1

loading...
Tampilkan postingan dengan label PROPOSAL SKRIPSI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PROPOSAL SKRIPSI. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Oktober 2018

Proposal Skripsi Implementasi Program Pelatihan Life Skill Terhadap Bidang Kepekerjaan Alumni Panti Sosial

Proposal Skripsi Implementasi Program Pelatihan Life Skill Terhadap Bidang Kepekerjaan Alumni Panti Sosial 
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Remaja adalah mereka yang sedang tumbuh dan berkembang dalam perjalanan kehidupan kemasa dewasa dan tua yang penuh dengan perasaan tanggung jawab. Rasa dan kewajiban tanggung jawab  tersebut bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain, seperti: keluarga, masyarakat pada umumnya.[1] Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Pada usia remaja terdapat tugas-tugas perkembangan tertentu yang harus dipenuhi individu.
Remaja adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan. Suatu masa yang mempengaruhi perkembangan dalam aspek sosial, emosi, dan fisik.Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapan memenuhi tuntutan dan peran sebagai orang dewasa. Pada tahap ini, salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan, serta membuat keputusan karir.
Berdasarkan teori Maslow adalah bahwa kebutuhan remaja itu tersusun dalam suatu hirarki, kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Lima tingkatan kebutuhan menurut Maslow yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, kebutuhan rasa aman, rasa ingin menghargai, kebutuhan untuk mengembangkan diri. Kelima kebutuhan tersebut saling menunjang dan mengisi pemuasan akan kebutuhan tersebut dan akan terasa puas, namun selang beberapa lama dirasakan kebutuhan yang sama lagi. Manusia secara terus- menerus melakukan bermacam-macam rangkaian kegiatan.
Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi siswi remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Materi pelajaran sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari. Berkurangnya semangat belajar para siswa mengakibatkan kurangnya keinginan untuk bertahan dilingkungan sekolah seringkali ditimpakan pula pada faktor terbatasnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan lanjut keperguruan tinggi, disamping itu terbatasnya lapangan kerja bagi orang-orang yang putus sekolah.[2]
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya putus sekolah pada remaja adalah ketidakmampuan orang tua dalam membiayai kebutuhan pendidikan anaknya sehingga banyak remaja yang disebut sebagai generasi penerus bangsa akhirnya tidak tercapai terkhusus bagi keluarganya. Oleh karena itu para siswa tersebut membutuhkan bimbingan yang baik khusus nya yang berkaitan dengan karir pekerjaan.
Dilihat dari usaha kesejahteraan anak, panti sosial merupakan suatu pelayanan subtitusif atau pengganti fungsi-fungsi sebagai pengganti keluarga, terutama yang berupa pemberian asuhan pendidikan dan perlindungan secara tepat dengan berbagai macam metode pengajaran ataupun pendampingan diantaranya menumbuh kembangkan keterampilan sosial dan keterampilan kerja dalam rangka mempersiapkan diri sebagai manusia dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab dan sukses secara individual dan sosial.
