangan

sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus :
Keterangan:
s = jarak benda dari cermin
s’ = jarak bayangan
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
Contoh Soal Cermin Cekung
1.      Sebuah benda setinggi 1 cm di depan cermin cekung dengan fokus 2 cm,
jika benda berada pada jarak 3 cm, tentukan:
a.       jarak bayangan (S’)
b.      perbesaran
c.       tinggi bayangan (h’)
d.      sifat bayangan
jawab :
a.       Jarak.Bayangan                      
=  +
=  +
=  -
=  -
 =
s’= 6cm
b.      Perbesaran
M
=  = = 2 kali
c.       Tinggi.Bayangan        
M
=
2=

h’=
2cm            
d.      sifat bayangan s’ positif maka bersifat nyata, terbalik,
M= 2 maka diperbesar

C.    pemanfaatan cermin cekung dan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari
1.      Manfaat Cermin datar di Kehidupan Sehari-hari
a.        Perambatan Cahaya Secara Lurus
Cermin sendiri dapat dikenai cahaya, sebab cahaya dapat merambat lurus. Cahaya merambat lurus, hal ini dapat dibuktikan pada saat, manfaat matahari yang masuk melalui celah-celah atau jendela yang ada di rumah. Cahaya tersebut dapat masuk pada celah-celah jendela dan akan merambat lurus, sehingga menerangi ruangan. Dapat juga  juga mengamati lampu kendaraan bermotor di malam hari. Cahaya pada lampu kendaraan bermotor tersebut akan berjalan merambat lurus.
b.      Refleksi Gambar Maya
Contoh refleksi objek pada cermin datar, yang akrab kita temui dalam bentuk gambar virtual. Gambar ini disebut virtual karena cahaya tidak benar-benar datang dari posisi gambar. Cahaya datang dari dua sinar cahaya yang menelusuri pada objek pada setiap refleksi, dimana sudut datang sama dengan sudut refleksi yang ada. Pada sebuah geometri yang sederhana, kita melihat bahwa gambar adalah ukuran yang sama sebagai objek (ab = A’B ‘).
Jadi pembesaran adalah +1, dimana ‘+’ menunjukkan bahwa hal tersebut adalah cara yang tepat. Jika objek berada pada jarak yang sama dari cermin, kita bisa mengamati bahwa garis AB adalah setengah panjang ab. Jadi, untuk melihat diri di cermin dari kepala sampai kaki, kita perlu cermin yang setengah setinggi kita atau untuk mendapatkan gambar utuh refleksi diri kita, maka kita memerlukan tinggi cermin setengah panjang dari diri kita.
c.       Digunakan dalam Pembuatan Periskop
Salah satu manfaat cermin datar adalah dalam sebagai komponen periskop. Periskop digunakan menerawang objek diatas permukaan laut kapal selam dan melihat kedepan pada kendaraan tempur yang berlapis baja. Pada prinsipnya periskop membentuk bayangan dengan melakukan pemantulan pada dua permukaan cermin datar dimana cermin tersebut dipasang sejajar dan berposisi miring.
Hal ini disebabkan agar cermin mengarah ke arah si pengamat untuk kemudian diteruskan atau dipantulkan kepada si pengamat. Kemudian cahaya yang telah dipantulkan oleh benda yang dilihat akan dipantulkan kembali dari cermin pertama yang ada diatas cermin kedua yang tadi dipasang sejajar. Kemudian cermin yang kedua memantul kembali cahaya agar dapat bergerak lurus dan dipantulkan ke cermin pertama dari si pengamat.
d.      Pembuatan teropong prisma
Pada teropong prisma terdiri atas dua bidang cermin datar kemudian disusun membentuk prisma segitiga dengan sudut yang runcing. Penyusunan tersebut dipasang sebagai pengganti lensa pembalik yang ada pada teropong bumi.  Karena cermin disusun demikian, maka mendapatkan bayangan yang terbalik. Dimana ketika sinar datang pertama lalu memantul ke cermin dan berganti posisi sehingga posisi bayangan menjadi terbalik.

e.       Digunakan pada pembangkit surya
Pembangkit listrik sering kita temui dengan tenaga air, salah satunya dengan manfaat danau yang airnya mengalir deras. Namun pembangkit listrik juga ditemui dengan tenaga surya. Pada pembangkit listrik tenaga surya tidak menghasilkan listrik secara langsung. Awalnya panas matahari dikumpulkan terlebih dahulu dan digunakan untuk memanaskan cairan. Uap kemudian dahasilkan dari fluida, hal ini dipanaskan oleh generator yang dapat menghasilkan listrik. Sistem ini mirip dengan sistem pembakaran pada bahan bakar berdasar fosil. Pembangkit listrik yang bekerja, kecuali uapnya dihasilkan dari bukan dari pembakaran bahan fosil seperti manfaat minyak bumi.
Pada menara listrik pembangkit tenaga surya, menara listriknya terdiri atas ribuan heliohats yang besar dan manfaat cermin datar matahari sebagai alat untuk pelacakkan. Fokusnya untuk proses konsentrasi radiasi matahari yang diterima melalui menara tunggal. Seperti pada palung cermin parabola yang akan mentransfer cairan yang panas atau uap yang dipanaskan kedalam penerima.
Pada menara dapat dikonsentrasikan energi surya sebanyak 1500 kali, lalu hal ini diubah menjadi uap dan difungsikan dalam menghasilkan listrik dengan turbin dan bersama dengan generator.
f.       Pemanas Air Energi Surya
Pada jurnal yang berjudul “Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar Menggunakan Konsentrator 2 Cermin Datar”. Kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dalam pemanfaatan konsentrator dua cermin datar, ternyata akan meningkatkan energi yang bermanfaat bagi kolektor. Untuk kolektor sendiri mempergunakan cermin datar energi ini, menghasilkan pada rata-rata pada 507.8 Watt, sedang untuk kolektor yang digunakan tanpa cermin datar energi, menghasilkan rata-rata pada 351.8 Watt.
Dengan ditemukannya penemuan ini maka dapat menjadikan referensi jika pemakaian dua cermin datar terhadap energi akan sangat berguna pada kolektor pemanas air tersebut, disebabkan ternyata cermin datar dapat meningkatkan energi yang berguna bagi kolektor atau penerima pengumpul cahaya.
2.      Manfaat Cermin Cembung di Kehidupan Sehari-hari
a.       Cermin cembung dipakai sebagai kaca spion berbagai alat transportasi.
b.      Cermin yang sering dipasang di pertigaan atau di perempatan jalan
3.      Manfaat Cermin Cekung di Kehidupan Sehari-hari cukup banyak diantaranya:
b.      Pemantul pada lampu senter
c.       Sebagai antena parabola penerima sinyal radio
d.      Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya[4].


[1] Gamjanti, Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optik . Jakarta: Salemba Teknika
[2] Gamjanti, Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optik . Jakarta: Salemba Teknika
[3] Suratno, dkk . 2002, Konsep dasar fisika. Surakarta : CV Aneka ilmu.
[4] Sutrisno. 1979. Fisika Dasar Gelombang & Optik. Bandung : ITB