Berdasarkan teori Karl C. Garrison dikaitkan dengan tugas-tugas perkembangan remaja bahwa dapat ditarik kesimpulan yakni tugas perkembangan seorang remaja dituntut agar dapat menerapkan dirinya dan mampu merencanakan karirnya sedini mungkin. Pada dasarnya remaja sudah menentukan karirnya akan tetapi faktanya dilapangan masih ada remaja yang belum bisa menentukan karirnya.[3]
Generasi muda dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam menyiapkan masa depan agar mereka tidak terlindas oleh ketatnya persaingan global. Mereka harus benar-benar siap tidak hanya secara mental namun juga dari kemampuan, keterampilan, dan kualitas individu mereka untuk memulai dari kemampuan karir mereka kelak karena semua itu akan menentukan kesejahteraan hidup mereka kedepannya.
Panti Sosial Bina Remaja mulai didirikan pada tahun 1978 yang diberi nama Panti Karya Taruna, kemudian dengan surat keputusan Materi Sosial Nomor: 41 Tahun 1979. Panti ini diubah menjadi Panti Penyantunan Anak Harapan, dan pada tahun 1995 melalui surat keputusan Materi Sosial RI NO.22/HUK/1995 panti ini diubah menjadi Panti Sosial Bina Remaja Harapan. Seiring dengan diberlakukan Undang-Undang Otonomi Daerah Oleh Dapartermen Sosial. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : 28/2008, panti ini diubah menjadi Balai Pengembangan Anak dan Remaja Harapan Bengkulu.
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) adalah salah satu lembaga Kesejahteraan Sosial yang bertanggung jawab di 10 (sepuluh) Kabupaten atau Kota wilayah kerja dalam Provinsi Bengkulu, untuk memberikan pelayanan Kesejahteraan Sosial kepada anak terlantar, anak putus sekolah dalam rangka menumbuh kembangkan keterampilan Sosial dan keterampilan kerja, mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam pembangunan.[4]
Pendidikan untuk remaja itu sangatlah penting, akan tetapi masih banyak juga remaja yang tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih tinggal di lembaga,  seperti Panti Sosial Bina Remaja. Dipanti ini, remaja diberikan Bimbingan Keterampilan untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya untuk bekal kedepannya. Bimbingan keterampilan yang diberikan kepada remaja putus sekolah seperti, menjahit, salon kecantikan dan otomotif.
Penghuni Panti Sosial Bina Remaja yaitu, Anak terlantar dan anak putus sekolah. Keberadaan penguni balai ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, diantaranya mereka tidak memiliki Orang tua, anak yatim, piatu dan yatim piatu terlantar. Anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.[5]
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diPSBR menunjukan bahwa motivasi yang dimiliki oleh remaja dalam mengikuti pelatihan bimbingan keterampilan sangat aktif saat prosesnya saja. Akan tetapi ada juga sebagian dari remaja yang mengikuti pelatihan bekerja sesuai dengan pelatihan yang diberikan, dan ada juga sebagian dari mereka tidak mengaplikasikan program pelatihan tersebut, bahwa penghuni Panti Sosial Bina Remaja ini terlihat sangat terampil dalam mengikuti Kegiatan Bimbingan Keterampilan. Karena sebelum mereka keluar dari Panti Sosial Bina Remaja, nanti mereka dimagangkan selama 1 (satu)  minggu, disana mereka bisa mendapatkan ilmu dll, tapi ada juga remaja yang sudah selesai dari Panti Sosial Bina Remaja mereka bahkan  tidak mengembangkan minat dan bakatnya sesudah selesai dari Panti Sosial Bina Remaja.[6]
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis bermaksud melaksanakan penelitian dengan mengangkat judul Implementasi Program Pelatihan Life Skill Terhadap Bidang Kepekerjaan Alumni Panti                                .

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.    Bagaimana implementasi program pelatihan life skill terhadap bidang kepekerjaan Alumni PSBR?
2.    Apa saja hambatan dalam implemntasi program pelatihan life skil?
C.      Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dan terarah maka penulis membatasi masalah penelitan dengan menentukan fokus implementasi program pelatihan life skill pada bidang  kebengkelan dan salon dan fokus pada pelaksanaan program pelatihan life skill, penerapan materi dan inovasi.
D.      Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan bagaimana Implementasi Program Pelatihan Life Skill terhadap Bidang Kepekerjaan Alumni PSBR.
Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam implementasi program pelatihan Life skill
E.       Kegunaan Penelitian
1.    Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menambah khazanah keilmuan dan memperkaya wawasan, serta dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan jenis penelitian Implementasi Program Pelatihan Life Skill terhadap Bidang Kepekerjaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja Provinsi Bengkulu dan memperkaya hasil penelitian di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah terutama Jurusan Dakwah Prodi Bimbingan Konseling.
2.    Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta perluasan pemahaman kepada pembaca, serta berguna untuk semua kalangan.
F.       Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu
Pertama, Skripsi yang di tulis Pramudhya Tyaswuri dengan judul “ Implementasi Life Skills Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi Binaan”. Rumusan masalah dalam penelitiannya yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan pertukangan kayu bagi warga binaan?. (2) Apakah yang menjadikan faktor kendala dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan pertukangan kayu?. Jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian diperoleh dalam penelitian adalah: (1) Pelaksanaan pelatihan keterampilan pertukangan kayu bagi warga binaan meliputi, interaksi antara warga binaan dengan instruktur baik dengan adanya saling komunikasi dalam proses pembelajaraan, instruktur sebagai motivasi dan partner, instruktur berasal dari pembina LP dan BLK Kota Yogyakarta, fasilitas pelatihan keterampilan yang digunakan sangatlah lengkap, materi pelatihan hanya berupa latihan kerja yang lebih mengutamakan kemajuan fisik meliputi teori umum dan teori teknis pertukangan kayu, strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik karena perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh instruktur tanpa menggunakan pendekatan andragogi (ilmu dan seni membantu orang dewasa belajar).
 Metode pembelajaran melalui ceramah, tanya jawab dan praktik lapangan, evaluasi pelatihan keterampilan pertukangan kayu melalui tes individu dan tes kelompok serta memperkerjakan peserta pelatihan dibengkel kerja Lapas sebagai tindak lanjut pelaksanaan pelatihan. (2) Faktor yang menghambat yaitu warga binaan mempunyai sifat yang mudah tersinggung sehingga pada proses pembelajaran sering terjadi perselisihan antar warga binaan, cara mengatasi hambatan tersebut dapat dilakukan pada metode pembelajaran yaitu dalam pelaksanaan metode praktek antara peserta yang satu dengan peserta pelatihan yang lain dilakukan diruang terpisah dan pengawasan lebih ditingkat.[7]
Kedua, Skripsi yang di tulis Wahyu Sri Wilujeng dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan Di SD Ummu Aiman Lawang”. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu (1) Bagaimana penerapan pendidikan karakter di Sd Ummu Aiman? (2) Apa saja kendala dan solusi yang dihadapi dalam pelaksanaan penanaman pendidikan karakter disekolah? (3) Apa saja nilai pendidikan karakter yang ditanamkan di SD Ummu Aiman?. Jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian diperoleh dalam penelitian adalah: (1) Proses pelaksanaan kegiatan keagamaan disekolah dilaksanakan dengan menggunakan metode pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan juga terstruktur. (2) Faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan keagamaan ini adalah kurangnya disiplin bagi sebagian siswa yang tidak menerapkan pembiasaan tersebut dirumah. (3) Nilai karakter yang ditanamkan disekolah meliputi nilai disiplin , jujur, tanggung jawab, sopan santun, ikhlas, dan jugas karakter toleransi.[8]
Ketiga, Skripsi yang di tulis Dwi Marfuji dengan judul “Pelaksanaan Pembelajaraan Life Skil berbasis Kewirausahaan pada Peseta Didik”. Rumusan masalah dalam penelitiannya yaitu (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran life skill di UPTD SKB Kulon Progo? Jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian diperoleh dalam penelitian adalah: (1) pelaksanaan pembelajaan life skill berbasis kewirausahaan di UPTD SKB Kulon Progo terdiri dari (a) persiapan pembelajaran terdiri dari penyiapan kurikulum, sarana dan prasarana (b) pelaksanaan pembelajaraan life skill berbasis kewirausahaan seperi halnya pembelajaran lainnya didalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran meliputi peserta didik, pendidik, tujuan, metode, media kurikulum, materi, kegiatan pembelajaran, bahan ajar, sarana prasarana, evaluasi dan sumber pendanaan.
Pembelajaraan kecakapan hidup yang dilaksanakan meliputi: cara mengoperasikan dan pemanfaatan komputer, pelatihan dasar-dasar menjahit menggunakan mesin jahit, pelatihan tata laksana rumah tangga, budidaya jamur, prlatihan budidaya air tawar, tata rias rambut, tanaman hortikultural dan pembelajaran kewirausahaannya meliputi ceramah pemotivasian disela-sela pembelajaran. (c) evaluasi atau pemilihan yaitu dengan post tes dab penilaian praktek. (2) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran life skill (a) faktor pendukung yaitu, semangat yang tinggi dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan, lokasi yang berdekatan dengan dinas pendidikan kabupaten Kulon Progo baik sehingga mudah dijangkau, adanya anggaran yang diperuntukan program-program UPTD SKB Kulon Progo. (b) faktor pnghambat, perbedaan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda menimbulkan extra penaganan dalam pelaksanaan pembelajaraan yang belangsung di UPTD SKB Kulon Progo, sarana dan prasarana yang kurang memadai.[9]
G.      Sistematika Penulisan
BAB I : yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian terhadap penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II : yang berisi tentang pengertian pelatihan, tujuan pelatihan, Unsur-unsur Program Pelatihan, Bidang Life skill, Pengertian Life skill, Pembelajaran Life Skill, Macam-macam Life Skill, Tujuan Life Skill, pengertian remaja, tahap perkembangan remaja, Tugas Perkembangan Remaja, Karakteristik Umum Perkembangan Remaja.
BAB III : yang berisi tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitan, informan penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.




[1]Hasan Basri, Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 41
[2]Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologis Remaja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 150-153
[3]Tika yuliana Atharini, Bimbingan Karier pada Remaja di Panti Sosial Buna Remaja Beran Tridadi, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan Komunakasi UIN Sunan Kalijaga, 2015) hlm 6
[4]Profil Balai Pengembangan Anak dan Remaja (BPAR) Provinsi Bengkulu.
[5]Observasi Awal, tanggal 13 desember 2017, di Balai Pengembangan Anak dan Remaja.
[6]Wawancara sementara, tanggal 13 Desember 2017, di Balai Pengembangan Anak dan Remaja.
[7]Pramudhya Tyaswuri, Implentasi Life Skills Pelatihan Keterampilan Pertukangan Kayu Bagi Binaan, (Skripsi Sarjana, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2010).
[8]Wahyu Sri Wilujeng, Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan Di SD Ummu Aiman Lawang , (Skripsi Sarjana, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2016).

[9]Dwi Marfuji, Pelaksanaan Pembelajaraan Life Skil berbasis Kewirausahaan pada Peseta Didik, (Skripsi Sarjana, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2016).

Senin, 26 Maret 2012

PROPOSAL SKRIPSI


PERSEPSI PEGAWAI NEGERI KEMENTERIAN AGAMA KOTA BENGKULU TERHADAP BANK SYARIAH

A.      Latar Belakang Masalah
Menurut Undang- undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.(Kasmir: 2008)
Bank secara etimologis berasal dari bahasa Italia,yaitu banco yang berarti bangku atau tempat duduk. Bank disebut demikian karena pada abad pertengahan orang-orang yang memberikan pinjaman melakukan usahanya di atas bangku-bangku.(Wibowo dan Widodo: 2005)
Sedangkan menurut C.S.T. kansil dalam bukunya yang berjudul pokok-pokok hukum perbankan di Indonesia yang dikutif oleh Wibowo dan Widodo mengatakan bahwa pada hakekatnya yang dimaksud dengan bank adalah semua badan usaha yang bertujuan untuk menyediakan jasa-jasa jika terdapat permintaan atau penawaran kredit dan kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Perbankan khususnya Bank umum, merupakan inti dari sistem lembaga   keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi sumber dana tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintahan dan swasta,maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank dalam melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi sektor perekonomian.
Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, bank melancarkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen kepada konsumen. Bank merupakan pemasok (supplier) dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat berjalan. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa bank terutama bank umum atau bank konvensional merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
Peranan bank seperti yang disebutkan di atas telah dibuktikan juga oleh bank-bank di Indonesia,dalam keikutsertaannya membangun ekonomi nasional selama ini. Maka selayaknya  bila masyarakat mengetahui lebih banyak lagi tentang seluk-beluk tentang kelembagaan perbankan . Sekarang ini informasi yang lengkap mengenai kelembagaan perbankan dapat dikatakan masih sangat langka. Dan karena  itu perlu adanya berbagai tulisan tentang kelembagaan perbankan yang mudah dimengerti, baik oleh masyarakat perbankan sendiri maupun oleh kalangan masyarakat luas.
Pertumbuhan perbankan Syariah Indonesia merupakan bank Syariah  pertama di Indonesia yang lahir atas kerja Tim Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 yang menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil Lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia.( Antonio M Syafii: 2001)
Bank syariah yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu peraturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha,atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah. Dalam menjalankan usahanya bank Syariah menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam bentuk pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk lainnya. Produk – produk bank syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank konvensional karena ada pelarangan maysir,gharar, dan riba.Oleh karena itu, produk – produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus menghindari unsur- unsur yang dilarang tersebut.
Bagaimana pentingnya operasi- operasi bank dalam memutar roda perekonomian, namun perbankan jauh lebih banyak dari pada  metode –metode rumit lainnya yang menjamin gerakan uang dan kredit yang akurat dan cepat melalui perekonomian. Perbankan itu sangat peka terhadap dan bergantung kepaada hubungan kemanusiaan. Hubungan yang paling erat seringkali terdapat antara bank dan para pemegang rekening. Bankir ikut dan mendorong para nasabahnya  menikmati kepuasan yang diperoleh dari pengelolaan keuangan yang sukses.(Ali Hasmi : 1995)
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak berbeda dengan konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain. Perbankan merupakan salah satu industri  jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk produk jasa.Yang membedakan perbankan dari industri  jasa lain adalah banyaknya ketentuan dan peraturan perintah yang membatasi penggunaan  konsep – konsep pemasaran, mengingat industry perbankan merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.(Dandawijaya :2001)
Di Indonesia Islam merupakan Agama Islam mayoritas dibandingkan dengan agama-agama lain. Melihat dari latar belakang Agama di negara ini maka idealnya masyarakat atau warga negara  Republik Indonesia lebih memilih bertransaksi di bank-bank berbasis Syariah yang kehalalannya lebih bisa dijamin dibandingkan bank konvensional. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan masyarakat lebih condong memilih bertransaksi di bank-bank konvensional dibanding bank berbasis syariah. Semua masyarakat baik swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS) banyak yang menabung di bank konvensional. Ironisnya  Kementerian Agama Kota Bengkulu  Pemerintah bernaung di Departemen agama Islam sendiri banyak bertransaksi di bank konvensional bahkan mereka mengetahui bahwasanya bunga bank itu mengandung riba tetapi mereka tetap bertransaksi di bank konvensional. Dalam Al –Quran Allah SWT telah menegaskan dalam surat Ar-Rum ayat 39.
!$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB $\/Íh (#uqç/÷ŽzÏj9 þÎû ÉAºuqøBr& Ĩ$¨Z9$# Ÿxsù (#qç/ötƒ yYÏã «!$# ( !$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB ;o4qx.y šcr߃̍è? tmô_ur «!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqàÿÏèôÒßJø9$# ÇÌÒÈ
Artinya:
Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
Sejalan dengan membuminya Bank-bank yang berbasis Syariah,  di daerah-daerah seperti di daerah Bengkulu telah banyak berdiri bank-bank Syariah. Di kalangan masyarakat juga telah banyak  yang  mengetahui tentang bank Syariah  dan ada juga sebagian masyarakat yang belum mengetahui tentang bank Syariah.  Banyak masyarakat yang berbeda pendapat mengenai bank Syariah. Ada yang setuju dan senang dengan adanya bank Syariah dan ada yang berpendapat bahwa bank Syariah tidak berbeda dengan bank Konvensional. Perbedaan persepsi tersebut tenyata tidak hanya ditemui pada lingkungan masyarakat namun juga ditemui pada lingkungan Kementerian Agama Kota Bengkulu. Dengan demikian, jelaslah bahwa di kalangan Kementerian Agama Kota Bengkulu masih berbeda pemahaman tentang Bank Syariah.
Dari hasil survei di Kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu jumlah Pegawai negeri Sipil sebanyak 50 orang baik laki- laki  maupun perempuan . Dari hasil survei terdapat permasalahan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kementerian banyak yang bertransaksi di bank Konvensional dari pada bank Syariah. Dengan adanya fenomenaini maka penulis tertarik  untuk melakukan penelitian secara mendalam dan mengkaji masalah tersebut dengan mengangkat judul Persepsi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kota Bengkulu terhadap Bank Syariah”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah penelitian ini adalah :
1.     Apa persepsi Pegawai Negeri Sipil  Kementerian Agama Kota Bengkulu terhadap perbankan Syariah?
2.    Mengapa Pegawai Negeri Sipil Kementerian agama Kota Bengkulu lebih memilih perbankan Konvensional dari pada perbank Syariah?
C.  Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini dibatasi bagaimana peran serta kementerian Agama terhadap perbankan Syariah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang notabenya bekerja di lembaga Islam lebih memilih pembiayaan di bank konvensional di banding bank syariah.
D .Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas ,maka tujuan penelitian ini adalah;
1.      Untuk mengetahui persepsi kementerian Agama Kota Bengkulu terhadap perbankan Syariah.
2.      Untuk mengetahui alasan Kementerian Agama Kota Bengkulu lebih memilih perbankan Konvensional dari pada perbankan Syariah.


E.  Manfaat Penelitian
Penulis  mengharapkan penelitian ini  dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya sebagai berikut:
1. Secara Teoritis Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan dan menambah wawasan  tentang perbankan Syariah. Dan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalm bidang ilmu ekonomi, khususnya dalam praktek perbankan Syariah di Kota Bengkulu.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang perbankan Syariah.
F. Metode Penelitian
1.  Lokasi penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis  meneliti langsung di Kementerian Agama Kota Bengkulu.
2. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian lapangan (Field Research) yaitu dengan meneliti langsung KEMENAG Kota Bengkulu, dimana penulis mengunjungi langsung objek yang akan diteliti dan didukung dengan data kepustakaan ( Library Research).
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Adapun yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitiaan. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil  KEMENAG Kota Bengkulu.
b. Sampel
Sampel ialah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel, Arikunto ( 1992: 112) mengatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antar 10-15% atau 20-25% atau lebih.

1.      Teknik  pengumpulan data
a.       Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinnya angket tersebut menghendaki jawaban pendek atau jawaban yang diberikan dengan membutuhkan tanda tersebut. Angket ini ditujukan kepada Pegawai Negeri Sipil KEMENAG Kota Bengkulu.
b.      Dokumentasi
  Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang sifatnya tertulis seperti buku-buku, laporan-laporan, dan brosur-brosur guna melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian.
c.       Jenis dan sumber data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan ( Field Research) untuk memperoleh data-data primer kuensioner (angket). Selain itu, penulis juga menggunakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) untuk memperoleh data-data sekunder. Sementara metode yang dipakai bersifat deskriptif yakni dengan menelaah sistem pemikiran Pegawai Negeri Kementerian Agama Kota Bengkulu terhadap perbankan Syariah.
G.  Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima BAB yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Berisi tentang Sejarah singkat KEMENAG Kota  Bengkulu, profil KEMENAG Kota  Bengkulu, keadaan  Pegawai Negeri Sipil KEMENAG Kota Bengkulu.
Bab III Berisi  Persepsi Pegawai Negeri Sipil KEMENAG Kota  Bengkulu terhadap perbankan Syariah
Bab IV Merupakan pembahasan yang meliputi hasil analisa penulis yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan seputar Persepsi Pegawai Negeri Sipil  KEMENAG Kota Bengkulu terhadap perbankan Syariah.
Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran












DAFTAR PUSTAKA

Ali hasim, Dasar -Dasar Operasi Bank. PT Reneka Cipta, Jakarta. 1995
Antonio. M.Syafii .Bank Syariah dari Teori ke praktik. Gema Insani. Jakarta  2001
Arikunto. Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta . 2003.
Ascarya..Akad dan Produk Bank Syariah PT RajaGrafindo Persada. .Jakarta. 2006
Dendawijaya Lukma . Manajemen Perbankan . Ghalia Indonesia. Jakarta.2001.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. 2001
Nasution.Metodelogi Penelitian.RajaGrafindo Persada.Jakarta. 2004
Wibowo dan Widodo. Mengapa Memilih Bank Syariah. Ghalia Indonesia.  Jakarta.2005.
.
http//.www. perbankkan.com

KATA PENGANTAR
بسم ا لله الر حمن الر حيم

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah AWT, yang hanya karena rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat, serta orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman.
Proposal skripsi yang berjudul Persepsi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama Kota Bengkulu terhadap bank SyariahAlhamdulillah telah selesai tersusun. Alasan utama pemilihan topik ini adalah konsep dan aplikasi perbankan syariah
Penulis menyadari sepenuhnya, walaupun sudah mengarahkan segala kemam puan, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat berharap akan adanya masukan, baik berupa kritikan atau saran yang bersifatnya membangun untuk dilakukan perbaikan.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon ampunan dan petunjuk dari segala kesalahan.


Bengkulu,          Desember 201




Penulis